"Lu tau, cari calon istri itu kalo mau asyik cari yang bohay. Betah di rumah" si kuning mulai berceloteh.

"Calon istri itu harus yang jago masak, rajin, pinter"

Trak!

Kirishima gagal membelah sumpitnya.

"Cari pembantu mas?" sindir Sero mencapit-capitkan sumpitnya yang belah sempurna.

"BUKAN. TKW!" sembur si merah menyantap makanannya geram.

"Istri mah yang penting saling percaya, terima apa adanya" lanjut Sero mantap.

"Hah, pikiran sok iye" tangkis Kirishima pedes.

"Calon istri itu yang penting bisa jadi calon ibu yang baik buat anak gue. Biarin ngak sayang ama gue. Yang penting sayangin aja anak gue"

Tiga pemuda yang tengah asyik menyantap mie cup di taman salah satu distrik perbelanjaan itu langsung menoleh tajam ke arah kanan, menatap heran dimana teman merangkap ketua geng mereka –Bakugou Katsuki mau dengan senang hati tanpa pamrih meladeni coletahan ngak guna mereka. Ditambah dengan sumbangan rentetan kata bijak sakti madra guna, nanceb langsung ke ulu hati. Kapan seorang Bakugou bisa bicara dengan nalar, logika, dan hati seperti tadi?

"Kau kena banting Uraraka ya? Sampai-sampai otak sialan-mu itu normal kembali?"

Tidak ada jawaban dari sindiran yang dilontarkan Kirishima. Bakugou sibuk memperhatikan para perempuan yang berlalu-lalang sana sini.

"Tidak. Terlalu kecil. Kerempeng. Aneh. Rata?"

"Kau ini sedang apa sih?!" Kaminari sejak tadi memperhatikan Bakugou yang tiba-tiba senang bergumam aneh dengan ekspresi wajah yang menunjukan berbagai macam kejijik-an, mulai risih dan penasaran.

"Pas"

"HAH?! Oyy... Bakugou?!"

Tidak didengar, Bakugou melangkah cepat menghampiri seorang tante-tante gendut dengan dandanan meching ala emak-emak sosialita tingkat pejabat.

"Maaf" tepuknya pelan.

"Ya?" netra sang tante menangkap pemandangan indah bak malaikat cinta turun ke bumi diantar emang-emang gojek. Kan kalo pake motor hemat waktu daripada kudu pake terbang atau delman surga. Bayar pake gopay, lumayan potongan dua rebu perak buat jajan cilok 3 biji.

"Aku butuh bantuanmu" senyum semanis durian monthong terpatri lembut menghias diantara dua sudut bibir. Tangan besar berbalut perban menarik menggeggam tangan sang lawan bicara.

"A...a...apa yang kau butuhkan?"

"Boleh... Bolehkan aku meminta susumu?"

"Hah?"

"Bukan untukku kok. Tap-"

Buak...!

Kepalan tangan melayang menghantam pipi mulus Bakugou.

"Apa maksudmu hah? Kau kira aku wanita murahan. Padahal awalnya ku kira kau pemuda baik-baik. Dasar anak setan!" wanita itu berlalu meninggalkan Bakugou yang mulai murka.

"Woah, dasar kau babi air!"

"Aaaaaaaaa...!" tangisan panjang melengking menghentikan aksi kesetanan Bakugou yang hampir lepas kendali. Dari balik punggungnya ada seorang bayi mungil bersurai hijau jabrig bergelombang yang lembut.

"Diamlah Deku! Kenapa kau mau ASI hah?! Ini aja sama kan?!" Bakugou mengacungkan sebotol susu dalam dot bayi yang masih utuh.

"Hei, ternyata kau hanya pintar saja ya" Kaminari menepuk bahu si pirang merendahkan. "Seharusnya kau cerdas sedikit. Mana ada perempuan disini yang mau mendonorkan ASI-nya? Bahkan kita ngak tau mereka ibu menyusui atau bukan?! Yang lu lakuin itu, namanya pencelehan"

"Pelecehan" sisa tiga orang lain menyembur bersama membetulkan kata yang salah diucapkan Kaminari.

