I LOVE YOU, MR. NERD !

CAST : Kim Mingyu, Jeon Wonwoo

RATE : T

DRABBLE YAOI, DLDR, TYPO (S), OOC

.

.

.

Sudah lebih dari setengah jam Wonwoo sibuk di depan cermin kamarnya. Tak memperdulikan ibunya yang berteriak dari luar memintanya keluar kamar. Jadwal kuliahnya akan dimulai setengah jam lagi tapi Wonwoo bahkan belum sarapan. Wonwoo bukan seorang model yang akan melakukan sesi pemotretan sehingga butuh waktu lama untuk memastikan penampilannya. Ia hanya ingin tampil sempurna di depan pujaan hatinya. Kim Mingyu.

Ayolah ! Wonwoo selalu tampil sempurna bahkan jika hanya memakai kaus oblong dan celana jeans. Tapi hari ini adalah hari terpenting dalam hidupnya. Selama hampir empat bulan berpacaran dengan Kim Mingyu. Baru kali ini pemuda tampan itu (menurut Wonwoo) mengajaknya kencan. Omo ! Wonwoo ingin berteriak saking senangnya karena hal itu.

Jangan anggap Wonwoo berlebihan. Hal itu wajar, mengingat Mingyu itu seorang pria kaku yang hanya memetingkan kehidupan akademisnya. Selalu bersemedi di perpustakaan saat waktu senggang lalu menghabiskan sisa waktunya dengan mengurusi perusahaan ayahnya. Hidup Mingyu bisa dikatakan jauh lebih parah dari kata membosankan. Tapi tidak bagi Wonwoo. Mingyu itu menyenangkan. Pria itu akan selalu mendengarkan keluh kesahnya, selalu meminjamkan bahunya saat ia lelah. Yah, walaupun jarang menghiburnya saat ia sedih tapi Wonwoo tahu Mingyu itu hanya belum terbiasa untuk peduli dengan orang lain.

Tak ada yang salah dengan hubungan mereka, Wonwoo selalu mengerti jika Mingyu itu sibuk. Karena selain sekolah Mingyu juga mengurusi keuangan perusahaan ayahnya. Seringkali Wonwoo menemani Mingyu di perpustakaan sampai sore, walaupun pemuda itu tak pernah meminta Wonwoo untuk menemaninya. Wonwoo menyukai buku, tapi ia lebih suka saat melihat Mingyu membaca buku. Jadi menurutnya itu alasan yang cukup mengapa ia mau menemani Mingyu.

Dan kemarin adalah hari dimana semuanya berubah. Entah mengapa Mingyu datang ke kantin menghampirinya. Awalnya Wonwoo mengira Mingyu lapar makanya pemuda itu datang ke kantin. Tapi saat ia melihat Mingyu datang ke arahnya, ia merasakan sesuatu yang ingin meledak dalam perutnya. Dan saat pemuda tampan itu mengajaknya berkencan. Sungguh. Wonwoo ingin rasanya berteriak seperti orang gila disana.

Wonwoo tak pernah menghitung berapa kali ia mengajak Mingyu untuk berkencan namun pemuda tampan itu selalu menemukan cara untuk menolak ajakan Wonwoo. Tentu saja Wonwoo pernah marah dengan hal itu. Tapi pada dasarnya Wonwoo yang memang mencintai Mingyu beserta seluruh sifat Mingyu, jadi apa mau di kata. Tak sampai dua hari ia tak tahan marah dengan Mingyu.

Kalau dipikir-pikir lagi hubungannya dengan Wonwoo terbilang tak ada kemajuan hanya diam di tempat. Jujur ia iri dengan hubungan Seungchol dan Jeonghan, orang tua mereka bahkan sudah mengenal satu sama lain. Hansol dan Seungkwan juga sebentar lagi akan bertunangan. Sementara ia dan Mingyu hanya diam ditempat, dari dulu sampai sekarang tak ada perubahan.

"Jeon Wonwoo ! Mau sampai kapan kau di dalam sana hah ? Mingyu sudah menunggumu di depan!" teriak ibunya.

