Disc: Karakter by Masashi Kishimoto

Sum: Namikaze Naruto atau Uzumaki Naruto adalah orang kaya kedua setelah Uchiha Corp yang terbilang serba mandiri dan tak ingin dibilang manja tinggal di sebuah apartemen sederhana milik keluarga Akasuna. Tiba-tiba saja kakaknya menyuruhnya untuk rapat dan mengurus cafenya, saat rapat ia di perkenalkan oleh tunangannya yang ternyata salah satu pegawai dari café kakaknya. Sialnya tunangannya itu adalah cowok menyebalkan yang tidak sengaja menjadi tetangganya di apartemennya. Akankah cowok itu menyadari penyamarannya?

Warning : BoyxBoy, OOC, typo, dll

Rate: T-M (untuk sekarang masih T)

Ganre: Romance

Note: Fanfic ini terinspirasi dari novel karya Ilan* Tan berjudul Winter in Tokyo dan salah satu fanfic yang author sukai hanya saja author sendiri lupa namanya dan tidak menemukan fanfic itu yang tidak berlanjut bahkan hilang? Tapi yang jelas fanfic ini tidak sama dengan karya yang sudah di katakan tadi ini murni dari kepala author (: Fanfic ini menerima komentar dan kritikan yang membangun, tidak menerima flame atau perkataan kasar. Jadi selamat menikmati :D

-happy-~(^_^)~-reading-

-Café Prince-

Vol 1: Menyebalkan!

Naruto's pov

Haloo perkenalkan namaku Namikaze Naruto usiaku 16 tahun dan aku sedang menduduki masa jenjang perkuliahan di Unversitas Internasional Konoha. Kenapa aku sudah kuliah padahal jelas-jelas umurku masih sangat kecil? Itu karena aku memutuskan mempercepat studyku dan tentu saja saat SMP dan SMA aku selalu lompat kelas, alasannya? Aku bosan mempelajari hal yang sama berulang kali. Oh aku juga seorang aktor dan penyanyi yang terkenal di dunia tapi terkadang aku menjadi model di beberapa majalah, yah aku tidak terlalu memikirkan untuk menjadi terlalu terkenal yang penting aku bisa membayar uang kuliahku dan menghidupi diriku sendiri. Dari kecil aku memang suka hidup mandiri walaupun aku seorang Namikaze yang terkenal kaya ke-2 setelah Uchiha, tidak peduli kakakku Kyuubi mengejekku dengan sebutan aneh dan tidak punya kerjaan, karena menurutku hidup mandiri itu keren. Dari SMP aku sudah membayar uang sekolah sendiri, mengubah margaku menjadi Uzumaki (tapi kupakai saat disekolah agar tidak ada yang tahu aku seorang Namikaze Naruto yang menjadi aktor) dan memutuskan untuk tinggal sendiri, untung saja aku mendapat biaya siswa sehingga meringankan bebanku untuk membayar uang sekolah yang terbilang sangat mahal.

Nenekku SenjuNamikaze Tsunade yang merupakan pemilik rumah sakit dan pemilik sekolah Konoha Internasional School (KIS) dan Universitas Internasional Konoha(UIK) tempat dimana Naruto mendapat ilmu dari SD-sekarang, terkadang membantuku membayar uang sekolah ketika aku dalam keadaan krisis uang (bokek) tapi tetap saja ketika aku punya uang aku segera mengembalikannya terkadang tousan dan kaasan yang proktektif padaku menyuruhku untuk pulang dan tidak mengizinkan aku tinggal di apartemen lagi tapi dengan keras kepala aku menolaknya sungguh aku sangat menikmati kehidupanku yang seperti ini dan takkan ku biarkan orang lain mengusik kesenanganku tidak akan pernah!

