Hai minna san! Woah lama sekali sejak terakhir kali aku bikin ff! Masih tema HXH,

Tapi hanya meminjam tokoh-tokohnya saja ya

HXH Cuma milik Togashi sensei aja

KuraKuro pairing, fempika

Biasa typo everywhere, don't like don't read.

Kalo ada waktu review please!

Chapter 1

Paris, April 1815

Suara tembakan memekakan telinga, diikuti suara raungan seorang pria, yang merintih kesakitan, menyayat hati siapapun yang mendengarnya. Seorang pria bertubuh tinggi dan ramping, berpakaian serba gelap berhenti dari larinya, ia berbalik dan mendapati rekannya, yang sekaligus seniornya, gurunya, yang berambut pirang, dan memiliki helai-helai perak akibat usia yang tidak lagi muda, terkapar dengan darah merah yang berhamburan, muncrat, menjijikan, berasal dari lubang di bagian perut yang menganga. Wajahnya pucat pria itu semakin memucat, dia segera menghampiri pria yang bernama Light.

"lari cepat!"

"tidak bisa!"

"lari!"

"tidak akan"

Seorang pria bertubuh kekar, namun tidak tinggi mengacungkan senapannya, wajah pria itu bengis, dengan alis tipis, berambut coklat, seperti cucian kotor. Ada kesenangan dalam matanya melihat light terkapar. Kuroro, pria berpakaian serba hitam itu menatap pria kekar itu dengan tatapan mematikan, yang membuat siapapun mengigil melihatnya. Serentak rasa cemas melingkari hati si pria kekar, keringatnya menetes dari dahinya yang lebar, melihat tatapan haus darah itu. Segera ia menarik pelatuknya, klik,klik,klik. Pelurunya habis, "sialan" mengambil kesempatan, Kuroro menerjang pria itu, mengeluarkan belati yang ia rancang khusus untuk dirinya sendiri, benz knife, begitu kuroro menyebut benda kesayangannya, benda yang selalu melindunginya selama delapan tahun terakhir ini. Dengan cepat ia menyerang si penembak, membuat si penembak kewalahan. Ia mendapat berbagai pukulan dan sayatan di tubuh kekarnya. Darah muncrat dari leher si penembak, ke wajah kuroro, kuroro makin senang, dan terus menyerang pria itu dengan membabi buta, hingga pria itu tergeletak tak berdaya. Tapi belum mati, kuroro tak ingin mengotori tangannya dengan membunuh pria itu. Segera ia berbalik pada light, dan berjongkok di sisi light.

"kau akan selamat percayalah padaku"

"omong kosong, aku tak punya waktu lagi.."

"bertahanlah, pria tua!" bentak kuroro gusar

Dengan tangan gemetar, ia memberikan gulungan kertas pada Kuroro.

"berjanjilah Kuroro, kau akan berhenti dari pekerjaan ini, kau masih muda...kau masih punya masa depan panjang, aku tak memiliki apapun yang membuat ku menghargai hidupku setelah kematian putriku Neon" kata light lirih

"maafkan aku..."

"bukan salahmu, aku hanya terlalu memanjakannya. Hingga ia melakukan apapun sesuka hatinya. Apalagi yang kumiliki selain Neon? Ingatlah Nak, penyebab Neon mati. Ssshhhhh...simpanlah...ini akan ber ber berguna"

Kuroro memasukan gulungan kertas itu ke dalam pakaiannya. "aku akan membawamu!"

Tiba-tiba mata light terbelalak, dan sebuah tikaman menyengat punggung kuroro, Kuroro berbalik. Melihat pria itu menggenggam, benz knife yang tadi kuroro letakan di samping nya. Ia tak pernah lengah sebelumnya, tapi pikirannya hanya tertuju pada light, yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri. Ia menahan sakit, dan dengan lihai ia mengambil belati itu, dengan segala kekuatan tersisa, ia menusuk jantung pria itu hingga darah terciprat ke wajah kuroro, pria itu meraung sampai akhirnya terjatuh dan mati.

"bertahanlah pak tua!"

"kuroro ...dengan luka di punggung , ia mencoba membopong light, tapi darah yang keluar dari tubuh kuroro membuatnya lemas, begitupula light yang sudah kehilangan kesadaran...kuroro ambruk, samar sebelum ia kehilangan kesadaran ia melihat dua rekannya yang lain, Feitan dan Bonolenov.

