Disclamer: Masashi Khisimoto
Pairing: SakuraSasuke and NarutoSakura
Rate: T
Warning: AU, OOC, TYPO, DLL.
{Segala kritik, saran, flame dengan berbagai variasi rasa saya terima dengan SENANG HATI.}
.
Forever Alone
.
By: BoraX 007
Seblum anda membaca fic ini saya harap anda membaca ini terlebih dahulu:
Kemungkinan fic ini akan ber ending tidak sesuai dengan yang kalian inginkan rencananya, saya udah ingatin loh
Naruto disini benar-benar OOC, sesuai tuntutan peran dia akan menjadi pemuda yang benar-benar berbanding 360 derajat dengan sasuke
Sakura tidak akan bisa memilih antara keduanya.
Chapter 1: Fall in love.
Diumurmu yang ke 19 tahun dan kau belum pernah pacaran sekalipun. Sungguh, di zaman modern seperti sekarang, itu terdengar sangat menyedihkan.
Bagaimana bisa? Mungkin itu karena wajahmu yang standar, atau peringaimu yang buruk? Seperti yang dialami Haruno Sakura. Gadis yang baru menginjak tahun pertamanya di Universitas Tokyo. Dia bukan tipikal gadis pemilih, bahkan ia siap menjalin hubungan dengan Rock Lee, pemudah dengan style aneh dari kelas sebelah itu ataukah pria misterius yang selalu membawa seranggah kemanapun, Aburame Shino dari jurusan Biologi. Tapi masalahnya, pemuda-pemuda itu tak pernah meliriknya bahkan sekalipun.
' Dasar lelaki jaman sekarang mereka hanya mentingkan dibalik celana, hanya menilai kecantikan saja. Emang yang dibalik celana bisa masak? Wajah bisa jadi ibu yang baik?.' Rutuk Sakura dalam hati.
Sakura sedang berjalan santai menuju kelasnya ketika suara jeritan mahasiswi tiba-tiba terdengar dari arah belakangya. Jeritan itu seakan mengguncang kampusnya, kepalanya mendadak pening .
Hup.
Sebuh tangan tan menangkap lengannya ketika Sakura hampir limbung.
"Maaf, kau tidak apa-apa ?." Tanya orang itu melepaskan lengan Sakura yang kembali mendapatkan keseimbangannya.
"A-ah tidak apa-apa, Te-terimakasih." Jawab Sakura gugup, setelah melihat wajah orang yang menolongnya. Seorang pemuda manis dengan rambut kuning cerah. Bagi Sakura pria pirang pada umumnya secara tak langsung memiliki kesan berandalan , tapi berbeda dengan pemuda dihadapannya, kulitnya yang berwarna tan dengan iris berwarna biru langit membutanya tampak menawan dan oh jangan lupakan tiga garis dimasing-masing sisi wajahnya, ia tampak seperti kucing kecil yang meminta untuk dielus.
"Nona, nona , anda baik-baik saja?." Pemuda itu mengibas-ngibaskan tangannya di hadapan wajah Sakura dengan raut khawatir.
"Ah, ah anu tidak apa-apa." Wajah Sakura memerah, betapa malunya dirinya ia tertangkap basah terpesona dengan wajah orang dihadapannya.
"Kalau begitu aku duluan, masih ada jam kuliah." Kata pemuda itu melirik jam tangannya, setelah melemparkan cengiran kecil yang dibalas senyum gugup oleh Sakura pemuda itu berlalau pergi.
Sakura memegang dadanya erat. Ia bisa merasakannya, merasakan jantungnya berdetak kencang.
O-oh tidak, jangan bilang ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan pemuda itu.
"KYAAAAAA… SASUKE-KUUUN…!"
"Ya tuhan kenapa dia begitu tampan?"
Jeritan dimana-mana.
Baru saja Sakura bermaksud mengikuti pemuda manis itu namun segerombolan gadis ganas menyeretnya mengejar seorang pria. Eh tungguh dulu seorang pria?
"Ah, tunggu, jangan seret aku, sialan!." Sakura berusaha meronta keluar dari gerombolan itu namun naas mereka semakin banyak saja.
Apasih yang mereka kejar? Artis kah? Atau pembagian sembako gratis? Pikir Sakura ngaco.
Setelah hampir satu jam terseret dengan gerombolan gadis itu akhirnya Sakura berhasil menyelamatkan diri sebelum ia benar-benar kehabisan napas.
Sakura melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya, sebuah jam tangan berwarna soft pink dengan tali kecil tampak begitu serasi dengan kulitnya yang putih mulus, jam tangan itu adalah hadih ulang tahunnya kemarin dari kaa-sannya.
Pukul 09.00.
Sedikit menghembuskan napas berat, Sakura memutuskan untuk bolos di mata kuliah Gizi umum, dia sudah telat hampir 1 jam dan dengan sejuta keyakinan dosen mata kuliah itu tak akan membiarkannya masuk.
Sakura melirik kekiri dan kekanan, ia baru sadar ia tengah berada di halaman belakang kampusnya. Ia cukup suka dengan tempat ini, banyak jejeran pohon sakura yang tengah bermekaran serta kursi-kursi panjang yang menghadap kolam dimana bunga teratai menghiasi pinggir kolam itu.
Seolah terhipnotis Sakura melangkahkan kakinya menuju salah satu kursi yang ada. Ia memejamkan matanya, menikmati hembusan angin yang menerbangkan beberapa kelopak bunga sakura.
