COMPLICATED

Chapter 1
Naruto ©Masashi Kishimoto
This fic © Lyreinata-chan
Rated : saat ini masih T
Pair: Naruhina, Sasunaru, and other
Warning: OOC! (parah), kata2 kasar,typos,fail plot, dan tidak sempurna serta kekurangan lainnya.
genre: Romance, Hurt/Comfort
please enjoy.

.

"Hosh.. hosh...", sosok berjaket dan bertopi hitam itu berlari menyusuri daerah pertokoan.

Ia mencoba mengintip kebelakang tubuhnya. Pria dengan setelan jas itu masih gigih untuk mengejarnya.

"HEI.. BERHENTI!", yah

.

.
dan masih gigih untuk berteriak-teriak seperti itu.

'Cih sial!', umpatnya dalam hati ketika ia sampai ditempat yang sama sekali tak ia kenal.

"Bodoh, kembalikan uangku", Pria berjas dengan rambut klimis itu tetap setia mengejarnya dengan setiap sumpah serapah mengiringinya.

'Uang?', ia memutar bola matanya sembari berdecak.

'Hanya untuk kertas dengan nilai itu ia rela mengejarku sampai kesini, keparat', batinnya sebal.

Matanya melirik kanan dan kiri, mencari tempat sembunyi. Cahaya mentari sore membuat bayangan
sosok itu gelap. Deru nafasnya yang tak beraturan itu bukti bahwa ia cukup lelah bermain 'kejar-kejaran'. Ia melangkahkan kakinya dengan cepat ketika ia melihat sebuah taman bermain untuk anak-anak kecil.

Dan..

yang membuat matanya berbinar bahagia adalah sebuah rumah-rumahan kecil dengan perosotan dan tangga kecil.

'Yes, tempat sembunyi!', teriaknya dalam hati.

Dengan dag-dig-dug ia segera berlari untuk segera menaiki tangga ke rumah mini tersebut sambil sesekali melihat sekeliling.

Dan disana ia melihat.

Ada seorang pemuda..

duduk diayunan

dan sedang menatap aneh ke arahnya.

Ia meringis.

"Ohh sialnya aku Kami-sama", gerutunya pelan.

Ia cepat-cepat masuk dan sembunyi, berharap dalam hati pemuda itu tak akan memberitau tempat persembunyiannya kepada lelaki klimis yang mengejarnya itu. Ia mencoba tak berisik, walaupun sesekali deru nafasnya itu terdengar.

Matanya sedikit melebar ketika melihat kedatangan lelaki itu. Dan tepat seperti dugaannya. Lelaki itu bertanya pada pemuda ayunan itu.

"Hei anak muda, apa kau melihat lelaki dengan jaket hitam dan topi hitam, pokoknya penampilannya
mencurigakan?", raungnya kesal, ia membuka 3 kancing teratas kemejanya dibalik jasnya, dasinya ia ikat
dilehernya.

'Kurang ajar, mencurigakan katanya!, kau juga mencurigakan tau orang tua, kau seperti om om brengsek yang memperkosa bocah TK, cuih', sosok yang tengah bersembunyi itu uring-uringan sendiri.

Pemuda yang ditanya melirik ke arah tempatnya sembunyi.

"GLEK"

"Jangan.. kumohon jangan", melasnya. Dan saat itu juga ia melihat tangan sang pemuda yang menunjuk ke arah timur.

"Dia lari kesana", ucap pemuda itu, dusta.

"Ohh baiklah", ujar sang lelaki lalu berlari ke arah yang tadi ditunjuk sang pemuda.

"Fuaahhhh..", Helaan nafaspun terdengar.

Iapun keluar dari rumah mini yang mengkungkung tubuhnya. Dengan cekatan ia melompat turun lalu duduk selonjoran dengan ngos-ngosan ditanah. Ia mendongak dan mendapati pemuda ayunan itu sudah
berada dihadapannya dan tetap memandangnya aneh.

"Kau kenapa dikejar-kejar begitu?", pemuda itu bertanya heran. Sosok itu memandang tajam ke arah pemuda ayunan itu, lalu tanpa aba-aba ia bangun dan menepuk- nepuk celananya yang kotor. Dengan cuek ia berjalan melewati orang yang sudah membantunya itu.

"Kau.. ",pemuda itu geram karena merasa diacuhkan, diacuhkan sehabis menolong?, pfft gak elit banget.

"Terimakasih"

"Eh?"

"Daggghhh", sosok berjaket itu melambaikan tangannya lalu setelah itu ia berlari dengan sangat cepat. Menghilang dari pandangan sang pemuda.

"Cih orang aneh",gerutunya.

"Heh?, apa ini?", Iapun melihat sebuah kertas yang sudah kumal, mungkin sudah digenggam dari tadi. Pemuda itu melongo melihat kertas apa itu.

"Huwwooohh, cek?, 1 juta dollar?", hebohnya.

-((0.o))m Reinata-chan-

Sosok itu bersiul-siul bahagia, ia merogoh sakunya dengan santai, mencoba meraih barang yang
sedari tadi ia pertahankan. Nihil, ia tak menemukannya. Ia mencoba merogoh lagi.

