Hai reader tercinta! *kasih kiss jauh* #reader pada muntah xD
Sang author GaJe datang lagi nih xD #gk ada yg kangen!
Siap untuk FF baru saya? #belum kuat mental!
Hehehe.., sebenarnya saya bingung mau kasih Rate dan Genre apa xD
Jadi, ya…., pilih asal-asalan xD #huuuu
Yo! Langsung aja! Jangan lupa coblos muka saya nanti 2014 #colokin paku ke Nabila
Action! xD
Disclaimer : Naruto punya Masashi senpai, disini cuman nyantol nama(?)
Warna langit terus berubah semakin berwarna merah kekuningan. Matahari hanya menampakkan setengah tubuhnya. Burung mulai berterbangan menuju sarangnya. Kesunyian pun melanda. Semua menandakan senja hampir tiba. #gagal puitis =.=
"Kuso!"
Remaja berambut kuning jabrik ini terus memberontak dalam ikatannya. Gertakan giginya dapat memastikan bahwa dia sedang kesal bukan main. Sekarang bukan waktunya istirahat. Ada yang harus dia lakukan. Harus.
"Ck! Woi! Lepasin nih tali, dattebayo!" jeritnya lagi. Padahal, cuman dia sendiri di ruangan itu. Kurang lebih sih.
Sudah lebih dari 2 jam dia melakukan hal yang sama. Menggeliat kesana kemari, mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang sangat erat. "Kuso!" keluhnya lagi.
Braaak!
Pintu dibanting keras, membuat gertakan gigi sang kuning berubah menjadi longoan bulat. Keringat mengalir deras saat melihat pintu tak berdosa telah terbelah menjadi 2 karena bantingan keras seorang perawat, mungkin? Tidak, perawat itu tidak menggunakan baju perawat seperti perawat kebanyakan. Sifatnya juga tak bisa disebut perawat jika sudah berhadapan dengan manusia yang ada dihadapannya sekarang.
Gadis yang sekarang berada di lubang pintu itu adalah sang perawat evil favorit sang kuning. Kedutan amarah terlihat jelas dari jidatnya yang lebar. Death Glare mematikannya yang sangat mengerikan menandakan tanda bahaya. Di lengan kanannya sudah terdapat se-roll tali tambang siap pakai(?). sedangkan tangan kirinya sebagai pelaku perusakan pintu. Rambut sewarna dengan sakura itu terlepas dari kuncirannya secara otomatis. Membiarkan rambut pinknya berkibar mengerikan, menandakan adanya hawa penyiksaan yang kejam.
Mata shapire si kuning hanya bisa menatap horror dengan kedatangan sang perawat cantik. "Sa…., sakura-chan…" gumannya panik. Ini lebih menyeramkan dibanding serangan bijudama milik kyubii. Lebih berbahaya dibanding serangan mematikan milik kelima kage.
Sang perawat kejam itu hanya menyeringai kejam. "Naruto…." Bisiknya bahaya. Pelan, namun terdengar jelas, membuat siapapun yang mendengarnya merasa akan kehilangan nyawanya.
Dan adegan selanjutnya sangat berbahaya untuk dilihat anak kecil seperti para reader *digampar.
"RASAKAN INI! CAMBUKAN PENGIKAT HARUNO SAKURA!"
CRASH! KLAK! TUING! TONG! CING! *itu suara orang nyiksa atau banci taman lawang dikejar kantib? (pikirkan sendiri)
"UUUWAAAA! ITTAI, DATTEBAYO!"
NB : saya gagal putis lagi =.=
.
.
.
Koridor gedung hokage terdengar sangat berisik. Banyak ninja tingkat genin, chunin maupun jounin yang berlalu lalang. Kejadian langka? Tidak jika ini baru memasuki minggu kedua setengah(?) -ya, 17 hari gitu- dari 'kemenangan' para aliansi atas perang besar shinobi ke-empat. Tapi, bukan saatnya bersantai. Mereka semua harus memulihkan desa masing-masing secepatnya. Bahagia memang. Perang sudah usai, tapi tidak untuk pria berambut perak dan bermasker yang berada di ruang hokage.
"Kakashi-sama, pembangunan untuk evakuasi sementara tertunda karena masalah pangan!"
"Kakashi-sama, beberapa jounin menghilang saat melakukan misi khusus!"
"Kakashi-sama, kita kekurangan perlengkapan medis"
"Kakashi-sama, kami kesulitan untuk mendapat komunikasi dari desa lain"
"Kakashi-sama!"
"Kakashi-sama!"
"Shizune, apakah Tsunade-sama belum pulih?" tanya Kakashi pada gadis berambut hitam disampingnya yang masih tampak sibuk memeriksa setiap laporan. Kakashi nampak pasrah akan tugas yang dibebankan kepada punggungnya(?).
Shizune hanya tersenyum tipis, menatap kursi hokage yang tidak diduduki oleh empunya "Tsunade-sama memang sudah melalui masa kritis, tapi belum pulih seutuhnya. Beliau belum siuman" ucapnya lirih. Jelas dia khawatir dengan keadaan sang hokage. Kakashi hanya menarik napas berat.