Oh My ! Wonwoo bahkan sampai lupa kalau Mingyu akan menjemputnya pagi ini. Wonwoo menuruni tangga dengan brutal dan memakai sepatunya secepat kilat. Sementara ibunya hanya bisa menghela nafas kasar melihat kelakuan putranya.

Wonwoo dengan senyum menawannya berlari keluar rumah sambil menenteng jaket. Tak ada yang lebih membahagiakan selain saat ini, kencan dengan kekasihnya. Orang lain mungkin akan menganggap hal ini biasa saja, tapi ini kencan pertamanya dengan Mingyu selama mereka berhubungan dan kali ini Mingyu yang mengajaknya duluan. Entah kesurupan apa kekasihnya itu.

"Hai, Min...gyu ?"

Wajah Wonwoo berubah menjadi cengo saat melihat penampilan Mingyu didepan pagar rumahnya. Mingyu berdiri di samping mobilnya, dan lagi-lagi ia dibuat keheranan oleh pujaan hatinya itu. Tidak seperti biasanya, hari ini Mingyu tampil sedikit berbeda. Hari biasanya Mingyu bahkan tidak perduli dengan apa yang dipakainya, ia hanya memakai kaus oblong dan sweater seperti orang sakit lalu celana jeans. Tapi hari ini Mingyu memakai kaus oblong berwarna hitam dan jaket jeans berwarna biru tua yang tidak dikancingkan. Ke bawah lagi Wonwoo makin dibuat melongo. Sejak kapan Mingyu memakai ripped jeans ?

Oh man !

Tak ada lagi kacamata bulat yang bertengger di hidungnya. Hari ini ia memakai kontak lensa berwarna abu-abu. Sialan ! Itu membuat Mingyu makin terlihat menawan hari ini. Wonwoo kembali bertanya-tanya sebenarnya apa yang merasuki kekasihnya itu.

"Jja ! Masuklah. Jadwalmu akan dimulai sebentar lagi kan ?"

"Ah, ya."

Wonwoo tidak tahu lagi harus bersikap apa. Ia terlalu dibuat heran dengan penampilan kekasihnya itu. Well, itu hanya sebagian kecil perasaannya. Sisanya ia kerahkan sekuat tenaga menyembunyikan rona merah yang mulai menginvasi pipinya sejak melihat Mingyu di depan pagar rumahnya. Tak lama kemudian mobil Mingyu pergi dari depan rumah Wonwoo. Suasana hening pun menyergap keduanya.

"Kemana Paman Jang ? Tidak biasanya kau mau menyetir sendiri ?" tanya Wonwoo.

"Paman Jang mengambil cuti karena anaknya menikah. Tenang saja, aku sudah mendapat surat ijin mengemudi kok." Jawab Mingyu.

Kemudian suasana kembali hening. Hanya terdengar suara penyiar radio yang berbicara melantur kesana sini.

.

.

.

Dan disinilah mereka berdiri diantara tumpukan buku-buku yang menjulang tinggi. Wonwoo mengikuti Mingyu yang berjalan di depannya. Entah sudah buku keberapa yang Mingyu ambil, tangannya dan tangan kekasihnya itu bahkan sudah penuh. Wonwoo bahkan hampir saja tersandung kaki kursi karena tak bisa melihat ke bawah. Pandangannya terhalangi oleh buku-buku yang Mingyu ambil.

Brukk...

Akhirnya ! Mingyu pun menaruh buku-buku yang dibawanya disalah satu meja disana.

Haahh...

Wonwoo menghela nafas lega. Dua jam ! Dua jam ia dan Mingyu memutari perpustakaan ini dan lihatlah buku-buku yang ada di meja mereka. Bertumpuk seperti gunung. Mingyu tersenyum senang melihat tumpukan itu. Sementara Wonwo hampir saja pingsan membayangkan mereka akan membaca buku sebanyak ini.

