Disclaimer : ©J.K ROWLING

Genre : Romance & Drama

Pair : Drarry/DMHP

Rate : T

WARNING! OOC,TYPO,ALUR CEPAT,BOYSLOVE,ETC

DON'T LIKE? DON'T READ

ENJOY!

Seorang pria yang memiliki rambut hitam berantakan, bermata emerald dan menggunakan kacamata bundar sedang mengendap-endap dikamar mandi lai-laki namanya adalah Harry Potter, salah satu murid unggulan di Hogwarts. Dia sedang memperhatikan sosok pria lain selain dirinya yang menatap bayangan pria tersebut dicermin dengan raut wajah frustasi. Karna rasa penasarannya yang begitu besar, dia memutuskan untuk memperhatikan dari jarak dekat agar dapat melihat sosok tersebut dengan jelas. Tetapi, Dewi Fortuna sedang tidak berpihak kepadanya, terbukti niatnya sudah diketahui oleh pria selain dirinya.

Harry terkejut, pria tersebut adalah Draco Malfoy yang dijuluki sebagai Pangeran Slytherin. Rivalnya selama menjadi murid di Hogwarts. Merasa ada yang janggal dengan Draco akhirnya Harry semakin mempercepat langkah menghampiri Draco. Tapi yang didapatkan oleh Harry adalah sebuah serangan dari sang Pangeran Slytherin tersebut. Karena tersulut emosi yang diciptakan Draco, Harry balas menyerang.

Mereka saling mengejar dan menyerang, tanpa disadari bangunan tersebut sudah setengah hancur karena mantra yang terpental. Saat Harry hendak mengeluarkan mantra untuk musuh yang dia ketahui dari buku milik Half-Blood Prince yaitu Sectumsempra pada Draco, tiba-tiba sebuah serangan muncul dari arah lain dan membatalkan serangan Harry.

Harry panik dan terkejut melihat seseorang membatalkan serangannya, dan terlihat bayangan seseorang dari sudut lain. Takut jika seseorang yang membatalkan serangannya adalah salah satu Staff Hogwarts, akhirnya Harry memutuskan untuk meninggalkan Draco yang jatuh terduduk. Seseorang yang telah berhasil membatalkan serangan Harry langsung menghampiri dan mecemaskan adiknya.

Draco menatap seseorang yang baru saja datang hendak membantunya, dia adalah Elizabeth Joanna Malfoy, kakak dari Draco Malfoy. Baru saja Elizabet atau yang biasa disapa Lizzy hendak menanyakan keadaan Draco, tiba-tiba Severus datang dan menyuruh keduanya untuk mengikutinya. Mereka tidak bisa menolak perintah salah satu pengajar Hogwarts yang terkenal killer tersebut, Elizabeth membantu Draco untuk bangkit dan melangkah mengikuti kemana Severus pergi.

Disinilah mereka berada sekarang, didepan sebuah pohon yang begitu besar tapi tidak menghalangi cahaya bulan untuk menyorot mereka bertiga. Baru saja Severus hendak mengeluarkan satu patah kata, tiba-tiba Draco memotong dan berteriak pada Severus "KENAPA?! Kenapa hanya aku saja yang masuk lingkaran Death Eater? Sedangkan Lizzy!? Dia bebas!" Draco berulang kali menujuk ke arah Elizabeth yang berada disampingnya.

Elizabeth tidak mengucapkan apapun, karena dia mengerti ini bukan waktu yang tepat untuk dirinya bicara.

Ingin sekali rasanya Severus membukam mulut murid sekaligus puta baptisnya yang memiliki julukan Pangeran Slytherin. Belum saja Severus mengeluarkan satu patah kata sudah dipotong oleh Draco yang berani membentaknya tetapi Severus mengerti saat ini Draco sedang sangat tertekan dan dilema. "Dengarkan dulu, Mr. Malfoy" Severus terdengar santai, tidak ada penekanan atau nada tinggi tetapi balasan yang Severus terima tidak sebanding dengan yang baru saja dia ucapkan, seolah tidak mau mendengar Severus. Draco kembali berteriak "APA YANG HARUS AKU DENGARKAN! SEMUA SUDAH JELAS DAN TERJADI PADAKU! AKU YAKIN KAU MENGETAHUINYA SEVERUS! APA YANG SEDANG MEREKA RENCANAKAN!"

