Blue Moon - Chapter 1
Author : Clou3elf
Main Cast : Kyuhyun, Yesung, Kibum, Kai, Sehun, Kwangmin, Youngmin and others
Pairing : KyuSung, slight! KiSung, HunKai, YoungKwang.
Genre : Supranatural, Fantasy
Rate : T-M
Warning : BxB, uke!Yesung, Kai, Kwangmin dan seme!Kyuhyun, Kibum, Sehun, Youngmin, Aneh, Alur Ngebut, Membosankan, EYD ancur dsb
Disclaimer : Semua cast milik Tuhan, agensi, keluarga dan fans mereka. Saya cuman pinjem nama aja. But this story is mine. Kalau ada kesamaan harap dimaklumi karena itu bukan unsur kesengajaan. Dan terakhir... Kim JongWoon, Kim JongIn dan Jo KwangMin is mine xD
A/N : Ini sebenernya bisa dibilang nekat. Ketika aku membuat 2 genre yang sangat jarang kubuat dengan menggabungkan OTP kesayanganku jadi satu. Jadi yang nggak suka sama pairingnya diharap menjauh pwease~ . Sedikit ragu sebenernya xD tp apalah daya kalo si rentenir udah beberapa kali nagihin aku *lirik Byu*
So, daripada aku kagak tenang jadi lebih baik segera kubuat dengan resiko ehem-aneh-ehem dan cough-nambah utang-cough. Dan Byu! Aku nggk tanggung jawab kalo ini bakal aneh bin ajaib xD
.
.
And last~
.
.
Don't Like Don't Read
.
.
Happy Reading
.
.
,
Sebenarnya dahulu ada sebuah tempat dimana vampire dan manusia bisa hidup berdampingan layaknya teman. Bermain bersama, berkumpul bersama, bercanda bersama, bahkan mereka terkadang tinggal bersama. Tak ada yang keberatan dengan aktivitas masing-masing.
Siang hari para manusia akan beraktivitas sedangkan vampire beraktivitas di rumah masing-masing. Saat malam datang, giliran vampire yang beraktivitas sedangkan manusia di rumah. Maklum saja, sejak dahulu vampire memang tidak bisa berada di bawah sinar matahari secara langsung. Tubuh mereka akan melemah.
Untuk makanan pun mereka secara tak sadar saling berbagi. Manusia berburu hewan, vampire menghisap habis darah hewan itu lalu manusia memasaknya menjadi makanan. Terkadang vampire itu juga mencoba sedikit makanan manusia.
Mereka hidup rukun. Dan itu terasa menyenangkan. Hingga akhirnya datang seseorang yang menghancurkan keharmonisan itu. Orang itu membunuh sang raja vampire dengan senjata yang terbuat dari perak lalu membantai hampir seluruh bangsa vampire. Sudah bukan rahasia umum jika vampire akan mati karena perak.
Orang itu menekan bangsa vampire agar menjauh dari kehidupan manusia. Vampire yang tersisa tentu saja memilih untuk mundur. Pasalnya mereka dulu jelas kalah telak dengan orang itu. Dan sejak saat itu vampire membenci manusia. Hubungan mereka renggang bahkan ada juga yang bermusuhan.
Andai saja mereka tahu, sebenarnya tujuan orang itu membantai hampir semua bangsa vampire adalah untuk melindungi aset bangsa manusia. Orang itu hanya takut jika suatu saat bangsa vampire mengetahui kekuatan dari aset itu dan mereka akan berusaha memiliki aset itu untuk diri mereka sendiri. Sejak dulu bangsa vampire memang terkenal akan sifatnya yang posesif, sangat posesif.
Setiap 100 tahun sekali akan lahir seorang manusia yang memiliki banyak kekuatan. Healer atau penyembuh, telepoter atau kemampuan berpindah tempat dengan cepat dan sihir. Ketiga kekuatan itu akan sangat berguna bagi bangsa vampire.
Healer misalnya, jika vampire terluka, hanya aset itulah yang bisa menyembuhkan. Healer juga bisa menyembuhkan siapapun dan apapun penyakitnya. Sayangnya orang seperti itu tak dapat terdeteksi dan diprediksi. Tak ada yang tau kapan dia lahir dan siapa pemilik ketiga kekuatan itu.
Pemilik kekuatan terdahulu sudah meninggal. Walau memiliki kekuatan, aset itu tetaplah seorang manusia yang bisa terluka dan meninggal. Jika dia terluka parah, hanya darah dari pasangannya yang bisa menyembuhkan. Dia akan meninggal jika pasangannya juga meninggal. Jadi hidup sang aset tergantung pada pasangannya.
Dan pasangannya bisa dari kalangan mana saja. Vampire sekalipun.
.
.
Blue Moon
.
.