End of Naruto's POV

Angin bertiup agak kencang malam ini. Namikaze Uzumaki Naruto mengibaskan syal kuningnya ke belakang menutupi leher jenjangnya dari angin dingin yang bertiup pelan sementara ia bergegas menyusuri jalan kecil dan sepi yang mengarah ke gedung apartemennya. Ia menggigil karena rasa dingin mulai menembus jaket dan sweter tebalnya membalut tubuh mungilnya sepertinya musim dingin akan segera tiba. Ia ingin cepat-cepat sampai di apartemennya, minum secangkir coklat hangat dan memakan ramen rasanya tidak buruk untuk dicoba.

"Hei"

Naruto melompat kaget dan berputar cepat, matanya terbelalak menatap wanita tua yang sudah berdiri di sampingnya. Begitu mengenali wanita tua itu sebagai nenek Chiyo, tetangganya yang tinggal di apartemen lantai bawah sekaligus pemilik dari gedung apartemen itu. Naruto menghembuskan nafas lega.

"Nenek, kau mengagetkanku~" Naruto mendesah sambil mengelus dadanya yang terkejut. Nenek Chiyo mendecakkan lidahnya dan tersenyum lebar.

"Kau terlalu gampang terkejut Naru"

"Ahh baa-chan~, baa-chan tau sendiri kan Naru selalu merasa was-was kalau berjalan sendirian di jalan sepi" ucap Naruto. "Dan Naru punya alasan yang kuat untuk itu"

"Kenapa Naru, kau di buntuti lagi?" ucap Chiyo sambil berbisik di telinga Naruto. Narutopun mengangguk pelan.

"Ia baa-chan, saat aku keluar dari supermarket aku diuntit seseorang coba kau lihat orang yang di balik pohon itu dari tadi ia mengikuti Naru terus" ucap Naruto berbisik memberikan isyarat pada nenek Chiyo untuk melihat kearah belakang dimana penguntit itu berada, Chiyopun melihat kearah dimana ditunjuk Naruto. Ia melihat seorang gadis berambut berwarna biru tua yang bergaya hime style cut yang di biarkan tergerai yang terlihat mengendap-endap melihat Naruto di balik pohon besar.

"Hei kau yang bersembunyi di pohon, sini!" teriak Chiyo lantang membuat Naruto dan gadis itu terkejut.

"Eh nek, kenapa kau manggil dia!" protes Naruto, Narutopun melihat gadis itu yang terlihat salah tingkah dan ia berjalan pelan menuju kearah Naruto dan nenek Chiyo berdiri.

"Kenapa kau mengikuti Naruto? Apa Naru-chan punya salah denganmu?" tanya Chiyo ketika gadis itu telah sampai dihadapan kami.

"Ma-maaf se-sebenarnya aku sama sekali tak mengenal kalian" ucap gadis itu pelan terlihat seperti salah tingkah.

"Lalu?" ucap Chiyo mengerutkan alisnya bingung tapi setelah sekian lama mereka menunggu jawaban gadis itu hanya terdiam membisu dan menundukkan kepalanya.

Naruto menatap gadis didepannya yang terdiam sunyi, seketika angina berhembus pelan melalu lehernya. Naruto menggigil dan mengusap pelan lehernya. "Ayo nek kita pulang saja, Naru sudah sangat kedinginan" ucap Naruto sambil mengelus belakang lehernya yang masih terasa dingin.

"Tapi gadis ini gimana?" tanya Chiyo sambil menunjuk gadis yang tidak kami ketahui namanya. Naruto melirik kearah gadis itu. Naruto menghembuskan nafasnya yang menciptakan kabut tipis disekitar mulutnya dikarenakan dinginnya suhu udara saat ini.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Naruto pada gadis itu, terlihat gadis itu menggeleng pelan bertanda ia baik-baik saja. "Kau bisa pulang sendirikan?" tanya Naruto lagi dan dijawab anggukan pelan dari gadis yang masih menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya. "Baiklah kalau begitu kami pamit dulu, cepatlah pulang disini sangat dingin kau bisa sakit jika terlalu lama berada diluar dalam suhu seperti ini" ucap Naruto terakhir kali pada gadis itu. "Ayo nek kita pulang"

"Lalu bagaimana gadis itu?" ucap Chiyo memandang gadis itu sedikit kawatir.

