CardCaptor Sakura FanFiction
=OneShot=
Author Note:
Alloha minna-san… kali ini, Reika mau coba 'masuk' ke fandom CardCaptor Sakura. Ini fic perdana saya di fandom ini, dan karena aku juga termasuk author baru di ffn ini… mohon bantuannya *nunduk 90o*. Di fanfic kali ini, aku memilih untuk menceritakan sedikit perasaan Sakura Kinomoto sebagai seorang adik, kepada si sempurna *lebay* Touya Kinomoto sebagai kakaknya. Yup. Kali ini, berdasarkan Sakura POV, ya…^^. Okelah… happy reading…eh! Kelupaan, judulnya dibaca I Love Onii-chan, hehe…aku cuma pakai huruf Symbol kok…
Pairing: Touya Kinomoto x Sakura Kinomoto
Rated: T
Genre: Family, Hurt/Comfort
Author:
Disclaimer: CardCaptor Sakura © CLAMP
Summary: aku sadar Kak, aku hanyalah seorang anak kecil. Aku tidak mampu berbuat banyak untukmu. Akupun tak tahu bagaimana caraku untuk membalas kasih yang selama ini kau berikan padaku. Hanya hal kecil inilah, yang bisa aku lakukan…
"Touya-niichan!"
Aku membuka pintu rumahku dengan tergesa-gesa, dan langsung melepaskan -melemparkan- sepatu roda dan juga tasku ke sofa. Di belakangku, ada Tomoyo-chan yang aku dengar sedang berusaha untuk menenangkan aku. Tapi aku tidak mempedulikannya, saat ini, aku cuma ingin cepat-cepat naik ke atas. Secepatnya berada di lantai dua dan berada di sampingnya, di samping Touya-niichan.
'Brak!'
"Onii-chan!"
Aku kembali berteriak sambil menggebrak pintu kamar Onii-chan yang berwarna coklat muda. Di dalam kamar, aku melihat Onii-chan yang terbaring lemah di kasurnya. Di atasnya, ada Kero-chan yang sedang meletakkan kain putih di dahi Onii-chan. Lalu, Yue sedang berada di dekat meja belajar, dia memegang segelas air putih, yang kini cuma tinggal setengahnya.
"Sakura-chan, jangan keras-keras," ucap Tomoyo-chan sambil menepuk bahuku.
"Kau ini! Kau mau Kakakmu ini bangun, ya!" omel Kero-chan sambil menyilangkan tangan mungilnya di dada.
"Tenanglah. Aku sudah memberinya obat turun panas. Untuk selanjutnya, kupikir dia hanya butuh istirahat," sambung Yue dengan tenang.
Aku menghembuskan nafas lega, lega karena Onii-chan tidak mengalami sakit yang parah. Aku tersenyum tipis sambil mendekati ranjang Onii-chan.
"Onii-chan kenapa?"
"Tunggu. Aku akan berubah, tanyakan sendiri pada Yukito"
Begitu Yue selesai bicara, Kero-chan cepat-cepat pergi, kupikir turun ke kamarku untuk bersembunyi dari Kak Yukito. Aku dan Tomoyo-chan menunggu dengan sedikit tidak sabar. Aku memutuskan untuk duduk di tepi ranjang Onii-chan sedangkan Tomoyo-chan duduk di kursi belajar Onii-chan.
"Tadi, sewaktu istirahat mendadak Touya pingsan. Nakuru-san yang bersama dengannya segera memanggil bantuan dan membawanya ke UKS. Dokter bilang bahwa dia kurang istirahat, dan karena badannya panas, dokter meminta untuk membawanya pulang," terang Kak Yukito.