Cheonan, 24 Agustus 1984
Langit Cheonan yang semula cerah berangsur-angsur menghitam. Angin kencang pun mulai bertiupan. Aktivitas warga terhenti seketika. Mereka berpikir akan terjadi hujan badai.
SLAP~
Sebuah blitz raksasa hadir. Sekilas seperti cahaya petir. Tapi tidak. Blitz raksasa itu berubah menjadi seberkas cahaya putih yang kasat mata. Hanya orang dengan kemampuan khusus atau yang memiliki indra keenam saja yang mampu melihatnya.
Cahaya itu melayang-layang di udara sebelum akhirnya masuk ke sebuah rumah sakit. Cahaya itu kemudian masuk ke dalam perut besar seorang yeoja yang sedang berjuang untuk membuat anaknya bisa melihat dunia.
"Oekkk~ oekkkk~ oeekkkk~"
Tangisan bayi itu menggema di seluruh ruangan bersalin. Membuat segaris senyuman lega muncul di wajah kedua orang tuanya dan juga sang dokter. Bayi mungil yang manis itu telah lahir.
"Yeobo..anak kita" sang ibu tampak lemas sekaligus lega.
"Ini putra kalian. Lihat wajahnya manis sekali" sang dokter memberikan bayi yang sudah dibersihkan itu kepada kedua orang tua mereka. "Selamat tuan dan nyonya"
"Gomawoyo dokter" si tuan berucap dengan tulus.
Dokter itu undur diri. Membiarkan pasangan itu menikmati waktu bersama putra pertama mereka.
"Kita beri nama Kim Yesung. Kelak jika dewasa nanti, dia akan memiliki suara yang merdu. Yang bisa menyanyikan lagu dengan indah. Dan dicintai banyak orang"
Kim Yesung. Tanpa mereka ketahui, begitu nama itu disebut, sebuah cahaya putih menyilaukan terpendar dari kepala bayi mungil itu. Dan tanpa mereka ketahui juga...putra manis mereka ini akan jadi pemilik ketiga kekuatan yang paling dicari.
Welcome to the world, Kim Yesung.
.
Other side
.
Seorang namja tampan langsung mendongak ke atas begitu melihat langit yang perlahan menghitam. Raut datarnya tampak terkejut saat melihat kilatan blitz di langit. Mata cokelatnya perlahan berubah menjadi merah menyala.
"Hyung! Kau kenapa ?" tanya seorang namja berparas sama datarnya dengan namja pertama.
"Dia lahir" namja ketiga menyahut.
"Apa maksudmu Youngmin?" namja kedua bertanya.
Namja ketiga -Youngmin- menutup buku bacaannya, "Kau ingat apa yang appa bicarakan seminggu lalu Sehun hyung?"
"Apa 'dia' lahir ?" Sehun langsung berucap setelah diam cukup lama.
"Benar, pemilik kekuatan itu sudah lahir" Kyuhyun -namja pertama- akhirnya membuka suara setelah terdiam sangat lama.
Mendengar hal itu Sehun dan Youngmin menunjukkan seringai mereka. Sedikit banyak ketiga vampire itu tau tentang sang pemilik 3 kekuatan itu. Dan tentu saja terbersit sebuah keinginan untuk memiliki'nya'
.
.
Blue Moon
.
.
10 years later...
.
.
Bayi mungil itu kini tumbuh menjadi bocah manis yang sangat disayangi keluarga. Bocah baik hati yang murah senyum dan menggemaskan. Sayangnya bocah itu telah kehilangan sang ayah karena kecelakaan.
Yesung kecil tampak menangis sesenggukan di samping pusara tuan Kim. Sang ibu sudah terlebih dahulu pulang. Meninggalkan Yesung yang tak ingin berpisah dari sang ayah.
"Appa~ ireona-yo..hiks" lirihnya pilu.
"Kalau kau terus menangisinya, dia tak akan tenang" sebuah suara mengejutkannya.
Yesung menoleh dan menemukan sosok namja jangkung yang tampan. Namja itu menatapnya datar. Yesung mengusap bekas air mata di pipinya dengan menggunakan lengan baju.
"Nuguseyo?"
"Panggil saja hyung" sang hyung mensejajarkan dirinya di samping Yesung. "Kalau kau terus menangisinya seperti itu, appa-mu pasti juga menangis"
Mata Yesung melebar, "Jincha-yo? Aigo~ Yesungie tidak boleh menangis" Yesung sibuk menyeka air matanya yang masih tersisa.
Sang hyung hanya menatapnya datar. Tatapan datar tapi sejuta makna tersimpan di dalamnya. Namja manis cilik dihadapannya itu lalu tersenyum padanya. Mata sipitnya semakin tenggelam ke dalam kedua pipi chubby-nya.
