Ini FF pertama saya di Grup ini ^^
harap komentarnya yang membangun ^^

.

Akan terlihat berbeda jika dilihat dari sisinya. Namun rasa yang tertanam disana semakin kuat setiap harinya sehingga membuatnya angkus dan terobses. Erat seperti gembok yang kuat terpasang.

Angkuh

"Boojae kau milikku." Meniup lembut helaian rambut. Menatap mata yang jernih dan besar. "Tidak ada penolakkan kau ingat itu boojae." Sambil memeluk namja cantik yang ada disisinya secara protektif. "Jangan melihat oranglain, jangan mentap mereka, dan jangan berbicara dengan sembarangan orang." Mata elangnya menatap kearah luar, lalu keluar dari dalam mobil diikuti namja yang memiliki mata yang besar dan jernih disampingnya.

Berjalan beriringan sampai didepan falkutas ekonomi namun tidak berhenti. Langkah kaki berlanjut ke fakultas seni mengantar namja bermata jernih, memastikan duduk dibangkunya tanpa lecet, lalu kembali melangkahkan kaki ke arah fakultas ekonomi walupun harus berputar-putar.

Namja itu mentap teman disampingya lalu tersenyum renyah seperti biasa. "Pagi kim jaejoong, diantar sang pangeran lagi pagi ini?"

Yang disebut kim jaejoong tadi hanya tersenyum lembut. "Setiap hari selalu seperti itu kim junsu."

"Nde,arraseo. Dia terlalu protektif dan terobsesi pada maid kesayanganya yang satu ini."

Jaejoong kembali tersenyum manis menanggapi perkataan junsu. Akhirnya ini tahun pertamanya untuk kuliah. Perlu perdebatan panjang dan menangis untuk dapat duduk disini jika ingat seperti apa majikannya. Ya, majikkan! Tidak mengikuti ospek karena sakit, bukan berarti tubuhnya lemah hanya saja sang majikkan tidak mengijinkannya. Dan alasan sakit adalah hal yang terbaik jika melihat betapa lemahnya dirinya dibandingkan sang majikkan.

#Flashback

Duduk terdiam didepan namja bermata musang dengan tatapan memelas, dan hampir mengeluarkan air mata. "Uljima boojae."

"Aniyo, joongie ingin kuliah seperti tuan muda yunnie. Bahkan tuan besar sudah mengijinkannya."

"Andwe, kau tetap harus ada dirumah. Kita bisa mendaftarkanmu kuliah online jadi boojae tidak perlu keluar rumah."

"Tapi kan tuan muda! Tuan besar sudah mengijinkannya!" Mencoba untuk diijinkan kuliah seperti kebanyakkan remaja biasanya. Bosan jika membayangkan ia tidak pernah merasakan sekolah umum seperti anak-anak pada umumnya. Dia harus home schooling sementara tuan mudanya bisa bersekolah ditempat biasa.

"Aku tidak suka melihat orang lain mentap milikku." Terlihat sangat keras kepala bahkan melebihi batu. "Aku bisa bilang pada appa jika boojae kuliah online saja. Udara luar tidak baik untuk dirimu."

"Baiklaah terserah pada tuan muda." Pasrah dengan wajah ditekuk dan air mata yang tidak dapat ditahan lagi. "Hiks... hiks..." Berjalan kearah kamar setelah tidak dapat kembali menahan rasa sedihnya. Lalu menutup pintu dengan sangat kuat tanda melampiaskan kemarahan.

Namja yang dipanggil yunnie tadi langsung mengambil smartphonenya dan mendial nomor appanya. Terdengan bunyi tutttt... tuut... sebelum telphone terjawab.

"Yoboseyo." Terdengar suara seseorang tapi bukan suara lembut appanya. "Ada appa yunnie?"

"Kenapa umma yang menjawab aku ingin berbicara pada appa."

"Wea? Kalau tidak suka matikan saja telphone ini!"

Serasa ingin bunuh diri mendengar ucapan sang umma. "Boojae akan kuliah online saja umma, aku tidak suka dia kuliah ditempat umum."

"Yah! Berhenti bertingkah kekanak-kanakkan. Lihat kau sudah dewasa usiamu 22 tahun jung yunho."

"Aku tidak kekanak-kanakkan umma. Aku hanya tidak suka cara orang menatap boojaeku."

"Kau terlalu protektif padanya bahkan sejak kalian kecil. Berhentilah memonopolinya jung yunho."

"Umma sendiri yang bilang sejak awal dia ditemukan. Dia sudah menjadi pelayan pribadiku. Jadi terserah padaku apapun yang ku lakukan padanya itu hakku umma."

"JUNG YUNHO..." Seru sang umma penuh penekanan. "Umma akan terbang ke korea sekarang juga dan membawa jaejoong ikut dengan umma ke jepang jika kau masih tetap keras kepala."

Yunho bergidik ngeri mendengar ucapan ummanya bagaimanapun ummanya itu sama keras kepalanya dengan dirinya. "Andwe, umma bagaimana aku bisa bertahan di korea jika tanpanya."

"Kau bisa bersama dengan maid di korea." Jawab sang umma. "Tinggal di rumah kita jangan di apartementmu, gampangkan! Umma sudah mulai merasa nyaman di jepang selama setahun ini. Jangan buat umma mengajak 1 orang lagi untuk tinggal di jepang bersama kami."

"Baiklah, aku mengijinkannya kuliah tapi dengan syar.." Tiba-tiba sambungan telphone terputus secara sepihak. "Kapan eomma itu bisa menghargain oranglain, jangan sesuka hatinya." Yunho meletakkan smartphonenya asal lalu berjalan ke dalam kamarnya. Satu-satunya kamar yang ada diapartemenya.

