Haii aku bawa ff baru yuhuuu ^^ (baru gak baru sih hehehe) yang terakhir kali kan jadi happy ending, yang ini... yah gitu wkwk

Semoga sukaa :)

Selamat Membaca!

.

.

Can I Be With You?

1

.

.

"Xi Luhaaannnnn," seorang gadis bermata owl tengah berlari di koridor yang cukup ramai dengan 2 buah buku tebal bertengger di tangannya. Dengan sedikit kesusahan menerobos kerumunan mahasiswa lainnya, gadis itu tetap berlari tanpa melepaskan pandangannya ke gadis lainnya yang ia panggil Xi Luhan.

Xi Luhan, mahasiswa jurusan seni smester 3, bukan mahasiswa yang populer di kampusnya tetapi cukup populer di jurusannya. Wajah cantik, kepribadian baik, dan kemampuannya yang bisa dibilang wah dan nilainya yang selalu mendapat peringkat pertama, bukan satu-satunya yang mendapat peringkat pertama, tapi tetap saja peringkat pertama judulnya. Siapa yang tak tergila-gila dengannya?

Luhan yang dipanggil terus saja berjalan tanpa menghiraukan teriakan sahabatnya itu, ia berjalan sengaja dipelankan dengan senyum jahil yang terlihat di wajahnya. "Ya!" gadis bermata owl menoyor belakang kepala Luhan dengan 2 buku tebalnya.

"Aww," Luhan berpura-pura kesakitan, padahal kekuatan sahabatnya saat menoyor kepalanya sangatlah tidak kuat.

"Berhentilah berlebihan Mrs. Xi, kau benar-benar keterlaluan. Meninggalkanku di kantin dengan buku yang beratnya mencapai 100 ton," kesalnya sambil memberikan buku yang salah satunya milik Luhan dengan ganas.

"Berhentilah berlebihan Mrs. Do, buku ini tak sampai 100 ton" balas Luhan tak mau kalah.

"Itu majas Mrs. Xi,"

"Berarti punyaku juga majas,"

"Bukan–"

Ucapan Kyungsoo berhenti ketika melihat sosok 2 orang laki-laki berjalan berlawanan arah dengan mereka. Sahabat Luhan itu langsung saja salah tingkah, ia mulai membenahi rambutnya yang mungkin saja berantakan akibat berlari tadi lalu ia sedikit berdehem. Luhan yang ada di sampingnya memutar bola matanya malas, kelakuan sahabat gilanya ini akan berubah 180 derajat saat di depan idolanya.

Sang idola, Oh Sehun, merupakan mahasiswa yang cukup diidolakan di jurusan bahkan di kampus. Memang tampan, tubuhnya perfect, dan merupakan peringkat satu selain Luhan. Tapi ia hanya punya satu ekspresi, datar! Ekspresinya tak pernah berubah kecuali saat tampil saat menari atau drama, setidaknya itu yang Luhan lihat saat berpapasan dengannya kadang-kadang. Tak hanya Sehun yang menjadi idola, tapi juga Kim Jongin atau kerap disapa Kai, ketua Club dance yang merupakan sahabat Sehun.

Semakin lama, jarak antara Luhan, Kyungsoo dengan Sehun, Kai semakin sedikit. Tinggal beberapa langkah lagi, mereka akan berpapasan dengan jarak yang dekat. Luhan mencoba bersikap seperti biasanya, berbeda dengan Kyungsoo yang sejak tadi panik melihat Sehun di sana. Saat jarak yang tak ingin Luhan maupun Sehun inginkan terjadi, aura di sekitar mereka tampak canggung.

"Hai Luhan, Kyungsoo," sapa Kai pada keduanya.

Luhan tersenyum pada Jongin, "Oh hai Kai," balas Luhan, "kalian ada kelas?"

"Hai Sehun," Kyungsoo dengan malu-malu menyapa Sehun dan tak menghiraukan Kai yang juga bersama Sehun. Bahkan Sehun pun tak membalas sapaan Kyungsoo, ia hanya menganggukkan kepalanya.

"Kami baru saja selesai," jawab Kai tersenyum, "kau tak ingin menyapaku Kyungii?" tanya Kai sambil mencubit gemas pipi Kyungsoo.

