Naruto © Masashi Kishimoto
Mask, Destiny, and Reality © Fu A
Rated : T Semi M
Genre : Adventure, Romance
Main Pairing : Naruto X Sakura
Warning : Typo, OOC, GaJe, Bahasa Aneh, EYD Berantakan, etc.
Perbatasan antara Hi no Kuni dan Mizu no Kuni.
Deru angin malam menyeruak kesela-sela pori-pori kulit, daun-daun berterbangan seolah-olah tengah diusiknya, keheningan mulai menyeruak. Namum, dibalik ketenangan itu, tersembunyi suatu peristiwa yang mungkin akan merubah segalanya.
Suiton: Suiryudan no Jutsu
Seketika muncul naga air mencoba menerjang 5 orang yang semuanya mengenakan topeng, dilihat dari Hitai-ate dan penampilan mereka, dapat disimpulkan mereka adalah kesatuan khusus Konohagakure no Sato, ANBU. Terlepas dari mereka semua adalah skuat ninja paling elit, bahkan diseluruh dunia shinobi, mereka kini hanyalah ninja yang tengah kehabisan tenaga yang tengah menunggu kepastian ajal mereka.
Suiton : Suijinheki
BLARRR
Suara tubrukan naga air yang dibuat ninja Kirigakure tadi dengan sebuah dinding air yang tiba-tiba muncul. Ninja dari Kirigakure, pelepas jutsu Suiton tadi hanya mendecih tidak suka.
Tak lama kemudian muncul 2 orang berpakaian mirip dengan 5 orang anggota ANBU, namun dengan sedikit tambahan aksen jubah berwarna krem dengan pola Fuin pada bagian bawah.
POFFT
Muncul 4 bunshin dari salah satu ninja yang baru datang tersebut.
"Usagi!, bawa mereka menjauh dan rawat mereka, aku yang urus mereka," ucap salah satu ninja tersebut.
"Ha'I," jawab ninja yang dipanggil Usagi tersebut.
Usagi dan keempat bunshin tadi, langsung memapah 5 orang anggota ANBU yang tengah kehabisan tenaga dan cakra tersebut, berusaha menjauh sejauh mungkin, seolah-olah tahu akan terjadi sebuah bencana besar.
"Tsk, bocah! kau pikir kau dapat mengalahkan kami dengan mudah! Hah?" ucap salah satu ninja Kirigakure, namum ninja itu hanya berdiam diri.
"Kenapa kau diam saja? Apa sekarang kau takut? Hah?" tanya seseorang ninja Kirigakure kembali, namum ia tetap diam.
"Tsk, dasar bocah sombong!" ucap seorang ninja Kirigakure, sembari berlari kearah ninja tadi, ia mengambil mengambil sebuah kunai dari tas persenjataannya, mencoba menikam ninja tadi.
'Tsk, dasar bodoh,' gumam ninja tadi, seketika ia menghilang dari hadapan ninja Kirigakure tadi, dan kini sudah berada dibelakang ninja Kirigakure, dengan posisi melayang, ia menghunuskan sebuah Tanto tepat ke leher ninja itu.
CRASHH
Suara darah mengucur dari tenggorokan ninja tadi, 14 ninja Kirigakure yang melihat temannya yang bisa dikatakan ninja setingkat jounin tingkat atas dibunuh hanya dengan satu kali tebasan, hanya bisa membelakakkan matanya tidak percaya.
Belum sempat mereka tersadar dari lamunan mereka, tiba-tiba ninja tadi sudah berada pada jarak 5 meter didepan mereka dengan berlari dan siap menghunuskan Tanto milinya.
Seorang ninja Kirigakure yang terkejut, dengan spontan mencoba merapal segel, namum ia dikejutkan kembali dengan ninja tadi yang sudah berada tepat didepannya.
CRASSH
Kembali suara darah mengucur dari tenggorokan ninja tadi, beberapa dari mereka yang masih tersisa, kembali mencoba merapal segel, namum belum selesai mereka merapal segel.
CRASSH CRASSH CRASSH
Kembali terdengar suara tebasan, beberapa orang yang mencoba merapal segel tadi, kini sudah tergeletak tak bernyawa dengan keadaan sadis, kepala mereka terpisah dengan tubuh mereka.
4 orang yang tersisa dengan cepat merapal segel.
Suiton: Suiryudan no Jutsu
Suiton: Suiryudan no Jutsu
Suiton: Suiryudan no Jutsu
Suiton: Suiryudan no Jutsu
Ucap 4 orang ninja tadi bersamaan dengan sebuah seringai kemenangan, dan seketika muncul kembali 4 naga air mencoba menerjang seorang ninja tadi, namum.
