KUROKO TETSUYA DIARY
1.
ILLUSION
Character: Akashi, Kuroko, Furihata
Pairing : AkaFuri, AkaKuro
"Aku" mengacu pada Kuroko
Dont Like Dont Read
Sengaja OOC
Happy Reading!
Sunday, 5 October, 2xxx Midnight
Sebelum mengisi kertas putih nan suci ini dengan tinta hitam dan tulisan (jelek), aku ingin memperkenalkan diriku terlebih dahulu padamu. Namaku adalah Kuroko Tetsuya dan aku mugkin akan menulis hal-hal tak masuk akal dan tidak sesuai dengan pribadi luarku. Apalagi fokusku saat ini mengenai seseorang yang amat kusukai. Dan sebagai permulaan, aku memutuskan untuk membukanya dengan kalimat-kalimat klise :D
Aku yakin, kalian semua pasti mengetahui persami sama baiknya dengan diriku. Jika kau bertanya padaku mengenai perasaan ketika mengikutinya, barulah pendapat kita akan berbeda. Meskipun bagiku persami amat menyebalkan.
Dan pastinya juga, sampai dirumah dalam keadaan kesal dan lelah, Ibu dan Ayahku masih sempat-sempatnya menanyakan berbagai pengalaman yang kudapat. Belum lagi, buku harianku merengek minta diisi hingga terpaksalah kubuka mata ini untuk menulisnya dalam keheningan.
Karena moodku sedang memburuk, aku akan menuliskan peristiwa paling menyebalkan yang terjadi kemarin. Jika kau membayangkan ini menjadi akan membosankan, silakan tekan tombol kali di bagian atas PC kalian. Jika menggunakan smartphone, bisa tekan tombol back.
Oke, kita kembali ke topik utama. Dimana hal ini sayangnya terjadi di hari pertama sehingga membuatku selalu memikirkannya dan malas mengikuti game-game yang sebenarnya seru dihari-hari selanjutnya.
Di hari pertama itu, kami diharuskan mengikuti upacara pembukaan. Hal yang jika ditinggalkan dianggap tabu dan selalu dibenci kebanyakan murid termasuk diriku. Sama seperti biasanya juga, banyak anak yang pingsan karena kepanasan. Entah benar-benar pingsan atau karena ingin merasakan sensasi berada dalam pelukan Midorima senpai yang sayangnya sudah memiliki pacaar bernama Takao Kazunari-kun(jika Midorima senpai tidak belok, mungkin dia akan berpacaran dengan Momoi Satsuki-san, teman satu kelasku yang dikenal sebagai wanita tercantik diseluruh sekolah).
Dan sayangnya, sebagai pemilik tubuh lemah(iya, aku mengakuinya), aku juga termasuk orang yang benar-benar pingsan(meskipun aku tetap diinterogasi ketika sadar di UKS).
Setelah aku benar-benar sadar, Aomine-kun selaku ketua regu Semut, (aku benar-benar membencinya. Kenapa kami harus menggunakan nama binatang? Tidak boleh nama keren seperti Rolling Stone, misalnya, atau LA Lakers?) menjelaskan hal-hal yang harus kami lakukan sebelum memulai game nanti malam.
Seperti yang kuduga, membersihkan ruang huni termasuk salah satunya. Adapun, ruang paling rapi akan mendapat poin dan dapat menunjang kemenangan nanti. Dan sayangnya, regu kami mendapat ruang kelas paling pojok serta termasuk angker. Berbagai kisah mengenai kasus bunuh diri dan lukisan-lukisan yang akan memandangmu saat tertidur berkelana dipikiranku. Sambil bergidik ngeri, cepat-cepat semua lukisan itu kuambil dan kututupi dengan selembar kain.
Sebelum game benar-benar dimulai, kami seregu sibuk membicarakan siapa DP yang ingin kami datangi. Dimulai dari Aomine-kun yang ingin bertemu Kise senpai, hingga Himuro-kun dengan Murasakibara senpai.
Aku menyendiri dibelakang sambil menyandarkan kepala pada Kagami-kun. Hanya aku yang tidak terlibat pada pembicaraan itu. Seluruh temanku menyangka aku masih straight, dan karena jarangnya DP perempuan diruangan yang akan kami masuki itu, mereka tidak pernah menanyakan mengenai orang spesial dihatiku.
Padahal aku tidak jauh berbeda dengan mereka. Aku juga belok dan tengah menyukai salah seorang DP tampan namun dingin dan tertutup. Aku yakin kalian semua pasti mengetahui namanya tanpa harus disebutkan. Sayangnya, pemuda itu sekarang tengah memiliki kekasih yang juga teman sekelasnya, Furihata senpai.
Mereka saling mencintai tentu saja, amat terlihat dari gelagat yang ditampilkan pribadi masing-masing. Apalagi, pacar Furihata senpai itu overprotektif . Semua orang yang menyapanya akan mendapat deathglare menakutkan. Benar-benar mengerikan.