"Tapi, kenapa Touya-niisan bisa sampai kurang istirahat?" tanya Tomoyo-chan
"Aku tak tahu secara pasti. Tapi, kemungkinan itu karena dia terlalu banyak kerja sambilan…"
Setelah keingintahuanku terjawab, aku tidak begitu mempedulikan percakapan Tomoyo-chan dan Kak Yukito yang selanjutnya. Aku menatap Onii-chanku. Baru kali ini aku melihat Onii-chan sampai seperti ini, biasanya Onii-chan tidak pernah sampai sakit. Onii-chan pasti mempedulikan kesehatannya. Aku memperhatikan wajah Onii-chan yang memerah karena panas, keberanikan menyentuh tanganya. Panas. Suhu tubuhnya kira-kira 39o. Aku menutup mataku, apa aku harus memberitahukan hal ini pada Tou-san?
Sudah jam 8 malam, tapi Onii-chan sama sekali belum bangun, dia masih tertidur lelap. Tapi syukurlah, suhu tubuhnya sekarang sudah normal. Onii-chan memang orang yang kuat.
'Jder!'
Aku terlonjak mendengar petir yang menggelegar. Benar juga, hujannya sedang deras. Tadi, aku menolak tawaran Kak Yukito dan Tomoyo-chan, lalu Kero-chan juga aku suruh untuk tidur duluan. Sekarang, hanya tinggal aku sendiri yang bangun, dan aku harus bisa merawat Onii-chan. Aku nggak ingin merepotkan yang lain.
"Onii-chan," aku kaget mendengar suaraku yang terdengar seperti orang yang sedang ketakutan. Yah, harus aku akui, aku memang agak takut dengan petir, "Tadi Tou-san menelpon, dia menanyakan keadaan kita, dia juga minta maaf karena bulan ini dia tidak bisa pulang tepat waktu. Tadi, aku bilang kalau Onii-chan sakit. Onii-chan tau? Tadi Tou-san sangat khawatir, tapi aku bilang padanya kalau aku akan merawat Onii-chan"
Aku menunduk dan menyentuhkan wajahku di selimut warna biru yang digunakan oleh Onii-chan, berusaha mencari kehangatan tubuh Onii-chan yang membuatku nyaman. Aku tersenyum dan mempererat genggaman tanganku di tangan kanan Onii-chan.
'Jder!'
Aku menutup mataku, takut dengan suara petir itu. Aku jadi ingat, kalau akhir-akhir ini Onii-chan memang sering pulang malam. Bahkan pernah dia tidak pulang semalaman, aku khawatir sekali. Berkali-kali suara petir itu terdengar, dan hal itu membuatku ingat akan kebaikan-kebaikan Touya-niichan. Biasanya, aku hanya akan meringkuk di atas tempat tidurku sambil menyelimuti diriku dengan selimut tebal. Kalau Touya-niichan sudah pulang, dia akan duduk di dekatku sambil mengataiku monster. Aku langsung membuka selimut yang aku pakai, lalu aku akan beradu mulut dengan Onii-chan. Saat itu, aku memang marah, tapi sekarang aku senang. Karena ulah Onii-chan itu, aku jadi lupa pada rasa takutku
"Onii-chan…"
Terus, aku juga ingat, waktu aku harus menangkap Mirror Card, Touya-niichan sampai tajuh dan pingsan karena mengikuti Mirror Card. Waktu itu aku benar-benar sedih sekaligus senang. Aku sedih karena aku sampai melukai aniki yang aku sayangi, dan aku senang karena itu berarti, aniki memperhatikan dan menyayangiku. Lalu, waktu Syaoran-kun pulang ke Hongkong untuk beberapa minggu. Aku menangis semalaman karena aku pikir, besok aku tidak akan bertemu dengan Syaoran-kun. Jam 12 malam, pintu kamarku diketuk dan tanpa menunggu aku mempersilakan masuk, Touya-niichan sudah ada di dekatku dan membelai rambutku dengan lembut dan penuh kasih sayang. Touya-niichan bangun di tengah malam hanya untuk menghiburku, menemaniku yang kesepian. Dia bahkan tidur bersamaku. Waktu aku tanya kenapa, Onii-chan bilang…
"Aku cuma nggak mau monster kecilku menangis. Aku akan ada di sini, menemani dan melindungimu. Kau tenang saja, imouto"
Saat Kakak bicara begitu, entah kenapa rasa sedih di hatiku sedikit berkurang. Rasanya, nyaman, berada di dekat Onii-chan membuatku nyaman dan senang. Meskipun Onii-chan sedang tidur, entah kenapa aku tetap merasa bahwa ketika ada bahaya datang, Onii-chan akan ada di dekatku dan aku tak perlu takut. Sama seperti ketika aku menangkap Clow Card sambil melindungi Tomoyo-chan.
