"Jung Michun Present"
An Alternative Universe
"WE GOT MARRIED"
A Romance anget-anget story
Chaptered 1 of ?
Changmin | Yunho
HOMIN! Changmin!boy Yunho!boy and Other GS!
Rate : T aman
Desclaimer : karakter di dalam milik Tuhan Yang Maha Esa. Ide cerita milik saya sendiri yang entah datang dari mana.
Warning: gaya bahasa informal banget, tapi bisa berubah sesuai kehendak kkk~ ini HOMIN! YUNHO! CHANGMIN! BoyxBoy. DLDR
WE GOT MARRIED
"TUK"
"TUK"
"TUK"
Pria muda berkacamata itu beberapa kali mengetukan penanya ke meja, matanya fokus menatap laptop yang menampilkan deretan-deretan kalimat yang membingungkan. Ia mengacak-acak rambut hitam pendeknya kemudian melepaskan kaca mata tersebut, ia meraih cangkir kopi yang isinya tinggal setengah dan meneguknya sampai habis.
"benar-benar menyulitkan" keluhnya sambil membenturkan kepalanya ke space meja yang kosong.
Sejurus kemudian ia mengangkat kepalanya ketika mendengar tombol password pintu apartemennya berbunyi, ada yang menekannya dari luar. Pasti orang itu, ucapnya dalam hati.
Ia keluar dari kamarnya yang sedikit gelap dan melihat pintu apartemennya sudah terbuka menampilkan sesosok pria berjas yang terlihat lebih dewasa darinya.
"mau ngapain?" tanyanya malas.
"eh, ada Changmin" pria itu sedikit tersentak dengan keberadaan sang pemilik apartemen yang keadaannya... yeah, tubuh kucel yang dibalut kaos oblong longgar dan boxer hitam sebatas lutut, ditambah rambut acak-acakan dengan mata sudah berkantung hitam.
Pria dewasa itu sedikit melengo kemudian mengangkat kotak persegi panjang bertuliskan "Pizza" di atasnya.
"Makan malam" ucap pria dewasa itu sambil tersenyum.
"maksudku ngapain Yunho hyung kesini?" tanyanya lagi sambil mengikuti pria berpizza itu ke dapur.
"makan malam, mau apa lagi?" ucap Yunho sambil memiringkan kepalanya.
Changmin memutar bola matanya malas "kan bisa makan di rumahmu sendiri? Ngapain disini?"
"pengen makan bareng. Emangnya ga boleh makan bareng pacar sendiri?" tanya Yunho sok polos.
Changmin menghela napas, ia mengambil cangkir di rak berniat membuat kopi lagi, "kan udah aku bilang, akhir-akhir ini aku sibuk buat selesain tugas akhirku buat ujian nanti. Aku ga bisa nemenin hyung terus"
Yunho menatap cangkir berisi cairan hitam di tangan Changmin "belum makan, ya?" tanyanya.
"hyuungg~" Changmin greget juga dengan Yunho yang selalu mengalihkan pembicaraan.
Baru ia akan mengangkat cangkir kopi untuk ia minum, Yunho sudah merebutnya digantikan dengan sebox pizza di tangan Changmin.
"makan ini. Ngerjain tugas mulu, nanti kalau kamu ga bisa ujian gara-gara sakit, gimana?" ucap Yunho kemudian menyeruput kopi dengan uap yang masih mengepul dan hampir membakar lidahnya, "kok panas?" sambar Yunho.
Changmin menatap Yunho dengan bengong "kan emang baru aja dibikin. Hyung liat sendiri 'kan aku baru bikin kopi, terus juga tadi mau aku tiupin dulu, hyung"
"aaah..." Yunho pergi meninggalkan dapur itu sambil sesekali menjulurkan lidahnya agar kembali dingin.
Changmin menatap punggung Yunho sambil tersenyum geli, ada-ada saja orang itu.
Kemudian ia menatap box pizza yang masih terisi penuh, benar saja ia belum makan sama sekali, dan baru terasa lapar karena melihat makanan di hadapannya. Semua itu gara-gara tugas akhir yang menyebalkan. Ia mengambil sepotong pizza dan melahapnya, kemudian berjalan mengikuti Yunho yang sepertinya sekarang ada di kamarnya.
*WE GOT MARRIED*
"kamarmu gelap banget sih, Min" ujar Yunho ketika melihat Changmin yang mulutnya penuh dengan pizza baru kembali dari dapur. Changmin memperhatikan kamarnya yang hanya di terangi oleh lampu belajar dan laptop yang ada di atas meja.
