A Romantic School Life
Summary :
Draco Malfoy adalah pewaris Malfoy Industries, hidup bergelimangan harta tak membuatnya bahagia, malah menjadikannya bersikap bak pangeran es/ Harry Potter seorang anak yatim piatu yang mendapat beasiswa di sebuah sekolah elit/ pasaran? Gak papa, pokoknya gak tau bikin summary, ok cekidot
Cast: Draco Malfoy
Harry Potter
Ronald Weasley
Hermione Granger
Astoria Greengrass
Others
Genre : Drama/Romance; school life/a lil'bit Hurt/comfort
YAOI, BoyXBoy
Pairing : DRARRY
~J.K Rowling~ Harry Potter
Rated : T to M (maybe)
Warning : Typo berserakan, cerita ini asli dari pemikiran saya sendiri , karena saya newbie disini dan ini juga adalah tulisan pertamaku jadi saya mohon be patient with me ^^
No flamers, No cry
Don't like, Don't read!
Just click X above and then leave this page
I've already warn you before
.
.
.
Ketika semua orang mengais indahmu
Ada saat dimana bayangan yang kian mengejarmu
Kesekian luka yang bisa kau sembuhkan
Pada saat jutaan hati terluka yang ingin menjamahmu
Satu kata yang menjawab semua kegundahan hati
Dengan sejenak bergantung pada satu kata "Harapan"
.
.
.
Tapi tidak dengan pemuda yang sedang berjalan dengan angkuh dengan tangan yang dimasukkan ke kantong celana sekolahnya, rambut pirang platina yang terlihat indah kala terpercik sinar mentari yang makin menegaskan kesempurnaan sang empunya. Kaki jenjang dan tubuh atletis serta jangan lupakan kekayaan yang menambah nilai plus bagi orang-orang pengagum harta dan kekuasaan.
Pagi ini seperti biasanya sang pangeran yang bernama Draco Malfoy sedang berjalan dengan lurus kedepan tanpa mengindahkan tatapan yang menyiratkan iri, kagum dan tentu saja rasa yang ingin memiliki, semua hanya dianggapnya dengan perasaan muak sekaligus jijik seperti melihat tumpukan sampah yang harus di musnahkan.
Dengan kepala yang ditengadahkan ke atas ia memasuki ruangan kelas dan seketika itu juga amarahnya naik melihat surai kecoklatan yang dengan berani-beraninya menempati bangku sang pangeran tersebut.
"Apa yang kau lakukan ditempatku, bodoh?"
Seketika itu juga yang dikatai hanya balas menatap dengan keheranan "Apa kau sedang berbicara kepadaku?" tunjuknya pada dirinya sendiri.
Dengan memutar bola matanya malas, "Tentu saja kau, apa kau melihat ada orang lain disini? Cih!" Pemuda bersurai kecoklatan itu melihat sekelilingnya dan benar saja karena letak bangku pemuda abu-abu itu berada di deretan paling belakang kelas itu.
"M-maafkan aku, a-aku murid baru disekolah ini, perkenalkan namaku Harry, Harry James Potter." sambil mengangkat sebelah tangannya. Tak lupa senyum cerah yang menghiasi wajahnya dan kemudian meletakannya di depan pemuda bersurai platina itu.
Dengan cepat Draco menepis tangan Harry dan langsung membuang tas Harry sembarang "Aku tak butuh kenal dengan orang bodoh seperti kalian semua , dan segeralah pergi dari sini." tegasnya masih dengan menatap marah kearah Harry.
Harry lalu berdiri dan mengumpulkan isi tasnya yang berserakan dilantai sampai ia melihat dua orang yang berjalan kearahnya , kedua anak kelas itu membungkuk dan menemaninya memungut isi tasnya. "Kenalkan aku Harmione Granger." dan dia menunjuk pemuda di sebelahnya "Ronald Weasley." sambil mengulurkan tangannya "Harry, Harry James Potter." dan dengan senang hati kedua orang itu menjabat balik tangan Harry.
"Kalau kau mau kau bisa duduk bersama kami." ujar Hermione.
"Baiklah, terima kasih Nn. Granger ." Ujar Harry dan sontak mendapat tatapan kesal dari Hermione, sedangkan Ron sibuk memegangi perutnya sambil tertawa.
"Mione atau Hermione, panggil aku seperti itu karena kita adalah teman Harry dan kau bisa panggil dia Ron." sambil melirik kearah Weasley.
"Mmm.. Apa kau tak keberatan kalau kami berdua memanggilmu Harry saja?" tanya Mione.
"Tentu saja aku tak keberatan." balas Harry dengan tersenyum lebar.