Tanpa sadar tangan besar itu terjulur lalu mengusap puncak kepala sang bocah. Tentu saja Yesung heran. Tapi dia tak protes karena nyatanya dia merasa nyaman.
"Pulanglah. Ini sudah hampir siang" sang hyung berdiri lalu mulai melangkah menjauhi Yesung kecil.
"Hyuuunnnggggg~ gomawo" seru Yesung sebelum orang yang dipanggilnya hyung itu semakin menjauh.
Yesung saat itu masih polos. Dia tak tau siapa si hyung tadi. Andai saja dia tau, mungkin bocah polos itu tak akan mau berdekatan dengan si hyung.
Sementara itu...
"Hyung...kenapa kau mendekatinya ?" tanya namja bernama Sehun pada sang hyung, Kyuhyun.
Namja yang tadi menemui Yesung adalah Kyuhyun. Salah satu dari ketiga vampire spesial. Kyuhyun, Sehun dan Youngmin adalah ketiga vampire spesial. Mereka dikatakan spesial karena sangat berbeda dari kebanyakan vampire lainnya.
Ketiganya bisa beraktivitas di bawah terik matahari layaknya manusia biasa, walaupun tidak untuk waktu yang lama. Mereka bisa sihir. Mempunyai insting sekuat serigala, terutama untuk mendeteksi siapa pasangan mereka dan musuh mereka. Mereka nyaris sama seperti manusia pada umumnya. Hanya saja kebutuhan akan darah sebagai makanan mereka tetap tinggi. Dan satu lagi...mereka abadi.
"Entahlah. Aura-nya membuatku mendekat padanya begitu saja. Aku juga tak mengerti kenapa" Kyuhyun hanya menjawab pertanyaan Sehun dengan datar.
"Apa mungkin dia pasanganmu ?" pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Youngmin.
"Kau mau berkata jika pasanganku adalah anak kecil sepertinya, huh?"
"Ck! Sensitif sekali" gerutu Youngmin. "Bukankah kita bisa bertemu pasangan kita kapan pun, huh? Tapi untuk penyatuan tetap menunggu mereka menyerahkan diri dengan sukarela"
"Benarkah ?" Sehun memotong pembicaraan hyung dan dongsaeng-nya.
"Tentu saja. Di kitab kuno banyak dijelaskan tentang bangsa vampire"
"Kitab kuno" Sehun mendengus, "Aku tak tertarik. Satu-satunya yang membuatku tertarik hanya fakta bahwa kita adalah vampire spesial"
"Cih, kau sama saja seperti Kyuhyun hyung. Hanya tertarik pada fakta yang menyebutkan bahwa kita adalah vampire spesial" Youngmin menghela nafas, "Tapi sepertinya tidak lagi. Kyu-hyung tertarik pada bocah tadi, right?"
Kyuhyun hanya memberikan senyuman miring khas-nya kepada Youngmin. Tak menyangkal juga tak mengiyakan. Nyatanya memang Kyuhyun sendiri tak tau apakah dia tertarik dengan bocah bernama Yesung tadi atau tidak.
'Kim Yesung eh?'
.
.
Blue Moon
.
.
Sepuluh tahun kembali berlalu. Kim Yesung kini sudah berusia 20 tahun. Dia tumbuh menjadi namja yang manis dan cantik, terkadang juga bisa terlihat tampan disaat yang bersamaan.
Yesung memutuskan untuk pergi merantau ke Seoul setelah sang ibu meninggal. Dengan berbekal ijasah sekolah menengah atas dan pengalaman bekerja selama 1,5 tahun di Cheonan, Yesung berangkat ke Seoul.
Seperti sepuluh tahun lalu, Kyuhyun juga datang ke tempat pemakaman ibu Yesung saat namja manis itu datang berkunjung. Bedanya sekarang Kyuhyun tidak lagi menghampirinya. Namja vampire itu hanya mengawasi dari jarak yang cukup aman. Sungguh Kyuhyun tak mengerti kenapa selama sepuluh tahun ini dia selalu mengamati Kim Yesung.
Hell yeah, selama sepuluh tahun ini Kyuhyun beralih profesi menjadi seorang stalker Kim Yesung. Mengikuti dan mengawasi kemana pun namja manis itu melangkah. Mengabaikan ledekan kedua adik vampire-nya itu.
"Kau mau mengikutinya ke Seoul juga ?" ucap Sehun yang tiba-tiba berada di sampingnya.
"Kau terbang atau berlari ?" tanya Kyuhyun balik.
"Teleportasi. Aish jawab pertanyaanku hyung" desak Sehun.
"Sepertinya ya. Kita bisa mendapatkan nutrisi yang baik disana" Kyuhyun menyeringai.