London, Mei 1815

Kurapika, membenci namanya, membenci ayahnya, yang memberikannya nama yang aneh itu. Bukan Cuma memberinya nama yang aneh, tapi juga memperlakukannya sebagai anak lakilaki sampai Kurapika, sampai adik laki-lakinya dilahirkan lima tahun kemudian, yang juga diberi nama aneh, Killua, seolah-olah mengajarkan anak itu diajarkan jadi pembunuh saja. Tapi bocah itu menyukai namanya, aneh sekali dia. Dan sifat tomboynya masih belum hilang sampai sekarang usia Kurapika yang sudah dua puluh tahun. Kurapika sering berpakaian seperti bocah laki-laki saat keluar rumah, tanpa pendamping tentu saja, dengan mencuri-curi kesempatan saat diluar dari pengawas pendampingnya Melody Senritsu, perawan tua, yang berumur nyaris lima puluh tahun, anak haram dari seorang Baron dengan pelayan yang dia ambil dari jepang, saat kunjungannya kesana. Kurapika dilahirkan di daerah koloni di Amerika, diantara suku Indian Commanche, yang tinggal tak jauh dari wilayah kansas. Di antara suku Commanche, adapula suku Kuruta yang merupakan suku dari peranakan blasteran antara orang kulit putih dan kulit merah. Blasteran yang dikucilkan, tidak diterima baik, di kalangan kulit putih ataupun Indian, hingga mereka membentuk kelompok sendiri. Dan putri dari kepala suku mereka bernama Kurapika Kuruta. Nama itulah yang diambil oleh silva saat Kurapika dilahirkan. Ayahnya adalah seorang Duke nyentrik, yang suka hidup berpetualang, dia adalah Duke of York, Silva Zoldyck, yang berambut perak ciri khas keluarga, yang menurun pada adik Kurapika, Killua yang sama-sama berambut perak bermata biru, mata yang juga dimiliki oleh Kurapika. Ibu mereka, memiliki rambut coklat keemasan, dengan warna mata seperti brendi, dan ujungnya tertarik ke atas seperti mata kucing, bentuk mata yang menurun pada Killua dan Kurapika. Duke of York memiliki estat yang luas, dan memiliki banyak perkebunan anggur, yang dikelola oleh adik dari Silva, yang adalah anak haram dari ayahnya Zeno, duke terdahulu, bersama seorang gadis Irlandia, cantik, yang seorang pelayan Baron Dalzone, yang merupakan teman dekat dari ibunya melody, yang juga pelayan dari Baron Dalzon. Gadis itu mati setelah melahirkan, hingga anak itu diasuh oleh ibunya melody yang sudah dianggap ibu oleh gadis Irlandia itu. Dia bahkan tak sempat memberi anak itu nama, hingga ibunya melody menamainya, Hisoka. Hanya Hisoka. Kelahiran Hisoka yang merupakan anak haram seorang duke, diketahui Baron Dalzone, ia memberitahu Zeno. Dan Zeno pun mengambil anak itu saat anak itu baru berusia enam bulan. Saat itu Zeno baru kehilangan istrinya, dan silva saat itu sedang bersekolah di Eton. Silva berumur tiga belas tahun waktu itu. Keberadaan Hisoka menjadi pelipur lara bagi Zeno, saat itu. Meskipun demikian, silva dan Hisoka hidup rukun, dan Hisoka menerima keadaanya yang hanya sebagai anak haram tanpa warisan. Tapi silva menyayangi Hisoka, memberinya fasilitas layaknya adik yang sah, bahkan mempercayakan pengelolaan estat-estat dan perkebunan-perkebunan, selama petualangannya di negara koloni. Dan hisoka mensyukuri hal itu, meskipun ia tak pernah menampakannya, karena ekspresi Hisoka tidak pernah menyenangkan, tidak pernah ramah sama sekali. Tapi Kurapika menyukai pamannya itu, dan sering menggodanya sampai pamannya tertawa atau bahkan marah yang membuat hisoka bisa bersikap konyol.

Seperti hari ini demi menghindari pesta seorang Lord kaya, Kurapika berpakaian anak laki-laki dan kabur dari pengawasan melody dan Ibunya, Mito. Ayahnya yang tidak suka kota, lebih memilih tinggal di kediaman zoldyck, di York selama. Di season ini, ia mempercayakan Kurapika pada istrinya saja. Karena Mito menganggap zoldyck tidak berguna menghadapi kenalkalan Kurapika, kecerdikan gadis itu. Kurapika sudah melewat dua season sebelumnya, dengan menolak lima lamaran! Padahal dalam dua season sebelumnya, Kurapika hanya menghadiri sedikit pesta. Silva selalu membela Kurapika, dan mempercayai Kurapika, kalau gadis itu bilang dia tidak enak badan. Dan Kurapika tidak enak badan selama hampir semua season. Dia memberi alasan, kalau ada penyakit kegilaan menurun dari leluhurnya, buktinya ayahnya lebih memilih menghabiskan masa mudanya bersama istri yang baru dinikahinya di negeri koloni. Dan semua pelamarnya percaya akan hal itu. Padahal dua diantara pelamarnya adalah Earl yang cerdas dan berpendidikan. Dan kali ini, Mito tidak akan membiarkannya lewat begitu saja. Ia melewati pagar tanaman, di halaman belakang town house Duke of York di Mayfair yang sudah ia lubangi dan sengaja ia tutup dengan batu berukuran cukup besar agar tukang kebun tidak mengetahuinya.