"Kami harap kau tidak merasa tersinggung dengan ucapan pangeran es itu." sungut salah seorang dari teman barunya tersebut.
"Maksud kalian?" Tanya Harry.
"Maksud kami adalah dia." tunjuk Ron dengan hati-hati kearah Draco.
"Dengar Harry, dia adalah Draco. Draco Malfoy yang boleh dikatakan pangeran disekolah ini dan jangan lupakan bahwa yayasan School Of Hogwarts ini sebagian besar adalah milik keluarga Malfoy, dia adalah satu-satunya penerus Malfoy industries. Tapi sayangnya sifatnya jauh berbeda dengan tampangnya, kurasa kau bisa melihatnya sendiri tadi. Jadi kami sarankan kau lebih baik jauh-jauh dari Malfoy." Jelas Harmione dengan mengecilkan suaranya.
"Aku tak mengerti, tapi aku rasa dia hanya merasa kesepian saja, mak- maksudku a- aku bisa melihat itu dengan jelas dalam matanya." sambung Harry.
"What?!" Tiba-tiba saja seisi kelas berbalik ke arah bangku mereka bertiga karena suar melengking dari Ron dan Mione.
"Apa kau sudah gila Harry? Kami menyarankanmu untuk menjauhi Draco Malfoy sebelum kau bernasib sama seperti si Blaise itu." ujar Mione. Melihat raut muka yang menyiratkan tanda tanya sekaligus kebingungan dari Harry, akhirnya Ron and Mione mulai angkat bicara.
Flashback
Brugh
Terlihat seorang pemuda dengan seragam sekolah yang tampak mengenaskan dengan muka yang lebam serta baju yang sudah acak-acakan itu jatuh tersungkur di lantai sebelum menabrak dinding koridor sekolah itu.
"Apa kau yang mengataiku keluarga diktator aneh? Tau apa kau tentang keluuarga Malfoy?" sambil memegangi kerah leher baju pemuda satunya bersiap melayangkan pukulannya lagi "Bu- Bukan aku Draco."
"Kau bilang apa?"
Brugh Brugh Brugh
Seakan ingin menumpahkan segala kekesalan dan kekecewaannya selama ini, Draco tak berhenti memukul bahkan menendang temannya sendiri. Ya, keluarga Blaise Zabini adalah kerabat dekat Malfoy dan bisa dikatakan keluarga mereka berteman baik.
"Kuingatkan sekali lagi. Jangan pernah mencampuri kehidupanku lagi atau kau akan mendapatkan yang lebih dari ini." Draco kemudian berbalik dan melihat beberapa orang yang sudah melihat kejadian tadi "Itu juga berlaku untuk kallian semua." Dengan langkah yang terkesan angkuh itu Draco mulai meninggalkan Blaise yang terkulai lemas dilantai, sebelum terlalu jauh meninggalkan kerumunan itu Draco berbalik dan berucap "Panggil aku Malfoy karena aku tak suka mendengar namaku di ucapkan dari orang seperti kalian semua." Dengan tatapan yang dingin Draco membalik tubuhnya dan berjalan meninggalkan tempat itu.
End of flashback
.
.
.
"Baiklah anak-anak jam pelajaran hari ini sampai disini saja." Sang guru tersebut kemudian mengalihkan pandangannya ke salah satu bangku murid "Anak baru silahkan maju kedepan dan isilah namamu di daftar absen ini." Sahut sang guru yang tatapannya terlihat tajam itu.
"Yes, Mr. Snape." Kata Harry gugup dan segera melangkah ke arah depan kelas itu.
"Harry, right?" tanya sang guru sambil melirik ke arah absen kelas.
"Yes, sir" jawab Harry.
"Kau ambilah tasmu dan duduklah di sebelah sana." Mengikuti arah telunjuk sang guru, Ron dan Mione seketika itu juga tercekat diam membeku melihat kemana arah tunjuk sang guru.
"Berhati-hatilah, Harry." Sahut kedua teman Harry itu dengan sangat pelan tapi masih bisa ditangkap oleh pendengaran Harry.
Harry hanya bisa mengangguk pelan ke arah kedua teman barunya itu.
Harry menelan ludahnya gugup dan berjalan mengikuti perintah sang guru.
"Cih!" Draco terdengar menggumam dan membiarkan Harry menduduki bangku disebelahnya.
"Aku harap kau menjaga kelakuanmu kali ini, ." Ucap sang guru mengucapkannya dengan seringaian tipis di wajahnya dan Draco hanya membalasnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.
"Baiklah, sekarang kalian semua bisa istirahat. Dan untuk Nn. Harmione dan Mr. Weasley, aku harap kalian dapat membantuku membawa 'itu ' keruanganku." berujar sambil menunjuk kearah tumpukan buku dan alat praktek siswa di atas meja guru.
