Cast : All of GOT7's members.
Main Pair : JackBam = Jackson (Top/ Seme) and Bambam (Bottom/ Uke)
Caution : AU! OOC! Typo! YAOI! DLDR! RnR!
Disclaimer : I own the storyline.
Kunpimook Bhuwakul atau biasa disapa dengan panggilan Bambam adalah seorang pria berkewarganegaraan Thailand yang mengadu nasib di Seoul, ibukota negara Korea Selatan. Dia memutuskan untuk berkarir disana setelah kuliah selama empat tahun di Korea University.
Sekarang di usianya yang menginjak 27 tahun, ia sudah berhasil menjadi Editor-in-Chief salah satu majalah fashion terkenal di Korsel. Ia tak begitu saja mendapatkan jabatan itu. Sejak kuliah dia sudah meniti karir sebagai reporter freelance untuk majalah tersebut hingga setelah lulus ia diangkat menjadi Editor, dan selama lima tahun berkarir, ia selalu mendapat promosi kenaikan jabatan hingga sekarang bisa mencapai posisi puncak dari redaksi sebagai Pemimpin Redaksi (Editor-in-Chief).
Ia adalah sosok yang elegan. Imut, cantik dan hot di saat yang bersamaan, seksi dan tentu saja fashionable.
Banyak pria yang menginginkannya. Entah itu ingin menjadi kekasihnya maupun menjadi pasangannya untuk berdiri semalam.
Tapi Bambam adalah orang yang sangat pemilih. Ia menyukai Casual Relationship. Lebih tepatnya casual sex. Dia tak suka terlibat dalam hubungan jangka panjang yang memerlukan komitmen. Ia juga tak tertarik untuk menjalin hubungan khusus dengan pria kaya maupun pria keren di luar sana.
Yang dia butuhkan hanyalah uang yang didapatkan dari kerja kerasnya dan karir yang cemerlang. Karena dengan begitu dia bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Karena Bambam sangat mencintai dirinya sendiri, omong-omong.
Seks bagi Bambam hanyalah sebuah hiburan. Jadi dia tak perlu melibatkan perasaan apapun di dalamnya. Tiap malam, Bambam akan pergi ke club, menilai para pria yang layak untuk menidurinya, kemudian pergi begitu saja setelah bergelut dengan peluh kenikmatan semalaman. Bambam tak mau menerima uang maupun hadiah dari para pria yang ingin mengajaknya tidur pun pria yang sudah berhasil menidurinya. Dan dia hanya mau tidur dengan pria yang tampan, seksi, panas dan berkelas.
Dia mau para pria itu melupakan pengalaman seksualnya dengan Bambam dan tak menghubungi Bambam sama sekali setelah mereka tidur bersama.
Ya, hanya seperti itulah kehidupan Bambam.
Bekerja pada siang hari, dan berpesta –seks- pada malam harinya.
Oh iya, Bambam memiliki friend with benefit. Namanya Mark. Dia adalah seorang Disc Jockey keren dan panas saat di ranjang. Bambam benar-benar mendapatkan kepuasan setiap kali tidur dengan Mark, dan begitupun dengan Mark, maka dari itu mereka memutuskan untuk menjalin hubungan seperti ini.
Salah satu dari mereka akan mendatangi satu yang lain jika sedang membutuhkan kehangatan.
Selain itu, tak ada hubungan yang lebih spesial lagi.
Karena mereka sama-sama tak menginginkan komitmen ataupun sekedar perhatian.
Hanya tidur bersama.
Hanya itu.
Setidaknya itu menurut Bambam.
Jackson Wang adalah pria berkebangsaan Hongkong berusia 30 tahun yang sudah lama tinggal di Seoul, dia tinggal dengan pamannya sejak kecil. Pamannya adalah orang Hongkong dan menikah dengan wanita Korea serta tak memiliki anak, maka dia meminta ijin kepada orang tua Jackson untuk mengasuh anak itu sejak kecil tanpa menghilangkan identitasnya yang sebenarnya.
Di usianya yang tergolong masih muda ini, dia sudah menjadi General Manager untuk majalah GotStyle –majalah fashion tempat Bambam bekerja-.