Elizabeth terkejut dengan apa yang dia lihat, adiknya yang terlihat selalu tenang tiba-tiba berubah menjadi seorang pemberontak.

Draco sungguh frustasi dengan apa yang sudah terjadi padanya sekarang. Dirinya masuk kedalam lingkarang hitam, menjadi anggota Death Eater mengikuti jejak ayah dan ibunya tetapi tidak dengan kakaknya. Mengapa harus dirinya? Ini tidak adil. Dia harus menanggung beban yang begitu besar tetapi kakaknya terlihat tenang tidak ada beban. Tidak seperti dirinya.

Elizabeth yang mengetahui kondisi adiknya sedang tidak baik mencoba memberi ketenangan dengan memeluknya. Tetapi pada kenyataannya adalah Draco menolak, dan mendorong Elizabeth hingga gampir saja terjatuh jika Elizabeth tidak memposisikan dirinya agar tidak mendaratkan pantatnya dipadang rumput yang tebal itu. Severus melihat tindakan yang baru saja dilakukan Draco berhasil membuatnya geram "Mr. Malfoy! Apa yang sedang kau lakukan?!" Nada yang begitu tegas dan dingin, jika saja suara Severus adalah sebuah senjata mungkin Draco sudah sekarat.

Wajah Draco merah padam. Emosinya semakin tersulut, dia kembali berteriak kepada Severus "KAU BILANG APA!? APA YANG AKU KATAKAN KATAMU!?" kemudian disambung dengan tawa renyah dari Draco. Severus hanya diam saja tidak membalas tetapi dia melempar tatapan tajam kepada Draco begitu pula sebaliknya. Elizabeth sudah tidak bisa membiarkan keadaan ini semakin rumit, dia memutuskan untuk berdiri ditengah antara Severus dengan Draco, menoleh ke arah Severus dan Draco bergantian seolah meminta ijin untuk bicara.

"Sampai kapan kalian akan terus seperti ini?" Elizabeth meninggikan suaranya, dia lelah dengan apa yang dia lihat dan dengar tadi. Kemudian suasana menjadi hening, tidak ada satupun yang ingin membuka mulutnya. Keheningan terjadi cukup lama hingga Elizabeth berbalik dan menepuk kedua bahu Draco "Kau tahu? Aku lebih tertekan dibanding dirimu, bagaimana tidak? Aku melihat sendiri adikku yang sedang kesulitan dan terjebak dalam lingkaran hitam Death Eater. Apapun yang terjadi, kau tetap adikku yang manja" disusul oleh senyuman yang membuat Draco merasa tenang dan nyaman.

Severus cukup terharu melihat apa yang baru saja terjadi dihadapannya, tetapi dia terlalu gengsi untuk menunjukkannya. Hanya terlihat wajah datar dan tenang.

Setelah mendengar ucapan yang membuatnya nyaman dan merasa aman. Draco langsung memeluk dan menangis dipelukan Elizabeth, merasa berasa dengan apa yang sudah dia lakukan tadi.

"Apa sudah selesai?" sebuah suara menghentikan aktifitas kakak-beradik ini. Draco dan Elizabeth langsung melepaskan pelukannya, kemudian dengan cepat Draco menghapus air matanya. Mereka berdua kembali pada posisi awal, berdiri berdampingan menghadap Severus.

"Ada yang ingin saya sampaikan, terutama untuk kau Elizabeth"

Lizzy terkejut mendengar namanya lebih dulu disebut karena menandakan suatu hal penting terjadi pada dirinya. Tubuh Elizabeth gemetaran, takut akan hal yang nanti dia dengar dari Severus. Dengan mantap dia menganggukan kepalanya memberi ijin kepada Severus untuk melanjutkan.