Fuuton : Nanazingou Kazefuura no Jutsu
BLARRRR
Muncul 7 naga angin belakang ninja tadi yang langsung menerkam 4 naga air tadi, belum sempat 4 orang ninja tadi sadar dari apa yang dilihat mereka, mucul ninja tadi dengan menggenggam Tanto, siap untuk menepas mereka.
CRASSH CRASSHCRASSH CRASSH
Dengan gerakan yang sangat cepat, ia menebas kepala 4 orang ninja tadi, seketika mereka telah terbaring tak bernyawa dengan kepala yang terpisah.
Sang ninja tadi hanya mengeluarkan sebuah senyuman yang lebh mirip sebuah seringai penuh arti.
Tak lama kemudian, ia kembali merapal segel.
Fuuton : Kazekiri no Jutsu
Seketika tubuh 15 ninja Kirirgakure tadi habis tak bersisa, setelah tercabik belati angin.
Sang ninja tadi langsung menghilang menggunakan shushin, berusaha menyusul rekannya yang pergi meninggalkannya terlebih dahulu.
- Mask, Destiny, and Reality -
'Dari jubah mereka, sudah pasti mereka ANBU ROOT, lalu siapa mereka, dari usianya mereka masih terlihat sangat muda, tingkatan mereka seharusnya sekarang antara Chunin atau Jounin tingkat rendah, tunggu, rambut pendek, bau bunga, dan errr... dada rata, sepertinya aku kenal dia,' batin seorang ANBU yang memakai topeng Inu.
"Kau Sakura," teriak Inu, namum yang diteriaki tetap diam.
"Jawab aku, kau Sakura bukan?" tanyanya kembali, namum sang tersangka tetap tak menjawab.
BLARRRR
Dengan rasa penasaran, ia mencoba menengok kebelakang, setidaknya mencoba mencari tahu apa gerangan ledakan tadi.
Dengan pandangan samar ia menengok kebelakang, ia sangat terkejut ketika melihat 15 ninja penyusup dari Kirigakure itu tergeletak tak bernyawa dengan kepala terpisah, namum tak lama kemudian mayat-mayat itu hilang seketika.
Menyadari hal itu, Usagi dan 4 bunshin ANBU ROOT segera berhenti dan menurunkan 5 orang ANBU yang tengah terluka ke bawah sebuah pohon yang cukup besar.
Tak lama kemudian ninja yang menghabisi 15 ninja Kirigakure tadi datang menghampiri orang yang ia panggil Usagi, mencoba mengajak ia segera pergi dari sini, Usagi yang paham hanya menganggukkan kepala tanda setuju.
"Tunggu, kau Sakura kan?" tanya Inu kembali.
Usagi yang hendak pergi sedikit menunda kepergiannya itu, dengan sedikit kesal ia berbalik kebelakang sembari melepas topeng yang ia kenakan, namum sebuah tangan menghalanginya sambil menggelengkan kepalanya pertanda tak setuju. Usagi yang melihat itu mengurungkan niatannya untuk melepas topeng yang ia kenakan.
Hendak Inu bertanya kembali, namum ia urungkan ketika melihat mereka berdua yang menghilang, hanya meninggalkan daun-daun yang berterbangan.
Namum ia sangat yakin ANBU berkode Usagi tadi adalah bekas muridnya 5 tahun yang lalu.
- Mask, Destiny, and Reality -
KRIIINNG
Bunyi jam weker mencoba membangunkan seseorang yang tengah tidur disampingnya.
KRIINNG
Kembali jam itu berbunyi untuk yang kedua kalinya.
KRII...
Bunyi yang ketiga nampak terpotong oleh sebuah tangan yang menghentikan bunyi jam itu.
Dengan keadaan setengah sadar, pemuda itu bangun dari tempat tidurnya, bergegas menuju kamar mandi.
20 menit kemudian setelah mandi dan berendam sebentar, pemuda itu keluar dari kamar mandi, kembali menuju kamar tidurnya.
Sesampainya ia di kamar tidur, ia segera membuka lemari baju, tidak banyak sih isinya, hanya beberapa setel baju ninja dan beberapa pakaian santai.
Seperti biasa ia mengambil sebuah jump suit berwarna kuning dengan logo klan uzumaki berwarna merah dibelakangnya, sebuah celana yang berwarna sama.