"Euh, ganteng-ganteng belepotan" hardik Bakugou galak.

"Sorry"

Ya, benar apa yang dikatakan si kuning. Ini pusat perbelanjaan bukan rumah sakit bersalin.

"Lagipula, harusnya lu ngomong ama kita. Apapun itu kita bisa usahain" Kirishima mengambil si bayi yang mulai mereda dari gendongan punggung Bakugou. "Kita juga masih punya Uraraka. Dia sangat tahu dan terampil soal bayi. Bahkan dia yang setiap hari ngasuh Izuku"

"Dan lu yang sekarang berstatus sebagai ayahnya, seharusnya lu belajar untuk merawat anak lu sendiri dan kendalikan emosi lu. Lama-lama Izuku bisa sawan kalau lu meledak terus-terusan didekatnya. Dan berhenti manggil dia deku, nyebutin anak bayi itu ngak boleh tau" Sero menambahkan. Menambah untuk memojokan maksudnya. Kapan lagi bisa kesek-kesek Bakugou, mumpung ada kesempatan kita abisin.

"Betul tuh. Meminang saja kau tidak bisa"

"Menimang" koreksi Kirishima.

Ngak peduli, Kaminari memasang wajah idiotnya untuk menghibur Izuku. "Neee~~~~ Izu-chan"

"Aeechhhhh...he...haahaha..."

Bayi mungil itu mulai ceria kembali. Wajah idiot Kaminari emang rujat nya tiada dua. Bakugou yang langganan merengut saja pernah dibuatnya keram perut. Tawa riang Izuku selalu membuat kumpulan geng itu menjadi orang-orang bersyukur dilahirkan untuk mengasuh mahluk unyu-unyu dengan tingkat fuwa-fuwa dan funi-funi yang melebihi batas normal. Bikin hati ngebet pingin culik buat bahan unyel-unyel. Bahkan ada yang sudah nyarter posisi calon suami(?) masa depan yang langsung saja yang bersangkutan diamuk oleh sang calon mertua.

"Auhhh~~~ imutnya. Ibu macam apa yang menelantarkan mahluk macam dirimu ini hah?"

"ARGGGHHHH KUSO! SHINEEEE!"

Dak! DUARR!

Botol susu tak berdosa terbang tinggi ke angkasa dan meledak. Menjadi tontonan gratisan buat yang ada disana. Bakugou tidak tahan hidup seperti ini. Mengurus dirinya saja kurang becus, sekarang dipaksa harus mengurus sebuntal mahluk pecinta liquid putih penuh nutrisi yang tidak tahu dia berasal dari planet mana. Tuhan benar-benar menguji hidupnya. Sebenarnya, bisa saja Bakugou mengirim Izuku ke panti asuhan. Tapi entah kenapa dua buah iris hijau yang super bulat itu selalu berhasil membuat dirinya menerima takdir untuk tetap menyimpan anak itu di rumahnya. Diam-diam Bakugou juga demen jenis-jenis mahluk macem Izuku.

"Maen beledugin aja botol anak. Mentang-mentang banyak duit. Dasal holang kaya"

"Udah tinggalin aja dia mah. Kalo lagi jadi, ngamuknya ngak ada obat. Cari aman aja Ser. Yuk cus ah" Kirishima mengajak kedua temannya untuk cabut langsung meninggalkan si bos yang lagi galau hati. Orang mah galau showeran, ini mah galau bledug sana bledug ini kaya petasan taun baru.

Merasa sudah agak baikan, Bakugou berhenti meledak-ledak. Tengok kiri kanan, tiada siapapun. Kemana para anak setan yang selalu ngintil bersamanya? Juga anaknya yang lucu super duper mega plus ultra telah raib dari pandangannya.

"Kampret gua ditinggalin. Bangke dasar tai onta" Bakugou segera memacu kakinya mengejar si gerombolan anak setannya yang diperkirakan sudah sampai stasiun.