"Dia baik-baik saja lagipula dia bisa pulang sendiri kan.." ucap Naruto sambil beranjak bersiap pergi meninggalkan gadis itu.

"A-ano! Apakah kau Namikaze Naruto yang penyanyi itu?" ucap gadis itu menghentikan langkah Naruto.

"Eh?" Naruto membalikan tubuhnya menghadap gadis itu yang menatap kearahnya dengan pandangan penuh harap dan tampak bling-bling di mata Naruto. Naruto tertawa membuat gadis itu bingung.

"Sudah ribuan kali aku mendengar kalimat itu, tapi sepertinya kau salah orang nak" ucap Chiyo ikut tersenyum ketika tahu maksud dari gadis itu.

"Mungkin kau tak akan mengenalku jika aku tak memperkenalkan diriku sendiri. Perkenalkan namaku Uzumaki Naruto bukan Namikaze Naruto" ucap Naruto sambil tersenyum manis memperkenalkan dirinya.

"Eeh Uzumaki Naruto?!" ucap gadis itu kaget, Naruto mengangguk. "Ta-tapi wa-wajahmu sangat mirip dengannya"

"Yah mungkin ibuku sangat ngefans dengan penyanyi itu dan kebetulan juga wajahku mirip dengannya makanya aku diberi nama Naruto" ucap Naruto.

"Hahaha sayang sekali ya tak sesuai harapanmu nona tapi pemuda ini memang bukan Namikaze Naruto lagipula tidak mungkinkan seorang Namikaze Naruto tinggal di daerah sini hahaha" ucap Chiyo tertawa sambil menepuk punggung Naruto.

"Oh ah berarti aku salah orang. Maaf aku tidak bermaksud menakuti kalian kupikir kau Namikaze Naruto karena penasaran aku tanpa sadar jadi mengikutimu" ucap gadis itu sambil membungkukkan badannya berkali-kali. "Perkenalkan namaku Hyuuga Hinata"

"Wah sepertinya kau salah satu fans Naruto ya~" ucap Chiyo setelah memperkenalkan dirinya ke gadis itu. Hinata gadis itu mengangguk semangat bertanda ia memang salah satu fansnya Namikaze Naruto. "Hahaha nenek juga pertama kali melihat anak ini terkejut karena baru pertama kali ada orang terkenal yang menyewa kamar apartemen, tapi ternyata dia anak yang mirip saja hahahaha. Naruto yang ini memang membuat orang salah sangka" ucap Chiyo tertawa keras, Naruto hanya bisa tertawa garing.

"Jadi nenek punya apartermen?" tanya gadis bernama Hinata itu.

"Iya, kau mau mampir? Jaraknya tak terlalu jauh dari sini" tanya nenek Chiyo menawarkan.

"Maaf nek sebentar lagi saya harus kursus piano, jadi saya tak bisa mampir" ucap Hinata menolak halus tawaran Chiyo.

"Oh begitu tapi jika kau punya waktu atau sekedar lewat jalan sini mampirlah ke apartemen nenek" ucap Chiyo, Hinatapun mengangguk mengerti dan berpamitan pada Naruto dan nenek Chiyo terakhir kali sebelum pergi ke tempat kursusnya. "Sayang sekali Naruto kenapa kau melewatkan gadis cantik itu sih?"

"Uuh sudahlah nek jangan coba menjodoh-jodohkanku dengan dia, Narukan baru kenal dia" ucap Naruto santai.

"Tapi tetap saja kau melewatkan kesempatanmu untuk menggaetnya" ucap Chiyo.