Sehun hanya balas menyeringai sebelum mengirim pesan pada adiknya, /'Siapkan semua. Kita akan pergi ke Seoul'/
/'Selalu mendadak'/
Sehun hanya terkekeh mendengar balasan dari sang adik.
.
~Yesung's side~
.
"Eomma..aku akan pergi ke Seoul, jadi Yesungie pasti akan jarang mengunjungi eomma dan appa. Mianhae" ucap Yesung lirih.
Namja mania itu mulai berdiri. Dia menghela nafas seraya mengeratkan tas besar yang bertengger di punggungnya, 'Aku akan ke Seoul' batinnya.
Tiba-tiba...
Bussshhhh~
Yesung menghilang dari area pemakaman. Hanya menyisakan kepulan asap tipis berwarna abu-abu. Tentu saja hal itu tak luput dari perhatian Kyuhyun yang sedari tadi memang terus terfokus pada obyek manis di depannya. Iris cokelatnya melebar sebelum berubah menjadi merah menyala.
"Hyung...kau kenapa ?" Sehun langsung mencengkeram lengan Kyuhyun. Takut sang hyung lepas kendali.
Tubuh Kyuhyun bergetar hebat sebelum berangsur-angsur tenang. Tapi matanya masih merah. Sehun tentu saja tak ingin melepaskan pengawasannya pada Kyuhyun.
'Dia...Kim Yesung itu...sang aset ?' batin Kyuhyun setelah terlebih dahulu mem-block dirinya agar tak bisa ditembus Sehun dan Youngmin. Dia harus meyakinkan diri terlebih dahulu sebelum menceritakannya pada kedua adiknya.
"Ki-kita ke Seoul sekarang" ucap Kyuhyun.
Sehun sedikit curiga dengan hyung-nya yang tampak sangat terkejut itu. Tapi belum sempat dia bertanya, Sehun sudah dikejutkan dengan Yesung yang tiba-tiba menghilang.
"Kemana manusia itu hyung ?"
"Dia sudah pergi" itu ucapan Kyuhyun sebelum namja itu melesat melompati satu demi satu pepohonan dengan cepat.
.
.
Blue Moon
.
.
Rasanya Yesung amat sangat merasa pusing. Dia seolah ditarik ke sebuah dunia berputar sebelum akhirnya terhempas begitu saja di sebuah taman yang untungnya sepi. Yesung bahkan masih terdiam dengan posisi terduduk.
"Ini...dimana? Kenapa tiba-tiba aku disini?" itu adalah dua pertanyaan yang keluar dari mulut mungilnya setelah 15 menit berada disana.
Dengan perlahan Yesung berdiri seraya mengeratkan cengkeramannya pada pegangan tas ranselnya. Pandangan matanya menyebar ke seluruh penjuru taman. Berusaha mencari sebuah petunjuk tentang keberadaannya di tempat asing ini.
Akhirnya namja Kim itu memutuskan berjalan menuju jalan raya. Setidaknya disana dia akan menemukan petunjuk dari keberadaannya. Langkahnya sedikit terhuyung. Dia masih pusing, ingat?
"Cho-chogiyo...eumm..ini-ini dimana ?" dengan sedikit ragu, pertanyaan itu akhirnya meluncur juga kepada orang yang baru saja ditemuinya.
"Apa maksudmu? Apa kau hilang ingatan?" orang itu malah bertanya dengan nada yang sedikit menjengkelkan, menurut Yesung.
"N-ne" Yesung merasa itu jawaban yang paling masuk akal untuk saat ini.
"Ini di Seoul" setelah mengatakan hal itu, dengan angkuhnya orang itu malah meninggalkannya.
Tik..tok tik..tok
Yesung masih terdiam mencerna perkataan orang tadi. Ini di Seoul. Itu artinya sekarang dia ada di Seoul. Dia. Ada. Di. Seoul. Yesung..di..Seoul. Dan itu hanya dalam waktu satu menit. Satu-
"MWO?!"
-menit.
Yesung memutuskan menuju sebuah cafe yang tak jauh dari situ. Mengabaikan tatapan heran dari orang-orang karena telah berteriak tiba-tiba.
.
At Cafe~
.
.
Namja manis itu sibuk memijit pelipisnya yang berdenyut menyakitkan. Dia pusing memikirkan hal itu. Bahkan kopi latte favoritnya pun tak mampu membuatnya merasa lebih baik. Dia perlu seseorang untuk memukulnya. Setidaknya membuatnya yakin apakah ini mimpi atau bukan.
"Bagaimana bisa aku sampai di Seoul hanya dalam waktu satu menit? Seperti aku punya kekuatan teleportasi saja" gerutu Yesung pelan.
Jika memijit pelipis sedari tadi tak mampu meredakan rasa pusingnya, kini Yesung beralih mengacak rambutnya dengan sedikit jambakan. Mengusap wajahnya kasar. Dia frustrasi, sungguh.