Tidak ada.

krikk.. krikkk

.

.

.

"HILANGGG!HWARGH", raungnya kalap.

-((0.o))m Reinata-chan-

"Dobe"

"Eh.. Iya", yang dipanggil dobe-pun menyembunyikan cek yang ditemukannya didalam saku.

Lawan bicaranya itu tak berkomentar apapun.

"Ayo pulang", ucapnya kemudian. Tangan pucat itu meraih tangan kecoklatannya lalu menggenggamnya erat, menuntunnya ke arah mobil hitam yang terparkir manis didepan taman bermain tersebut.

"Iya.. Sasuke"

Pemuda bernama Sasuke itu membukakan pintu mobil untuk pemuda pirang yang ia panggil dobe itu. Pemuda pirang itu hanya memandangnya dengan tatapan dingin, lalu masuk tanpa berkomentar. Sasuke memijit pelipisnya pelan sembari menghela nafas sebelum ia duduk dikursi kemudi.

"Aku tidak akan memperpanjang ini", ucap
Sasuke mulai menyalakan mesin.

"Cih..", sosok pirang itu berdecak sembari tersenyum miring.

"Naruto", geram Sasuke tanpa melihat pemuda pirang atau bisa kita sebut dia Naruto.

"Kalau kau tidak ingin memperpanjangnya,
seharusnya kau diam saat detik kau duduk dikursi kemudi itu!", sembur Naruto dengan sinis. Pemuda berambut biru dongker itu mencengkram setir mobilnya hingga buku jarinya memutih.

"Kau, cih jika kau orang lain maka aku pantas berdiam diri melihatmu, aku hanya mencoba mengatakan sesuatu yang mungkin bisa melegakanmu!",balas Sasuke dengan intonasi yang semakin naik disetiap katanya. Dan dengan kalap, melajukan mobil semakin kencang.

"Kau tak pernah mengerti!",bentak Naruto frustasi
sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak
tangannya.

"YA!, DAN AKU TAK PERNAH MENGERTI PEMIKIRANMU, SIAL!", umpat Sasuke.

"YA!, DAN KAU MEMANG MENGANGGAPKU KESIALAN!, IYA KAN TEME!",Naruto membuka telapak tangannya yang sudah basah.

Saphire-nya memerah pertanda ia tengah menangis. Raut wajah Sasuke berubah setelah melihat keadaan pemuda pirang itu.

"Jangan menangis", ucap Sasuke sendu. Naruto
terdiam, ia menatap Sasuke.

"Maafkan aku", lanjut Sasuke lagi. Naruto memejamkan kedua matanya, lalu bersender pada kursi. Ucapan Sasuke yang seperti itu yang membuatnya luluh. Dan ternyata itu benar, saat jemari pucat Sasuke mengelus rambut pirangnya, ia tak menolak.

-((0.o))m Reinata-chan-

"Ngapain kak?", suara bening khas anak kecil membuat dirinya yang dari tadi mondar-mandir-mundur menghentikan langkahnya.

"Aa.. Konohamaru, Nggak, ini loh. Kakak cuma olahraga malem, mondar-
mandir gitu buat bakar kalori", ia pun menirukan gaya lari ditempat dengan senyum maksa.

'Alasan yang bagus',batinnya miris.

Konohamaru hanya menatapnya lugu.

"Sinting", ucap Konohamaru langsung melengos pergi. Ia langsung mendelik, beraninya bocah itu.

"Huu!,dasar monyet!",balasnya sembari melet.

"Cih menyebalkan, udah capek, cek hilang,diejek monyet pula,dafuq dafuq",ratapnya.

-((0.o))m Reinata-chan-

"Cepatlah tidur, dan jangan lakukan itu lagi"

"...", Naruto hanya mengangguk samar.

Kata-kata itu sudah sering mampir ditelinganya dan sudah sering pula ia mengacuhkannya.

"Sampaikan salamku pada Baa-san dan Jii-san"

"Ya", jawab Naruto pelan lalu segera berjalan berbalik ke arah rumah sederhananya.

Sasuke memejamkan mata kelamnya, lalu dengan emosi mengepalkan jemarinya dan memukul-mukul setir dihadapannya.

"Cih... ", Ia merogoh dompetnya, lalu membukanya.

Disitu terlihat fotonya yang tengah merangkul pemuda pirang yang telah lama menjadi pilihannya. Namun bukan itu yang ingin ia lihat, ia mengeluarkan sebuah foto usang dibalik foto itu. Itu
fotonya yang tengah mencium kening seorang gadis. Foto itu tak terlalu jelas. Namun cukup untuk membuat pria sedingin dan searogan Sasuke menitikkan air mata dalam kesunyian.

Suaranya yang serak bergumam.

"Gomen.. "

"Gomen.. "

"Aku telah menghancurkan hidupmu"

.

TBC

Hai hai saya aku author newbie disini, mungkin jika tertaik dengan ceritaku tinggalkan review sejenak terimakasih.