"aku tahu kamu lagi nyari wangsit buat ngerjain tugas, tapi ga usah gelap-gelapan kaya di goa juga. Ga baik buat mata kamu tahu"
Yunho menekan tombol lampu kemudian duduk di atas kasur. Changmin hanya menatap malas kelakuan Yunho, lalu ia kembali mematikan lampunya dan kamar kembali gelap seperti semula. Apa yang salah? Ia lebih suka seperti ini, membantunya untuk lebih fokus. Yunho hanya menghela napas melihat Changmin yang kembali menyibukan diri dengan laptopnya.
Cekrek
Changmin kaget setengah mati, ia kira ada kilat atau geledek atau petir di malam cerah begini. Ia menengok kebelakang, menatap ganas Yunho yang tengah berdiri di samping tombol lampu sambil nyengir tanpa dosa.
"HYUNG! Kau mengagetkan ku!"
"lebih baik begini Min. Siapa tahu kepalamu juga ikutan bercahaya seperti lampu, hehehe" ucapnya ringan kemudian pergi ke kamar mandi.
"terserah kau sajalah!" jawab Changmin ketus lalu kembali fokus dengan laptopnya.
Beberapa menit kemudian, Yunho keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar, mengganti pakaiannya dengan kaos hitam dan celana training yang pastinya milik Changmin.
Ia berdiri di belakang kursi Changmin dan mendekatkan kepalanya, ia membaca beberapa paragraf di sana dan berkomentar "bagus" sambil menganggukan kepalanya.
Changmin berbalik kaget dengan mata melotot, "hyung! Tidak bisa 'kah kau berhenti mengagetkanku?!"
Yunho menatap Changmin heran, "kau ini sedang mengerjakan tugas apa melamun sih? Kok kaget mulu?"
"aku sedang berpikir, tahu?! Pergi sana!" ujarnya sambil mendorong Yunho menjauh.
"ya sudah" ucap Yunho kemudian membaringkan tubuh lelahnya di kasur milik Changmin.
"ARRGGHH"
Baru beberapa detik Yunho memejamkan matanya dan hampir terlelap, ia terhenyak kaget mendengar raungan di hadapannya. Ia langsung bangun berdiri menatap khawatir Changmin yang sedang memegangi kepalanya.
"kenapa Min?" tanya Yunho khawatir.
Changmin memutar kursinya dan menatap Yunho, "aku pusing hyuuuuung... ini sulit sekali" ujarnya manja.
Yunho melengo melihat pemandangan itu, seorang jenius Shim Changmin kesulitan mengerjakan tugas? Yunho pun kembali mendudukan dirinya di kasur, bikin kaget saja.
"tidur dulu, sini. Itu bisa di kerjakan besok" perintah Yunho lembut sambil menepuk sampingnya yang kosong.
Changmin kembali berbalik mengacuhkan perintah Yunho. "kenapa sih dosen kolot itu harus memberikan judul yang sulit ini kepadaku?!" ucap Changmin sambil menangkup wajahnya.
"itu karena dosenmu tahu potensi yang kamu miliki dan ia yakin kamu bisa mengerjakannya" jawab Yunho menyemangati.
"itu kan ga adil!"
"tentu adil, kamu 'kan sudah terlahir jenius. Masa ngerjain tugas yang cetek sih" kembali timpal Yunho.
"nyebelin banget sih! Tetap saja hyung.. masalahnya judul yang aku dapet itu ga masuk akal banget. Masa aku disuruh nulis Pengaruh Kasus Saefool Jamilah terhadap Psikologis Anak-Anak diatas Umur? Kan' ga nyambung sama jurusan aku ya hyung"
Eh, kok Changmin jadi ngelantur gitu ya. Yunho menatapnya takut. "Min mending tidur, dari pada kamu jadi nulis yang engga-engga"
"hyung, aku mau ngerjain tugas. Ga mau disuruh tidur" sambar Changmin.
Yunho menghela napas. Dilihat-lihat, kasihan juga sih anak ini. Sifatnya terlalu perfectsionis jadi harus bener mulu.
"Changmin-ah.. bobo yuk"
"Min-ah..."
"Chwang-ah..."
"bebebku, sayangku.."
"Chagiya.."
"Honeey.."
"Yeobo..."
