a.n:First attempt to NaruHinaSasu...Karena temenku suka banget SasuHina...tapi aku belum tau endingnya gimana, NaruHina atau SasuHina.

Disclaimer: Naruto (C) Masashi Kishimoto

Neji sama sekali tidak mengira, hari yang cerah dan tenang seperti ini adalah awal dari bencana super besar yang mengancam klan Hyuuga.

Pada awalnya, hari ini berlangsung seperti biasa. Neji pergi latihan dengan tim Gai, istirahat sebentar, kencan dengan Tenten (ehm) dan pulang ke rumah. Tapi ternyata, kabar buruk datang ketika Neji baru saja selesai mandi.

Adik sepupunya, Hanabi, datang ke rumah dengan tergesa-gesa.

"Kak Neji!"

"Hanabi? Kenapa tergesa-gesa begitu?" tanya Neji. Biasanya, Hanabi sangat tenang dan cool. Melihat Hanabi terburu-buru begitu adalah hal yang langka.

"Kak Hinata...Kak Hinata hilang!" kata Hanabi cepat. Neji langsung punya perasaan tidak enak.

"Hi--hilang?"

Hanabi mengangguk, "Sejak tadi pagi, ia belum pulang juga. Kakak pamit kepada ayah untuk mengunjungi Kurenai-sensei. Tapi saat kutanya Kurenai-sensei, katanya Kakak sama sekali tidak kesana hari ini...," Hanabi terlihat cemas dan sedih, "Kak Neji...aku khawatir...Ayah juga sedang meminta bantuan anggota klan Hyuuga yang lain untuk mencari Kak Hinata,"

Neji mengelus kepala Hanabi, "Sudahlah, Hanabi. Aku pasti akan mencari Hinata. Sekarang kau pulanglah dulu,"

Hanabi mengangguk sedih dan pulang ke rumahnya. Tinggalah Neji cemas seorang diri. Hinata bukan anak pembohong, jika dia bilang mau ke tempatnya Kurenai, dia pasti kesana. Pasti terjadi sesuatu pada gadis itu...

----

"Hinata hilang?!" teriak Lee dan Tenten bersamaan. Mereka baru saja berkumpul di dekat rumahnya Neji. Rencananya, sih, mereka mau melaksanakan misi. Tapi tiba2 ada kabar dari Hokage yang mengharuskan Gai pergi.

"Oh, begitu...pantas Gai-sensei tiba-tiba dipanggil Hokage. Kayaknya beberapa jounin yang lain juga dipanggil," kata Tenten.

"Apa nggak mungkin kalau Hinata ada di tempatnya Naruto...maklum mereka kan sudah gede--AW!" Lee dipukul Tenten dan Neji di kepala. (Sakit banget, soalnya Tenten mukul pake gulungannya yang gede banget itu lho)

"Hinata bukan cewek kayak gitu, tau!" bentak Neji kesal. Lee kelihatan kesakitan dan menyesal.

"Aku kan cuma bilang mungkin, Neji...," keluh Lee sambil memegangi kepalanya yang benjol.
"Dasar Lee!" Tenten berkacak pinggang. Tiba-tiba, dia melihat sesosok kunoichi berambut pink yang sedang lewat.

"Sakura!" panggil Tenten. Sakura lalu menghampiri ketiga shinobi itu dengan muka ceria. Sepertinya dia belum tahu perihal hilangnya Hinata. Lee langsung sok kuat dan sok cool, meski kepalanya benjol. Bajunya pakai dirapihin, dan rambutnya dilicin-licinin (duile, tu rambut bisa lebih licin apa?)

"Eh, Tenten, Neji, dan Lee...Ada apa ini?" tanya Sakura. Tenten ingin memberitahu Sakura soal Hinata, tapi Neji keburu ngomong duluan.

"Sakura, tadi pagi kamu lihat Hinata?" tanya Neji cepat. Sakura melipat tangannya, mengingat-ingat. Lalu kunoichi itu menepuk jidatnya.

"Sepertinya tadi pagi aku melihat Hinata sedang bersama Naruto...,"

Lee sebenarnya pingin merasa senang karena hipotesis ngawurnya benar, tapi diurungkan ketika melihat wajah Neji yang berubah ekspresinya. Tenten hanya memperhatikan Neji dengan khawatir, sementara Sakura yang nggak tau apa-apa cuma bengong.

