disclaimer : Attack on Titan belongs to Hajime Isayama, I take no material profit from this work, but this story is completely mine :)

warning : typo(s), canon setting, spoiler warning ( setting setelah chapter 115 ), etc.

note : fanfik ini adalah fictogemino atau fiksi kembar, bisa dibaca dari atas ke bawah/bawah ke atas dengan dua ending berbeda. Ini fictogemino pertamaku ( setelah pembahasan fictogemino di grup, aku berniat bikin TT ). Semoga tersampaikan dengan jelas, ya ^^

Happy reading!


[ welcome home ]

.


Senja membawanya kembali.

Levi tersenyum tipis, menatap Hanji damai. Angin petang membawa napasnya.

Bibirnya terangkat ringan—dan Hanji buncah oleh isak tangis. Ketika tangan-tangan itu melemah, ketika genggamannya perlahan melonggar, tapi pria itu menatapnya dalam. Manik mereka bertemu, dan Hanji tidak pernah—dan tidak akan pernah, mengalihkan atensi selama dia masih menatapnya.

Hangat mentari mulai pudar, abendrot mewarnai langit dengan warna oranye yang vivid. Dalam embus angin yang menerpa kulit wajahnya, mereka berdua berandai. Masa depan, dinding yang tidak lagi memenjarakan, kedai teh yang mereka bangun, konversasi malam, langit sejuta bintang yang membuat mereka tetap terjaga.

"Jangan menangis, Kacamata."

"Kau—" Hanji tersenyum pahit, ada bulir kristal di sudut mata Hanji. "—aku akan membawamu, mencari bantuan, persetan jika persendianku rusak. Aku tidak peduli."

"Tidak perlu, tidak ada gunanya. Lukaku terlalu parah."

Hanji membisu. Luka sayat di wajah, tancap pedang yang berusaha Hanji bersihkan—darah yang terlalu banyak terbuang, tangan tak utuh milik Levi yang akhirnya dia tutup dengan sobekan jubahnya buru-buru.

"Kau benar-benar—" wanita itu tidak memedulikan tubuhnya yang menggigil, beku, atau tulangnya yang serasa remuk akibat menahan dingin sungai, memeluk tubuh sekarat pria itu, mati-matian agar timah panas itu tidak menembusnya. Tidak melukainya.

"Kau baik-baik saja?" bisiknya hampir tak terdengar, matanya meraih manik Hanji.

Hanji menggenggam jemarinya erat-erat, "Kukira, aku akan kehilanganmu."

Levi menghela napas, matanya terpejam lelah.

Hanji mati-matian mencoba apa pun, melakukan pertolongan pertama ketika tubuh pria itu dia bawa keluar sungai. Tulangnya membeku, persendian wanita itu teramat nyeri—tapi dia tidak peduli. Usahanya membuat eksistensi tersebut kembali bernapas—ketika oksigen menyergap paru-paru pria itu, Hanji tidak mampu menahan air matanya.

"Selamat datang kembali, Levi."

Pria itu perlahan membuka matanya.

Senja membawanya kembali.

[ fin ]

.


a/n : nah, silahkan baca lagi dari bawah uwu

maaf, ya. jadi gaje gini TT bikin fictogemino susah, hahaha. Aku akan belajar lagi kedepannya :3

Dan ... ya. 'Senja membawanya kembali' itu punya dua arti berbeda jika dibaca dari atas/bawah :v dan maaf banget ini pendek, soalnya ... yah, susah memilih kata yang bisa nyambung buat fictogemino :,)

But anyways, semoga suka, ya!

Salam,

Ares