Duduk disamping tempat tidur dan menatap gundukkan yang tercetak diatas tempat tidur. "Sudahlah, berhenti ngambek seperti itu."

'Ayo, kim jaejoong bertahanlah. Jangan tergoda dengan ucapan tuan muda.' Memutar tubuhnya didalam selimut dan semakin mengeratkan selimut. "Joongie mengantuk tuan muda. Soal kuliah itu semua terserah tuan muda saja."

Menarik selimut dengan kuat lalu membuangnya. "Kau boleh kuliah boojae semuanya sudah diurus." Menarik lengan jaejoong dan membawanya dalam sebuah pelukkan hangat.

End of flashback

Menatap bosan pada sekumpulan yeoja yang mengelilingi meja tuan mudanya, lalu menatapnya malas dan duduk bersama sahabatnya yang hanya 1 orang. Berasal dari satu tempat yang sama.

"Joongie lihat tiap hari rasanya semakin banyak yeoja genit yang mengerubungi tuan mudamu."

"Junsu~ biarkan saja. Mereka hanya menghabiskan tenaga mereka." Jaejoong meminum milkshakenya.

"Apa kau tidak khawatir?" jaejoong menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kalian pasangan majikkan dan maid yang aneh." Junsu diam dan langsung memakan makanannya.

Semantara meja yang sedari-tadi menjadi pusat penuh perhatian, sudah mulai hilang kericuhanyan sejak datang seorang yeoja bersama teman-temannya. Yeoja itu dengan angkuhnya duduk disamping yunho dan menggandeng tangan yunho tanpa melihat situasi. Ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Sejak yunho semester 1 pun wanita itu terus mengikuti kemana saja yunho pergi.

"O-oppa, kapan kita pergi bersama?"

"Suatu saat nanti mungkin ahra."

"Kenapa sih oppa tidak pernah ada waktu untukku?"

"Mianhae, kau kan tahu ahra aku sangat sibuk dan lagi aku sudah harus menyusun skripsiku." Tidak tahu saja yeoja ini betapa yunho muak melihat wajahnya selama bertahun-tahun, dan lagi apanya yang skripsi? Yunho malah berniat ingin melamakan waktu tamatnya karena boojaenya kuliah satu universitas dengannya.

"Baiklah, aku mengerti oppa." Jawab ahra sambil tersenyum. "Oppa kan tahu hanya aku satu-satunya orang yang paling mengerti oppa."

Menatap jengah kearah meja majikkannya lalu berlalu menuju kelas berikutnya. "su~ie, kita harus pergi! Kelas yang berikutnya akan segera dimulai."

"Nde, hati-hati ya! Aku akan membolos hari ini."

Jaejoong hanya dapat tersenyum menanggapin tingkah junsu. "Annyong." Lalu berlalu berjalan pelan menuju kelas selanjutnya. Sampai di kelas dan duduk di tengah-tengah sambil mengeluarkan seluruh keperluan dan siap mendengarkan seluruh mata kuliah hari ini tentang perbedaan jenis seni dan alirannya.

"Boleh aku duduk disini?"

menolehkan kepala dan terkejut menatap namja yaang memiliki tubuh kecil dengan senyuman yang sangat mematikan. "Ya, tentu saja."

Namja itu duduk lalu mengeluarkan buku dan sebuah pulpen sama seperti jaejoong. "Kim Kibum imnida."

"Kim jaejoong imnida. Senang bertemu denganmu kibumshi."

"Panggil bummie saja, oke." Lagi-lagi tersenyum dan hal itu menarik perhatian yang lain. Mereka berdua lalu terlarut dalam percakapan yang mereka ciptakan, saling mengenal satu sama lain, dan bertukar alamat serta nomor telphone.

Kelas mereka baru saja berakhir beberapa menit yang lalu dan keduanya sedang berada di bangku kecil yang ada disamping gerbang falkutas. "Jadi kau memiliki tunangan? Kau harus mengenalkannya padaku."

"Mungkin lain kali akan ku kenalkan padamu. Hehehehe..." Jawab kibum. 'Drttt...Drttt...' Kibum mengeluarkan smartphonenya dan tersenyum membaca isi pesan yang tertera didalamnya.

Bummie chagi, aku sudah diparkiran bisa kita pulang sekarang?

Tubuhku terasa sangat lelah... palli aku butuh dirimu...

"Sepertinya aku harus pulang. Sampai jumpa besok joongie." Ujar kibum lalu pergi meninggalkan jaejoong sendirian.

.

.

.

Mulai menata makanan di meja makan dengan rapi agar terlihat indah, mengambil jus jeruk lalu menuangnya kedalam gelas, kemudian merapikan serbet yang ada diatas meja. Dan sepasang lengan memeluk pinggangnya erat dari belakang dan sebuah kecupan dipipinya.

"Siapa tadi yang bersamamu,boojae?"

"Bummie. Dia teman baru joongie."

"Sepertinya wajahnya tidak asing. Apa kita pernah bertemu dengannya ditempat lain?"

"Molla~ joongie rasa tidak pernah tuan muda."

Melepaskan pelukkan tuan muda lalu menyuruh tuan muda duduk dan mengambilkan makanannya sebelum mengambil makanan untuk diri sendiri. Kemudian diam karena sibuk dengan makanan masing-masing.

Ini part 1masih ada lanjutannya sekarang ^^mau dilanjutkan?