"IT'S WARM AND SHINING"

.

Meanie (Mingyu X Wonwoo) Fanfiction

.

By JejeKyu Red Saphire

.

Enjoy it!^^

(So it's kinda) Prologue

Kedua manik mata milik Kim Mingyu menatap lurus ke langit senja di depannya. Beberapa burung walet terbang tinggi di atasnya. Angin musim panas juga terasa cukup sejuk sore ini. Suasana taman kampus yang sepi memberi kesan kedamaian. Semuanya terasa sempurna. Kecuali rasa perih di pipi kirinya.

"Apa masih sakit?"

Mingyu memutar kedua bola matanya atas pertanyaan yang dilontarkan oleh pria yang duduk di sampingnya. "Menurutmu?"

"Apa sesakit itu?" tanya pria itu lagi.

"Tidak, sama sekali, rasanya sangat menyenangkan. Kau bisa menonjok pipiku lagi kalau kau mau." Jawab Mingyu sarkastik, membuat pria itu memasang muka masam.

"Maaf," Pria itu mengalihkan pandangannya yang sedari tadi tertuju pada Mingyu, "Yah, walaupun sebenarnya kau memang pantas menerimanya, sih."

Mingyu mengangkat kedua alisnya. Pria itu berkata lagi, "Kau, kan, dalam keadaan sadar semalam. Jadi walaupun aku, ehm, menggodamu –secara tidak sadar– kau seharusnya tidak melakukan itu padaku!"

"Bukan sepenuhnya salahku juga, kan? Habisnya kau terlalu sulit untuk ditolak." Mingyu mengangkat satu sudut bibirnya, membentuk seringai. Ia tertawa begitu melihat kedua pipi pria itu bersemu merah.

"Ngomong-ngomong, " Mingyu mengulurkan tangannya, "Namaku Kim Mingyu."

Pria itu menatap tangannya sebentar sebelum beralih pada wajahnya, tersenyum sambil menyambut uluran tangan itu.
"Jeon Wonwoo."

"Kau semester berapa?" tanya Mingyu setelah melepas tangan mereka.

Jeon Wonwoo mengusap bagian belakang lehernya. "Sebenarnya aku akan wisuda tiga bulan lagi."

"Wah, pasti menyenangkan bisa segera lulus dari universitas. Dan terbebas dari skripsi."

"Kau tau betapa senang rasanya ketika dosen menerima skripsimu?"

"Aku belum tau, tapi kurasa rasanya sangat menyenangkan."

Mereka tertawa setelahnya.

"Aku sudah semester 6 dan baru semalam aku merasakan yang namanya seks." pengakuan Mingyu membuat Wonwoo menatapnya dengan mata melebar.

"Serius? Dari tampangmu kupikir kau adalah orang yang suka "bermain", tapi ternyata sebenarnya kau adalah kucing polos."

Mingyu tertawa pelan. "Yah, kupikir aku akan melakukannya hanya setelah aku menikah nanti."

"So, I'm your first?" Wonwoo menaikkan satu alisnya teasingly.

Mingyu kembali tertawa pelan. "Aku benar-benar tidak pernah berpikir akan melakukan seks dengan seorang pria, terlebih dengan pria yang bahkan baru aku temui di sebuah pesta."

Wonwoo menyandarkan tubuhnya ke belakang sebelum membalas, "Walaupun aku sudah melakukan seks beberapa kali, tapi melakukannya dengan seorang pria, kau yang pertama. Dan, ugh, aku masih tidak percaya aku menjadi bottom semalam."

"Kau melakukan peranmu sebagai bottom dengan sangat baik, kau tau?"

Wonwoo menyipitkan matanya, menatap Mingyu dengan tajam, "Aku menyesal melakukannya denganmu semalam."

Mingyu mencolek dagu Wonwoo, menggodanya. "Jangan berbohong, Wonwoo hyung! Ayo kita lakukan lagi lain kali!"

Wonwoo segera menepisnya. "Ewh, tidak, terimakasih. Kecuali kau yang jadi bottom."

Mingyu tertawa keras mendengarnya. Wonwoo sangat lucu, pikirnya. Melihat Mingyu tertawa, Wonwoo tidak bisa menahan untuk tidak ikut tertawa.

Setelah melontarkan beberapa candaan, mereka memutuskan untuk mengakhiri pertemuan mereka. Mingyu menawarkan untuk mengantar Wonwoo pulang dengan motornya. Wonwoo mengangguk cepat. Lumayan, pikirnya. Mereka tiba di rumah Wonwoo lima belas menit kemudian, lalu berpisah setelah saling bertukar nomor telepon. Just in case.

.

Meski telah bertukar nomor telepon, mereka tidak pernah berhubungan lagi setelah hari itu. Baik Mingyu maupun Wonwoo agaknya tidak begitu peduli satu sama lain. Hingga suatu hari, Mingyu kembali melihat pria bermarga Jeon itu di kampusnya. Wonwoo terlihat berjalan memasuki ruang kesehatan.

"Apa dia sakit?" tanya Mingyu dalam hati sambil berjalan pelan mengikuti Wonwoo, berusaha untuk tidak disadari. Ia mengintip dari sisi pintu. Dilihatnya Wonwoo sedang duduk di depan seorang wanita –dokter jaga– dan berbicara sesuatu, entah apa karena Mingyu tak dapat mendengar apapun dari tempatnya mengintip.

Dokter itu mengambil sesuatu dari laci mejanya, kemudian meletakkannya di tangan Wonwoo. Mingyu tidak bisa melihatnya dengan jelas karena terhalang oleh tubuh Wonwoo yang membelakanginya. Setelah itu Wonwoo berdiri dan nampak akan pergi dari ruangan itu. Mingyu segera memutar badan dan berjalan pergi, namun suara Wonwoo membuatnya terhenti.