Dia mendapatkan posisi itu karena pamannya adalah direktur utama di perusahaan itu, tapi ini bukanlah kecurangan, karena Jackson memang orang yang kompeten di bidang itu.
Jackson adalah tipikal pria yang lurus. Dia akan serius dan memegang teguh komitmen dengan pasangannya. Sangat jarang pergi ke klub, karena dia lebih suka minum di bar atau toko soju pinggir jalan.
Casual relationship adalah sesuatu yang amat sangat Jackson hindari. Bukannya kolot, dia hanya tak ingin mendapat masalah di kemudian hari. Dan Dia tak menganggap hal semacam itu adalah hal yang menjijikkan, hanya saja ia tak mau terlibat dalam lingkaran setan seperti itu.
Ini adalah bulan ketiga Jackson bekerja sebagai General Manager. Dan tahun kelima Bambam bekerja di majalah GotStyle.
Dan hari ini ada rapat. Rapat mingguan yang mengharuskan Bambam harus bertemu dengan Jackson. Tapi, baik Bambam maupun Jackson toh tak saling peduli di setiap pertemuan mereka.
Mereka hanya rekan sekantor, dan hanya berkomunikasi sekenanya sebagai wujud profesionalitas kerja.
Bambam bukan tipe idaman Jackson, dan Jackson bukanlah tipe Bambam.
Ya begitulah.
Bagi Jackson, Bambam tak lebih dari sekedar pemimpin redaksi yang arogan dan keras kepala serta sok seksi. Sedangkan bagi Bambam, Jackson adalah sosok pemimpin yang kaku dan membosankan yang bertingkah seperti pria seksi.
Tentu saja pemimpin, Bambam tak pernah melihat Jackson sebagai seorang pria.
Lebih tepatnya, tak satupun pria di kantor itu yang dilihat oleh Bambam, karena Bambam tak ingin terlibat dengan satupun pria di kantornya, semenarik apapun pria itu. Bambam benar-benar menghindarinya, karena baginya itu akan sangat beresiko.
Message From : Mark Tuan
Bam, pulang kantor di B-France.
.
Hah. Bambam menarik napas berat.
Sudah sebulan ini Mark menerornya.
Lebih tepatnya, sekarang ini Mark semakin agresif secara personal, dan Bambam tak menyukainya. Kalau Mark agresif di ranjang sih Bambam sangat menyukainya.
Sekarang Mark bertingkah seolah-olah Bambam adalah pacarnya, dan Bambam tak suka hal semacam ini. Namun setiap kali Bambam menolak, Mark akan mencari cara lain untuk bertemu dengan Bambam di siang hari. Menjemput Bambam di depan kantornya, misalnya.
Maka tak ada pilihan lain-
.
Message to : Mark Tuan
Baiklah. Jam 6 sore.
.
Bambam menyetujuinya. Itu adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan saat ini.
Tapi mengapa harus di B-France?
Akhirnya Bambam menemui Mark di restoran B-France, Restoran Perancis bertema fast casual dining milik Im Jaebum, pria tampan yang seksi dan memiliki pembawaan tenang dan kharismatik.
"Akhir-akhir ini kau sering mengajakku bertemu di siang hari." Tanya Bambam malas tepat saat dia sampai di hadapan Mark. Lalu dia duduk dengan begitu elegan, membuat Mark sedikit kehilanganan fokusnya.
"Aku kan tidak hanya ingin melihatmu saat telanjang dan bermandikan keringat. Aku ingin melihatmu saat kau memakai pakaian kerja seperti ini. Kau terlihat sangat elegan."
Jawab Mark genit diiringi seringai lebar di bibirnya. Kalau saja dia tidak tampan sekali mungkin Bambam sudah muntah dari tadi.
Lalu Bambam mencebik-
"Lalu apa tujuanmu setelah melihatku seperti ini?" Tanya Bambam tenang sambil menyeruput Cafe Au Lait -meskipun minuman itu lebih cocok sebagai teman sarapan bersama dengan Tartine- milik Mark yang masih penuh.
"Aku ingin menjadi pacarmu." Kata Mark sambil tersenyum manis. Ada raut serius di wajahnya meskipun tampangnya menunjukkan bahwa dia adalah playboy kelas atas yang tak tertandingi.
