|| Sungmin's Secret ||
Cast:
- Lee Sungmin.
- Cho Kyuhyun.
- Other Cast.
Warning: GS, OOC, Typo(s), Alur berantakan, cerita pasaran, tak sesuai EYD, bahasa sulit dimengerti, umur tak sesuai.
Disclaimer: Cast milik diri mereka sendiri - sendiri. Dan FF ini milik saya.
Happy Reading
Matahari semakin meninggi, menandakan waktu sudah semakin siang, cuaca yang lumayan panas kali ini membuat seorang yeoja yang tengah duduk manis dikursinya tambah memberengutkan wajah imutnya. Walaupun ia tampak duduk tenang disana, tapi percayalah bahwa batinnya tengah mengumpat berbagai umpatan kejam yang ia lontarkan untuk sang sahabat, seseorang yang sedari tadi ia tunggu.
Sudah setengah jam ia duduk disana, memesan 1 capuccino untuk menemaninya melewati kebosanan menunggu sahabatnya. Namun saat ini ia sudah memesan capuccino keduanya untuk meredam kejengkelannya.
Krrriinnnggg !
Suara bel menyapu gendang telinga gadis itu, ia tak peduli dan lebih memilih untuk memusatkan perhatiannya pada jalan raya yang terlihat jelas dari kaca jendela cafe. Gadis itu tak menyadari bahwa seseorang tengah berjalan mendekat kearahnya. Entahlah ia tak tahu atau tak mau tahu, karena derap langkah seseorang yang akan mendekat kearahnya itu terdengar sangat jelas, benturan high heels setinggi 7 cm dengan lantai kayu mahoni kini memenuhi seluruh ruangan cafe tersebut. Bagaimana gadis itu tidak mendengar? Ah pasti ia sengaja tak peduli.
"Minnie!" Panggil seorang yeoja yang sukses membuat sang gadis harus menarik pandangannya dari jalan raya yang sedari tadi ia tatap.
"Kau telat setengah jam monyet!" Geram sang gadis yang diketahui bernama Minnie ah lebih tepatnya Sungmin itu. Ia menatap sang sahabat tajam, namun karena memang dasarnya wajah Sungmin itu kelewat imut, jadi tatapan tajam tadi sungguh tak menakutkan.
Yang ditatap malah hanya tersenyum riang lalu mendudukan dirinya dikursi berhadapan dengan Sungmin. Sambil menumpu dagunya dengan kedua tangannya diatas meja ia mulai mengeluarkan jurus aegyo-nya yang justru membuat Sungmin memandang horror kearahnya. "Apa?" Tanya Sungmin langsung, ia sangat hapal kelakuan sahabatnya itu, jika sudah begini pasti ada maunya.
"Kau tau saja." Eunhyuk -sahabat Sungmin- sudah berhenti melakukan aegyo gagalnya saat Sungmin mengucapkan kalimat tadi.
"Apa?" Tanya Sungmin sekali lagi.
Bukannya menjawab pertanyaan Sungmin, Eunhyuk malah mengedarkan pandangannya kesegala penjuru cafe, ia tampak sangat sibuk mencari sesuatu. Sungmin pun memutuskan untuk menunggu sampai akhirnya Eunhyuk menghentikan aktivitasnya. Dan akhirnya yeoja bergummy-smile itu menghela napas kasar sembari menghempaskan tubuhnya kesenderan kursi.
"Kau butuh pekerjaan kan?" Eunhyuk kembali membuka suaranya setelah tadi terjadi jeda beberapa detik.
Sungmin menanggukan kepalanya singkat, lalu berkata, "Ya, kenapa?"
Mendengar respon positif yang baru dilontarkan sang sahabat, Eunhyuk pun kembali menegakkan tubuhnya semangat. "Kau mau menjadi asisten artis?" Tanya Eunhyuk yang kembali menghadirkan gaya aegyo-nya.
Dan Sungmin pun kembali memandang horror kearah Eunhyuk. "Mwo? Asisten artis? Emmm.. aku pikir - pikir dulu." Kata Sungmin.
"Ayoolah terima saja. Ok? Kau kan sangat butuh pekerjaan. Ayolah Min, ya ya ya." Pinta Eunhyuk, ia menggenggam tangan Sungmin yang kebetulan berada didekatnya.
Akhirnya Sungmin mengalah, ia memang butuh pekerjaan sekarang karena ia baru saja lulus dari kuliahnya dan juga memang belum mendapatkan pekerjaan, belum lagi harus membiayai kehidupan adiknya yang masih kuliah tahun pertama. Seseorang datang menawarkannya pekerjaan. Kenapa ditolak?
