Prolog
Edited: April 24, 2015
Malam itu lebih dari sekadar gelap gulita. Baik bintang maupun bulan tertutupi oleh awan hitam. Hujan deras yang mengguyur seisi kota sejak sore tidak juga reda. Sesekali kilat menerangi jalanan yang sepi. Diikuti oleh suara geluduk yang justru membuat orang memejamkan mata mereka, ketakutan.
Di sebuah jalan sepi di pinggiran Italia, seorang wanita bermantel putih kusam berjalan menerjang badai. Warna mantelnya kontras dengan payungnya yang berwarna hitam. Dia berjalan mendekati sebuah lampu jalan yang berkelap-kelip—satu-satunya lampu jalan yang bisa dibilang layak di sepanjang jalan itu.
Wanita itu berhenti di depan sebuah bangunan tua tidak jauh dari sana. Bangunan tersebut benar-benar tua dan antik, terutama dengan gerbang besi tinggi berwarna hitam yang tampak rumit. Namun, pekarangannya tampak terawat. Bahkan jika seseorang melihat dengan teliti, akan terlihat kebun kecil di sana, sehingga orang bisa tahu kalau bangunan tersebut bukan tidak berpenghuni seperti kebanyakan bangunan tua di sekitar situ. Karena hari sudah sangat malam, semua lampu dalam bangunan sudah mati kecuali lampu berandanya. Hal ini membuat si wanita sedikit ragu saat hendak memasuki pekarangannya.
Dia menaiki undakan-undakan anak tangga yang cukup panjang menuju ke depan pintu besarnya. Dia berhenti sebentar di tengah jalan untuk menarik napas. Akhirnya, di depan pintu, dia letakkan benda yang sedari tadi dia pegang erat di atas lantai beranda yang pucat. Sebuah keranjang besar yang isinya dilindungi oleh selimut tebal.
Lalu dia berpaling hanya untuk berhenti lagi, membiarkan keragu-raguan menyergap dirinya. Ekspresinya tidak pernah terlihat di balik tudungnya.
Dengan cepat, bagaiakan satu gerakan saja, dia kembali mendekati keranjangnya, mengambil isinya dan memeluknya. Lalu memperlihatkan tubuh mungil berambut hitam yang terlelap dalam tidurnya. Dibelainya rambut hitam pekat itu sebentar saja, namun penuh kasih sayang. Tangan wanita itu sangat kurus, tapi dengan itu digendongnya bayi kecil tersebut dengan kuat seakan-akan tidak ingin melepaskannya.
Tiba-tiba bayi tersebut membuka matanya yang juga hitam dan seperti manik-manik. Memandang wanita di hadapannya yang jadi panik bukan main. Tapi, wanita itu segera mencium kening bayinya dengan lembut, merasa bahwa itu adalah yang terakhir kalinya. Bayi itu tertawa bahagia, meghancurkan hatinya, lalu kembali tertidur lelap.
Setelah sang ibu memeluk bayinya untuk yang terakhir kalinya, diletakannya kembali bayi tersebut ke dalam keranjang. Dia berjalan mundur lalu mengingat sesuatu. Diletakannya payung hitamnya di sisi keranjang yang mungkin terkena hujan.
Wanita itu menarik tudungnya sehingga semakin ke bawah. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum berlari menerjang badai dan tidak pernah terdengar lagi.
[0]
Diantara suara hujan dan guntur, terdengar suara tangisan bayi. Suara yang sangat kontras di jalan penuh bangunan-bangunan tua bagaiakan sarang penyamun.
Seorang wanita berumur, keluar dari dalam salah satu bangunan. Dia tahu dari pengalaman bahwa tangisan tersebut tidak berasal dari dalam bangunan manapun. Tanpa berpikir dua kali, dia turun ke bawah dan melepaskan gembok pintu. Pertama, dia hanya mengintip, berhati-hati kalau-kalau ini adalah jebakan. Kemudian, setelah yakin aman, dia membuka pintu cukup lebar baginya untuk dapat melihat sebuah keranjang di depan pintu rumahnya.
Wanita itu masih mengenakan gaun tidurnya dan kelelahan tampak sangat jelas di raut wajahnya, namun keterkejutan segera mendominasinya.
"Betapa bodonya, ini sudah sering terjadi. Tapi, ini tidak pernah berhenti mengejutkanku," gerak-geriknya seperti berkata demikian.
Dia berjongkok di dekat keranjang. Diangkatnya bayi mungil berbalut selimut jingga di kedua tangannya. Dia merangkulnya dan menimang-nimangnya. Tidak lama bayi itu berhenti menangis.
Bayi itu melihat padanya dengan mata hitam bundarnya yang sangat lugu. Wanita itu tersenyum dengan lembut, namun matanya berkilat-kilat menakutkan.
"Selamat datang di mafia, Renato sayang," sambutnya.
~TBC~
Next Chapter: FonxReborn, mungkin juga tambahan VerdexReborn, brotherly Love, atau lebih atau bagaimanapun kalian melihatnya