Kyungsoo mengeluarkan mode galaknya ketika Kai mencubitnya, "Yak! Kamjongg, singkirkan tanganmu!" teriak Kyungsoo sambil memukul lengan Kai dengan buku tebalnya.

Kai mengaduh kesakitan, sekedar untuk menarik perhatian Kyungsoo. Sedangkan Luhan dan Sehun yang masih berada di sana saling lirik dan dengan tiba-tiba mengalihkan pandahannya ke arah lain ketika tak sengaja mata mereka bertemu. Gelagat mereka sungguh lucu jika dilihat.

Luhan mengalihkan pandangannya ke buku yang ia pegang sekedar pura-pura membaca covernya agar terhindar dari rasa canggung yang mereka buat. Sehun akan dengan senang hati memandangi Luhan yang sedang menunduk, rambut panjang sepunggungnya yang tergerai tak sampai menutupi wajahnya membuat Sehun dengan leluasa memandanginya.

Sebenarnya Luhan sadar jika sedang dipandangi, tapi ia tak berani mengangkat wajahnya. Bagaimana jika ia mengangkat wajahnya lalu bertemu pandang dengan Sehun dan wajahnya berubah merah? Oh tidak boleh.

Luhan berdehem, menghentikan pertengkaran kecil sahabatnya dengan Jongin, "Ehm, Kyung kita telat," ucap Luhan sambil mengangkat ponselnya yang menunjukkan pukul 10.02.

Sehun tiba-tiba sengaja terbatuk, "Kai, ayo ke kantin," ajak Sehun melihat ke arah Kai lalu sedikit melirik ke Luhan sebelum beranjak dari tempatnya.

"Sampai jumpaa," ucap Jongin. Lalu mengikuti Sehun yang sudah terlebih dahulu pergi.

"Ugh! Dasar Kamjong pengganggu," gerutu Kyungsoo lalu mereka memasuki ruang kelas yang sudah ramai tetapi dosen belum datang.

.

.

"Sampai kapan kau akan diam seperti ini?" tanya Kai setelah mereka sampai di kantin dan menunggu pesannanya datang.

Sehun menyandarkan punggungnya pada kursi, "entahlah, aku benar-benar lelah hari ini," ucapnya lalu meminum air mineral di mejanya.

"cepatlah bertindak sebelum Luhan diambil yang lain," Kai memperingati.

"Aku harus apa? Luhan saja tak menunjukkan bahwa ia menyukaiku," jawab Sehun frustasi.

"Siapa yang tahu. Tak semua wanita akan menunjukkannya jika ia menyukai seseorang,"

"Kyungsoo?"

"Yak! Kataku tak semua, Kyungsoo milikku. Jangan sampai kau berpindah!" Kai menatap galak Sehun.

"Milikmu? Bahkan saat bertemu Kyungsoo kau selalu bertengkar," ejek Sehun. Makanan yang mereka pesan datang. Mereka menghentikan pembicaraan dan mulai fokus pada makanan masing-masing.

"Kai. Apa ada yang menyukai Luhan?" tanya Sehun di tengah makannya.

Kai mengunyah makannya dengan cepat lalu menelannya, "Kau," jawabnya enteng.

Wajah Sehun berubah sebal, "Pabo! Selain aku,"

Kai tampak berpikir disela suapannya, "Kris, ya Kris Wu dari jurusan manajemen," jawabnya.

Sehun mengerutkan keningnya, "fakultas manajemen jauh dari fakultas kita, bagaimana kau tahu?" selidik Sehun, ia meletakkan sendokknya dan mulai memberikan perhatian penuh pada sahabat di depannya.

"Kau tahu Chanyeol?" Sehun menganggukkan kepalanya.

"Ia adalah teman dekat dari Kris. Dan aku mendapatkan info darinya karena tak jarang Chanyeol memberikan coklat titipan dari Kris untuk Luhan," jelas Kai sebelum melanjutkannya, "dan–"

Sebelum Kai menjelaskannya lebih lanjut, wajah Sehun sudah memerah, ia kesal info sepenting ini tak sampai di telinganya dengan cepat, "Pabo! Kenapa kau tak memberitahuku?" Sehun membanting sendoknya, ia tak jadi menyuapkan satu sendok nasi ke mulutnya.

Kai memutar bola matanya jengah, "kupikir kau sudah tahu. Kau menyukai Luhan, kenapa jadi aku yang tahu tentangnya!" kesal Jongin tak habis pikir dengan sahabat albinonya ini. Ia jadi malas menjelaskannya, dan Kai pun melahap makanannya kembali.