"Baiklah, aku akan menerimanya." Sungmin berucap setengah hati, entahlah tiba - tiba saja kepercayaan dirinya menurun saat ia kembali mengingat bahwa ia sama sekali tak mengetahui tugas seorang asisten. Tapi ia akan belajar, mungkin dari asisten senior yang akan ia temui nanti jika memang ia sah menjadi asisten artis yang ditawarkan Eunhyuk.
Senyum sumringah pun sukses mengembang dibibir tebal Eunhyuk. "Tapi ada syaratnya." Ucap Eunhyuk disela - sela senyumnya.
"Apa?"
"Kau harus menjadi namja."
"Mwo?!"
ooOOoo Sungmin's Secret ooOOoo
Cckkkiiittt!
Bugatti itu berhenti dengan mulus tepat ditempat yang sudah diperhitungkan sang pengemudi, seringaian mengerikan tercipta begitu saja tanpa bisa dikontrol. Ia meraih kacamata hitam yang tergeletak didashboard mobil lalu memakainya secara asal. Setelah mematut diri sempurnanya dikaca spion mobil lalu ia kembali menyunggingkan senyum mengerikannya.
"Kau memang sempurna, Cho Kyuhyun." Gumamnya membanggakan diri sendiri. Kemudian ia membuka pintu mobilnya, membawa tubuhnya keluar lalu menutup pintu mobil tersebut.
Kyuhyun memandang kesekitar dibalik kacamata hitamnya, cuaca panas kali ini cukup membuatnya muak, berdiri sedikit lama saja dibawah teriknya matahari, bisa membuat peluh membanjiri tubuhnya. Tanpa mau menghabiskan banyak waktu dan membuat tubuhnya basah karena keringat maka Kyuhyun memutuskan melangkahkan kakinya memasuki cafe yang memang ia tuju.
Disela - sela langkahnya, Kyuhyun bisa mendengar samar - samar suara para yeoja yang mengelu - elukan dirinya. Ia hanya bisa tersenyum simpul menanggapi ocehan yeoja yang sedari tadi menyapu gendang telinganya.
Ketika Kyuhyun baru saja memasuki cafe tersebut, seketika itu pula ia merasakan sakit yang menyerang perutnya, ia memegang perutnya sekilas lalu kembali bersikap cool, Kyuhyun berusaha mengacuhkan sakit yang menderanya tersebut, ia tetap melangkahkan kakinya lalu mendudukkan dirinya disalah satu kursi yang kosong.
Namun sepertinya sakit itu tambah menjadi, semakin sakit dan semakin membuat Kyuhyun terlihat gelisah dalam duduknya. Ia sempat berpikir apa yang ia makan tadi. Sepertinya ia keracunan berkat makanan yang tadi dibuat Leeteuk, manajer-nya.
Karena merasa sudah tak tahan lagi, akhirnya Kyuhyun menyerah. Ia bangkit dari kursinya dan melesat menuju toilet.
.
.
Kening Sungmin mengerut, tanda bahwa ia sama sekali tak paham dengan penjelasan yang baru saja dilontarkan sahabatnya ini. Jadi laki - laki? Untuk apa? Memangnya ada yang salah dengan asisten perempuan?
"Kenapa harus jadi laki - laki? Aku tak mau!" Ucap Sungmin ketus.
Mendengar perkataan Sungmin barusan, sukses membuat Eunhyuk memelototkan mata sipitnya. "Mwo?! Kau bilang tadi mau. Aish! Kau ini bagaimana?!" Geram Eunhyuk jengkel. Perkataan Sungmin sangatlah membingungkan.
"Tapi aku kan tidak tau kalau harus jadi laki - laki begini." Kata Sungmin berusaha membela diri.
"Aish! Kau tidak tanya." Eunhyuk pun tak mau kalah.
"Aku mana tau kalau ada syarat aneh begini."
"Aish tap-"
"Aku mau ke toilet." Ucap Sungmin final, tanpa menunggu persetujuan sang sahabat ia langsung beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju toilet.
ooOOoo Sungmin's Secret ooOOoo
Sungmin membasuh wajahnya dengan air dingin yang keluar dari keran westafel, kemudian ia mematut dirinya dicermin. Wajah imut itu terlihat masih sangat basah berkat basuhannya tadi. Otaknya terus saja berputar, memikirkan jawaban apa yang nanti akan ia berikan untuk Eunhyuk. Ia sangat membutuhkan pekerjaan sekarang, namun jika pekerjaan itu harus merubahnya menjadi makhluk jadi - jadian, apa ia harus menerimanya?
Sungmin terus berpikir hingga...
"Mwo?!" Pekik Sungmin kaget saat retinanya menangkap siluet tubuh seseorang dibelakangnya, dengan cepat dibalikannya tubuhnya. Seketika itu juga jantungnya langsung berdebar 2kali lebih cepat, bagaimana tidak? Dihadapannya kini terpampang jelas lelaki dengan ekspresi tak kalah kaget darinya.