Ia lalu berjalan menuju dapur, berusaha mencari apa yang dapat ia makan pagi ini, ia buka lemari es berukuran sedang dan ia ambil 1 buah ramen cup instant lalu menyeduhnya, Ramen? Pagi?, ya pagi ini ia sarapan ramen, faktanya bukan hanya pagi ini pagi kemarin dan mungkin pagi yang akan datang hal ini akan tetap sama.
Setelah sarapan dengan makanan yang pemudai itu anggap makanan dewa, ia segera mengenakan sandal ninja berwarna biru. Ia lalu bergegas menuju akademi tanpa mengunci pintu, bukan seolah – olah ia pasrah akan barang-barangnya yang akan dicuri seseorang, melainkan siapa coba yang mau mencuri barang milik seorang 'Monster' mendekati apartemennya saja mereka enggan.
Sepanjang perjalanan menuju akademi, bisa ia sadari beberapa orang menatapnya dengan tatapan jijk, bukan beberapa, melainkan hampir semua orang menatapnya dengan jijik, marah, dan seakan – akan ingin melenyapkannya, yah walaupun yang terakhir itu ada benarnya. Namum seakan – akan tak memperdulikan mereka, ia tetap berjalan ke arah akademi dengan tenang.
- Mask, Destiny, and Reality -
TOK TOK TOK
Suara pintu diketuk, bisa didengar guru yang sedang menjelaskan materi itu, menghentikan kegiatannya.
"Ya, masuk," ucap guru yang mempunyai bekas luka di hidungnya itu.
"Naruto! Kau terlambat lagi," teriak guru yang diketahui bernama Iruka.
"Ahahah, maaf sensei, tadi pagi aku bangun telat," ucap pemuda yang dipanggil Naruto.
"Huh, baiklah, setidaknya sekarang kau hanya terlambat 6 menit," ucap Iruka.
'Hanya terlambat 6 menit, hah, sepertinya aku sudah tidak sanggup lagi' batin Naruto.
"Tapi ingat, cobalah untuk bangun lebih bagi," lanjut Iruka.
"Ahahaha, akan kucoba sensei, tapi sepertinya itu semua mustahil," ucap Naruto sembari mengeluarkan seringainya, namum jauh dibalik hatinya, sebenarnya ia mengutuk apa yang ia katakan saat ini.
"Hah, terserahlah, yang lebih penting, cepatlah duduk,"
"Ha'I, sensei," ucap Naruto kembali.
Ia pun segera berjalan menuju tempat duduknya, layaknya penduduk desa lainnya, beberapa anak – anak juga mulai menatapnya dengan segala tatapan yang sangat ia bisa artikan, tatapan kebencian, tatapan jijik, dan segalanya.
'Lama – lama kubunuh saja mereka,' batinnya sembari mengeluarkan deathglare kepada beberapa orang yang menatapnya. Sebuah tatapan yang bahkan melebihi dinginnya es.
Mereka yang ditatapnya mulai bergidik ketakutan, namun itu tak berlangsung lama, setelah ia dibalas sebuah deathglare dari seorang wanita yang duduk tak jauh darinya, berusaha membela mereka.
Sesampainya ia ditempat duduk ia segera merebahkan kepalanya, penjelasan sensei-nya yang bagai lagu tidur itu, mempercepat hilangnya kesadarannya.
- Mask, Destiny, and Reality -
"Baik anak – anak, hari ini kita akan berlatih melempar shuriken," ucap Iruka yang dibalas sorak – sorai gembira. Hal itu juga yang membangunkan Naruto dari hibernasinya.
"Baik yang pertama maju adalah, Inuzuka Kiba," panggil Iruka.
Dan tak lama kemudian maju seorang anak dengn tato segitiga pada kedua pipinya.
"5 dari 10, harus berlatih lagi Kiba" ucap Iruka yang hanya dibalas helaan nafas dari anak bernama Kiba tadi.
"Selanjutnya Nara Shikamaru," panggil Iruka memanggil seorang anak yang berasal dari klan Nara.
"Hei Naruto, mau bolos lagi?" ajak pemuda Nara itu pada Naruto.
"SHIKAMARU," bentak Iruka.
"Ck, medokusai," ucap Shikamaru dengan kata andalannya itu.
"6 dari 10, kau harus meninggalkan sifat malasmu itu Shikamaru,"
Shikamaru kembali masih dengan sikap malasnya itu.
"Selanjutnya Uzumaki Naruto," pamggil Iruka.
"Yosh, akan kutunjukkan kehebatan Uzumaki, ttebayo," ucap Naruto penuh semanggat.