Wonwoo pikir Mingyu merubah penampilannya, membuatnya terpesona lalu mengendarai mobil berdua. Hanya berdua tanpa supir. Wonwoo pikir Mingyu melakukan itu semua untuk kencan spektakuler mereka. Tapi sepertinya hanya itu hanya ada dalam pikiran Wonwoo. Nyatanya Mingyu malah membawanya ke perpustakaan kota. Wonwoo memang suka membaca buku, tapi hari ini ia mengutuk beda kotak sialan itu. Mengapa pula Mingyu membawanya kesini ? Mereka harusnya menikmati makan siang bersama, lalu pergi ke taman bermain, menonton film bersama dan Wonwoo bisa bermanja-manja ria dengan kekasihnya itu.

"Mingyu-yah, kau yakin mau membaca semua ini ?" tanya Wonwoo sambil duduk di bangku.

"Sebenarnya aku mengambilkan buku-buku ini untukmu. Jadi kau harus membacanya, ini cocok untuk jurusan kuliahmu bukan ? Aku akan pergi mengambil buku lain untuk kubaca. Ingat kau harus membacanya !"

Dan Mingyu pun menghilang balik rak buku yang menjulang tinggi dan meninggalkan Wonwoo yang menatap horror tumpukan buku didepannya.

Mingyu itu sangat perhatian. Saat tahu Wonwoo belum sarapan pun, ia rela memberikan bekalnya untuk Wonwoo padahal ia sendiri juga belum sarapan. Mingyu juga sangat baik. Ia rela kembali lagi ke kampus padahal ia baru saja sampai di rumah karena saat itu hujan dan Wonwoo tak membawa payung. Mingyu itu culun. Sudah ribuan kali teman-teman Wonwoo mengatakan hal itu, tapi ia sama sekali tak perduli. Cinta Wonwoo itu tulus pada Mingyu, dia bahkan tak perduli bagaimana Mingyu mengabaikan ajakan kencannya dan lebih memperhatikan bukunya dibanding Wonwoo.

Wonwoo melirik jam tangannya, ini sudah lebih dari setengah jam dan ia hampir selesai membaca satu buku tetapi Mingyu belum juga kembali. Pantatnya pegal karena terlalu lama duduk, jadi Wonwoo berdiri dan mengedarkan pandangannya mencari Mingyu. Dan nihil. Chanyeol tak mungkin tersesat, kan ?

Wonwoo memutuskan untuk pergi menuju rak buku tentang sains, pasti Mingyu ada disana mengingat bagaimana hebohnya Mingyu saat membicarakan hal itu dengannya. Dan benar saja, ia melihat kekasihnya sedang berdiri menyender di rak buku dengan satu tangannya yang memegang buku dan tangan satunya ia masukkan ke dalam saku celana. Wajahnya terlihat serius menatap deretan huruf di buku. Mingyu itu tampan, matanya tajam, hidungnya mancung, rambutnya yang ia cat menjadi abu-abu kebiruan dan ditambah dengan tinggi badannya yang seperti model. Mingyu tak kalah tampan dengan Seungchol atau Hansol.

Mingyu-yah.

Wonwoo berjalan mendekati Mingyu dan bermaksud untuk menepuk bahunya, tapi pemuda itu malah pergi. Sepertinya Mingyu memang tak menyadari jika sedari tadi ia berada dibelakangnya. Wonwoo mengikuti Mingyu yang berjalan menuju rak buku memasak. Wonwoo mengerutkan keningnya, sejak kapan Mingyu memasak ? Bukankah ada puluhan maid yang siap sedia memasakkan apapun untuknya ?

Dari kejauhan ia bisa melihat tubuh jangkung Mingyu. Dengan segera ia menghampiri Mingyu, tapi sepertinya kekasihnya itu sedang berbicara dengan seseorang.

"Oh ya ? Kukira kau sudah tidak bekerja lagi di perusahaan appa, Mingyu-ie."