"Apa yang k- hmmpppttthhh.." Belum sempat Sungmin mengucapkan satu kalimat dengan sempurna ketika lelaki asing tersebut membekap mulutnya erat, membawa Sungmin yang terus meronta menuju salah satu bilik kamar mandi.
"Le- emmppttthh.." Sungmin terus saja berbicara dengan keras, walaupun usahanya sia - sia, karena pada kenyataannya suaranya sama sekali tak terdengar karena bekapan tangan namja asing tersebut.
"Ssstt ! Aku mohon tenang, aku akan melepaskannya jika kamu bisa tenang." Bisik namja dihadapan Sungmin tersebut.
Sungmin hanya bisa mengangguk pasrah, dan lambat laun pun, tangan lelaki tadi sudah turun dari mulut Sungmin. Sungguh! Ia ingin keluar. Perasaannya tak enak, berada satu bilik dengan namja yang tak dikenalnya ditambah lagi harus berada dikamar mandi yang sangat sempit ini. Yah walaupun Sungmin tak bisa memungkiri bahwa namja tersebut sangat dan sangatlah tampan, dan juga sangatlah wangi. Jika menurutkan ego-nya, Sungmin mau saja berada lama - lama didekat namja tersebut. Namun dengan cepat ditepis pikiran aneh tadi.
Cklek!
Terdengar pintu diluar sana terbuka, dan kemudian kembali tertutup, menandakan bahwa seseorang tengah memasuki toilet itu.
Merasa ada peluang, Sungmin pun tak mau sedikitpun membuangnya sia - sia. Dengan keberanian seadanya Sungmin sudah berancang - ancang untuk berteriak. Baru saja Sungmin hendak menarik nafasnya dalam - dalam lalu berteriak, hanya tinggal 1 detik lagi Sungmin pasti sudah bisa selamat. Namun hal sial kembali menghampirinya.
"Hmmmpppttthhhh.." Lelaki asing tersebut menciumnya dengan kasar, langsung menabrakkan bibir tebalnya ke bibir plum Sungmin.
'Tabrakan' kasar itu sukses membuat Sungmin terhuyung kebelakang, dan alhasil punggungnya juga harus merasakan sakit akibat menabrak tembok bilik dengan keras.
Sungmin terus meronta dalam ciuman tersebut, ia memukul - mukul dada pria itu kasar, berusaha terlepas dari ciuman mendadak ini. Pikiran Sungmin sudah tak fokus, terlalu banyak persepsi negatif menghantuinya. Bahkan Sungmin sempat berpikir bahwa lelaki ini memang sering memperkosa perempuan dibilik toilet. Oh memikirkan itu saja sudah membuatnya jijik.
Bibir tebal itu terus melumat bibir plum Sungmin, ia mengemut bibir bawah Sungmin, lalu menggigitnya perlahan. Jujur hal tersebut membuat Sungmin merasakan kenikmatan yang selama ini belum pernah dirasakannya. Tangan namja itu pun mulai mencengkeram tangan Sungmin yang sedari tadi memukul dadanya, dibawanya tangan Sungmin kesisi kepala Sungmin, lalu menguncinya menggunakan tangan namja itu sendiri.
Ia terus memonopoli bibir Sungmin, kepala namja itu bergerak kekanan dan kekiri berusaha mencari posisi pas untuk mencium Sungmin secara leluasa. Didetik selanjutnya, namja itu melesakkan lidahnya kedalam gua hangat Sungmin, memainkan lidahnya disana, mengajak lawan yang seimbang untuk diajak bertempur.
"Euunnngghhhhh.." Desahan Sungmin lolos, ia sudah pasrah. Sungmin terbawa arus nafsu, dan mulai mau membalas setiap lumatan dari namja yang tak dikenalnya ini.
Namja tersebut mulai melonggarkan cengkeramannya pada pergelangan tangan Sungmin, dan beberapa saat kemudian ia menarik bibirnya menjauh dari bibir Sungmin, katakanlah Sungmin bodoh karena saat ini ia merasa agak kehilangan saat bibir tebal itu tak lagi memanjakannya.
Namja tersebut menyunggingkan senyuman mengerikannya, diikuti dengan mendekatnya wajahnya kearah telinga Sungmin, dan Sungmin hanya bisa terdiam, seolah terhipnotis oleh tatapan tadi ia hanya terdiam saat namja itu berkata, "Ciuman yang baik. Aku pergi, thanks baby." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, namja tadi menepuk pipi chubby Sungmin pelan, dan langsung keluar dari bilik toilet.
Meninggalkan Sungmin yang masih dengan tampang cengo-nya.
