Hai hai hai! Jadi ini Prolog dari cerita ini, sekalian pemanasan buat nulis. Please review biar aku tau harus lanjut apa nggak yah~

Disclaimer: All the characters below are belong to JK Rowling


I'll Give Anything, Chapter 1: Prologue

.

"Ayah, tolong jangan lakukan ini"

"Jangan panggil aku 'Ayah'" balasnya dengan muka datar. "Kau, blood-traitor, bukanlah anakku" sambungnya sambil terus menodongkan tongkat sihirnya kepadaku.

Aku menelan ludah sambil terus memegangi luka di perutku. "Aku akan selalu menganggapmu ayahku" ucapku pelan.

Dia tidak membalas perkataanku dan terus menatapku tajam. Tangannya makin menggengam erat tongkat sihirnya. "Avada Kadabra!" ucapnya lantang.

.

.

.

Aku segera terbangun dengan nafas terengah-engah. Keringat membanjiri tubuhku. Sial, mimpi itu lagi. Kutatap jam di dinding yang menunjukkan jam 2 pagi. Jadi aku sudah tertidur dua jam? Bagus. Rekor terlama di minggu ini.

Badanku terasa tidak nyaman di kasur tanpa ranjang dan tak berseprei ini. Ibu melarangku menggunakan seprei dan ranjang karena dia takut aku akan melukai diriku lagi. Bahkan di jendela tidak ada gorden dan dipasangi teralis. Di kamar ini, hanya ada kasur sebagai perabotan, karena sebagian besar sudah kuhancurkan.

Jika aku bisa melihat refleksiku—yang tidak mungkin dilakukan karena tentu saja cermin sudah disingkirkan-, pasti tampakku terlihat sangat menyedihkan. Mataku mungkin merah karena kurang tidur. Kulitku mungkin semakin pucat seperti vampir. Badanku juga sudah seperti tengkorak dibaluti kulit. Well, mungkin agak berlebihan, tapi aku sudah tidak ada keinginan makan lagi. Buat apa makan ketika kau hanya ingin mati? Kalau bukan karena ibu, aku mungkin sudah membiarkan badanku mati kelaparan.

Aku terus menatap langit-langit, kembali mengingat hari tragis itu. Bahkan bangun tidur tidak membuatku berhenti berhubungan dengan memori sialan itu. Namun setidaknya ketika terbangun, kejadian itu hanya memori biasa. Bukan seperti reka ulang palsu yang terasa nyata.

Well, kuakui mimpi barusan lebih baik dari mimpi-mimpi lainnya. Aku tidak harus melihat kelanjutan event itu. Saat di mana aku tau aku sudah kehilangan tujuan untuk hidup. Kugelengkan kepalaku perlahan. Semakin sering aku mengingatnya, akan semakin buruk keadaanku. Aku segera menyeringai secara ironi. Siapa sangka seorang Draco Malfoy, yang dari dulu selalu kelihatan memiliki kehidupan sempurna, kini kelihatan seperti mayat hidup.

Aku segera meraih ramuan tidur tanpa mimpi dari meja kecil dekat tempat tidur. Aku jarang menggunakan ramuan ini karena ramuan ini kadang tidak menghasilkan efek tanpa mimpi saat aku tidur. Mungkin karena traumaku terlalu berat? Atau mungkin ramuan ini terlalu lemah? Well, kalau kemungkinan kedua benar, dia pasti bisa membuat ramuan yang lebih kuat.

Dia.

Penyihir jenius milikku.

Kutenggak ramuan itu sampai habis. Perlahan, pandanganku makin kabur. Sambil merasakan efek ramuan itu, aku mengingat kenangan manis bersama dia. Aku akan memberikan apapun untuk kembali ke masa itu.

Apa kau yakin?

"Ya" bisikku pelan, seketika semuanya menjadi gelap.


Nah, itu dia Prologue! Author belum tau bakal lanjutin chapternya kapan, tapi kalau bisa sih pengen secepatnya hehe. Dan terus terang aku masih agak ragu apa rating cerita ini bakal tetap T atau bakal berubah jadi M. Dan jangan lupa review! 😊

P.S. itu aku ngarang tentang potion of dreamless sleep gak bisa ngefek. Soalnya setau author bakal selalu ngaruh kan ya?