"4 dari 10, kau harus berlatih lagi Naruto," ucap Iruka kepada Naruto yang hanya ia timpali dengan umpatan kekesalan.
"Selanjutnya Uchiha Sasuke," panggil Iruka.
"KYAAA, SASUKE-KUN KEREN,"
"KYAA"
"BERJUANGLAH SASUKE-KUN"
Teriakan diatas adalah teriakan para fansgirl-nya yang hanya ia balas dengan tatapan dingin, yang entah kenapa malah semakin membuat mereka heboh lagi.
"Cih dasar sombong," umpat Naruto.
"Kau lihat saja, Dobe," ucap Sasuke.
"9 dari 10, benar - benar memang seorang Uchiha prodigy,"
"KYAA SASUKE-KUN KEREN" teriak para fansgirl.
"Kau lihat itu, Dobe,"
"Cih, kau terlalu sombong, Teme,"
"Kau yang terlalu lemah, Dobe," ejek Sasuke.
"Apa kau bilang?" ucap Naruto yang termakan ejekan Sasuke.
"Kubilang, kau yang terlalu lemah, Dobe,"
"Sudahlah Naruto, tak perlu kau ladeni perkataan Uchiha brengsek ini," lerai Shikamaru.
"Apa kau bilang Shika?" tanya Ino yang tiba – tiba muncul.
"Iya, tadi kau bilang apa pada Sasuke-kun?" tambah Sakura.
"Ck, kita pergi saja Naruto, biarkan si brengsek ini dengan para haremnya,"
"Cih, terserahlah," ucap Naruto sembari mencoba menjauh dari mereka.
Sementara itu, tanpa seorangpun sadari, seorang gadis menatap penuh sesal pada naruto.
"Anak – anak pelajaran cukup untuk hari ini, dan jangan lupa 1 minggu lagi kalian akan ujian Genin," teriak Iruka.
"Ha'I, sensei," ucap para murid hampir berbarengan.
- Mask, Destiny, and Reality -
'Hei gaki, apa kau tak kesal dengan mereka?'
'Tentu saja aku kesal, kaupikir diremehkan seperti itu tak membuatmu kesal, dasar rubah bodoh,'
'Aku kan bertanya baik – baik,'
'Kau bertanya pada saat yang kurang tepat, Kurama,'
'Kenapa? Apa karena Uchiha itu,'
'Tch, kau terlalu cepat menyimpulkan, mana mungkin karena Uchiha sombong itu,'
'Lalu bagaimana dengan 'Dia'? bukankah ia malah ikut memojokkanmu?'
'Entahlah, kupikir 'Dia' hanya saja berimprovisasi terhadap perannya.'
'Hah, terserah kau lah, lalu bagaimana dengan ujian 1 minggu lagi,'
'Entahlah, mungkin aku masih tak yakin,'
- Mask, Destiny, and Reality -
Disebuah ruangan yang didominasi gelap, terdapat seorang kakek tua dengan sebelah mata terlilit perban.
"Danzo-sama," ucap dua orang ninja yang baru saja tiba.
"Usagi, Kitsune, bereskan beberapa tikus disekitar perbatasan Tsuchi no Kuni," perintah Danzo.
"Ha'I," ucap 2 orang ninja tadi yang langsung menghilang dengan shushin masing – masing.
- Mask, Destiny, and Reality -
Kini 2 orang ninja yang masing – masing mengenakan topeng Usagi dan Kitsune, dan sebuah jubah dengan sedikit pola Fuin pada bagian bawahnya itu, nampak tengah melompati ranting – ranting pohon.
"Gomen," ucap Usagi.
"Sudahlah," jawab Kitsune tanpa menoleh.
"Kau akan ikut?" tanya Usagi kembali.
"Itu sudah peran kita,"
"Jangan terlalu berlebihan,"
"Tentu saja hime-sama,"
Tak berlangsung lama kemudian, mereka sampai di perbatasan antara Hi no Kuni dengan Tsuchi no Kuni, terlihat 6 ANBU Iwagakure yang tengah beristirahat.
Tiba – tiba sebuah kunai menuju kearah mereka, dengan sigap Kitsune menarik Usagi dan langsung berpindah tempat.
"Terimakasih,"
"Tak masalah, lebih baik kau menyerang setelahku," ucap Kitsune.
"Ha'I,"
Kitsune langsung menghilang menggunakan shushin-nya, ia kini berada tepat didepan 6 ANBU Iwagakure tadi.
"Apa ini? Hanya satu orang, kurasa mereka benar – benar meremehkan kita," ucap seorang ANBU Iwagakure.