Rasanya seperti berada dibawa hujan bunga Sakura, oh jangan lupakan rumput-rumput yang sekarang yang ia pijaki, meraka tertutupi rontokan kelopak bunga yang berwarna pink lembut.
Sesaat tiba-tiba ia sangat berterimakasih kepada ibunya yang galak itu karena memberinya nama yang sama dengan bunga secantik ini.
Sakura.
Bunga yang mampu mengikat siapapun dalam pesonah indahnya.
Terlihat anggun dan lembut.
Seolah membawamu kedalam mimpi yang sangat indah.
Sakura, gadis jurusan kedokteran itu berharap dapat seindah dan seanggun bunga Sakura. Ia berharap mampu menjerat semua orang, membuat mereka jatuh cinta padanya. Ia sangat kesepian, terkadanga di saat-saat sendiri seperti ini ia ingin seseorang duduk disampingnya, berbagi cerita dengannya, ketika ia merasa jatuh ia ingin seseorang yang selalu ada untuk mendukungnya, memberinya bahu sebagai tempatnya bersandar. Sakura begitu iri dengan teman-temannya, ketika mereka ulang tahun mereka terlihat sangat bahagia karena mempunyai kekasih yang mampu mengerti diri mereka, memanjakan mereka dengan cara yang special. Dia juga ingin, sangat ingin mempunyai seseorang yang seperti itu. Terkadang ia berpikir apakah ia seburuk itu hingga tak ada seorangpun yang mau mendekatinya? Tanpa sadar sebulir air mata jatuh dari kelopak matanya.
"Hei, kau kenapa?"
Sakura terlonjat kaget ketika seseorang menegurnya dari samping.
"Boleh aku duduk?" sambung pemuda itu lagi, belum sempat Sakura menjawab pertanyaannya sebelumnya.
"Silahkan, kurasa tempat ini milik umum." Sakura melirik orang itu dengan ekor matanya, sedikit tertegun. Pemuda itu benar-benar tampan, berbeda dengan pemuda pirang manis yang sebelumya ia temui, kali ini pemuda disampingnya benar-benar tampan dalam standar pria. Satu kata dalam otak kecil Sakura, pemuda disampingnya dalah TIPENYA.
"Jadi boleh kutanya lagi, kau kenapa? Terlihat banyak masalah."
"Ah ti-tidak apa-apa." Sakura benci, sangat-sangat benci dengan sifatnya yang tiba-tiba gugup jika bicara dengan lawan jenis apalagi jika mengetahui mereka memiliki wajah yang menawan, masih ingatkan ia juga sempat gugup dengan pemuda pirang tadi.
"Benar tidak apa-apa?"
"IYA, TIDAK APA-APA !"
Pemuda itu terlonjat kaget dengan seruan kerasnya. Sakura menutup bibirnya, kenapa ia tiba-tiba berteriak seperti orang idiot, padahal maksudnya cuma ingin menjawab dengan tegas. Sakura mengutuk dirinya, ia yakin pemuda itu akan ilfeel padanya.
Selanjutnya mereka terdiam, Sakura berpikir keras apa yang harus dilakukannya sekarang, tidak mungkinkan tiba-tiba ia curhat kepada pemuda itu mengatakan kalau ia sedang galau karena belum perna merasakan yang namanya pacaran. Haha, itu terlalu tidak lucu.
"Oh ya, siapa namamu?" Akhirnya pemuda itu angkat bicara setelah sepersekian setik mereka terdiam, namun bagi Sakura itu seperti bertahun-tahun.
"Sakura, Haruno Sakura." Jawab Sakura cepat, sedikit terlalu antusias. Lagi, Sakura lagi-lagi merutuki kebodohannya. Apakah sekarang ia terlihat seperti akan menerkam pemuda itu?
"Aku Uciha Sasuke, dari jurusan kedokteran." Kata pemuda itu di sertai segaris senyum.
Sakura terpaku. Tadi jantungnya, sekarang perutnya yang terasa seperti digelitiki sesuatu. Sepertinya ia mengidap penyakit aneh sekarang. Dari gejala-gejala yang ia rasakan, Sakura yakin belum pernah mempelajari jenis penyaki ini.
Senyum pemuda itu benar-benar melelehkan. Oh siapapun, tolong dia sekarang.
Kulitnya yang seputih susu. Perut sakura terasa mengembang. Hidung bengirnya. Terus mengembang. Mata oniksnya yang menatap Sakura tajam. Mengembang. Bibir tipisnya yang tampak seksi. Mengembang
"Sakura? Kau tidak apa?"
Dan, DOARRRR.
Ia merasa perutnya meledak, dan kupu-kupu yang berwarna-warni beterbangan dari sana. Tu-tunggu, perutnya mengeluarkan kupu-kupu? Dan perlahan pengelihatannya jadi mengabur, terakhir ia dengar adalah suara Sasuke yang memanggil namanya berulang kali.
TBC/
.
.
.
Haloha, thankyou udah baca... jika ada saran , kritik, pertanyaan dan segala uneg2 dalam bentuk apapun silahkan coret-coret dikotak review…. Saran dan kritik minna-san akan sangat membantu kelanjutan dari fic ini… sampai jumpa di next chap minna- #cifokatu2
anou sbelumnya saya minta maaf, saya memang seorang fujoshi tapi fic ini fic straight kok, gak ada maksud nyari masalah dll.. fic ini saya persembahkan untuk seorang TEMAN... jadi jika ada char yang mungkin kurang berkenan dihati para pembaca sekalian itu murni kesalahn saya, gomenasai~~~
