Wait For You
Hai! Saya kembali lagi untuk membuat sekond fic!
Saya harap kalian senang dengan fic yang ini^^
Tolong beri kritik, saran, dan semuanyalah pada saya. Selamat membaca!
Haruno Sakura. Gadis yang pendiam, dia pandai sekali, terutama di bidang Biologi yang sangat bersangkut paut dengan cita-citanya, yaitu menjadi dokter. Dengan panjang rambut sebahu yang sewarna dengan permen kapas yang selalu ia kuncir, dia juga mempesona ditambah dengan sepasang iris mata indahnya yang bagaikan batu emerald. Ia memang cantik, kulitnya putih mulus layaknya susu, tingginya pun sama seperti seorang supermodel, namun sayang, ia tak mempunyai seorang teman karna sifat arogannya. Dia selalu memasang wajah datarnya dan berbicara dengan singkat dan dingin.
Namun, Sakura tak pernah mempermasalahkan itu semua. Karna ia mempunyai seorang kakak yang sifatnya bertolak belakang dengannya. Dia adalah Haruno Sasori yang 2 tahun lebih tua darinya. Ia juga teman curhatnya Sakura, jika Sakura sedang bersama Sasori, sifatnya akan berubah menjadi 180 derajat. Ia selalu curhat pada Sasori karna kedua orang tuanya sibuk sekali sampai tak memperhatikan Sakura dan Sasori.
Di sekolahnya, ada juga siswa yang menjadi anggota boyband. Namanya Uchiha Sasuke, rambutnya ber-style aneh karna modelnya seperti pantat ayam, juga bola matanya yang sewarna dengan batu onyx yang pekat. Seorang siswa yang sekelas dengan Sakura yang dapat dikatakan sebagai cowok perfect. Karna memang Sasuke itu tampan, kulitnya putih bersih tampa cacat, dan multitalent, sekaligus leader dari Team 7.
Team 7 sendiri juga anggotai oleh Namikaze Naruto yang sangat lincah dalam dance, dia terlihat mencolok karna rambut spike pirangnya, dan blue sapphire yang sebiru lautan yang meneduhkan. Ada juga Shimura Sai yang merupakan sepupu Sasuke, makanya mereka mirip. Tetapi satu keunggulan Sai daripada Sasuke dan anggota lainnya, yaitu dia paling pintar menggambar dan melukis. Selanjutnya ada Sabaku No Gaara, seorang cowok dingin yang mempunyai tato 'Ai' dalam huruf kanji Jepang di pelipisnya. Ia yang paling dewasa dan suaranyalah yang paling berat diantara yang lain. Sepasang iris pale green dan juga rambutnya yang warnanya sama dengan merah darah yang mendukug penampilannya. Dan yang paling pemikir dan disiplin, Hyuuga Neji. Rambutnya menjuntai panjang tetapi ujungnya diikat, matanya yang sewarna dengan bunga lavender yang lembut, tepatnya amnethys. Dan mereka berlima sekelas dengan Sakura.
Kemarin mereka murid VIII. 1 mengikuti ujian harian Matematika. Dan mereka sedang bersukaria karna jam pelajaran sejarah kosong. Team 7, sedang heboh menampilkan penampilan mereka dengan dance yang membuat keringat bercucuran, dan semua anak di kelas itu menjadi penontonnya. Namun beri pengecualian untuk Sakura, dia lebih memilih untuk menambah pengetahuannya dengan membaca buku Biologi khususnya yang tebalnya mencapai 3 cm. Sakura melirik ke arah pergelangan tangan kirinya yang menjadi tempat bertenggernya jam tangannya yang sederhana. Pergantian jam yang akan berlangsung 5 menit lagi membuat Sakura harus membuatnya untuk menghentikan acara belajarnya. Segera ia ambil buku paket serta buku tulis Matematikanya dari dalam tasnya. Dan benar saja, Shikamaru-sensei seorang guru magang yang termuda di sekolahnya masuk ke kelas.