"Satu orang saja sudah cukup untuk menghapisi kalian," ucap Kitsune dengan nada datar.
"Cih, kau terlalu sombong anak muda," ucap seorang ANBU Iwagakure yang langsung merapal segel.
Doton: Doroku Gaeshi
BLARR
Suara 2 tanah yang bertubrukan, para ANBU Iwagakure yang melihat itu hanya menyeringai penuh kemenangan. Namun,
Fuuton: Kazekiri no Jutsu
CRASH
BRUKK
Seoarang ANBU Iwagakure terbaring tak bernyawa setelah terkena serangan Kitsune.
"Mu-mustahil," ucap seorang ANBU Iwagakure.
Katon : Gokakyou No Jutsu
Datang bola api yang sangat besar kearah ANBU Iwagakure, dengan cepat seorang ANBU Iwagakure segera merapal segel.
Doton: Doryuuheki
DUARR
Suara ledakan antara bola api dengan dinding tanah itu, belum asap ledakan itu mereda, seorang ANBU Iwagakure kembali merapa segel.
Suiton: Hahonryuu
Suiton: Suijinheki
Air pemotong itu tertahan dinding air milik Usagi yang baru datang.
"Terimakasih, dan bisakah kau urus mereka sebentar?" ucap Kitsune yang hendak mengeluarkan sebuah scroll kecil
"Tak masalah," jawab Usagi.
"Dan tolong sisakan untukku," pinta Kitsune.
"Entahlah," ucap Usagi yang langsung berlari kearah ANBU Iwagakure.
Dengan cepat Usagi kembali merapal segel.
Raiton: Raigatana
CRASH
Suara tebasan katana petir milik Usagi yang mengenai leher salah satu ANBU Iwagakure.
Usagi yang berada didekat 4 orang yang tersisa, langsung menyerang salah satu mereka dengan Taijutsu.
DUAGH
Suara tendangan Usagi yang diblok kedua tangan seorang ANBU Iwagakure tersebut.
Sementara itu 3 orang yang tersisa, segera berlari sembari merapal segel kearah Kitsune yang masih mengurusi scroll-nya.
Doton: Shinjuu Zanshu no Jutsu
Suiton: Hahonryuu
Doton: Shinjuu Zanshu no Jutsu
DUARR
POFFT
"Bunshin?" bingung seorang ANBU Iwagakure tersebut.
"Mencariku?" tanya Kitsune yang kini berada diatas mereka dengan sebuah pedang.
"Sejak kapan?" tanya seorang ANBU Iwagakure lain.
Dengan posisi masih melayang diudara dengan sebuah pedang, Kitsune dengan cepat merapal segel.
Raiton: Gian
Seketika muncul petir yang langsung menyambar 3 orang ANBU Iwagakure tersebut.
BLARRR
2 dari 3 orang ANBU Iwagakure tersebut, kini terbaring tak bernyawa dengan keadaan tubuh yang mengenaskan, sementara 1 lagi berhasil menghindar.
"Hebat juga kau," ucap Kitsune yang masih melayang.
"Tapi..." ucap Kitsune yang langsung menghilang dengan cepat.
CRASSH
"...masih terlalu mudah," ucap Kitsune yang baru saja memenggal kepala seorang ANBU Iwagakure yang tersisa.
Ia lalu kembali memasukkan pedangnya itu ke scroll tadi.
"Kau terlalu berlebihan," ucap Usagi.
"Mereka terlalu kuat," ucap Kitsune dengan sebuah senyum yang tetutupi topeng.
"Terserahlah, yang penting selesai," ucap Usagi yang langsung hendak pergi.
"Tunggu," ucap Kitsune.
"Ada apa lagi?" tanya Usagi.
"Kau melupakan sesuatu," jawab Kitsune sembari merapal segel.
Fuuton : Kazekiri no Jutsu
Seketika tubuh 6 orang ANBU itu menghilang tanpa sisa, tercabik belati angin.
"Kau terlalu sadis," ucap Usagi.
"Kau baru sadar?" tanya Kitsune yang langsung menghilang.
"Jadi? Kita akan kemana Hime-sama?" tanya Kitsune yang kini tengah menggendong Usagi ala bridal style.
"Bisakah kau turunkan aku?" pinta Usagi.
"Kuharap itu jawaban untuk tujuan kita," ucap Kitsune yang langsung menghilang bersama Usagi.
- Mask, Destiny, and Reality -
Tak lama kemudia mereka berdua sampai disebuah padang rumput yang sangat luas.
"Kukira kau akan membawaku kerumah?" tanya Usagi sembari turun dari gendongan Kitsune.