"HYUNG!"
Yunho tersentak. "berhenti bersuara atau kau aku keluarkan dari kamar ini! Dan berhenti mengeluarkan panggilan-panggilan menjijikan itu!"
Beberapa menit, akhirnya Yunho benar-benar diam. Changmin mematikan laptopnya, sepertinya ia benar-benar sudah tidak bisa melanjutkan mengerjakan tugasnya. Ia bangkit dari kursi dan melihat Yunho yang sudah tertidur dengan pulas.
Ini kan hari Sabtu, kenapa Yunho-hyung pulang selarut ini? Dan hyung juga terlihat sangat lelah, apa yang dia kerjakan ya? Changmin mematikan lampu kamarnya dan kemudian berbaring di samping Yunho. Ia merapikan selimut mereka dan ikut terlelap menyusul Yunho.
*WE GOT MARRIED*
Yunho terbangun karena mendengar sayup-sayup bunyi keyboard yang ditekan di sampingnya, ia juga dapat menghirup aroma kopi pagi yang khas.
"itu kopi buat kamu hyung" ucap Changmin yang sedang bersandar di kepala kasur dengan laptop di pangkuannya. Yunho menatap kopi itu.
"hangat kok, ga panas" kembali ujar Changmin.
Yunho mendudukan dirinya dan meraih cangkir kopi itu. ah, iya. Samalam 'kan aku tidur di sini.
"Changmin-ah" panggil Yunho setelah sebelumnya ia meletakan cangkir kopi ke tempatnya semula.
"apa?"
"hari ini 'kan hari Minggu"
"ya emang hari Minggu hyung.." timpal Changmin dengan cepat.
"aku belum selesai ngomong"
"hhnn"
"kita jalan-jalan yuk" ajak Yunho. Sebenarnya sih dari kemarin Yunho sudah merencanakan acara hari ini. Walaupun kemarin hari Sabtu, ia tetap pulang malam untuk menyiapkan sesuatu untuk Changmin. Yunho tersenyum kecil membayangkan bagaimana reaksi Changmin karena kejutannya. Apakah Changmin akan menangis haru, kemudian memelukanya kemudian menciumnya kemudian—
"ga mau"
—menolaknya.
"ye?" seketika Yunho bengong dan senyum yang menggelikan itu hilang.
"kenapa? Ini 'kan hari Minggu" heran Yunho dengan wajah memelas.
"karena ini hari Minggu, aku mau fokus mengerjakan tugas"
Yunho terlihat sebal diduakan dengan tugas menyebalkan itu. Ia menyandarkan tubuhnya kemudian meminum kopinya. "dasar Changmin, ga pernah ada manis-manisnya sama hyung" gumamnya pelan.
Changmin memutar bola matanya malas mendengar gumaman Yunho, ia pun bangkit menaruh laptop di atas meja kemudian mengambil cangkir kopi yang ada di tangan Yunho. Ia pergi meninggalkan kamar tanpa sepatah katapun, membuat Yunho heran dengan tingkah Changmin yang serba tiba-tiba.
Beberapa saat kemudian, Changmin datang dengan cangkir kopi yang sama dan memberikannya kepada Yunho. Lalu Changmin duduk di depan mejanya dan kembali menatap laptopnya itu.
Yunho menatap Changmin dan cangkir kopi secara bergantian, ada apa sih sama Changmin?
Ia pun menyeruput kopinya dan diam beberapa saat, ada yang aneh dengan kopinya, sedetik kemudian Yunho terbatuk kemudian menatap horror ke arah Changmin.
"Changmin-ah.. uhuk.. apa yang sudah kamu lakukan ke kopi hyung?" tanya Yunho horror.
"tadi kata hyung ga ada manis-manisnya, ya udah aku tambahin gula" jawab Changmin dengan santai.
Yunho semakin melebarkan mata dengan mulut terbuka.
Changmin berbalik menatap Yunho dengan heran, "padahal hyung, menurutku kopinya udah manis. Kok hyung minta tambah gula?" tanya Changmin polos.
Ya Tuhan, sebenarnya Changmin sedang mengerjaiku atau bukan sih? semalam minum kopi panas, sekarang kopi super manis yang nyelekit, ya Gustii. Batin Yunho
Yunho menghela napas kemudian berkata "hyung benar-benar akan diabetes Min, ini terlalu manis"
"cih.. gombal murahan" ejek Changmin mengingat dulu Yunho sering menggombalinya dengan kata-kata manis dan diabetes. Kan alay.