"Bagaimana dengan Shikamaru?" tanyanya lagi, mencoba mencari orang yang dapat membantunya.
Shizune memasang wajah berpikir, mencoba mengingat apa yang sekarang mungkin dilakukan bocah Nara itu. "Ehm, sepertinya dia masih mengurus alokasi para chuunin dan jounin" ucapnya singkat.
Lagi-lagi Kakashi gagal mencari pertolongan. "Lalu, bagaimana dengan 3 sanin baru kita?" tanyanya lagi. Dasar kepo.
Kali ini Shizune tampak bingung dan tersenyum kikuk. "Hehehe.., Naruto masih menjalani perawatan…, dibawah kendali Sakura…" jelasnya disambut gelengan maklum dari Kakashi "… dan, Sasuke.., belum diketahui keberadaannya" lanjutnya ragu kali ini disambut anggukan kecil Kakashi.
"Baiklah. Aku menyerah. Tidak ada yang bisa membantuku" pasrah Kakashi. "Eh, dimana Tonton?" tanyanya lagi. Ia menghampiri meja hokage yang sudah terdapat tumpukan laporan, disortirnya laporan yang serasa tak akan habis itu.
"Sepertinya Tonton masih setia menunggu Tsunade-sama di ruang inap" jawabnya lembut. Shizune membantu Kakashi dengan tulus *Bah!*. "Hanya kau yang bisa menggantikan Tsunade-sama disaat seperti ini, Kakashi-senpai" ucapnya pelan.
Kakashi menjeda sebentar pekerjaannya "Aku hanya menggantikan sementara. Sebenarnya masih ada bocah nekat yang bisa. Tapi dia belum siap" Kakashi tersenyum tipis dibalik maskernya. Dibalas anggukkan Shizune "Ya…,"
'Naruto, Sasuke, Sakura, kalian pasti bisa' batin Kakashi yakin.
Sementara itu di depan gerbang Konohagakure…
Terlihat bocah berambut hitam lurus kebawah, menatap takjub ke gerbang Konohagakure. Mata dark blue nya memancarkan cahaya kegembiraan. Di genggamnya pelindung kepala yang belum dikenakannya.
"Jadi, disini tempatnya?" ucapnya bersemangat. Di ikatkannya pelindung kepala kebanggaannya di kepalanya. Terlihat jelas ukiran lambang Konoha di pelindung kepala itu. Dengan mantab dia menuju gerbang itu. "Aku akan berjuang!" teriaknya gembira. Membuat dua jounin di pos yang dari tadi hanya memperhatikan beberapa kertas ditangan mereka, memandang heran kepada bocah itu.
"Siapa dia?" tanya kedua jounin itu bersamaan. Bocah itu berjalan santai kearah pos mereka.
"Yo, ohayo, Kotetsu-sama, Izumo-sama!" sahut bocah itu sok kenal sok akrab, membuat dua jounin itu hanya melongo heran. Jika saja bocah itu tidak mengenakan pelindung kepala konoha, dia pasti sudah disergap oleh mereka.
"Hei, apa kami mengenalmu?" tanya salah satu jounin yang mengenakan melingkar kain di garis hidungnya.
"Ya, dan lagi, ini sudah sore, ngapain bilang ohayo?" tanya jounin yang satunya lagi.
"Ah, tidak, tidak, kita belum pernah bertemu, Kotetsu-sama" jawab bocah itu mengibaskan tangannya ringan pada si kain(?), Kotetsu. "Hahaha, maaf, kukira masih pagi. Kau tau, perjalanan kemari sangat jauh, Izumo-sama" jelas bocah itu pada jounin satunya lagi, Izumo.
Kotetsu dan Izumo hanya saling pandang bingung.
"Baiklah, lupakan pertanyaan kami yang tidak penting tadi" ucap Izumo mencoba meluruskan pembicaraan. "Kau siapa? Aku tidak pernah melihatmu didesa" ucapnya jujur. Kotetsu hanya mengangguk.
"Oh, maaf, aku kurang sopan, hehehe.." bocah itu hanya nyengir kuda"Namaku Chimaru! Tidak punya marga! Umur 12 tahun!" ucapnya polos ditambah cengiran lima jarinya.
.
.
.
TBC
Character OC *eh? ;) :
Nama : Chimaru ?
Level : unknow
Penampilan :
Rambut hitam lurus kebawah (seperti Itachi)
Mata berwarna dark blue
Bajunya mirip mas Konohamaru NS ;) bedanya cuman warna. Syal warna hijau. Baju warna abu-abu. Celana warna hitam.
Didahi ada luka gores horizontal 5 cm.
Gimana? GaJe?
Wkwkwkwk.., ide masuk gitu aja. Hehehehehe…
Jadi kacau deh semua hehehe…, jangan bully saya .
Sebenarnya saya punya banyak FF, tapi kurang yakin untuk di upload(?) xD
sekali lagi maaf kalo kacau dan gak sesuai selera(?) #lu kira indomie
Yosh, terimakasih telah membaca.
RnR please?
Mohon kritik dan saran senpai sekalian :D