"Bukankah itu terlalu cepat?" tanya Kitsune yang kini berjalan mencari tempat duduk.
"Mungkin," jawab Usagi yang kini telah duduk disamping Kitsune yang masih berdiri.
Ia sedikit melirik Kitsune yang kini sudah tak mengenakan topeng, ia bisa melihat Kitsune yang tengah menutup mata menikmati semilir angin malam.
"Kau tahu, betapa sakitnya hatiku melihat perlakuan mereka terhadapmu?" tanya Usagi sembari ia lepas topengnya juga, mencoba menikmati semilir angin malam.
"Aku tahu," jawab Kitsune yang kini telah duduk disamping Usagi.
"Karena itulah..." ucap Kitusne sengaja ia gantungkan, ia lalu meraih dagu Usagi, berusaha agar tinggi mereka sejajar.
CUP
Sebuah ciuman mendarat dibibir Usagi.
"...hanya saat bersamamulah aku bisa menjadi diriku sendiri," ucap Kitsune yang hanya dibalas senyuman Usagi.
"Lalu apa kau tahu? Betapa sakitnya hatiku ketika kau malah ikutan mengejekku?" tanya Kitsune yang sudah kembali menikmati semilir angin malam.
"Maaf," hanya sepatah kata itu yang muncul dari mulut Usagi yang kini tengah menunduk menyesal.
"Tak apa, aku sudah memaafkanmu, yang paling penting kau tetap bersamaku," ucap Kitsune sembari merengkuh badan kecil Usagi kedalam pelukannya.
"Tentu saja, aku akan tetap bersamamu," ucap Usagi sembari ia mengeratkan pelukan pada Kitsune, perlahan air matanya keluar ke dada Kitsune.
"Hei, kenapa kau malah menangis?" tanya Kitsune.
"Gomen," ucap Usagi dengan terisak.
"Hei, bukankah sudah kukatakan, tak apa, kau tak perlu meminta maaf terus,"
"Gomen," ucap Usagi kembali.
"Kalau kau tak berhenti menangis, aku tak akan memaafkanmu loh," ucap Kitsune sembari mengusap kepala Usagi.
Dan benar saja, tangis Usagi langsung mereda.
"Lalu bagaimana? Aku tak tahu apa yang harus kulakukan," tanya Usagi masih dengan nada terisak.
"Kau tak perlu bingung, jalankanlah peranmu seperti biasa, tak perlu mengkhawatirkanku, aku sudah terbiasa sendiri," ucap Kitsune.
"Gomen," ucap Usagi sembari mengeratkan pelukan mereka kembali.
Kitsune hanya tersenyum kecil melihat malaikatnya itu.
Tak lama kemudian matahari terbit, Kitsune merenggangkan pelukannya, berusaha melihat terbitnya sang raja siang.
"Lihatlah," peritah Kitsune kepada Usagi.
"Indah bukan?" tanya Kitsune yang hanya dibalas anggukan kepala Usagi.
"Apa kalian tahu? Menguping pembicaraan sepasang kekasih itu perbuatan yang tak baik?" ucap Kitsune entah kepada siapa, hal itu juga membuat Usagi kebingungan.
Tak lama kemudian muncul 2 orang ANBU ROOT dihadapan mereka.
"Maafkan kami Naruto-sama, kami tak ingin menggangu anda dan Sakura-sama," ucap seorang ANBU berkode Tenzo.
"Lalu ada keperluan apa kalian sampai muncul sepagi ini?" tanya Naruto yang masih memeluk Sakura.
"Danzo-sama ingin bertemu anda," ucap seorang anggota ANBU ROOT lainnya, yang berkode Sai.
'Ada apa si tua bangka itu mencariku,' batin Naruto.
"Katakan padanya aku akan segera kesana," ucap Naruto.
"Ha'I," ucap Tenzo dan Sai yang langsung menghilang dengan shushin mereka.
"Kau tak apa pula..." ucap Naruto terpotong setelah melihat Sakura telah terlelap.
"Sepertinya jawabannya tidak," ucap Naruto yang langsung hilang, menyisakan sebuah cahaya berwarna hitam.
- Mask, Destiny, and Reality -
"Danzo-sama," ucap Naruto yang baru saja tiba di markas ROOT.
Melihat kedatangan Naruto, Danzo lalu menyuruh Fu dan Torune untuk meninggalkan mereka berdua.
"Naruto," panggil Danzo.