"Sasuke! Naruto! Neji! Gaara! Sai! Duduk di tempat kalian masing-masing! Dan yang lainnya!" seru Shikamaru-sensei. Semuanya pun langsung kembali ke tempat duduk masing-masing.
"Kenapa sih, kalian tak bisa mencontoh Sakura yang selalu taat akan pergantian jam?" tanya Shikamaru-sensei, tak ada yang menjawab, semuanya diam.
"Ya sudah. Karna sudah tenang, saya akan membagikan nilai ulangan kalian yang kemarin kalian kerjakan,"ujar Shikamaru. Lalu ia membagikan semua kertas ujian dengan cara memanggilkan nama.
Nama Sakura dipanggil terakhir, dengan santainya ia mengambil kertas ujiannya dari kerumunan siswa serta siswi yang sibuk bertanya nilai satu sama lain, ia pandang kertas ujiannya yang mendapat nilai sempurna kemudian ia berterima kasih. Tetapi kemudian Shikamaru memanggil Sakura, dan ia menyuruh Sakura supaya ia datang ke ruangan guru sepulang sekolah.
Sepulang sekolah, Sakura langsung melangkahkan kakinya ke ruangan Shikamaru. Sakura pun mengetuk pintu ruangan, setelah mendengar kata 'masuk', Sakura pun masuk ke dalam.
"Sakura, sensei minta kamu untuk mengajari Team 7 karna nilai-nilai mereka turun semua, tepatnya memberi pelajaran tambahan untuk mereka" ujar Shikamaru to the point-nya. Sakura dengan mantap langsung menggelengkan kepalanya.
"Kenapa harus saya?" tanya Sakura sopan.
"Hanya kamu yang sensei percayai. Kamu kan anak yang tegas dan disiplin. Saya sangat mengharapkan bantuan kamu Sakura," jawab Shikamaru. Sakura menghela nafasnya karna ia merasa bahwa ia sangat diperlukan, akhirnya ia menganggukkan kepalanya.
"Kamu ke kelas saja. Saya sudah suruh mereka untuk menunggu kamu di kelas," lanjut Shikamaru dengan senyum tipis.
"Saya permisi," balas Sakura singkat lalu keluar dari ruangan Shikamaru, dan kembali berjalan ke kelasnya.
Sakura sungguh ingin membentak-bentak kelima siswa tenar di sekolahnya ini. "Tak punya niat belajar sama sekali," pikir Sakura dalam hati. Cobalah lihat mereka. Sai sedang asyik menggambar, Naruto sedang asyik melakukan dance sekaligus berusaha menciptakan gerakan baru, sedangkan Sasuke, Gaara, dan Neji sibuk menonton video dance yang dilakukan oleh dancer professional.
"Ehem," Sakura berdehem untuk menyadarkan keberadaannya. Mereka pun mengalihkan pandangan mereka kepada Sakura.
"Sedang apa kau di sini?" tanya Naruto.
"Memberi pelajaran tambahan," jawab Sakura dengan singkat dan pelan.
"Pelajaran apa yang kalian kurang mengerti," sambung Sakura to the point.
"Kalau aku semuanya, kecuali olahraga dan seni budaya," jawab Naruto yang disertai dengan cengiran khasnya.
"Memangnya kau bisa menjadi tutor kami?" tanya Gaara meremehkan.
"Hahaha… pertanyaanmu adalah pertanyaan bodoh! Apa kau tak lihat piala yang dipajang di aula sekolah itu dari siapa?" sahut Neji.
"Walaupun nggak semua. Tapi kan piala itu kebanyakan Sakura yang menyumbangkannya. Kalau aku sih percaya saja, dia kan siswi kepercayaan Shika-sensei, wali kelas kita," timpal Sai yang menghentikan kegiatan menggambarnya sejenak.
"Cih! Bilang saja kalian mau membelanya!" seru Gaara kesal lalu menunju-nunjuk Sakura. Sakura menggelengkan kepalanya, lalu menghela nafas sabar.