Kling~
Suara pintu terbuka membuat Yesung refleks mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Mata sipitnya menangkap ketiga namja dengan wajah dingin memasuki cafe. Aura mereka sangat mendominasi. Hampir seluruh pengunjung cafe memperhatikan ketiganya. Termasuk Yesung.
Namja bersurai dark brown. Namja yang menarik perhatian Yesung hingga tanpa sadar Yesung terus saja memandanginya nyaris tanpa berkedip. Dan namja itu balas menatapnya. Iris dingin itu menatap tepat ke bola matanya. Mengalirkan suatu perasaan asing yang Yesung sendiri tak mengerti.
Tiba-tiba Yesung merasa tengkuknya meremang. Perasaan takut, cemas, waspada dan...senang mulai merasukinya. Yang Yesung tak mengerti...kenapa dia merasa senang dengan kehadiran namja bersurai dark brown itu.
Bahkan sampai mereka bertiga duduk di tempat yang tak jauh dari tempat Yesung duduk pun, kedua namja masih saja saling berpandangan dengan lekat. Yesung melihat dengan matanya sendiri saat Kyuhyun menyeringai, ada taring yang sedikit menyembul dari sudut bibirnya. Terkejut, pasti. Tapi entah kenapa tak ada rasa takut dalam diri Yesung.
'Siapa namja itu sebenarnya' batin Yesung.
.
.
Sehun dan Youngmin hanya saling berpandangan dengan bingung saat melihat Kyuhyun justru menyeringai saat memandang Yesung. Namja manis yang mereka ikuti sampai ke Seoul. Namja manis yang membuat hyung mereka seperti seorang stalker.
"Hyung...apa dia namja kecil yang kau hampiri sepuluh tahun lalu?" tanya Sehun dengan suara berbisik.
Kyuhyun hanya mengangguk. Hingga akhirnya kontak mata itu terputus, "Ne, dia namja kecil yang dulu menarikku seperti magnet"
"Ck, sejak kapan seorang vampire tertarik pada manusia biasa sepertinya" Youngmin mengejek dengan suara nyaris berbisik.
"Yang kutau...bisa saja namja itu adalah mate Kyuhyun hyung" Sehun mencoba meminum minuman yang baru saja dia pesan. "Cih, rasanya aneh sekali" gumamnya.
Kini Kyuhyun tercenung. Kepalanya merekam apa yang baru saja dikatakan Sehun. Mate-nya. Kim Yesung itu mate-nya. Dan kalau dugaannya tepat, berarti dia berpasangan dengan seorang aset.
Tapi sejujurnya, Kyuhyun masih sedikit meragukan hal itu. Karena dia tak merasakan perasaan apapun selain tertarik. Yang Kyuhyun tau, saat seorang vampire menemukan mate-nya maka akan ada kecenderungan untuk menginginkan darah si mate itu sendiri. Dan juga vampire itu akan merasakan aroma manis yang menggoda dari mate-nya. Tapi Kyuhyun tak merasakan hal itu.
"Hyung bisa kita mencari tempat tinggal ?" keluh Sehun.
"Kau kenapa?" tanya Kyuhyun saat melihat Sehun menutup hidungnya.
"Aroma mereka memuakkan" ucap Sehun pelan.
"Kita tinggal di mansion Cho saja" usul Youngmin yang sibuk mengaduk-aduk minuman yang bahkan tak disentuhnya.
Kyuhyun sedikit mendengus, "Kenapa tidak di kastil saja?"
"Kau mau membuat semua orang curiga, eh? Lagipula kedatangan kita kemari sama sekali tak diketahui siapapun. Tinggal di Mansion Cho lebih aman" kali ini Sehun. Sepertinya namja itu sangat setuju dengan usulan Youngmin.
Kalau sudah begini Kyuhyun sudah tak punya pilihan. Mau tak mau dia harus menuruti kemauan kedua adik yang juga orang-orang kepercayaannya itu.
"Baiklah kalian pergilah dulu. Aku masih ada urusan lain yang harus kukerjakan"
Tanpa berkomentar lagi, Sehun dan Youngmin segera pergi meninggalkan tempat yang membuat mereka mual itu. Jangan heran jika Kyuhyun tak merasakan hal yang sama, karena Kyuhyun sudah memblock dirinya agar tak bisa mencium aroma darah lain selain darah milik mate-nya.
Selepas kedua adiknya pergi, Kyuhyun kembali meneruskan kegiatannya. Apalagi jika bukan memandangi Kim Yesung yang sekarang sibuk dengan minumannya. Kyuhyun tau namja itu sedang gugup. Terbukti dari tingkahnya yang meminum minumannya dengan terburu-buru. Setelah minumannya habis, Yesung segera meletakkan beberapa won di atas meja sebelum pergi dari situ.