Bambam tersenyum meremehkan lalu meletakkan cangkir kopi Mark tak kalah anggunnya seperti saat dia mengambilnya tadi-
"kau hanya partnerku, Hyung." Jawab Bambam tegas dengan seringai tipis dari bibir merah sensualnya.
"Kurasa aku mulai jatuh cinta kepadamu, dan aku tak ingin kalau hubungan kita hanya sedangkal itu." Mark berkata dengan yakin sambil menarik tangan Bambam dan menggenggamnya, dan Bambam mulai risih dengan sikap Mark yang menurutnya tak lagi keren.
Bambam menarik tangannya yang barusan digenggam oleh Mark, lalu-
"Kalau begitu mari kita akhiri ini. Aku tak suka berkencan." Bambam mengatakan itu dengan nada yang begitu dingin meskipun ada senyum di wajahnya.
lagi-lagi senyum meremehkan.
dan itu membuat Mark sedikit menciut.
Lalu pria tampan itu pura-pura berpikir dengan wajah cengo dan mengatakan- "Oh..Ayolah Bam, lupakan saja tentang perkataanku tadi. Anggap saja aku tak pernah mengatakannya. Aku tak ingin berakhir." katanya dengan nada santai yang dibuat-buat, dan Bambam tak bodoh untuk mengetahui bahwa Mark sedang salah tingkah.
Bambam menyilangkan kedua tangan di dadanya kemudian menatap Mark dengan tatapan mengintimidasi-
"Kita sudah berakhir sejak kau ingin menjadi pacarku. Jadi carilah partner lain yang bisa menerimamu saat kau ingin berkencan."
Mark mencondongkan tubuhnya ke arah Bambam lalu mengatakan, "Tapi kau yang terhebat-"
"Dan aku tak akan membiarkanmu mendekatiku. Hubungan kita hanya sebatas hubungan badan, dan tak lebih dari itu, Hyung." Bambam memotong kalimat Mark dengan kalimat bernada gelap diiringi raut wajah serius.
"Bam—"
"Pergilah." Bambam mengusir Mark dengan suara pelan tetapi terdengar sangat kasar di telinga Mark.
Mark speechless sambil mengepalkan kedua tangannya di bawah meja. Baginya, Bambam adalah orang yang sulit dikendalikan. Tak ada seorang pun yang bisa menguasai Bambam, setidaknya untuk saat ini.
Maka Mark memilih untuk pergi dari situ daripada ia benar-benar dipermalukan oleh Bambam di depan semua orang.
Setelah Mark pergi, Bambam menarik napas berat.
Mark benar-benar membuat buruk hari-harinya selama sebulan ini.
Jackson masuk ke restoran B-France. Dia sedang ingin makan makanan Perancis, karena tiba-tiba dia teringat seseorang yang ditemuinya di Paris saat ia menghadiri acara Paris Fashion Week beberapa bulan yang lalu.
Dan disinilah Jackson sekarang.
Duduk di meja dekat pagar lantai dua yang ruangannya terbuka. Desain restoran itu memang mengusung konsep Shabby Chic dimana banyak ornamen vintage bernuansa putih yang feminin dan furniture dari kayu yang memberi kesan maskulin sehingga banyak orang yang merasa nyaman untuk tinggal lebih lama di restoran itu.
Jackson melihat sekeliling dan pandangannya bertemu dengan Bambam, rekannya di kantor.
Jackson hanya tersenyum pada Bambam, setelah itu dia tak peduli karena melamun lebih mengasyikkan baginya untuk saat ini.
Bambam yang melihat Jackson melamun, akhirnya berinisiatif untuk mendatangi Jackson, ia sedikit penasaran dengan kedatangan Jackson ke restoran itu, karena ia tak pernah melihat pria itu datang ke restoran itu sebelumnya.
"Selamat sore, Kwajangnim." Sapa Bambam ramah.
"Oh, Bambam-ssi." Jackson membalas sapaan Bambam lalu tersenyum.
Terlihat sangat tampan.
"Bolehkah Aku duduk disini?" Tanya Bambam sopan sambil menunjuk kursi kosong hadapan Jackson.
