"Ingatannya bukanlah sesuatu yang tercipta dari sebuah ilusi yang aku karang sendiri, tetapi kenangan itu ada karena sebuah ilusi yang terlahir dari kelemahanku."
-MYG-
.
.
.
Aku terdiam, tanganku bergetar. Seluruh tenaga dalam tubuhku seolah tersedot habis, menguap seiring dengan kenangannya berputar dikepalaku.
Kenangannya perlahan masuk melalui celah-celah yang terbuka.
Semua sedihnya, bahagianya, perasaannya, dapat aku rasakan menjalar diseluruh tubuhku memasuki setiap celah, memenuhi dan melengkapi elemen yang kosong dalam diriku.
Ah aku melihat sebuah senyum.
Senyum itu--Senyum yang terlihat hangat.
Tubuhku kembali bergetar, menggigil tanpa ku tahu sebabnya. Aku melihat tubuh kaku dihadapanku mulai mengelepar dengan wajah pucat yang menegang. Bibirnya bergerak kaku, terus menerus mengulang gerakan yang sama. Memanggil sebuah nama.
Dan satu nama yang tiba-tiba terbersit dipikiranku.
Jung Hoseok.
Liquid hangat terasa mengalir, menuruni pipiku; entah kenapa. Dan didetik berikutnya semua ingatannya dalam kepalaku menghilang begitu saja.
"Jangan biarkan ingatan manusia ini mengontrolmu." Aku mendengar sebuah suara berat menggema diarea jalanan kosong ini. Tanganku yang bergetar mulai menghapus jejak likuid yang menurun dipipiku.
Kulihat sebuah tubuh jangkung dari rekanku menutupi sebagian pandanganku yang masih terarah pada tubuh manusia yang sekarang sudah menjadi kaku. Sayap besarnya kini melingkupi tubuh itu, mengerjakan pekerjaan yang belum selesai aku kerjakan.
"Percuma. Semua ingatannya sudah memasukiku." Dia memutar pandangannya sedikit, dia menatapku dari sudut matanya dengan tatapan iba. Matanya yang tajam sekarang terlihat menjadi sendu.
"Kalau begitu, persiapkan dirimu untuk segalanya." Senyum tipis yang samar terlihat disudut bibirnya.
Aku tersentak, dia tersenyum?
"Kau mungkin akan bernasib sama seperti ku atau mungkin lebih buruk. Tapi sebagai rekanmu aku berharap yang terbaik untukmu."
Dia meletakan *Death Scythe miliknya dibalik jubah hitamnya. Tubuh jangkungnya menunduk, mengambil potongan dari *Cinematic Recorder yang tertinggal diatas aspal basah.
"Mungkin ini berguna untukmu." Dia meletakan potongan kecil dari Cinematic recorder itu diatas telapak tanganku.
Cinematic recorder itu menampakan gambar dari seorang manusia yang tengah tersenyum, sama persis seperti yang ada dalam kenangan yang masuk kedalam ingatanku; seseorang dengan senyum hangat.
"Jung Hoseok." Gumamku pelan, entah kenapa aku bisa mengetahui nama manusia itu.
.
.
.
TBC
Note:
* Cinematic Recorder : Semacam kilas balik dari seorang manusia, dimulai dari mereka lahir sampai detik terakhir dari kehidupan mereka. Berbentuk seperti rol film, keluar jika malaikat kematian melukai manusia dengan Death Scythe-nya (sabit kematian).