------

Tsunade baru saja menyelesaikan setumpuk berkas-berkas kerjaan, dan baru saja mau santai-santai, ketika Hiashi Hyuuga, pemimpin klan Hyuuga masuk ke dalam kantornya dengan buru-buru dan mengabarkan bahwa putrinya hilang. Nggak tanggung-tanggung, beliau langsung mengusulkan lima squad Anbu untuk mencari Hinata. Tentu saja Tsunade nggak bisa mengabulkan permintaan itu karena belum jelas Hinata ilang atau nggak. Bahkan dengan bercanda, Godaime nggak bener itu bilang palingan Hinata sedang bersama Naruto. Tentu saja Hiashi ngamuk-ngamuk. Akhirnya dengan sabar, Tsunade menjelaskan bahwa terlalu berlebihan meminta Anbu untuk mencari Hinata. Hiashi pun meminta para jounin, maupun chuunin andalan Konoha untuk mencari Hinata. Dia pun gak keberatan membayar. Jadilah ini misi tingkat A.

"Nah, begitulah ceritanya," kata Tsunade kepada Gai, Kakashi, Shikamaru, dan Kurenai. Keempat shinobi itu bengong. Lha, kapan ceritanya? Tapi mereka berempat milih diem, karena gak ada gunanya.
"Tapi apa tidak terlalu berlebihan, minta kita semua untuk mencari Hinata?" tanya Kakashi dengan mukanya yang males, "Bukannya aku tidak peduli pada Hinata, tapi kami juga punya tim sendiri. Tim kami juga sebenarnya ada misi lain,"

"Benar," kata Shikamaru, "Lebih baik bila memakai tim yang sudah ada saja, seperti tim Gai misalnya. Neji pasti khawatir pada sepupunya, dan aku berani bertaruh bahwa sebentar lagi Neji akan masuk ke kantor ini dan--"

"HOKAGE!"

Neji membuka pintu kantor Hokage dengan cara yang sama seperti Hiashi. Shikamaru merasa senang karena hipotesisnya benar, namun urung mengungkapkan karena melihat wajah Neji yang seram...(kayaknya ni pernah kutulis deh)

"Dimana Naruto?!" teriak Neji marah. Hokage yang kaget menjawab, "Di--dia sedang ada misi..dia sudah pergi sejak tadi pagi,"

Neji memukul meja Hokage, "Bocah itu yang menculik Hinata!"

Semua yang ada di ruangan (termasuk Lee dan Tenten yang baru datang) kaget. Naruto, menculik Hinata? Mungkinkah, kawin lari??

"Naruto? Yang benar saja!" kata Tsunade, "Dia tidak mungkin menculik Hinata, karena dia juga pergi bersama Shino dan Sai. ia memang menculik Hinata, pasti ada kabar dari mereka berdua kan?"

Neji terkesiap. Perkataan Tsunade memang ada benarnya, namun dia tidak bisa memikirkan kemungkinan lain juga. Gai menepuk pundak Neji.

"Aku bangga dengan semangat masa mudamu, Neji, tapi kuharap kau tenangkan dirimu sedikit dulu,"

Neji menarik nafas. Setelah tenang, ia memandang Tsunade lagi.

"Hokage, izinkan aku yang pergi mencari Hinata. Aku sudah berjanji pada Hanabi, dan lagi, Hinata adalah sepupuku," pinta Neji. Tsunade bersandar pada kursinya, lalu menutup matanya. Setelah beberapa saat, dia menjawab.

"Baiklah," katanya, "Kau boleh membawa beberapa shinobi lagi untuk membantumu, sekalian, supaya Hiashi nggak protes lagi,"

Neji memandang Lee dan Tenten, yang keduanya mengangguk bersemangat, tandanya mereka akan membantu Neji. Lalu Neji memandang Shikamaru, yang pura-pura nggak liat, tandanya dia males. Tapi Neji maksa. Akhirnya dia oke (meski terpaksa banget). Bagaimanapun, Neji butuh Shikamaru sebagai ahli strategi dan menganalisis keadaan, kalau-kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Selanjutnya, mungkin dia butuh Kiba untuk melacak Hinata.