Sehun beranjak dari duduknya, mengambil tas yang ia letakkan di kursi sampingnya, "aku pergi dulu," pamit Sehun pada Kai yang sibuk mengisi perutnya.

Kai hanya mengangguk masih sambil menyuap mulutnya, tangannya yang menganggur ia gunakan untuk melambai pada Sehun.

.

.

Sunyi.. inilah kata tepat untuk menggambarkan tempat Sehun berada. Setelah ia pergi meninggalkan Kai, Sehun memutuskan untuk ke perpustakaan. Bukan untuk belajar, tapi saat ini kepalanya direbahkan di atas meja dengan buku yang ia sengaja berdirikan di depannya. Jika dilihat, ia seperti sedang membaca, ckck so smart!

Sehun benar-benar lelah hari ini, setelah selesai kelas yang sangat melelahkan ia harus bertemu Luhan. Tambah lelah untuk mengatur detak jantungnya yang tak karuan. Berada cukup lama di dekat Luhan benar-benar rekor untuknya, biasanya, hanya lewat di dekatnya ia akan merasa mual dan jantungnya mendesak keluar.

Sekitar 1 jam ia tertidur di perpustakaan, Sehun mulai terbangun dari tidurnya. Tapi cukup lelah untuk membuka mata, jadi ia putuskan tetap memejamkan matanya. Sehun berbalik ke arah yang berlawanan saat ia tidur, tak sengaja matanya terbuka sedikit yang mengakibatkan jantungnya berdetak tak karuan. Sehun membuka matanya perlahan memastikan apa yang matanya lihat tadi. Matanya terbuka sempurna, detak jantung Sehun tambah tak karuan, ia sampai memegang dadanya agar suara jantung itu tak terdengar ke telinga gadis di sebelahnya.

Sehun tersenyum menikmati apa yang ada di depannya, wajah seorang gadis yang selama ini ia sukai, entahlah mungkin ia cintai? Wajahnya tenang saat membaca buku yang ada di depannya, tampak cantik, mata rusanya berkilau dan astaga bibirnya. Sehun menahan sekuat tenaga agar tak menyerang bibir itu.

Gadis itu mengalihan pandangannya ke ponsel yang ada di sampingnya, ia terlihat mengetikkan sesuatu lalu meletakkannya kembali. Sehun masih memperhatikan dengan senyumnya, wajah gadis itu berubah agak kesal lalu beranjak dari duduknya yang di samping Sehun.

Sehun mengangkat kepalanya, terasa sakit karena terlalu lama tidur dalam posisi yang tak baik. Sehun menutup buku yang ia gunakan sebagai persembunyian tidurnya dan mengikuti langkah Luhan keluar dari perpustakaan.

Sehun menghentikan langkahnya ketika ia melihat Luhan duduk di taman sambil memosisikan sebuah kamera di depannya, tak lama Sehun mendengar suara merdu yang mengalun memasuki telinganya. Lagu yang familiar di telinganya, sangat menakjubkan, dan menenangkan.

.

gwaensiri useumina

tto saenggagina

sarangirange biseushangeolkka

najui haewa bamui

daldo naemameul moreujyo

be with you

cry cry don't ever cry

seulpeujianhgil barae baby

sarang ijeya algessjyo

fly fly forever fly

neowa duri onjongil–

Luhan menghentikan nyanyiannya, ia kewalahan dengan part lagu yang seharusnya ia bagi dengan Kyungsoo, tapi Kyungsoo dengan seenak jidatnya berkata tak bisa hadir di pengambilan nilai tarik suara dan musik, benar-benar gila.

"Hai," seseorang menyapa Luhan.

.

.

to be continued-

.

.

Haaaiiii HHS disini yuhuuu!

Orang : "Thor, bukannya ini dah pernah di post?" *mikirkeras*

Author : *bekepsiorang*

Orang : "hmppppp"

Author : *senyum-senyum* Hehehe dah denger ya? Iya nih, dah pernah di post di wattpad. Tapi kan disini belum *cengir-cengir*

Orang : *keabisannapas-pingsan*

Author : *kaburrr*

Silakan reviewwww hehehe ^^

Lanjut?

Gamsahamnida *loveforHUNHAN yeayy!