Disclaimer : Naruto and all the characters mentioned in the story they're all belongs to Masashi Kishimoto. I do not take any financial benefits from this.


Sehabis Hujan


Tidak banyak yang menyukai hujan di minggu pagi. Langit yang harusnya cerah menjadi gelap, burung-burung yang harusnya berkicau di dahan pohon pulang ke sarangnya, dan taman yang harusnya dipenuhi anak-anak kecil berlari terlihat kosong.

Anehnya, Naruto justru menginginkan hujan selalu turun di minggu pagi.

Bukan tanpa alasan. Beberapa bulan yang lalu apartemen kosong tepat di sampingnya mempunyai pemilik baru. Si pirang mulanya tidak peduli, tapi saat mengintip dari balik jendela dan melihat sekilas sosok seperti apa yang tinggal tepat di sana ada rasa tertarik yang tidak bisa diungkapkan dengan kata.

Pria itu bernama Uchiha Sasuke.

Naruto tentu saja tahu karena diam-diam sepulang kantor dia memerhatikan plat nama yang tertempel di dinding depan dekat pintu. Naruto juga tahu jika setiap pagi, Uchiha akan membuka jendela beranda untuk menyiram tanaman tomat berukuran kecil dengan segelas air. Naruto juga tahu jika setiap malam Uchiha akan membuka lagi jendelanya, lalu terdengar suara mengetik bersamaan aroma tembakau yang dibakar hingga pukul 2 pagi.

Sayangnya, Naruto tidak pernah bisa memperkenalkan diri secara langsung karena Uchiha tidak pernah berada di beranda lebih dari lima menit. Mengetuk pintu apartemen untuk berkunjung secara langsung juga bukan pilihan yang tepat karena siang hari apartemen Uchiha kosong, dan tentu saja tidak ada tamu yang berkunjung di malam hari.

Naruto kini paham dengan apa yang dimaksud 'dekat, tetapi terasa jauh', itu kondisi yang dirasakannya saat ini. Bahkan saat sebulan pertama yang menyiksa terlewati, masih tidak ada perubahan pada dirinya. Kepala Naruto merasa ingin menyerah, tetapi hatinya mengatakan untuk tidak.

Untung saja Naruto memilih untuk mengikuti pilihan hatinya. Karena besok, tepatnya minggu pada pukul 6 pagi dia dibangunkan oleh suara derasnya hujan yang mengguyur beranda apartemen.

Selama satu jam penuh hanya bisa menatap tetesan air pada jendela. Kopi yang hangat tidak lagi bisa menghalau dinginnya udara, suara televisi pun kalah nyaring dari apa yang terjadi di luar sana. Namun apa yang terjadi sehabis hujan deras membuat penantiannya selama ini terbayar lunas.

Mulanya hendak pergi ke beranda untuk melihat bagaimama keadaan sekitar. Namun dikagetkan oleh pria itu, yang bermarga Uchiha. Dia duduk di kursi beranda dengan novel tipis di genggam tangan, juga secangkir kopi hangat.

Tidak tahu karena dinginnya udara atau terlalu gugup hingga membuatnya sulit bernapas. Bahkan harus kembali ke dalam ruangan hanya untuk menarik hembuskan napas, tidak lupa juga melihat pantulan dirinya di cermin, lalu merapikan pakaiannya yang kusut sebelum pergi ke luar dengan tampilan yang dirasa cukup memesona.

"Hey," sapa ramah dari bibir si pirang dengan senyum lebar hingga deretan gigi rapi terlihat. "Namaku Uzumaki Naruto. Seharusnya aku memperkenalkan diri lebih awal karena aku tinggal tepat di sebelahmu, uh ..., bagaimana jika aku mentraktirmu makan siang sebagai permintaan maaf?"

Saat si Uchiha menoleh dan tersenyum tipis padanya, si pirang tahu jika dia telah jatuh cinta pada pandangan pertama sehabis hujan.

.

End