.
.
Sedari tadi sebenarnya Yesung merasa tak nyaman. Lebih tepatnya setelah melihat interaksi ketiga namja di depannya tadi. Firasatnya menyuruhnya untuk segera pergi. Dan tentu saja Yesung mempercayai firasatnya.
Bahkan sampai dia berjalan pun perasaan tak nyaman itu masih saja ada. Hingga tanpa sadar Yesung mempercepat langkahnya. Berbelok dari satu gang ke gang lainnya. Entah kemana dia melangkah. Sampai akhirnya dia terjebak. Saat dia sudah berbalik, Kyuhyun ada di belakangnya.
"Ka-kau...nuguseyo?" Yesung berusaha agar suaranya tak terdengar bergetar.
Kyuhyun menyeringai. Dia mulai melangkah mendekati Yesung. Reflek Yesung mundur menjauhi namja itu.
"Berhenti" satu kata dari Kyuhyun mampu membuat Yesung berhenti bahkan tak mampu menggerakkan tubuhnya.
Yesung hanya bisa terus memperhatikan namja tampan yang semakin mendekatinya itu. Tatapan Kyuhyun mengunci bola matanya. Membuat Yesung tak bisa dan tak mau mengalihkan pandangannya.
Kyuhyun sudah berada di depan Yesung. Jarak mereka hanya beberapa cm saja. Itupun dikurangi dengan Kyuhyun yang membungkuk hingga wajah mereka sejajar. Kyuhyun kembali mengamati wajah manis namja yang selama hampir seumur hidupnya dia jaga itu.
Dan harus Kyuhyun akui, Yesung memiliki wajah yang cantik. Apalagi ditambah dengan tatapan mata tajam bak elang itu. Sekali lagi Kyuhyun menyeringai. Sedikit memperlihatkan taringnya pada Yesung.
"Kau tak merasa takut, eh?" tanya Kyuhyun seraya mulai memenjarakan Yesung dalam kurungan lengannya.
"Ka-kau siapa sebenarnya?" kali ini Yesung tak bisa menyembunyikan getaran suaranya.
Hell yeah, siapa saja akan merasa takut saat orang asing memenjarakanmu begini dalam tempat yang sepi. Sekuat apapun Yesung berusaha menenangkan dirinya, nyatanya dia tetap saja merasa takut.
Kyuhyun malah memiringkan kepalanya menuju leher Yesung. Tubuh namja manis itu menegang. Tanpa Yesung ketahui, taring Kyuhyun mulai memanjang. Sedikit lagi menyentuh leher jenjang yang mulus itu sebelum akhirnya berhenti. Kyuhyun malah menyembunyikan taringnya lalu naik menjangkau bibir Yesung.
Reflek Yesung memejamkan matanya. Kyuhyun melumat bibir itu bergantian atas bawah. Menyapu permukaan bibir manis itu dengan lidahnya.
"Eeerrrnnggg~" Yesung merutuki suara erangan yang mendadak keluar dari mulutnya.
Saat Yesung mengerang, Kyuhyun memanfaatkan kesempatan itu untuk menelusupkan lidahnya. Mengobrak abrik seluruh isi gua hangat Yesung. Menggelitik langit-langit mulut Yesung. Hingga membelit lidah namja itu.
Yesung terlihat sangat susah payah mengimbangi permainan lidah dari Kyuhyun. Namja di depannya ini tampak seperti seorang good kisser.
"Uuggghh~" ingin rasanya Yesung menyumpal mulutnya yang dengan seenaknya mengeluarkan lenguhan itu.
Ciuman itu berlangsung sangat lama. Seharusnya Yesung mulai merasa pusing karena kekurangan oksigen, tapi nyatanya bahkan namja manis itu tak mengindahkan sesuatu yang mengganjal itu. Dirinya terlalu terhanyut dengan kelihaian Kyuhyun mengobrak-abrik bibirnya.
Sedangkan Kyuhyun sendiri seolah tak ingin melepas bibir manis yang telah menjadi candu baginya. Dia seolah tak memerlukan darah lagi saat sudah merasakan bibir Yesung. Dia bahkan tak perduli kalau Yesung itu adalah manusia. Dan lagi...ini masih menjelang sore hari.
Tangan mungil Yesung terangkat menyentuh dada Kyuhyun. Sedikit berjengit saat merasakan suhu tubuh Kyuhyun yang dingin dan...tak ada detakan dalam dadanya. Seketika akal sehatnya kembali. Dengan tenaga yang tersisa, Yesung mulai mendorong Kyuhyun menjauh. Begitu jarak antara mereka sudah terpisah, Yesung langsung berlari meninggalkan Kyuhyun.
