Pemuda bersurai Blonde itu masih tertidur nyenyak dikasurnya. Meringkuk diatas kasur dengan selimut yang menenggelamkan tubuhnya. Tak peduli pagi sudah menyapanya beserta Matahari yang sudah menyambutnya.

Ceklek!

"Jimin?" Wanita paruh baya itu masuk kedalam dan langsung menuju ke arah ranjang putranya. Tangannya menggoyang pelan lengan anaknya. Tapi si anak tidak terbangun dari tidurnya.

"Jimin-ah, kapan bangun? Tidak rindukah kamu pada latihan menarimu? Temanmu? Dan ... Orang tuamu ini?" Tanya si wanita lirih. Lantas dia duduk di tepi ranjang anaknya.

Tangannya mengusap pelan pucuk kepala Jimin. Sesekali merapikan poninya dan merapikan selimutnya. Wanita itu menangis diam. Masih tidak percaya pada nasib malang anaknya. Anak bungsunya.

"Eomma?"

"Ah Chanyeol. Maaf ibu lupa membuatkanmu sarapan. Ibu terlalu asik dengan Jiminnie. Ja! Ibu buatkan kau sarapan ya?" Segera setelahnya sang Ibu melesat keluar kamar Jimin dan pergi menuju dapur.

Chanyeol menghela nafas. Kakinya melangkah pelan memasuki kamar bernuansa biru kalem itu. Dia menatap adiknya dengan sorot mata sedih.

"Huft~ Jiminnie. Hyung kuliah dulu ya? Sore nanti Hyung pulang, Hyung bawakan kue Mochi mau?" Tanyanya. Tapi yang diajak bicara masih tertidur tenang dengan nafas teratur.

"Baiklah, Hyung anggap iya untuk jawabannya. Kalau tidak ada kue Mochi, Hyung belikan soda ya." Ujarnya.

Sebelum keluar kamar, Chanyeol mengacak-acak rambut adiknya. Membuat si empunya mengecap pelan tak suka lalu semakin meringkukkan dirinya.

"Oh ya, Jiminnie, Hosiki bilang dia rindu berangkat sekolah bersamamu." Setelah mengatakan titipan pesan dari teman sekolahnya dia segera keluar dari kamar adik kesayangannya itu.

Park Jimin, putra bungsu keluarga Park, yang nasibnya tidak sebagus orang kebanyakan. Dimana dia menderita Sindrom Kleine-Levine yang menyebabkan dirinya tertidur dalam jangka masa yang panjang.

Tittle : Sleeping Beauty

Ketika sang Pangeran bertemu dengan Putri tidurnya. Akankah mereka bahagia?