"Aah nenek Naru belum pengen pacaran, sudalah kita pulang saja Naru sudah beku nih"

"Iya-iya. Ngomong-ngomong kau habis dari mana Naru? Bawaanmu cukup banyak"

"Naru habis belanja mingguan, nenek sendiri habis dari mana? Hari ini nenek pulang terlambat"

Chiyo mengangguk "Ya, tadi nenek membeli bubur untuk makan malam nanti"

"Kenapa tak telpon Naru atau menyuruh Tenten saja untuk beli bubur? Terlalu bahaya berkeliaran malam-malam begini nek" ucap Naruto.

"Hahaha sekali-sekali nenek juga ingin berjalan-jalan seperti ini lagipula kasian jika aku menyuruh Tenten untuk berbelanja keluar hanya demi dua mangkuk bubur, dia kan sedang sibuk belajar untuk ujian nanti sedangkan kamu sibuk kuliah dan bekerja pasti lelah sekali kan. Mana mungkin aku tega menyuruh kalian"

"Haah~ tapikan Naru bisa membelikan nenek sehabis pulang bekerja"

"Sudahlah jangan dipikirkan lagi"

Beberapa menit kemudian mereka tiba di depan gedung apartemen mereka. Sebenarnya bangunan yang disebut-sebut sebagai gedung apartemen itu tidak benar-benar mirip gedung apartemen dalam bayangan kebanyakan orang. Gedung itu hanya bangunan sederhana tingkat tiga berukuran kecil. Setiap lantainya memiliki dua apartemen yang saling berhadapan. Tidak ada lift, hanya ada tangga yang tidak terlalu lebar.

Di lantai dasar, apartemen 101 ditempati oleh nenek Chiyo dan suaminya yang merupakan pemilik apartemen sekaligus penanggung jawab gedung. Apartemen di seberangnya, nomor 102 ditempati oleh seorang gadis tomboy dan anak kecil sebatang karang yang bernama Tenten berumur 14 tahun adalah siswi dari Konoha Junior High School yang mengatakan akan tinggal menetap disana sebelum Naruto tinggal disana memang sudah ada Tenten yang tinggal duluan. Dan adiknya Konohamaru yang berumur 4 tahun baru saja sekolah di Konoha playgroup.

Naruto sendiri menempati apartemen 202 di lantai dua. Apartemen 201 saat ini kosong, memang sudah dibiarkan kosong sih kata nenek Chiyo kamar itu khusus untuk cucu satu-satunya jika ia berkunjung kesini, Naruto tak pernah melihatnya karena cucunya itu tinggal di rumah utama dan ketika Naruto bertanya kenapa nenek Chiyo tidak tinggal disana karena dia dan suaminya ingin mencari suasana baru bosan dirumahnya yang sepi diakibatkan cucunya yang sangat sibuk mengurus bisnis keluarga sedangkan anak nenek Chiyo dan mantunya sudah meninggal karena kecelakaan selebihnya Naruto tidak berani menanyakan karena itu urusan pribadi.

Walaupun gedung itu sudah cukup lama dibangun, kondisi apartemen ini sama sekali tak buruk. Ruangannya cukup luas kalau dibandingkan dengan apartemen lain pada umumnya, fasilitas yang memadai, dan biaya sewa yang relatif murah tidak mungkin menemukan apartemen seperti ini di pusat kota Tokyo. Setiap apartemen memiliki susunan yang sama, ada dapur, ruang duduk yang mengarah ke balkon sempit yang berfungsi sebagai tempat menjemur pakaian, satu bilik kecil khusus untuk kloset, satu kamar mandi kecil dengan bak mandi yang dilengkapi mesin pemanas air, sebenarnya ada dua kamar tidur di apartemen ini tapi satu kamar tidur di apartemen Naruto disulap menjadi ruang untuk bekerja atau belajar, dan satu kamar tidur yang sedikit luas itu dipakai untuk Naruto tidur. Oh dan jangan lupakan di ruangan selain kamar mandi dan kloset terdapat alat pemanas ruangan dan AC. Apartemen 101 dan 201 memiliki balkon yang menghadap ke utara, sedangkan balkon 102 dan 202 menghadap ke selatan. Sedangkan lantai tiga tempat terbuka dimana ada banyak tanaman hias dan tempat ini digunakan untuk bersantai atau mengadakan acara kecil sesama penghuni apartemen seperti halnya memanggang. Naruto sungguh beruntung mendapatkan apartemen yang menurutnya bagus dan sangat murah, selain itu semua penghuni apartemen disana adalah orang-orang menyenangkan dan Naruto sudah menganggap mereka seperti keluarganya sendiri.