Kyuhyun hanya menyeringai lalu mengusap bibir bawahnya dengan ibu jarinya, "Kau memang menarik Kim Yesung" ucapnya sebelum melakukan teleportasi dan menyisakan asap hitam pekat.
.
.
Yesung berjalan seraya menunduk dan terus memegangi bibirnya. Dalam hati dia sibuk merutuki sikapnya yang bisa-bisanya terhanyut dalam ciuman semi panas dengan orang asing. Apalagi sampai bibirnya benar-benar memerah dan bengkak.
Yesung tak bisa mencari tempat tinggal dan pekerjaan dengan kondisi begini. Lagipula dia tak tau kemana tujuannya. Dia juga tak tau dimana dia sekarang. Salahkan saja orang asing yang membuatnya tak nyaman hingga berjalan tanpa memperhatikan sekitar itu.
"Aish! Kemana aku harus pergi?" Yesung sibuk bermonolog ria.
Setelah sekitar 15 menit berjalan menyusuri dari satu gang ke gang lain, Yesung akhirnya menemukan jalan raya. Dengan penuh semangat Yesung menyusuri jalanan kota Seoul yang sedikit padat itu. Matanya melihat pengumuman yang tertera di sebuah cafe bernama Mouse n Rabbit.
Kling~
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya seorang pemuda cantik penjaga kasir.
"Ah eum...boleh saya bertemu dengan pemilik cafe?" Yesung gugup sekali. "Aaaa~ saya melihat pengumuman di depan jika cafe ini memerlukan seorang penjaga kasir dan pelayan"
"Ah~ arrachi. Saya adalah pemilik cafe ini" pemuda itu tersenyum.
"A-ah..jeoseonghamnida. Saya tidak tahu" Yesung membungkukkan badannya karena merasa bersalah.
Pemuda cantik itu tertawa, "Gwaenchana. Namaku Kim Heechul. Kau bisa ikut denganku"
"Ah saya Kim Yesung"
"Hongki-ah..gantikan aku sebentar" seru Heechul sebelum membawa Yesung ke ruangannya.
Yesung akhirnya mendapatkan pekerjaan itu. Dia mendapat pekerjaan sebagai penjaga kasir sekaligus pelayan. Untuk jam kerja, Yesung sendiri yang meminta untuk bekerja seharian. Heechul sendiri tak masalah. Apalagi ternyata mereka seumuran hanya selisih beberapa bulan.
"Heechul hyung..eodiga" seru seseorang saat Heechul sedang memberikan training singkat pada Yesung.
"Hyak! Kim Kibum! Bisakah kau tidak berteriak huh?!" omel Heechul begitu orang tadi menampakkan dirinya.
"Ah? Pegawai baru? Mian" orang yang dipanggil Kibum lagi segera berlalu setelah membungkuk sedikit.
"Ish! Dasar itu" rutuk Heechul. "Maafkan dia ne. Namja tadi adikku, namanya Kim Kibum. Dia masih berusia 17 tahun dan sekarang tahun pertamanya kuliah"
"Mwo?! 17 tahun tapi sudah kuliah?" Yesung sangat terkejut.
"Dia sering mengambil kelas akselerasi" ucap Heechul santai.
Yesung membulatkan matanya kaget. Akselerasi? Itu tandanya namja itu jenius bukan? Ckckck Yesung tak habis pikir.
"Nah! Kau sudah mengerti apa saja tugasmu kan? Kau bisa mulai kerja besok" ucap Heechul.
"Kenapa besok?" Yesung memiringkan kepalanya bingung.
"Kau harus membereskan barang-barangmu kan?" Heechul mendesah malas.
Yesung hanya bisa tersenyum canggung, "Baiklah kalau begitu Heechul-sshi. Aku pergi dulu. Sekali lagi kamshahamnida" Yesung membungkukkan badannya.
"Yayayayaya sudahlah cepat pergi. Aku harus segera berangkat kuliah" Heechul mengibas-ngibaskan tangannya seolah mengusir nyamuk.
Yesung hanya tertawa kecil sebelum kembali membungkukkan badannya dan melangkah keluar dari cafe sebelum Heechul mengusirnya lagi. Langkahnya sedikit ringan karena dia hanya perlu mencari tempat tinggal yang sesuai dengan keuangannya.
Yesung tak tau jika sedari tadi dia diawasi oleh seseorang pemilik mata merah menyala dengan taring berlumuran darah dari salah satu atap. Orang yang sama dengan orang yang sudah menciumnya. Mengambil ciuman pertamanya. Cho Kyuhyun.
.
.
Blue Moon
.
.