"Aaaaaaaaa !" Teriak Sungmin frustasi saat kesadarannya sudah pulih 100%, ia baru saja menyadari bahwa ciuman pertamanya sudah diambil oleh orang asing yang tak ia kenal, dan lebih - lebih di toilet. Oh sialnya Sungmin hari ini.
Sungmin berjalan keluar dengan menghentak - hentakan kakinya keras, ia berdiri didepan cermin lalu mengusap bibirnya kasar. Ia memutar keran kemudian membasuh bibirnya berkali - kali, berharap bekas ciuman tadi hilang. Tapi percuma, itu tak akan hilang.
.
.
.
"Kau darimana saja?" Tanya seorang lelaki tampan nan ramah sembari mendudukkan dirinya dikursi, ia melepaskan kacamata minusnya lalu memijit pelipisnya dengan gerakan memutar.
"Aku dari toilet." Jawab Kyuhyun. "Toilet wanita." Lanjutnya yang sukses membuat orang yang diberi jawaban mendongak kaget, ia kembali mengenakan kacamatanya kemudian menatap Kyuhyun tajam.
"Buat apa kau disana?" Tanyanya menyelidik. Leeteuk -manajer Kyuhyun- menyipitkan matanya yang membuatnya semakin terlihat sipit.
Kyuhyun mendengus kesal. "Awalnya aku mau ke toilet pria, tapi begitu dalam perjalanan tiba - tiba saja ada namja jejadian yang mengejarku. Karena aku bingung mau kemana, jadi aku asal masuk, dan alhasil aku harus terjebak ditoilet wanita." Jelas Kyuhyun yang disertai rengutan diwajah tampannya.
"Hmpptt.. Hahaha !" Tawa Leeteuk begitu saja keluar dengan nyaringnya ketika selesai mendengar penuturan Kyuhyun, ia tertawa terbahak - bahak sampai menyita pandangan seluruh pengunjung cafe.
Melihat hal tersebut, Kyuhyun pun langsung mengedarkan pandangannya ke segala penjuru cafe lalu berulang - ulang kali menundukkan kepalanya tanda meminta maaf, setelah melakukan hal tersebut Kyuhyun beralih menatap Leeteuk tajam, berusaha meredakan tawa Leeteuk yang sungguh membuat dirinya malu.
"Bisakah kau diam!" Geram Kyuhyun menahan amarah.
"Baiklah - baiklah aku minta maaf." Kata Leeteuk yang sudah selesai dalam acara tawanya. Ia membenarkan posisi duduknya dan kembali menatap Kyuhyun dengan serius.
"Bagaimana?" Tanya Leeteuk.
Kyuhyun mengerutkan keningnya. "Apanya?" Kyuhyun balik bertanya heran.
"Asisten." Ucap Leeteuk tak sabaran.
"Belum dapat." Jawab Kyuhyun santai yang kemudian menyenderkan tubuhnya disenderan kursi dan menatap keluar jendela dengan acuh.
"Aish!"
.
.
Disela - sela langkah kecil itu Sungmin terus menggerutu, mengusap - usap bibirnya kasar yang membuatnya kadang - kadang meringis akibat usapannya yang kelewat kasar.
"Kau kenapa?"
Eunhyuk menatap Sungmin heran ketika yeoja kelinci itu terus saja mengusap bibirnya walaupun sudah duduk manis dihadapan Eunhyuk.
"Aniyo, gwaenchana." Balas Sungmin agak dipaksa, sebenarnya ia sangat tidak baik - baik saja. Emosi yang sedari tadi berkecamuk didalam dadanya, membuat yeoja kelinci ini ingin menghancurkan semua barang yang berada didekatnya, tapi karena ia sekarang berada ditempat umum, ya mau tidak mau Sungmin melampiaskan emosinya dengan mengusap bibirnya kasar.
"Apanya yang tidak apa - apa? Dan kenapa dengan bibirmu?" Tanya Eunhyuk yang masih kekeuh bertanya tentang keadaan Sungmin.
Baru saja gadis imut ini hendak menjawab ketika ponselnya berdering. Dengan cepat Sungmin mengambil ponsel pink tersebut dari tas tangannya kemudian membaca sebuah pesan yang masuk.
Tangannya terasa dingin, ia membaca pesan singkat itu berkali - kali dan diakhiri dengan menatap Eunhyuk penuh harap.
"Aku akan menjadi asisten itu. Aku siap menjadi namja." Ucap Sungmin final.
.
.
.
TBC / Delete ?
Nih ff dadakan, gue buat waktu ngelamun dikelas, dan jadilah ff gak jelas itu. Gimana? Lanjut atau delete? Gue sih fine - fine aja kalau di delete, tinggal nunggu respon reader ~
Mind to review?