WHAT ?! Mingyu-ie ? Yah ! Siapa sih yang berani memanggil Mingyu dengan begitu akrabnya ? Hell ! Sejak kapan pula Mingyu punya teman seorang yeoja. Dan apa-apaan itu Mingyu-ie katanya, ia bahkan yang notabene adalah pacarnya tak pernah memanggil Mingyu seperti itu. Wonwoo segera menarik-narik lengan kemeja Wonwoo, memberitahu bahwa ia ada disana.

"Oh Wonwoo-yah ! Kau disini ? Sudah selesai membacanya ?"

Great ! Bahkan saat ia cemburu seperti sekarang ini Mingyu masih saja mengkhawatirkan buku-buku sialan itu. Segera saja ia menautkan jarinya dengan jari Mingyu. Dan menarik lengan Mingyu ke bawah, mensejajarkan telinga Mingyu dengan wajahnya.

"Aku lapar Mingyu-yah." Rengek Wonwoo.

"Siapa dia ? Adik sepupumu kah ?" tanya yeoja itu. Ingin sekali Wonwoo merobek mulut yeoja di hadapannya karena memanggil Mingyu dengan sebutan sok manis seperti itu.

"Bukan. Dia temanku, Jin Hee-ah." Jawab Mingyu.

WHAT ?! Teman katanya ? Dasar namja sialan ! Muka Wonwoo memerah, tangannya mengepal kuat. Emosinya tertahan. Kalau saja ini bukan di perpustakaan mungkin saja Wonwoo sudah menonjok Mingyu sekarang. Lalu Mingyu anggap apa hubungan mereka selama empat bulan terakhir ini ? Wonwoo memejamkan matanya mencoba meredam emosinya.

"Hai ! Namaku Jeon Wonwoo, TEMANNYA Mingyu !"sahut Wonwoo denga senyum palsunya.

"Annyeong, Wonwoo-ssi, namaku Baek Jin Hee, senang berkenalan denganmu. Mingyu pasti senang mempunyai teman sepertimu." Jawab Jin Hee.

Wonwoo hanya tersenyum miris menjawab perkataan Jin Hee. Sungguh ia muak berada disini. Mingyu dan Jin Hee kembali meneruskan obrolan mereka. Wonwoo tak terlalu memperhatikan apa yang sedang mereka bicarakan. Wonwoo larut dalam pikirannya. Jika Mingyu tak menganggapnya kekasih dan lebih memilih untuk mengobrol dengan Jin Hee, Wonwoo merasa tak ada lagi alasan Wonwoo untuk tetap berdiri disini. Jika Mingyu memang tak menginginkannya Wonwoo hanya bisa menerimanya.

"Ah, aku pulang dulu. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan, permisi."

Wonwoo menyela obrolan mereka berdua kemudian membungkukkan badannya kepada dua orang di depannya.

Sret ...

Hati Wonwoo berdebar. Tangannya di tahan oleh Mingyu. Apakah ini tandanya Mingyu mengerti apa yang ia rasakan ? Wonwoo membalikkan badannya seraya menatap Mingyu dengan penuh harap.

"Kau bisa pulang sendiri kan, Wonwoo-yah ? Sepertinya aku akan agak lama disini."

Wonwoo hampir saja benar-benar menonjok Mingyu mendengarnya berkata seperti itu. Kemana Mingyu yang perhatian dan rela melakukan apapun demi dirinya ? Chanyeol berubah semenjak Jin Hee berada disini. Tidak. Mingyu memang tak pernah melakukan apapun untuknya. Memberikannya bekal saat ia belum sarapan ? Mingyu memang melakukannya tapi itu setelah dipaksa Seungchol dan Hansol. Mingyu memang tak pernah melakukan apapun untuknya secara tulus. Menjemputnya saat sedang hujan ? Itupun karena barang Mingyu yang ketinggalan di kelas setelah itu pun Wonwoo diturunkan di halte bus. Jadi tetap saja Wonwoo pulang sendirian.

"Kau pikir aku tidak bisa pulang sendiri ? Lanjutkan saja obrolanmu dan jangan perdulikan aku." Ucap Wonwoo seraya menyentakkan tangannya dari genggaman Mingyu dan berlalu dari sana.