Kini Yunho sesak napas karena sikap Changmin, HYUNG BUKAN LAGI NGEGOMBAL CHANGMIN! SAKING MANISNYA, MALAH JADI LEBIH BERBAHAYA DARI KOPI SIANIDA! Kembali batin Yunho merana. Yunho mengusap dada untuk menenangkan dirinya, mungkin saat ini Changmin benar-benar sulit untuk berpikir karena tugas itu.
Berhasil menenangkan diri, Yunho bangkit dari kasur dan berdiri di belakang kursi Changmin.
"Changmin-ah"
"hmm?"
"hyung mau bilang sesuatu" ujar Yunho pelan. Terdengar nada serius di dalamnya, membuat perhatian Changmin sedikit tertarik. "apa?"
"karena hari ini ga mungkin pergi buat jalan-jalan..." yah gagal deh ngasih kejutannya.
Kalau sudah ditolak begitu memang bakal sulit mengajaknya. Apalagi Changmin tipe keras kepala yang tidak bisa dipaksa dan Yunho tidak mau ambil pusing semua itu, ia sudah hapal seperti apa Changmin.
"aku mau ngomong langsung di sini aja" lanjut Yunho.
Changmin terkesiap dengan perlakuan Yunho yang memeluk lehernya dari belakang.
Yunho terdiam sesaat membiarkan Changmin merasakan detak jantungnya.
Changmin pun menghentikan kegiatannya sejenak, menunggu kalimat Yunho selanjutnya.
"kita nikah yuk"
END or TBC?
*annyeonghaseo... mbak-mbak, teteh-teteh, ibu-ibu, kakak-kakak sekalian...
Fanfic ini mungkin sebagai debut (atau comeback) saya di sini hehe.
Sempet hiatus panjang, dan sekarang kambek dengan fanfic dan penname baru muhahaha. Panggil aja saya cun atau ncun, karena sehari-hari juga suka dipanggil begitu sama temen-temen.
Yah, sukur-sukur ada yang ngenalin saya siapa dulunya, kalo ga ada yang inget juga ga apa-apa hahaha.
Tadinya ga mau publish sekarang-sekarang, karena takut mabok terus hiatus lagi wks. Tapi gara-gara photo-photo shilla duty free kamvret yang isinya enghh semua, jiwa perHOMINan gue membara lagi #alay
Tapi serius, disaat gue hampir melupakan mereka, SDF datang dengan kekamvretan mereka yang engh~ hahahaaaa
Ya sudah, supaya makin semangat dan ffnya cepet dilanjut, silahkan isi kolom komentar untuk saran dan kritiknya, Terima Kasih :*
Paii paii
*OMAKE*
Changmin keluar dari kamarnya sambil membawa cangkir kopi milik Yunho.
"apa-apaan sih orang itu? Kopi manis gini dibilang ga ada manis-manisnya" grutu Changmin dengan kesal.
"emang dia pikir aku ga bisa apa bikin kopi"
Changmin membuka tempat gula dan menambahkan satu sendok gula ke dalam cangkir kopi.
"masih pahit ga ya? Tambah lagi deh, biar kerasa manisnya!" ucapnya greget sambil menuangkan dua sendok gula lagi ke dalam cangkir.
Tiba-tiba telepon apartemennya berbunyi, Changmin pun bergegas mengangkat panggilan tersebut.
"yeoboseo" sapa Changmin dengan sopan.
"..."
"nde, ini dengan saya sendiri"
"..."
"nde? Tagihan air? Tagihan air apa? Saya sudah melunasinya kemarin pak" ujar Changmin sabar.
"..."
"nih ya pak, saya tidak peduli! Yang jelas saya sudah melunasinya, oke?" geram Changmin kemudian menutup teleponnya.
Changmin mengurut pelipisnya yang sakit. "tagihan air apaan sih! Udah dibayar juga! Dasar kakek tua!" Changmin pun kembali ke dapur dengan raut kesal. Akhir-akhir ini banyak sekali yang membuatnya kesal.
Ia melihat cangkir kopi Yunho yang sempat terbengkalai. Duh, tadi udah di tambah gula apa belum ya? Duh, kepalaku jadi pusing begini sih. Ah sudahlah, tambah gula lagi deh biar manis. Dan Changmin pun menambahkan beberapa sendok gula lagi ke dalam cangkir milik Yunho.