Ketika mereka tiba didepan pintu apartemen 101 nenek Chiyo berbalik menghadap Naruto. "Oh ya, nenek lupa memberitahumu. Tenten tadi berpesan jika kau sudah datang, kau disuruh ke kamarnya untuk mengajari soal yang belum ia mengerti"

"Ah baiklah nanti sehabis Naru ganti baju Naru akan segera ke kamar Tenten"

Nenek Chiyo mengeluarkan kunci pintu di saku jaketnya dan tersenyum kearah Naruto. "Baiklah nenek masuk dulu kasian kakek pasti sudah menunggu buburnya. Selamat malam, Naruto"

"Selamat malam" Naruto melambaikan tangan dan bergegas menaiki tangga sambil menggosokkan kedua tangannya yang terasa dingin walaupun ia sudah memakai sarung tangan. Iapun membuka pintu apartemennya dan menyalakan lampu, memasukan belanjaannya di kulkas kecil yang ia beli dari gajinya sendiri dan bersiap-siap untuk mandi tak menyadari androidnya bergetar terus menerus di dalam laci meja belajarnya.

-~(^_^)~-

Naruto keluar dari kamar mandinya dengan hanya berbalut boxer dan handuk yang menutupi sebagian rambutnya yang basah.

"Haah laparnya, sebaiknya aku menyeduh ramen saja" ucap Naruto yang cepat-cepat memakai bajunya sambil menunggu ramennya matang, setelah selesai iapun segera menyeruput ramennya dengan lahap di temani dengan segelas lemon tea kemasan yang ia beli di supermarket kecil dekat apartemennya. "Sepertinya aku lupa sesuatu? Oh iya aku harus mengajari Tenten pasti ia sudah lama menunggu, aku harus cepat" Naruto menghabiskan makan malamnya dengan cepat dan bersiap untuk ke kamar Tenten, iapun mengunci kamarnya dan turun menuju kamar 102 diketuknya pintu apartemen itu tapi tak ada sahutan yang biasa di dengar Naruto.

"Tenten-chan, kau di dalam?" tanya Naruto memanggil Tenten dan mengetuk pintunya lagi.

Kriieett~ pintu itu berbunyi disaat pintu itu dibuka dari dalam.

"Nii-chan!~" tampaklah seorang anak kecil yang mengenakan baju tidur yang sedikit kebesaran sedang memeluk kakinya.

"Konohamaru?" Naruto menggendong Konohamaru. "Kamu sendirian? Nee-chanmu mana?" tanya Naruto sambil mengelus punggung Konohamaru yang bersender di bahunya. Sepertinya Konohamaru sudah mengantuk tentu saja ini sudah jam 9 malam dan sebentar lagi waktu tidur anak ini.

"Tenten-neechan di kamal lagi belajal" ucap Konohamaru dengan cadelnya. Paham dengan ucapan Konohamaru, Naruto menutup pintu kamar apartemen Tenten dan berjalan menghampiri kamarnya.

"Tenten? Kau disini?" tanya Naruto sambil melengokkan kepalanya kedalam kamar Tenten yang gelap dan terkesan muram hanya ada satu cahaya yang menyala di meja belajar dan sesosok gadis yang Naruto kenal sedang merebahkan kepalanya di meja belajar. Terlihat sosok itu menolehkan kepalanya kearah Naruto yang berada di pintu masuk kamarnya.