"Hentikan pertengkaran konyol kalian," Sakura menengahi dengan suara bernada datarnya.
"Dan kau tuan Sabaku, tolong bersikap dengan sopan," sambung Sakura. Semuanya pun terdiam.
"Baiklah. Akan kembali kujelaskan pelajaran Matematika tadi," ujar Sakura.
Lalu ia menerangkan kembali segala pelajaran Matematika bahkan dengan detail. Setelah selesai, Sakura menolehkan kepalanya ke segala arah, ternyata mereka masih meneruskan kegiatan yang tadinya sempat tertunda. Habis sudah kesabaran Sakura, dari tadi ia menerangkan dan ia diacuhkan. Sakura pun menggebrak meja.
"Kalian ini bisa menghargai orang lain tidak?! Dari tadi aku menerangkan dan tak satu pun dari kalian yang mendengarkanku!" seru Sakura marah.
"Sekarang aku minta kalian untuk kembali menerangkan apa yang kuucapkan tadi!" sambung Sakura. Dan mereka mengulangi apa yang Sakura jelaskan dengan lancar, kecuali Naruto yang agak tersendat-sendat.
"Sudahkan? Apa lagi?" tanya Sasuke yang memecahkan kekagumannya pada Team 7.
"Karna kalian sudah bisa. Kurasa cukup itu untuk hari ini," jawab Sakura lalu membereskan barang-barangnya. Dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari kelas dan pulang.
Sakura berjalan kaki untuk pulang ke rumahnya. Mengingat jarak antara rumah Sakura dengan sekolahnya tak cukup jauh. Ia memang seorang gadis yang sudah dilatih untuk mandiri sejak kecil. Ia membuka gerbang rumahnya yang dapat dikatakan sebagai istana. Setelah ia masuk, ia mendorong gerbangnya hingga tertutup lagi lalu menggemboknya, dan melanjutkan langkahnya ke depan pintu rumahnya.
Tok… Tok… Tok…
Sakura mengetuk pintu rumahnya sebanyak tiga kali. Tak lama pintu terbuka dengan seorang pemuda berambut merah dan hazelnya menatap Sakura seakan minta sebuah penjelasan.
"Baiklah, akan kujelaskan. Tapi setidaknya Sasori-nii harus menyingkir dulu dari pintu, supaya aku bisa masuk. Bukankah itu sebuah tata krama yang sudah Sasori-nii ajarkan?" ujar Sakura yang membalas tatapan hazel itu dengan tatapan datarnya.
"Hhh, baiklah. Silahkan, aku menunggumu di halaman belakang," balas Sasori lalu masuk ke dalam rumah. Sakura mengikuti apa yang dilakukan Sasori, tak lupa ia tutup pintunya lalu masuk terlebih dahulu ke kamarnya.
Ia mengganti seragamnya dengan sebuah kaos santai berwarna biru muda dengan celana pendek. Lalu ia membongkar isi tas ranselnya dan menukarnya dengan apa yang akan ia pelajari besok. Kemudian gadis beriris emerald itu menggantung kembali seragamnya dan melangkahkan kakinya menuju halaman belakang untu menemui Sasori.
Emerald Sakura melihat Sasori sedang duduk di pinggir kolam renang mereka dengan menyeruput jus jeruk yang ia pegang sambil menikmati semilir angin yang menerpa rambutnya. Sakura pun menghampiri Sasori dan duduk di sampingnya dengan memasukkan kakinya ke dalam air kolam.
"Hm… apa yang membuatmu pulang terlambat?" tanya Sasori, Sakura menghela nafasnya.
"Aku memberi pelajaran tamabahan untuk cowok-cowok tenar di sekolahku," jawab Sakura.
"Hn? Maskudmu anggota boyband Team 7?" tanya Sasori lagi, Sakura menganggukkan kepalanya.