"Hey! Kim Mingyu!"

Mingyu kembali memutar badannya, tersenyum sheepishly, dan berbalik menyapa.

"Uhm, hai?"

Wonwoo berjalan menghampirinya. "Sepertinya sudah lama sekali sejak terakhir kali kita bertemu, ya?"

"Yeah, hampir tiga bulan, kurasa?"

"Ternyata memang sudah lumayan lama." Wonwoo mengangguk-angguk.

Mingyu teringat sesuatu, "Ah, bukankah sebentar lagi kau akan wisuda?"

"Yep, tiga hari lagi." Jawab Wonwoo dengan senyum lebar.

"Woah, kalau begitu kau harus menraktirku makan setelah hari wisudamu!"

"Hahaha, boleh, boleh... Tapi kau harus datang sendiri! Jangan mengajak teman-teman sekelasmu juga! Ah, pacar! Aku tidak mau jadi obat nyamuk nantinya."

"Tenang saja, aku belum punya pacar, kok." Ucap Mingyu sambil mencolek dagu Wonwoo. Entah kenapa ia suka sekali menggoda pria satu ini.

Wonwoo segera mengangkat tangannya, membentuk kepalan, "Mau aku tonjok lagi?!"

Mingyu tertawa keras dan lagi-lagi Wonwoo tidak dapat menahan tawanya. Hingga sebuah suara memanggil Wonwoo, menginterupsi keduanya.

"Aku harus pergi. Akan aku kabari lagi besok!"

Mingyu membalas lambaian tangan Wonwoo sambil tersenyum lebar.

.

Waktu menunjukkan pukul sembilan malam ketika Mingyu keluar dari kamar mandinya. Ia menggosok rambutnya yang basah dengan handuk miliknya. Sambil terus menggosok rambutnya, ia berjalan menghampiri ranjang, meraih ponselnya yang tergeletak di atas sana.

"Oh, dari Wonwoo." Gumamnya ketika melihat sebuah pesan terkirim ke nomornya lima belas menit yang lalu.


From : Jeon Wonwoo

To : Kim Mingyu

Temui aku di taman kampus besok pukul lima sore.


Mingyu mengernyitkan dahinya.


To : Jeon Wonwoo

From : Kim Mingyu

Eh? Ada apa? Bukannya kau mau menraktirku setelah hari wisuda? Wisudamu masih tiga hari lagi, kan?


Wonwoo tidak membalas pesannya. Mingyu sendiri tidak menyadarinya karena ia telah terlelap dalam tidurnya masih dengan handuk basah di tangannya.

.

Mingyu kembali melirik ke arah jam tangannya. Pukul lima lebih dua puluh menit. Ia mengedarkan pandangannya untuk kembali mencari sosok seorang Jeon Wonwoo.

"Apa terjadi sesuatu dengannya dalam perjalanan? Kenapa belum datang juga?" tanyanya dalam hati, "Atau dia sedang mengerjaiku?"

Hingga kemudian ia melihat pria itu berjalan ke arahnya.

"Kau kemana saja, sih? Kupikir kau cuma mengerjaiku." Ucap Mingyu ketika Wonwoo duduk di sebelahnya. Namun ia tak mendapat balasan.

"Hey, Jeon Wonwoo!" Mingyu melihat wajah Wonwoo lebih dekat. Kedua bola mata Wonwoo bergerak-gerak gelisah, terlihat ketakutan. Bibir bawahnya memerah di antara jepitan gigi-giginya. Ada yang salah dengan Wonwoo.

"Kau kenapa? Apa terjadi sesuatu? Kau baik-baik saja, kan?" tanya Mingyu penuh kekhawatiran.

Wonwoo menoleh, menatapnya masih dengan raut gelisah. Hal itu semakin membuat Mingyu khawatir.

"Kau membuatku khawatir, Jeon Wonwoo." Mingyu mengutarakan perasaannya.

"Aku..." suara Wonwoo terdengar seperti cicitan kecil, "..aku tidak mengerti."

"Apa yang tidak kau mengerti? Katakan dengan jelas! Ya, Tuhan, kau semakin membuatku takut!" Mingyu mengacak rambutnya sendiri dengan gemas.

Wonwoo tidak menjawab. Namun tangannya terlihat meraih sesuatu dari dalam saku jaketnya. Entah kenapa jantung Mingyu berdetak semakin cepat seiring benda itu muncul dari dalam saku.

Sebuah test pack.

Mingyu mengerjapkan matanya bingung. Kenapa Jeon Wonwoo menyodorkan test pack bertanda positif padanya?

.

TBC or END?

.

How is it? How is it? It's too long for a prologue I guess? XD Aww... I'm super excited and I wonder how you guys feel

Saya bukan author baru kok di ffn, tapi baru muncul lagi sekarang. Jadi saya tidak akan merasa offended kalau kalian merasa tidak pernah menjumpai penname JejeKyu di ffn :') Rasanya jadi gugup, kayak jadi anak baru lagi, hehe.

Saya baru di fandom Seventeen, jadi mohon bantuannya! Maaf juga kalau terlalu banyak kekurangan di ff ini

Special thanks to my one and only Dugeunkyoo :D Kalau bukan karena deadline mu (nggak, becanda, nggak ada deadline), pasti ff ini tidak akan muncul di sini. She's an amazing author, take a look to her fanficts! :D

Menerima kritik dan saran yang membangun^^

.

.