Tepat saat game dimulai, aku diminta teman-temanku untuk mendatangi pos dimana DP titisan iblis bersemayam bersama kekasih tercintanya. Segera aku memberi penghormatan ala anak pramuka sejati dan menahan gelegak emosi yang kurasakan akibat melihat kedua orang tersebut asyik bermesraan bagaikan lovebird. Tapi tak apalah, selama ada Akashi Seijurou tercinta, Kuroko Tetsuya ini tetap bahagia.
Segera Akashi senpai memeluk Furihata senpai dengan erat dan memandangnya dengan sikap protektif. Mungkin dia berpikir aku menyukai pandanganku dilayangkan untuknya. Hatiku terus menjerit dan memberontak. Aku tertarik dengan mu, Akashi senpai!
"Kuroko Tetsuya, hmm?" tanya Furihata senpai setelahnya.
"I...i...iya" jawabku gugup sekaligus kesal. Mungkin jika kekasihnya tidak sewaspada si kaisar bergunting itu, aku akan mengguna-gunanya.
Furihata senpai tiba-tiba tersenyum kecil dan menyenggol Akashi senpai. Dia juga membalasnya dengan senyuman paling lebar yang pernah kulihat. Pikiranku langsung berkelana, membayangkan Furihata senpai mengejekku dibelakang karena dia mengetahui bahwa aku menyukai kekasihnya.
"Lihatlah pemuda ini, Seijurou-san! Tidakkah menurutmu dia terlalu berharap untuk mendapatkanmu?"
"Tentu saja! tidak ada yang bisa memisahkan kita, Kouki. Bahkan sekalipun alien aneh menculikmu, aku akan mendapatkanu kembali"
Aku menggelengkan kepala dengan kuat. Berusaha menghilangkan pikiran nista yag tercipta. Tidak mau melihat adegan bermesraan itu lebih lama, soal dan penghormatan segera aku lakukan. Setelah itu kutinggalkan meja dengan sedikit berlari.
Jika saja tidak ada Furihata senpai, aku mungkin akan mengajaknya berbicara mengenai klub basket yang sama-sama kami ikuti. Meskipun banyaknya orang dan tingginya harga diriku menghalanginya.
Dalam temaramnya cahaya lilin, aku memandang wajah yang dipahat begitu indah untuk terakhir kalinya pada hari ini. Sesaat, harapanku melambung saat melihat sinar kesedihan ketika aku beranjak pergi. Mungkinkah dia juga menyukaiku? Pertanyaan itu berkecamuk ketika aku melangkahkan kaki menuju ruang huni.
Selama ini aku tidak pernah percaya bahwa cinta bisa muncul semudah membalik telapak tangan. Bahkan meskipun aku merasakannya sendiri, aku tetap memegang teguh prinsip itu dan berusaha menutupi bukti nyatanya.
Sayang, kelihatannya kali ini aku yang kalah. Apalagi ketika sepasang lengan kuat tiba-tiba memelukku dari belakang. Segera aku menoleh dan nyaris menjerit ketika melihat rambut merah yang amat familiar.
"Jadilah pacarku, Tetsuya" gumamnya perlahan.
Aku memekik tertahan dan melepas lengannya. "Bagaimana dengan Furihata senpai? Kalian bahkan baru saja bermesraan tadi!"
"Itu akal-akalanku karena aku tidak percaya bahwa aku telah jatuh cinta padamu, Tetsuya"
Ribuan kupu-kupu mengepakkan sayapnya bersamaan didada. Pikiranku berkecamuk antara senang dan bingung. Bagaimana bisa orang dengan hawa tipis sepertiku bisa mendapat perhatian darimu, Akashi senpai?
"Bagaimana?" desaknya lagi, kali ini sambil memasang ekspresi manja.
Belum sempat aku menjawab, kepalaku terasa berat. Segala-galanya tampak kabur, pun Akashi senpai.
"Hoi Tetsu, sampai kapan kau akan tertidur?"
Dengan linglung aku terbangun saat itu. Teman sereguku memandang dengan tampang sedikit khawatir. Seakan takut aku telah dirasuki oleh setan lewat.
"Loh, bukannya gamenya sudah dimulai?"
END
of Illusion
Sengaja OOC, lohh jadi jangan kaget!
Oh, iya, sebenernya aku membuatnya karena terinspirasi dari temen satu kelasku waktu masih kelas tujuh. Dimana dia itu rela pacaran sama temennya si anak laki-laki biar bisa deket :v
Karena cerita ini udah lama dan nyaris berjamu di laptop, bahasanya masih acak-acakkan (males ngedit XD)
Dan juga, cerita ini juga tidak akan tamat begitu saja. Ada lanjutan-lanjutan yang dijamin panjang (nggak janji) juga :D
Akhir kata, review, please?