"Onii-chan, aku nggak mau Onii-chan sakit," kataku.
Aku juga ingat, dari awal Touya-niichan tak pernah menyukai Syaoran-kun. Aku tak tahu apa alasannya, tapi setiap kali bertemu dengan Syaoran-kun, raut wajah dan mood Onii-chan pasti berubah. Meskipun begitu, kenapa Onii-chan juga nggak pernah menjauhkanku dari Syaoran-kun?
"Onii-chan…"
Tanpa aku sadari, air mata menetes dari kedua mataku. Aku berusaha keras untuk nggak menangis, tapi nyatanya aku nggak bias. Selama ini, Onii-chan selalu ada bersamaku dan berusaha sekuat tenaga untuk melindungiku. Aku kembali teringat. Waktu itu aku dan Syaoran-kun harus berada di sekolah sampai sore. Ada beberapa hal yang ingin kami pastikan, dan di saat itu, aku melihat Onii-chan sedang mengawasiku dari gedung sekolahnya. Diam-diam aku tersenyum, aku senang karena Onii-chan terus mempedulikaku, aku bahkan nggak menyadari bahwa wajahku memerah waktu itu.
"Touya-niichan… hiks"
Aku semakin membenamkan wajahku di selimut Onii-chan. Aku hanya anak kecil. Aku nggak bias berbuat banyak untuk Onii-chan. Seandainya bisa, kau juga ingin kerja sambilan, supaya Onii-chan nggak harus repot kerja sana-sini.
"Onii-chan, maaf… hiks. Selama ini, aku selalu merepotkanmu –hiks-. Maaf Onii-chan, aku nggak bisa apa-apa, aku hanya bisa merawat Onii-chan dan menyediakan makan untukmu… maaf…"
Tangisku tak bisa kutahan lagi. Air mata yang tadinya hanya sedikit, ternyata semakin mebanyak menetes. Onii-chan, aku nggak tahu apa yang akan terjadi padaku, kalau waktu kecil Onii-chan nggak ada di sampingku. Onii-chan, aku nggak mau kehilangan Onii-chan…
"Sakura…"
Tiba-tiba saja, aku merasa seperti mendengar suara berat dan tenang milik Onii-chan. Aku mengangkat wajah, dan kulihat, Onii-chan sedang duduk di kasurnya sambil tersenyum mengejek padaku.
"Heh, monster kecilku kenapa menangis?" katanya
Kali ini, aku udah nggak peduli dengan panggilan itu. Yang aku tahu, selesai Onii-chan berkata padaku, aku langsung menghambur ke pelukan Onii-chan. Aku melingkarkan kedua tangan kecilku ke punggung Onii-chan dan menangis di dada Onii-chan.
"Eh? Sakura, kau kenapa?"
"Hiks, Onii-chan…"
Aku terus menangis dan mempererat pelukanku. Aku mulai merasakan, bahwa Onii-chan juga memelukku. Tangan kananya mengusap-usap kepalaku dan membelaiku dengan lembut.
"Sakura, udah jangan nangis. Onii-chan sedih kalau melihat imouto kecilku menangis. Sakura kenapa?" Tanya Onii-chan sambil tersenyum
"Sakura… hiks… nggak mau Onii-chan sakit. Sakura nggak mau… Onii-chan kebanyakan kerja sambilan. Sakura, nggak mau kehilangan… hiks… Onii-chan…"
Susah payah aku mengatakan hal itu, sebenarnya aku malu sekali, tapi aku juga nggak mau membuat Onii-chanku sedih. Aku mendongak, menatap Onii-chan. Untuk beberapa saat, aku merasa Onii-chan agak kaget. Tapi, Onii-chan langsung tersenyum sambil mencium puncak kepalaku.