"Eh? Naruto-niichan sudah datang? Apa kabar~?" ucap Tenten parau dengan wajah lusuh dan lingkar hitam di bawah kelopak matanya membuat Naruto mengeluarkan keringat besar di belakang kepalanya.

"Ano kau baik-baik saja Tenten?"

"Hehehe aku baik~~~" ucap Tenten dengan senyum aneh yang bertenger di wajahnya yang lusuh membuat Naruto bersweet drop.

'Sepertinya tidak hahahaha~' inner Naruto.

Beberapa menit kemudian….

"Kau sudah mengerti Tenten?" tanya Naruto yang sudah memberi penjelasan pada soal yang belum Tenten mengerti.

"Um! Sudah! Makasih nii-chan!" ucap Tenten semangat dengan wajah berseri ia mengerjakan soalnya lagi sementara Naruto menidurkan Konohamaru. Di pangkunya kepala Konohamaru di belahan siku tangan kiri Naruto sambil menepuk pelan pantat Konohamaru sedangkan tangan kanannya memegang botol bayi yang berisi susu yang tentu saja diminum perlahan oleh Konohamaru dengan mata sedikit terpejam mulai tertidur. Naruto tersenyum memandang Tenten yang semangat mengerjakan soal-soal yang Naruto yakini soal itu kemungkinan akan keluar. Melihat wajah semangat Tenten ia jadi teringat cerita nenek Chiyo tentang mereka.

Mereka sebelumnya tinggal di panti asuhan akibat orangtuanya mengalami kecelakaan tapi karena ia tak sanggup tinggal disana dikarenakan ia dan adiknya selalu jadi bahan bully, Tenten yang tak tega melihat adiknya selalu menangis memutuskan untuk pergi diam-diam dari panti asuhan itu dan tidak sengaja menemukan apartemen ini. Nenek Chiyo yang tak tega secara tak langsung mengadopsi mereka dan merawat mereka seperti halnya cucu sendiri. Tenten sangat berterimakasih dan berjanji akan bekerja keras menjadi orang sukses guna untuk mengembalikan kebaikan nenek Chiyo dan diam-diam Tenten bekerja part time dan mengumpulkan uangnya sedikit demi sedikit 'Aku tidak mungkin merepotkan nenek Chiyo hanya untuk membayarkanku makanan, sudah diijinkan tinggal disini dan dibayarkan uang sekolah saja sangat beruntung' ucap Tenten waktu itu yang membuat Naruto terharu dan meminta nenek Chiyo agar ia ikut bertanggung jawab mengurus mereka sehingga saat ini Narutolah yang sebenarnya membayar uang sekolah dan keperluan Tenten dan Konohamaru sehari-hari tapi Naruto tak mengijinkan nenek Chiyo mengatakannya.

"Tenten jika kau bisa mendapat juara satu di kelasmu, nii-san akan memberikanmu hadiah" ucap Naruto berdiri dari duduknya dan mengendong Konohamaru untuk dibawa ke kamarnya.

"Eh? Memang nii-chan mau kasi apa?" tanya Tenten menatap wajah Naruto, Naruto mengangkat kedua bahunya.

"Terserahmu, apapun yang kamu inginkan asalkan tidak berlebihan" ucap Naruto.

"Eh? Serius?!" tanya Tenten kaget, Naruto mengangguk mengiyakan. "Kalau gitu aku pengen ke taman bermain bersama nii-chan!" ucap Tenten dengan semangat. Naruto terlihat berpikir sedangkan Tenten harap-harap cemas dengan permintaannya pasalnya Naruto merupakan orang yang terbilnang paling sibuk di apartemen ini bisa melihat Naruto pulang cepat dan mengajarinya seperti ini saja merupakan suatu yang jarang terjadi apalagi jika ia meminta Naruto menemaninya seharian untuk bermain.