-----

Tentu saja Kiba langsung setuju mencari Hinata. Dia juga cemas pada Hinata, meski dia menyarankan mungkin Hinata ada di tempat Naruto..(kenapa sih, semuanya beranggapan begitu)

dan langsung diem setelah digebuk Tenten. Kurenai ingin ikut, namun berkat bujukan Shikamaru, dan larangan dari Hokage karena yang bersangkutan sedang berbadan dua...Kurenai terpaksa tinggal di rumah (tadi dia ada di kantor Hokage karena disuruh dateng, ngasih tau tentang hilangnya Hinata, bukan karena disuruh nyari). Kurenai meminta Neji dkk untuk menemukan Hinata secepatnya.

"Kiba, udah belom?" tanya Tenten pada Kiba dan Akamaru yang ngendus-ngendus saputangan Hinata.

"Belom...Susah lagi, bau Hinata di saputangan ini dikit banget. Kalo aja Neji bolehin mencium bajunya Hinata...mesti lebih cepet," tuduh Kiba pada Neji yang tadinya mati-matian melarang Kiba mengendus pakaian Hinata (ketularan sister complex dari Gaara dan Kankurou, kali...)

"Iya, iya, aku tau!! Tapi Akamaru doang yang boleh nyium!" Neji membuka lemari baju Hinata dan melempar jaket Hinata ke arah Akamaru dan Kiba. Tenten, Shikamaru dan Lee swt. Akhirnya, setelah beberapa adegan gak jelas (tau kan, semuanya jadi bentuk chibi gitu buat humor...bayangin ndiri deh), Akamaru berhasil melacak jejak-jejak Hinata.

"Ramen Ichiraku? Mesti disini pas Sakura ngeliat Naruto sama Hinata," kata Tenten setelah mereka sampai di kedai ramen favorit Naruto. Shikamaru menanyakan bapak penjual ramen.

"Pak Teuchi,"

Bapak tua itu membalikkan badan, "Eh, Shikamaru. Udah lama kamu gak kesini! Gimana hubunganmu sama nona kunoichi cantik dari Suna itu? Kalau kencan kesini lagi dong!" katanya bersemangat. Shikamaru sweatdrop dengan muka merah, sementara yang lain menatap Shikamaru dengan tatapan tajam dan curiga.

"Anu, Pak, soal itu nanti aja deh! Sebenarnya, bapak liat pacarnya Naruto nggak? Itu lho, yang dari keluarga Hyuuga" kata Shikamaru cepat. Pak Tua itu berpikir.
"Hm, tadi pagi mereka emang kesini, tapi setelah itu aku tidaklihat lagi. Mungkin Ayame tahu...Hei, Ayame...!" Bapak itu memanggil Ayame, anaknya. Ayame yang sedang cuci piring menjawab, "Ada apa?"

"Apa kau lihat nona pacarnya Naruto?"

Ayame membersihkan tangannya, "Maksudnya Hinata? Aku juga cuma lihat tadi pagi, deh."

Neji dan yang lainnya saling pandang kecewa.

"Ah! Aku ingat...Sepertinya Hinata menyebutkan bahwa dia mau ke lembah di atas sana sebelum pergi ke rumah Nona Kurenai," Ayame menunjuk lembah di atas sana yang ditumbuhi bunga-bungaan. Shinobi-shinobi itu langsung bergegas, sebelumnya terima kasih kepada Bapak dan Ayame.

-----

Sesampainya di lembah...

"Gak ada siapa2...," keluh Kiba, "Dan, akan susah mencari bau Hinata karena bunganya banyak,"

Shikamaru yang sejak sampai di lembah diam saja, tiba-tiba terpekik.

"Neji! Lihat!"

Neji dkk buru-buru menghampiri Shikamaru. Shikamaru menunjukkan sehelai rambut berwarna hitam kepada mereka.

"Mungkinkah, ini rambutnya Hinata?" tebak Lee. Neji menggeleng.

"Rambut Hinata lebih panjang," katanya. Shikamaru kemudian memberikan rambut itu ke Kiba, supaya Akamaru bisa mengendusnya. Sehabis mengendus, Akamaru mengeluarkan suara rendah, seperti tahu sesuatu. Kiba ikut mengendus. Tiba-tiba mukanya berubah warna.

"Kiba? Ada apa?" tanya Neji khawatir. Kiba memandang Neji lurus-lurus.

"Neji...jangan kaget ya, aku ingat bau ini...," kata Kiba serius. Neji menelan ludahnya, yang lainnya juga menunggu dengan tegang, sembari menahan nafas.

"Ini sudah pasti bau Sasuke Uchiha,"

bersambung.