"Hhh, asalkan kau tau Sasori-nii mereka menghancurkan kesabaranku. Cobalah kau pikir, ketika kau sedang menerangkan orang yang memerlukan ilmu darimu mengacuhkanmu. Begitulah yang aku rasakan! Huh, menyebalkan!" jelas Sakura, Sasori tertawa kecil lalu mengusap-usap helaian surai merah muda Sakura.
"Sabar, jangan terlalu dipikirkan. Apa hanya itu yang terjadi tadi?" Sasori menanggapi.
"Tapi aku salut juga dengan mereka Sasori-nii," jawab Sakura.
"Kenapa?"
"Karna waktu aku menyuruh mereka untuk mengucapkan kembali apa yang aku terangkan pada mereka. Mereka bisa! Yah, walaupun Naruto mengucapkannya dengan macet-macet," Sakura berkata dengan menggebu-gebu.
"Awas nanti suka lho," goda Sasori. Mendengar itu sontak pipi Sakura menjadi merah merona.
"Apa sih, Sasori-nii? Jangan bilang begitu lah, seperti tak tau saja aku seperti apa aku jika di sekolah," balas Sakura sambil mendorong bahu kiri Sasori.
"Eh, siapa yang tau. Kalau aja, nggak ada yang nggak mungkin. Ingat itu Saku," Sasori membalas lagi.
"Terserah Sasori-nii sajalah," jawab Sakura dengan acuh sambil memalingkan wajahnya.
"Sana! Lebih baik kamu makan," ujar Sasori sambil mendorong badan Sakura.
"Iya-iya. Sasori-nii sendiri memangnya sudah makan?" balas Sakura yang sudah bangkit berdiri.
"Hehehe… belum. Kalau begitu, kita makan bersama yuk" Sasori menggaruk-garuk leher bagian belakangnya.
Lain tempat…
"Baka-aniki! Keluar dari kamarku sekarang juga!" seru Sasuke pada seorang pemuda yang lebih tua 2 tahun darinya, yang sangat mirip dengannya, yang membedakannya hanya pria yang dipanggil 'baka-aniki' itu mempunyai rambut yang panjang dan diikat pas ditengkuk.
"Hahaha… akui saja, kau sedang melamunkan gadis. Siapa ya? Mm… Sakura! Iya Sakura! Gadis cantik yang tingginya setara dengan supermodel dan cool itu. Dan mulai sekarang ia menjadi tutormu!" balas pemuda itu.
"Pergi! Itachi-aniki baka!" seru Sasuke sambil melemparkan bantal pada Itachi.
"Tak kena!" Itachi menjulurkan lidahnya pada Sasuke yang sedang panas menahan malu.
"Lebih baik kau jujur padanya. Dari pada Sakura-mu diambil orang. Kan sayang," ujar Itachi lagi yang membuat Sasuke semakin malu.
"Diamlah! Keluar kau!" Sasuke bangkit dari ranjangnya dan mengepalkan tangannya ingin meninju Itachi yang sudah kabur duluan.
Sasuke pun menutup pintu kamarnya, ia kunci juga kamarnya. Lalu ia kembali ke ranjangnya dan merebahkan dirinya di situ. Pikirannya kembali melayang ke gadis dingin yang berambut merah muda dan beriris emerald terang. Dia memang gadis yang membuat Uchiha Sasuke jatuh cinta. Ia sudah lama menyukai Sakura, sejak mereka pertama kali bertemu, saat di Sekolah Dasar, ia menyangka bahwa Sakura adalah gadis yang bisu dan tak bisa mendengar. Namun semenjak kelas 6 SD, ia sadar bahwa Sakura memang anak yang pendiam. Sejak itu ia mulai menyimpan rasa pada Sakura. Tetapi ia tak berani mengungkapkannya karna namanya juga Uchiha, ia terlalu gengsi untuk mengatakan perasaannya yang sesungguhnya pada Sakura.
To be Continue
Saya minta review dari para reader ya,
Supaya fic ini dapat maju dan makin baik
Terima kasih,^^