"Baiklah, tapi kau harus bekerja keras ok?"

"Yosh! Aku akan semangat belajar agar Naru-nii bisa jalan-jalan sama aku!" ucap Tenten senang.

Naruto tersenyum dan menepuk kepala Tenten lembut. "Baguslah nii-san senang dengan semangatmu. Jangan lupa istirahat dan makan yang cukup, nii-san tidak ingin melihatmu sakit akibat terlalu lelah belajar. Sudah ya niisan mau menidurkan adikmu di kamarnya dan setelah itu nii-san akan balik ke kamar. Jika ingin menanyakan soal lagi datang saja ke kamar nii" ucap Naruto terakhir kali dan beranjak ke kamar Konohamaru. Naruto menidurkan Konohamaru di futonnya dan mengecup dahinya. "Oyasumi Maru-chan" ucap Naruto beranjak meninggalkan apartemen Tenten dan menuju kelantai dua dimana apartemennya berada.

"Huaaheemm ngantuknya~ Eh kenapa Hpku tidak ada?" ucap Naruto baru tersadar hpnya tidak ada tasnya. Naruto menepuk kepalanya pelan. "Oh iya aku lupa tadi aku kelupaan bawa Hp hehehe baka" Naruto mengganti bajunya dengan piyama tidur yang terlihat imut jika ia memakainya walaupun ia seorang cowok tapi kata imut tidak bisa jauh-jauh darinya.

Naruto mengambil Hpnya di laci dan melihat banyak panggilan tak terjawab dari kakaknya Kurama atau biasa dipanggil Kyuubi. "Sugoi, kenapa banyak sekali panggilan tak terjawabnya? Ada apa ya?" karena penasaran Naruto menelpon balik kakaknya itu. Beberapa menit ia tunggu akhirnya kakaknya itu menjawab telponnya.

"Hallo siapa ini?" tanya kakaknya dari sebrang.

"Kakak ada apa?"

Seakan-akan tahu siapa yang menelponnya Kyuubi berteriak nyaring. "BAKAAAA GAKII! Kenapa kau tak menjawab telponku HAH?!"

Naruto menjauhkan handphonenya dan mengorek telinganya yang berdengung. "Iya maafkan aku dari tadi pagi HP ku sudah tertinggal di laci meja jadi aku tak tahu kalau kau menelpon. Ada apa sih nii-san?"

"Kau ini kau tahu aku bingung bagaimana cara menghubungimu tahu! Si paman lumba-lumba itu tidak membiarkan aku menganggu syutingmu walaupun cuman sebentar! Grrr aku benar-benar kesal! Kushina sudah marah-marah dan mengancamku jika aku tak menghubungimu aku tak diijinkan makan apel lagi! Dengarkan aku! Besok aku, Minato, Kushina, dan keriput akan ke London untuk mengurus hotel yang baru selesai dibangun dan kau disuruh Minato untuk mengurus rapat besok pagi dengan Uchiha corp, aku akan menutup telponnya sekarang untuk mengirim presentasi besok fia email pelajarilah! Tut! Tut! Tut!" belum sempat Naruto memprotes perkataan kakaknya Kyuubi sudah menutup telponnya, ia akan menelpon kembali kakaknya itu untuk menolaknya tapi terhenti akibat adanya pesan masuk di Hpnya.

From: Kitsune

To: Chibi Naru

Aku sudah mengirim makalah presentasi, pelajarilah! Rapat akan dimulai jam 10.00 am. Kau tidak bisa menolaknya Naru karena ini suruhan Kushina, kau pasti tahu akibatnya jika kau menolaknya.

