Naruto selalu merinding. Terkadang, apa yang ia rasakan sulit untuk dibedakan antara mimpi atau malah kenyataan.
Ia pernah bermimpi menggores tangannya sendiri dengan pisau. Hangat akan darah yang mengalir dan ngilu pun tak bisa ia rasakan. Namun saat ia sadar, tangannya mengeluarkan darah begitu saja tanpa ia sadari.
Di lain waktu, ia seperti bertemu dirinya sendiri di rumahnya sendiri. Penampilannya sama seperti dirinya, suaranya, wajahnya, dan ia tak melakukan apa-apa. Hanya tersenyum seperti memberi luka akan apa yang tengah dirasa. Dan saat ia menyadari itu, itu tak lebih dari sekadar mimpi.
—dan ia sadar, ia tidak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan
Bahkan kini, kala ia baru saja sadar dari pikirannya, ia tak pernah tahu, alasan dan kenapa ia tengah berdiri di sini, di depan pintu kamarnya sendiri sambil memegang sebuah surat.
Ia tak bisa berpikiran jernih. Ini mimpi atau kenyataan adalah hal yang paling belakang yang ia nantikan jawabannya. Hanya saja, mengapa ia berdiri di sini?
Ia tak begitu mengerti, namun saat surat itu ia baca, Naruto mulai membacanya.
Jangan berpikir bahwa apa yang kau alami saat ini adalah mimpi atau kenyataan. Karena jika kau tahu, kau akan menyesalinya.
Lihat ke depan, pintu kamarmu terbuka. Pergilah keluar dan bermainlah sesukamu. Makanlah yang banyak dan sapalah kedua orang tuamu. Jangan berhenti berlari saat adrenalinmu terpacu. Lakukan hal-hal yang bermanfaat agar hidupmu sedikit lebih berarti.
Apapun yang kau lakukan adalah hal yang akan mengubahmu menjadi lebih baik. Percayalah padaku. Kau akan menyesal jika kau tak mengerjakannya.
Yang kau lakukan tak lebih dari mencoba memahami apa yang sedang kau alami sebenarnya, lalu meminta jawaban dari tanya semacam; kenapa aku begini?
Ada yang aneh denganmu, namun aku tahu, itu karena dirimu sendiri.
Dibelakangmu, dibelakang semua yang kau alami saat ini, aku tahu akan apa yang sedang kau rasakan. Karena mau bagaimanapun, aku adalah dirimu sendiri. Menyedihkan bukan hidup sebagai manusia tak berguna? Hidup jadi beban keluarga. Teman pun tak punya, mustahil untuk bisa meraih sebuah cinta. Menjadi bahan cibiran orang banyak dan mengalami hal-hal yang cukup menyakitkan adalah makananmu setiap hari. Hidupmu benar-benar tak berguna, bagaimana kalau bunuh diri saja? tapi tentu saja tidak, bukan? karena mau bagaimanapun, aku adalah dirimu. Aku menulis ini agar kau menjalani hidupmu sebagaimana mestinya tanpa berpikir untuk memecahkan apa pesan rahasia dari apa yang aku tulis ini. Percayalah, apa yang kusarankan akan lebih baik dari apa yang saat ini membuatmu heran atas apa yang saat ini aku tulis. Aku tak ingin kau berakhir sepertiku.
Sekarang, keluarlah dari lingkaran setan ini!
Namun bodohnya Naruto, ia memecahkan pesan rahasia dari surat yang ia pegang.
Segera ia menoleh ke belakang dengan penuh rasa curiga serta penasaran, mendapati dirinya sendiri menggantungkan diri sebagai jalan terakhir mengakhiri hidup.
Naruto sadari, ternyata, ia telah mati.
Disclaimer © Masashi Kishimoto
Thank you~