"Mungkin ini terlalu mendadak, tapi inilah saatnya. Elizabeth Joanna Malfoy, fakta yang sebenarnya adalah kau bukanlah anak dari Lucius dan Narcissa Malfoy melainkan..." Severus menggantungkan kalimatnya, sedangkan Elizabeth membulatkan matanya. Tubuhnya semakin gemetaran, tangan dia kepal untuk memberikannya kekuatan. Baru saja Elizabeth hendak memastikan apa yang baru saja dikatakan Severus, tetapi sudah didahului oleh Draco.

"Siapa? Ini tidak mungkin proffesor" suara Draco terdengar gemetar, kedua tangannya dia kepal. Ia menundukkan kepalanya tidak kuat menahan kristal bening yang mengalir dari matanya. Biarlah dia disebut cengeng, ini menyangkut kakaknya yang sangat dia sayangi.

"Dengarkan dahulu, Mr. Malfoy" Nada bicara Severus masih terdengar tenang dan tetap datar.

FLASHBACK

Terlihat seorang pria paruh baya dengan rambut panjang se-punggung berwarna pirang platinum sedang mengetuk rumah di Spinner End yang terlihat cukup besar tetapi tidak sebesar Manornya.

Pintu rumah terbuka, memperlihatkan seorang Peri Rumah yang mempersilahkan pria tersebut masuk kedalam menghapiri sang tuan rumah. Pria itu terus berjalan hingga dia bertemu dengan sang tuan rumah sedang duduk sambil menggendong bayi disofa depan perapian.

Rumbutnya hitam dengan panjang sebahu, memakai baju serta jubah serba hitam. "Ada apa kau memanggilku Sev" tanya pria tersebut , yang ditanya bangkit dari posisi duduknya kemudian menghampiri pria itu dan menyodorkan bayi didalam gendongannya kepada pria itu agar menggendong bayinya.

"Bisa kau membantu untuk merawat bayi itu Lucius?" Ternyata pria yang kini sedang menggendong bayinya bernama Lucius. Lucius memperhatikan wajah bayi yang berada dalam gendongannya, wajahnya damai dan polos saat sedang tidur. "Dia sangat cantik Sev. Siapakah ibu yang beruntung melahirkan anak secantik ini" Pria yang dipanggil Severus dengan panggilan Sev atau Severus seperti tersambar petir saat mendengar pernyataan yang dikeluarkan Lucius.

"Kau akan mengetahuinya Lucius. Berjanjilah kau akan menjaga dan merawatnya sebagaimana aku menjaga dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Aku percayakan dia padamu Lucius" Lucius masih terpana dengan kecantikan bayi yang digendongnya, kemudian dia menjawab Severus "Aku berjanji, tenang saja. Siapa namanya?" Lucius bertanya pada Severus tanpa mengalihkan pandangannya.

"Elizabeth Joanna-" belum selesai Severus menjawab pertanyaan Lucius, sudah dipotong oleh Lucius sendiri "Malfoy. Elizabeth Joanna akan aman bersama Dad" Lucius menciumi pipi gembil Elizabeth tanda sayang darinya, karena ia sangat menginginkan anak perempuan. Betapa beruntungnya Lucius jika dia diberi ijin Severus untuk menjaga Elizabeth, anak yang sangat cantik. Severus yang melihatnya menarik sudut bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman yang akan dia berikan hanya pada Elizabeth.

FLASHBACK END

To Be Continue...

Author note's

Halo! Perkenalkan saya Veelonica kalian bisa memanggil Vee~!

Ini fanfic pertama Vee difandom ini, jadi Vee masih butuh banyak belajar~~

Semoga kalian suka sama fic yang dibawa Vee~! Ditunggu review dari kalian okeeyyy XD

Sekian, tengkyuuu muach /plak

p.s : dont flame okayy

p.s.s : udh diingetin yaa diatas ini fic yaoi/gay/humu/boys love. Jadi kalau Vee nemuin review yang tidak berkenan, akan vee hapus karna sudah ada peringatan sebelumnya~~