Aku juga punya permintaan untukmu Naru! Aku tidak bisa menjaga cafeku jika aku di London, jadi aku punya permintaan agar kau menjaga cafeku, kau tidak perlu bekerja disana kau hanya perlu memeriksa untung dan rugi di café tiap dua kali seminggu ingat presentase cafeku harus bagus dan meningkat karena dikamusku tidak ada nilai presentase turun apalagi membuat cafeku hancur!

Note: jika kau tak memenuhi permintaan kakakmu ini, aku akan memberitahu Minato dan Kushina dimana kau tinggal sekarang dan akan kusuruh mereka untuk membawamu pulang. Jadi kau jangan main-main denganku Naru-chan~ awas jika kau mengadu pada Kushina, Tsunade, Minato, dan Jiraya jika aku punya café sendiri! Cukup hanya kau, aku, orang sawah, keriput dan pegawaiku sendiri yang tahu. Besok kau sudah harus mengecek cafeku, aku tak menerima penolakan darimu!

Setelah membaca pesan dari Kyuubi rasanya Naruto ingin meledak, bagaimana tidak baru saja ia ingin istirahat tapi malam ini ia harus mempelajari makalah untuk presentasi besok! Belum lagi besok jadwal syuting, konser dan pemotretan sangat padat. Ia baru saja akan mematikan HPnya saking kesalnya namun HPnya kembali berdering menandakan ada pesan masuk lagi.

From: Kitsune

To: Chibi Naru

Ganbatte ya adikku~ oyasumi~ :* :p :D HAHAHAHA!

Dan seketika itu Naruto mematikan HPnya dan melepas batrai Hp dan bersiap membuka laptopnya untuk mempelajari presentasi besok. Naruto bertaruh kakaknya itu saat ini pasti sedang tertawa senang melihat penderitaannya sekarang. Ck! Benar-benar menyebalkan! Merusak hari-hari damainya saja!

"Aaaarrrrgggkkkk! Kyuubi breenggseeeekkkk! Menyebalkan!" teriak Naruto menggemparkan setiap penghuni gedung apartemen itu.

"Naruto-kun kau kenapa?!" Teriak nenek chiyo dari balkon kamarnya yang berada di lantai dasar.

"Uuuuweeee! Naruto-nii hikks!" Konohamaru terbangun kaget mendengar teriakan Naruto.

"Nii-chan! kau baik-baik saja!?" teriak Tenten yang juga mendengar teriakan Naruto sambil menenangkan Konohamaru yang menangis karena kaget akibat dari teriakan Naruto yang terdengar marah dan ini pertama kalinya di dengar oleh Konohamaru.

TBC

Haloha Mina ini fic kedua Rin, gimana bagus tidak? Akhirnya Rin membuat ff SasuNaru dan ini adalah fanfic BoyxBoy, jadi bagi yang tidak suka dianjurkan untuk meninggalkan ff ini (:

Terimakasih sebelumnya pada review yang sebelumnya yang menyarankan judul fanfic ini, Rin putuskan akan tetap memakai judul "Café Prince" dimana café ini penuh dengan kisah drama romansa dari para pangeran kaya sebagai hostnya dan bos (master) aka Kyuubi yang galak namun tanpa nya Naruto tak kan bertemu dengan tunangannya khukhukhu (author ketawa nista membayangkan kejadian selanjutnya).

Terimakasih juga bagi para review yang memberikan ide dari nama café yang dikelola Kyuubi, semoga kalian menyukainya :D dan selamat serta terimakasih telah menikmati fanfic ini.

Terimakasih sebesar-besarnya pada para pembaca, favorit, memfollow, serta me-review fanfic ini dengan meluangkan waktunya untuk memberikan saran, ide, dan dukungan pada Rin untuk membuat fanfic ini, walau jadwal update sangat terlalu telat dan tidak menentu, kalian tetap sabar menunggu dan tetap mendukung Rin. Rin benar-benar sangat berterima kasih (nangis terharu (TT_TT ).

Jangan lupakan Rin ya… walau update selalu telat….

Salam kecup Rin, bye~ :D