Sebelum Ron dan Harmione meninggalkan kelas Harry bisa melihat Mione memandang ke arahnya dan berbisik, "Tunggu kami hanya sebentar." dan Harry hanya membalasnya dengan senyuman.
Terlihat kelas yang mulai sunyi sepeninggal sang guru. Beberapa murid terlihat keluar meninggalkan kelas itu.
.
.
.
"Draco darling." Sebuah teriakan lantang tersebut lantas membuat kedua teman sebangku itu menoleh ke asal suara, dan terlihatlah seorang wanita yang cantik dengan sedikit mempercepat langkahnya menuju ke depan meja mereka.
"Apa maumu, Nn. Greengrass ?" Dengan raut muka malas, Draco berujar dan sontak membuat wanita itu semakin mendekat ke arah sisi sebelah Malfoy.
"Mengapa kau memanggil tunanganmu dengan nama belakang? Kau tahu kalau kau bisa memanggilku Astoria, Draco darling." Wanita itu mulai berkata dengan nada manja.
"Cepat katakan apa maumu dan segeralah pergi dari sini, kau mulai mengganggu istirahat siangku." Dengan seringaian yang mengejek dan mengintimidasi Draco membalas perkataan Astoria itu.
"Ayahku mengundangmu untuk makan malam di kediaman kami malam ini dan kau sangat tahu kalau ayahku benci penolakan Draco darling!" Astoria berkata dengan tatapan yang tak kalah mengintimidasi.
"Hanya itu? Jika hanya itu, kau boleh pergi sekarang." Draco berkata dengan mata yang berkilat menahan amarah dan jangan lupakan nada dingin yang terus saja dilontarkannya.
"Sebenarnya aku sekaligus ingin mengajakmu makan siang karena aku tahu kau belum makan siang, Darling." ujar Astoria.
"Cih! Hentikan semua omong kosongmu dan pergilah dari sini ." Draco berujar dengan penekanan diakhir kalimatnya.
"Tapi aku yakin kau tak bisa menolak ajakan untuk malam ini bukan, Draco darling?" Tanya Astoria dengan nada seduktif.
"Pergilah sekarang juga atau aku akan melemparkanmu ke luar kelas dan aku akan memastikan itu benar-benar terjadi." Kesal Draco.
Dengan tatapan kesal wanita itu melangkah meninggalkan kelas itu.
"Shit!" Frustasi Draco sambil melayangkan tatapan kesalnya ke arah luar jendela dan setelahnya menyadari bukan hanya dia yang menyaksikan pembicaraan barusan.
"What?" Draco membalikan badannya ke hadapan pemuda di sebelahnya itu, Harry yang gugup mendapat tatapan seperti itu, dengan memberanikan dirinya Harry mulai menatap mata sang pangeran yang seolah-olah menghipnotisnya menariknya kedalam doe eyes kelabu itu, dan seakan menyuruhnya untuk tetap berada di dalam sana, menemani iris kelabu yang tampak kosong itu.
"A- aku tak mengatakan apa-apa." Jawab Harry terbata setelah sadar dari lamunannya sendiri.
Tepat setelah mengatakan itu Harry menarik dirinya dari iris kelabu itu dan segera menundukkan wajahnya dari tatapan tajam sang pangeran tersebut. Wajah Harry tertunduk sempurna dengan semburat merah tipis yang menghiasi wajahnya.
Entah apa yang merasuki Draco pada saat itu, dengan mengikuti instruksi otaknya dia mulai mendekatkan sebelah tangannya untuk menggapai dagu Harry dan mengangkatnya hingga tatapan mereka bertemu, "Hijau, cantik." Gumamnya.
Kata-kata itu dengan mulusnya terlontar dari bibir Draco yang sontak membuat Harry membelalak keheranan. Draco lalu tersentak dengan segera menarik tangannya dan menatap ke luar jendela sambil memejamkan kedua matanya.
Keheningan mulai tercipta setelahnya, Draco mulai membenahi tas sekolahnya dan berdiri meninggalkan surai coklat itu yang masih tediam di tempatnya, "Kau, kau tetaplah disisiku." Ucap Draco sebelum ia berjalan meninggalkan kelas itu dan meninggalkan seseorang yang masih bingung dengan maksud ucapan sang pangeran itu.
.
.
.
TBC/END?
A/N : Akhirnya prolog ini selesai juga *amin* para readers saya tunggu review yang baik dan membangun yah! Sekali lagi saya mohon no flamers please and i mean it karna ini adalah tulisan pertama saya, .. feel free to talk anyting to me, i love making friends, so saya tunggu reviewnya para readers sekalian...