"Silahkan." Jackson menganggukkan kepalanya dengan sopan sebagai tanda persetujuan.
"Apakah Kau sering kesini?" Tanya Bambam penasaran dengan raut wajah santai dan -err- sedikit menggoda..
Ya, kali ini Bambam merasa sedikit penasaran dengan hidup orang lain. Padahal sebelumnya dia tak pernah peduli pada orang lain. Kecuali satu orang—
Jackson menatap Bambam sekilas sebelum menyendokkan creme brulee ke dalam mulutnya kemudian menelannya dan mengatakan-
"Baru kali ini. Lalu apa kau sering kesini?" Jackson balik bertanya lalu kembali menyuapkan cake itu ke dalam mulutnya.
Bambam mengendikkan bahunya cuek, "Ya, hampir setiap sore."
"Wah kau pasti suka masakan Perancis." Seru Jackson sok tahu setelah menyedot jus jeruknya.
"Tidak juga, itu karena sesuatu membuatku tertarik untuk datang kesini." Jawab Bambam santai sambil meminum jus buah delima yang dibawanya dari tempat duduknya sebelumnya.
"Apa?"
Jackson terkejut dengan jawaban Bambam, untuk sementara dia akan menghilangkan predikat Bambam yang arogan dan dingin di otaknya. Karena sepertinya Bambam adalah orang yang blak-blakan dibalik sikap dinginnya di kantor.
"Itu." Bambam menjawab sambil mengangkat dagunya menunjuk seseorang yang duduk di meja dekat meja kasir.
Itu adalah pemilik restoran.
Im Jaebum.
Dan Jackson hanya mengangguk kemudian tersenyum aneh—
"Oh, kau menyukainya atau kau sedang berpacaran dengannya?" Tanya Jackson usil.
"Aku hanya tertarik, dia indah untuk dilihat, tapi kau salah, aku dan dia bahkan tak saling mengenal. Lagipula aku tak tertarik pada sebuah kencan." Jawab Bambam cuek sambil mengendikkan bahu.
Dan Jackson hanya melongo.
Ternyata tebakannya selama ini benar, Bambam adalah orang yang anti menjalin sebuah hubungan, bahkan jika itu hanya sebuah kencan biasa.
"Kau ternyata orang yang blak-blakan." Kata Jackson sedikit ragu diiringi senyum tipis.
Bambam memasang wajah serius yang sensual andalannya lalu sedikit memajukan tubuhnya ke arah Jackson, "Aku hanya ingin meluruskan, bahwa selama ini aku tak punya pacar bukan karena aku tak laku, aku bahkan bisa tidur dengan pria yang berbeda setiap malam, jika kau ingin tahu."
Dan benar, Jackson terkejut. Mulutnya terbuka lebar saking terkejutnya.
"Kenapa kau begitu terkejut, Kwajangnim? Apa kau tak pernah melakukannya, huh?"
Tanya Bambam sedikit menggoda. Tapi kemudian dia mengumpat di dalam hati. Betapa menjijikkannya kalimat itu untuk telinganya sendiri.
"A-aku tak begitu suka hal s-seperti itu." Jackson menjawab sedikit gugup disertai semburat merah di kedua pipinya. Dan itu membuat Bambam merasa sedikit tidak enak.
"Ah, maaf."
Bambam tersenyum kikuk. Dugaannya benar bahwa Jackson adalah orang yang lurus meskipun semua orang di kantornya mengatakan bahwa Jackson memiliki aura wild and sexy. Bambam sudah terbiasa menilai orang, jadi wajar jika penilaiannya seringkali benar. Dan faktor itulah yang salah satunya bisa membawa Bambam menjadi pemimpin redaksi.
"Bambam?"
Seseorang memanggil nama Bambam sembari berjalan mendekat ke arah Bambam.
"Oh, Junior Hyung."
Bambam berdiri kemudian memeluk ringan orang bernama Junior itu.
Dan Jackson tak bisa mengatakan apa-apa.
Ia terkejut.
Terlalu terkejut.
To Be Continued...
MIND TO REVIEW?
Terima kasih untuk yang read, fav, follow, and read :)
.
Sincerely,
.
Salvia Im