"Tidakkah kau sadar tindakanmu itu sangat berlebihan padanya, Mingyu-yah ?" Jin Hee membuka suaranya. Mingyu melirik kearah Jin Hee, kemudian memalingkan wajahnya kembali ke arah dimana Wonwoo menghilang.

"Aku bahkan tadi melihat ia seperti ingin menangis." Lanjut Jin Hee

"Haishhh ! Bisakah nonna tidak membuatku menjadi terlalu jahat padanya ?" Mingyu mengacak rambutnya frustasi.

"Kau memang jahat karena memperlakukannya seperti itu, dasar bodoh !" Pekik Jin Hee melupakan kenyataan bahwa mereka masih di dalam perpustakaan.

Oke ! Dia mulai menyesal dengan apa yang ia lakukan pada Wonwoo. Mingyu melakukan ini semua hanya ingin mengetes Wonwoo saja. Apakah Wonwoo benar-benar mencintai dirinya atau tidak, Mingyu sendiri bingung dengan Wonwoo yang mau berpacaran dengan lelaki culun sepertinya. Hei ! Ia tidak benar-benar culun ! Ia hanya pura-pura culun di depan Wonwoo untuk melancarkan rencananya. Pria populer seperti Wonwoo mungkin hanya akan memainkan perasaannya, atau mungkin malah menjadikan dirinya sebagai barang taruhan. Stop Kim Mingyu ! Sepertinya otakmu telah terkontaminasi dengan drama picisan yang kau lihat bersama noona dan umma-mu.

"Hei ! Kemarin aku melihat penampilanmu di kampus. Kau benar-benar telihat seperti orang idiot ."Ucap Jin Hee menggoda adiknya.

"Aku akan kembali normal setelah aku tahu perasaan Wonwoo yang sebenarnya padaku." Balas Mingyu.

"Ya Tuhan ! Apa yang sebenarnya ada dalam pikiranmu itu sih ?! Wonwoo-mu itu benar-benar menggemaskan, aku tak tahan untuk mencubit pipinya, dan kau lihat tadi saat kau memperkenalkan dirinya sebagai teman ? OMO ! Wajahnya memerah dan pipinya menggembung kau tahu ? bla bla bla ... "Celetuk Jin Hee.

Mingyu sebenarnya tak terlalu memperdulikan apa yang dibicarakan Jin Hee, ia sudah tak heran lagi kalau noona-nya ini memang sangat suka dengan sesuatu yang imut-imut seperti Wonwoo. Itu juga salah satu alasan Mingyu tak juga mengenalkan Wonwoo pada keluarganya. Sementara itu dibalik rak buku dimana Mingyu dan Jin Hee berada, seseorang menyeringai mendengar percakapan kakak beradik itu.

"Kalau memang seperti itu permainannya, aku akan mengikuti dengan senang hati Kim Mingyu !"

.

.

.

TBC

.

.

Huhuy. Setelah lama banget ngga pernah nge-post ff, kali ini aku bawa ff chaptered. Yang jelas pair nya pasti MEANIE, aku nge fans banget sama mereka soalnya. Maafkan aku, aku belum sempet nerusin drabble series-nya malah sekarang nge-post ff baru lagi. Ff ini rencananya ngga aku buat panjang-panjang kok paling 5 chap selesai. Jadi aku butuh kritik dan saran kalian tentang tulisan aku ini. Aku juga berterima kasih buat kalian yang udah nge-review ff aku sebelum-sebelumnya. Aku sayang kalian.

Akhir-akhir ini Meanie moment makin banyak yah. Waw, aku tereak-tereak gaje waktu mereka photoshoot berduaan buat salah satu majalah. WEHEW. Foto mereka feel-nya bener-bener oke. Ngge bisa berhenti senyum-senyum pas liat mereka berduaan.

.

.

.

Oke, jangan lupa review ya. Biar aku makin semangat buat ff-nya.