At 9 pm
Yesung sudah mendapat tempat tinggal yang sesuai dengan keuangannya. Sebuah rumah kecil yang sederhana di sudut sebuah komplek di bukit. Rumah itu hanya berisi 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur yang merangkap ruang makan. Bahkan perabotannya sudah lengkap dengan tempat tidur single bed, lemari, meja makan, peralatan memasak, sampai kulkas mini.
Dan malam ini Yesung harus mulai berbelanja untuk keperluannya sehari-hari. Cukup jauh kalau dia berjalan menuju mini market di pinggir jalan. Tapi Yesung tak mempermasalahkan itu semua. Dia justru senang bisa berjalan kaki malam-malam.
Di mini market, Yesung hanya belanja seperlunya. Hanya bahan-bahan makanan yang sekiranya cukup untuk satu minggu dan alat kebersihan. Setelah itu dia pulang.
Waktu menunjukkan pukul 10.30 saat Yesung keluar mini market. Jalan menuju rumah Yesung itu sedikit gelap sebenarnya. Melewati beberapa gang dengan penerangan remang-remang. Tapi sekali lagi, Yesung tak perduli dengan itu.
Dan sepertinya kata-kata itu akan ditariknya kembali saat mata kepalanya menangkap pemandangan mengerikan. Tiga orang namja yang sibuk menghisap darah dari seorang yeoja dengan beringas. Taring-taring mereka begitu panjang dan tajam.
Seolah mengetahui jika ada yang memperhatikan mereka, ketiga vampire itu serempak menoleh. Yesung membelalakkan matanya saat melihat wajah ketiganya. Mereka adalah namja-namja yang dia lihat di cafe siang tadi. Dan salah satunya adalah namja yang menciumnya tadi.
Tubuhnya seolah terpaku. Dia tau jika ketiga vampire itu menatapnya dengan mata merah menyala. Mereka juga mendesis seakan terganggu. Ah tapi hanya dua. Sedangkan namja yang menciumnya tadi hanya menyeringai.
Ketiga memutuskan untuk segera pergi dari situ. Melompati satu per satu gedung tinggi dan pepohonan. Meninggalkan Yesung yang masih tercengang. Bukannya berlari, Yesung malah menghampiri yeoja yang terkapar tadi.
Disentuhnya urat nadi di pergelangan tangan yeoja itu. Saat tangannya hendak menyentuh luka yang disebabkan oleh ketiga vampire itu, tiba-tiba tangannya memancarkan butiran cahaya halus berwarna putih. Butiran cahaya itu menutup luka-luka itu sampai tak berbekas.
Yesung memandangi telapak tangannya yang bergetar sebelum berlari dengan cepat menuju rumahnya. Yesung terus berlari dengan cepat sambil mencengkeram erat belanjaannya. Peluh mulai membasahi tubuhnya. Berlari menaiki bukit di malam hari tentunya akan sangat menguras tenaga.
BRAK!
Yesung langsung membanting pintunya begitu sampai rumah. Tubuhnya langsung merosot di lantai. Belanjaannya berserakan di lantai.
Pandangan matanya terlihat takut dan gelisah. Memory otaknya kembali memutar kejadian beberapa menit lalu dimana dia melihat tiga orang vampire yang menghisap darah manusia dan tangannya yang bisa menutup luka itu tanpa bekas.
Yesung kembali melihat telapak tangan mungilnya. Dia sungguh tak percaya tangan mungil ini bisa mengeluarkan cahaya seperti itu.
"Ada apa ini sebenarnya ?" lirih Yesung.
Kejadian hari ini sangat membuatnya bingung. Yesung masih sangat ingat tiba-tiba dia sudah berada di Seoul dalam kurun waktu semenit setelah dia berpikir untuk ke Seoul. Lalu sekarang, tangannya bisa mengeluarkan cahaya dan menyembuhkan luka-luka yeoja tadi.
"Ya Tuhan~ apa ini? Kenapa denganku?" Yesung mencengkeram erat rambutnya. Tubuhnya bergetar hebat sebelum akhirnya terkulai lemas.
Dia pingsan.
FIN
.
.
Okey okey TBC...
.
.
A/N 2 : Gimana? Aneh? Saya tau xD. Sudah dibilang kan kalo aku sendiri nggak yakin dengan kemampuanku nulis 2 genre ini jadi 1 u,u. Semoga aja hasilnya nggak aneh bin ajaib bin mbosenin bin bikin bingung yak xD...
Byu~ mianhae kalo ini nggak sesuai sama harapanmu :D aku udh bilang kalo aku nggk jago bikin fantasy supranatural. Tapi karena ane kasian ame lu jadilah ane publish ini xD
Nah, yang lain~ review please~ biar aku tau kekurangan dari ff ini dan biar aku bisa melakukan perbaikan sana sini. Dan makasih yang udah mau meluangkan waktu baca ff aneh ini xD. Gomawo yeorobeun~ #kisseu