"Sakura…" Onii-chan melepaskan pelukanku dan mengangkatku. Aku jadi duduk di kasur, di samping Onii-chan, "Sakura, dengar Onii-chan. Kamu nggak perlu melakukan sesuatu untuk membuat Onii-chan senang. Kamu juga nggak perlu takut kehilangan Onii-chan"
"Nggak perlu?"
"Nggak"
"Kenapa?"
"Karena Onii-chan akan selalu berada di sampingmu. Onii-chan akan senang kalau kamu nggak menangis. Oke imouto?"
Aku menatap Onii-chan yang tersenyum sambil menghapus air mataku. Aku balas tersenyum sambil mengangguk.
"Oke, nii-chan"
"Terus, kalau Sakura sedih, Sakura juga harus bilang sama Onii-chan"
"Ok! Tapi Onii-chan juga harus janji. Touya-niichan nggak boleh kebanyakan kerja sambilan, aku nggak mau Touya-niichan sakit lagi…"
Touya-niichan mengerutkan keningnya dan memiringkan kepala. Sepertinya Onii-chan sedikit nggak senang sama perjanjianku.
"Hh… terserah…"
Senyumku melebar dan aku langsung memeluk Onii-chan. Kali ini, aku meletakkan kepalaku di bahu Onii-chan sambil menatap Onii-chan.
"Aku saying Onii-chan," kataku sambil mencium pipi Onii-chan
"Hmb, aku juga sayang imoutoku," Onii-chan balas mencium pipiku, "Nah! Ayo turun, kita harus buat makan malam, Onii-chan lapar…"
Onii-chan turun ke dapur sambil menggendongku. Sebenarnya aku agak khawatir, tapi sepertinya Onii-chan sudah baikan. Onii-chanku memang hebat. Baru beberapa langkah, tiba-tiba saja aku mendengar suara yang lembut…
"Okaa-san?" tanyaku bingung
"Hmb, mungkin. Okaa-san pasti bangga sama Onii-chan, soalnya aku masih mau ngelindungi my only kaijuu-imouto," ucap Onii-chan sambil tersenyum.
"Onii-chan! Aku bukan monster!"
Aku berpura-pura cemberut sambil menyilangkan tanganku di dada. Touya-niichan menoleh dan tertawa. Kau tersenyum dan melingkarkan tanganku di leher Onii-chan, kalian tahu? Onii-chanku adalah Aniki terhebat yang pernah aku punya…
"Aishiteru, Onii-chan…"
Omake:
Sosok seorang wanita berambut hitam panjang tampak mengamati kedua kakak beradik yang sedang menuruni tangga, menuju ke arah dapur. Mata hijau emeraldnya bersinar bahagia. Nadeshiko membisikkan sesuatu sebelum dia kembali pergi…
'Aku meyanyangi kalian, Touya, Sakura. Terimakasih Touya, keu selalu menjaga adikmu dengan baik, kau Aniki yang luar biasa Touya. Sakura, sayangi Onii-chanmu. Fujitaka, aku bangga, benar-benar bangga bisa menjadi ibu bagi mereka, aku juga bangga bisa menjadi isterimu. Aishiteru, Touya, Sakura, Fujitaka…'
Su-singnya Author…
Ya-Ha! Selesaiii….! Hhh… typo dan teman-temannya harap dimaafkan, ya, meskipun mereka udah aku usir, tetep aja nangkring dengan enaknya di fic ini. By the way ada bus way on the way, aishiteru yang dibilang Sakura itu sebagai ungkapan sayang adik ke kakak hlo, jadi jangan salah paham, ya. Aku ini tetaplah fansnya SyaoxSaku. Hho… Oke deh… akhirnya, thanks and review pleaseee… *puppy eyes*