Kurapika berjalan-jalan sambil mengunyah permen yang ia beli di toko gulagula, dan menimati kebebasanya. Ia tak menyukai memakai gaun, pergi ke pesta dan berburu suami, seperti teman-temannya, apalagi kejadian yang menimpa neon sahabatnya tahun lalu, membuat ia berpikir kalau berburu suami potensial itu bisa menjadi hal yang sangat menyakitkan, dan merenggut nyawa.. kurapika duduk di bangku, di hyde park saat melihat kereta kuda yang sangat ia kenal betul, dengan ukiran huruf H yang besar dan mencolok, itu milik pamannya, Hisoka. Apa yang pamannya lakukan di Hyde Park? Apa pamannya sedang berkencan? Pamannya memang tampan, tinggi, maskulin, berusia cukup untuk menikah, 35 tahun...tapi pamannya bukan tipe pria yang mengajak jalan-jalan kekasihnya, apalagi di tempat umum, dimana orang-orang bisa melihat. Paman nya menyukai pendekatan langsung, apalagi dengan statusnya, pamannya tak mungkin memamerkan gadisnya di depan umum. Penasaran Kurapika menghampiri kereta kuda itu, dan dihardik sang kusir, james perwinkle, pria paruh baya, berperut gendut, bermuka sperti santa clause. James tidak mengenali Kurapika saat itu.

"bermainlah di sana bocah, jangan mainmain di sini."

Kurapika patuh pergi, tapi untuk kembali lagi, saat james lengah, ia masuk dengan cepat ke kereta itu. Tapi bukan Hisoka yang ada di dalam kereta, melainkan sesosok pria, berambut hitam disisir ke belakang, bermata sehitam batu obsidian, wajahnya tampan, sangat tampan dan pucat. Sosoknya misterius, mengundang tanya setiap orang yang melihatnya. Sosoknya seperti vampir, jika meman vampir itu ada. Pria itu sangat memesona, meski dengan tatapan yang dingin, bahkan sama sekali tak bergeming saat kurapika tiba-tiba masuk. Sosok itu begitu maskulin, dengam pembawaan nya yang tegas, membuat jantung kurapika berdebar antara takut, dan penasaran, dan juga emosiemosi lain yang tidak pernah ia kenal sebelumnya. "kau bukan Hisoka, siapa kau?"

Tanya Kurapika bahkan sebelum ia sendiri menyadari bahwa ia sudah bertanya, "nah, lady, aku yang harusnya bertanya padamu, apa yang kau lakukan di sini dengan pakaian yang tidak seperti seorang lady" katanya dingin, menusuk, membuat Kurapika malu, hingga wajahnya memerah, hingga ke telinga dan lehernya. Ia baru menyadari keadaanya, dan benar-benar merasa sangat malu, baru kali ini ia malu dengan penampilan bocah laki-lakinya.

"kau tidak sopan, bertanya kepada seorang lady seperti itu" Kurapika membuang muka, di luar dugaan pria itu tertawa, "jika kau mengharapkan kesopanan dari seorang pria, maka bukankah seharusnya kau berpenampilan layak, hingga pria itu bisa berlaku sopan?"

Kurapika semakin malu, karena pria itu memojokkannya, "kalau aku berpenampilan seperti ini, berarti aku sedang tidak ingin dikenali sebagai seorang lady. Dan bagaimana kau tahu aku seorang lady?"

Kuroro mendengus lalu berkata, "seorang pemuda tidak punya kulit sehalus dan selembut itu, tida punya gundukan kecil di dada, dan tidak memiliki suara feminin. Dan karena kau sedang tidak ingin dikenali, bukankah seharusnya, kau tidak usah mempedulikan jika seorang pria tidak berbicara sopan padamu bukan, my lady?"

Sialan pria itu, dia sudah sukses, membuat Kurapika malu setengah mati. Dengan harga diri yang tersisa, Kurapika bertanya kembali, "kenapa kau menggunakan kereta kuda Hisoka?"

"ada hal-hal yang tidak perlu diketahui oleh seorang lady. Dan ah ya, aku harus segera pergi karena aku sudah lima belas menit menunggu di sini. Akan ku antar kau ke rumah mu, Lady Kurapika Zoldyck"

Mata Kurapika terbelalak, saat menyadari bahwa pria itu mengenalnya! Oh Tuhan siapa pria ini?