"Ha'I,"
"Setelah kau resmi naik tingkat 1 minggu lagi, seluruh operasi ROOT akan kuserahkan padamu," ucap Danzo kepada murid kesayangannya itu.
"Ha'I, lalu bagaimana dengan anda Danzo-sama?" tanya Naruto.
"Aku akan mengawasimu dari belakang," jawab Danzo.
"Ha'I, Danzo-sama," ucap Naruto.
"Dan satu hal lagi, karena kupikir aku tak akan pernah menggunakan mata ini, maka sebelum ujian kenaikan Chunin akan ku serahkah mata Shisui ini padamu," ucap Danzo.
"Ha'I,"
"Kau boleh pergi sekarang, dan jalankan peranmu sesuai rencana," ucap Danzo.
"Ha'I," ucap Naruto yang langsung menghilang, menyisahkan seberkas cahaya hitam.
- Mask, Destiny, and Reality -
Setelah bertemu Danzo, Naruto yang tadi langsung menghilang, kini telah sampai di apartemennya masih dengan armor ANBU dan jubah berwarna krem.
Ia langsung melepas jubah dan armor ANBU miliknya, ia langsung memasukkan pakaiannya itu kedalam lemari.
KAI
Ucapnya untuk membatalkan Fuin penyegelan untuk meja penyimpanannya. Ia lalu mengambil sebuah scroll kecil pada lemari penyimpan itu.
Ia lalu membuka scroll itu, ia gigit jari jempolnya hingga berdarah, lalu ia tempelkan telapak tangannya pada scroll itu.
Fuinjutsu : Kamenbudokai
Seketika badannya diselimuti cahaya selama kurang lebih 10 detik, perlahan cahaya itu mulai menghilang.
Kini nampak Naruto dalam wujud 'tidak sebenarnya' yang biasa ia tampilkan pada khalayak umum, wujud Naruto yang masih berusia 10 tahun, Naruto yang dianggap bodoh, Naruto yang dianggap tidak berbakat menjadi ninja, Naruto yang dianggap hanya sampah, dan semua anggapan lainnya.
'Hah.. aku sudah tak tahan dengan wujud ini,' ucapnya pada diri sendiri.
'Bukankah kau sudah menyetuju ini, Gaki,' ucap Kyuubi no Youkou, Kurama.
'Tapi tak kukira akan sampai seperti ini,' keluhnya pada Kurama.
'Memang kau kemanakan otak jeniusmu itu saat itu?'
'Entahlah aku bingung,' jawab Naruto pada Kurama.
Saat ini keadaan Naruto telah berbeda dengan keadaanya ketika ia masih berusia 5 tahun, kini diusianya yang ke 16, ia kini menjabat sebagai ANBU Captain, sedari usia 12 tahun, yah walupun masih dibawah sang Uchiha prodigy, Uchiha Itachi, namum ia harus berbangga diusianya kini ia sebentar lagi akan menjadi pemegang semua kewenangan ANBU ROOT.
Diusianya yang ke 16 ini, ia sangat mahir dalam Ninjutsu, Taijutsu, Kenjutsu, dan sedikit Fuinjutsu. Namum dari semua itu yang paling penting adalah ia kini dapat mengontrol Kyuubi no Youkou sepenuhnya, bahkan setelah ia membaca scroll yang ditinggalkan ibunya, Uzumaki Khusina, ia kini bisa berkomunikasi dengan Kyuubi tanpa harus bermeditasi, cukup dengan berbicara dalam hati.
- Mask, Destiny, and Reality -
"Engh.." rintih seorang wanita yang kini tengah terbarinng di ranjang tidurnya.
Perlahan ia buka permata emerald yang nampak kelelahan itu.
1 kali kedip.
2 kali kedip.
3 kali kedip.
Kini ia dapat menghilangkan semua pandangan samar dari permata hijaunya itu, berusaha meneliti hal disekitarnya.
'Are.. kok sudah siang?' tanya Sakura pada dirinya sendiri.
Ia pun bergegas menuju kamar mandi, mencoba menyegarkan diri dari segala kepenatan kemarin malam, tubuhnya yang awalnya wangi bunga, berubah menjadi wangi amis, takkala ia kemarin malam merubah parfumnya dengan parfum alami, darah.
Tak lama berselang ia keluar dari kamar mandi mengenakan handuk yang menutupi dari dadanya hingga setengah betisnya.
Perlahan ia memilah baju yang akan ia kenakan hari ini, hingga ia dikejutkan dengan sebuah suara.
"Sepertinya kau butuh bantuan," ucap Naruto yang sudah dalam mode umur 10 tahun, tengah berbaring di ranjang Sakura.
"Kapan kau masuk," ucap Sakura yang masih sibuk memilah baju.
"Baru saja," jawab Naruto ringan.
"Oh,"
"Bukankah Fuin yang kuberikan, bisa mengeluarkan pakaian secara otomatis?" tanya Naruto masih dengan posisi berbaring.
"Benar," jawab Sakura singkat.
"Lalu kenapa kau masih bingung memilih pakaian?" tanya Naruto dengan wajah Innocent.
"Kau tahu Naruto-kun?" tanya Sakura balik.
"Hn," jawab Naruto singkat.
"PEREMPUAN ITU BUTUH PENAMPILAN YANG BERBEDA-BEDA," teriak Sakura sembari mencubit pipi Naruto.
"Sa-sakit, Sakura, bisa kau lepaskan," pinta Naruto.
"Huh," keluh Sakura sembari melepaskan pipi Naruto.
Kini mereka berdua nampak duduk berhadapan di ranjang, Sakura masih dengan tubuh yang hanya dililit handuk.
"Naruto-kun?" panggil Sakura, kepada sosok yang saat ini lebih tampak adiknya ini.
"Hn," jawab Naruto singkat.
"Ternyata..." ucapan Sakura yang sengaja ia gantung.
"Hn," ucap Naruto singkat, namum sikap dinginnya itu, hilang seketika ketika perlahan Sakura mendekatinya seolah hendak memangsanya.
Hal itu membuat Naruto bergidik ngeri.
"Sa-sakura," panggil Naruto, namum sakura tetap mendekat.
Hingga akhirnya ia terjungkal kebelakang setelah terdorong Sakura.
"Ternyata Naruto-kun, saat kecil sangat cute," ucap Sakura menindih dada Naruto.
"Sa-sakura," panggil Naruto, namum tetap tak didengar Sakura.
"Munyu...munyu..munyu...munyu," ucap Sakura sembari menggelengkan kepalanya pada dada kecil Naruto.
Hal itu semakin membuat Naruto risih dengan perlakuan kekasihnya yang menganggapnya boneka itu.
"Sa-sakura?" panggil Naruto kembali.
'Sakura mulai menggila!' teriak inner Naruto.
Naruto mulai tak tahan dengan perlakuan Sakura yang malah semakin mempercepat gerakan kepalanya.
Dengan sigap ia langsung menghilang dengan shushin-nya, berusaha menyelamatkan diri.
"Are... Naruto-kun dimana?" tanya Sakura dengan wajah Innocent.
"Huh akhirnya aku selamat juga," ucap Naruto sembari menghelakan nafas. Namun sebenarnya bahaya yang lebih besar telah mengintainya.
Karena ia shushin dengan mata tertutup ia jadi tidak tahu tempat akhir ia shushin.
Perlahan ia membuka matanya, ia kedipkan matanya beberapa kali, namum uap didepannya tak kunjung hilang, ia lalu merapal segel.
Fuuton: Daitoppa
Dan seketika uap yang ada disekitarnya menghilang,
Namum,
"KYAAA, MESUM" teriak para wanita yang tengah mandi di pemandian air panas.
Sungguh malang nasibmu Naruto, terhindar dari keganasan Sakura akan penampilan Kawaii-mu kini engkau malah di tikam puluhan wanita yang tengah mandi. Dasar Pervert.
TBC.
A/N : Yo ketemu lagi dengan Author yang gak bertanggung jawab ini *plakk, kali ini Author publish fic gaje dengan nama PenName beda, jadi jangan kaget ya (siapa juga ya kaget, dasar Author kepedean). Oke ini adalah Canon pertama Author, jadi mohon maaf kalau masih banyak kekurangan dan tentu saja Typo, jadi silahkan suarakan kebenaran yang sebenar-benarnya (gimana sih) melalui review. Untuk penjelasan karakter akan Author berikan chapter depan *yah sekitar 1 minggu lagi. Buat yang nunggu Sillence Kills harap bersabar ya, fic masih dalam tahap pengerjaan, fic akan Author update sehabis Hari Raya (lama banget), Iya nih Author pikir juga lama, tapi mau bagaimana lagi mau konsen ke Sillence Kills eh malah muncul ide fic ini diotak, kan gak lucu kalau chapter 6 nya jadi ninja-ninja-an, jadi mohon maaf sekali lagi buat yang nungguin update untuk Sillence Kills dan berdo'a saja supaya Author ini nepatin janjinya sehabis lebaran*plakkk. Ok segitu aja, see ya.
RnR
Fu A Out.