Semua ini terjadi dari mulai 1 bulan yang lalu. Saat Tuhan tengah memberinya kegalauan berkali lipat. Emosi yang tidak dapat rem, skorsing, orang tua yang menghilang, dan tiba-tiba diberi berkah yang tidak di duga-duga. Bayi imut bernama Midoriya Izuku dan babysitter calon gebetan, Uraraka Ochako. Tuhan menguji dirinya habis-habisan. Antara surga dan neraka. Antara takdir dan kutukan emak. Bakugou dibantu oleh tiga teman goblok nya harus melewatinya hari-harinya penuh kejutan yang sedikit demi sedikit merubah hidupnya. Ya, kalau kau tidak dapat menghindarinya, maka nikmati saja.

'Tidak ada salahnya bersabar dan mencoba menjadi anak baik'


Little Deku

Disclaimer

Boku No Hero Academia © Horikoshi Kouhei

Little Deku © Akashi Cielia

Genre : Family, Friendship, Humor, Romance

Warning's : OOC, Typo, Humor porn, bahasa amburadul, bertabur micin-micin istimewa, receh berserakan, ect.

Inspirated from :

Korean Movie – Baby And Me

Penggunaan kata kasar semata-mata hanya untuk kepentingan cerita.

~Don't like – Don't read – Don't flame~

-Enjoy-


"Sialan lu pada ninggalin gua sendiri" Bakugou mendegulkan kepala Kaminari dan Sero berbarengan. Kirisima lolos dari hukumannya karena ada si kecil Izuku sedang bersarang di pundaknnya.

"Abis Bakugou ngamuk gitu kan serem. Kita kan pernah belajar, daripada babak belur mending kabur" bela Sero panjang lebar. Tanpa dirasa mereka telah sampai di persimpangan jalan.

Sebuah papan ukir berkayu maghoni bertuliskan 'BAKUGOU' terpajang gagah di depan sebuah gerbang tinggi yang memanjang memblokade. Rumah keluarga Bakugou cukup besar, tertutup, dan terletak di persimpangan jalan. Berasitektur minimalis dengan aksen Asia Eropa yang kental.

"Lu pada mau nginep?" tanya sang tuan rumah.

"Iya, besok kan libur" jawab Kirishima nyengir. Bakugou sempat mingkem sebentar. Perasaan libur mereka mah tiap hari, kagak ada besoknya. Mereka masuk kedalam gerbang dan berjalan kembali menuju rumah.

"Bodo amat lah. Tapi gua ngak bisa masak, pesen sendiri aja" Bakugou hendak memasukan kunci pada pintu yang tiba-tiba terbuka. Muncul seorang gadis bersurai cokelat pendek dari balik pintu menyambut sang tuan rumah berserta gerombolannya.

"Oh, akhirnya kau pulang. Aku khawatir. Ini sudah larut malam" ujarnya panik. "Izuku. Kau belum tidur" gadis itu langsung memangku Izuku yang telah diturunkan Kirishima dari pundaknya. "Aku sudah memasak makan malam. Lebih baik kalian mandi dulu, setelah itu makan. Aku mau mengganti pakaian Izuku dulu" dia masuk terlebih dahulu.

"Ah, senangnya punya gadis macam Uraraka" puji si tukang selotip.

"Sigap dan perhatian. Tau aja gue lapar lagi" sambung Kirishima kurang sopan.

"Duh~~~ Waifu-"

"Calon emak anak gue"

Kaminari belum selesai bicara langsung dipotong oleh siulan doki-doki dari si tuan muda Bakugou. Ekspresi wajahnya telah berubah 180 derajat jungkir balik. Dari asalnya merengut sinis, sekarang urat-urat muka nya udah kendor. Kencengnya udah bukan kedapan lagi, tapi kebelakang. Matanya jadi lembut sayu, senyumnya jadi anget-anget tai onta. Auranya juga ikut berubah, dari merah-merah ganas jadi putih pink bertabur kerlap-kerlip emas. Lebih santai tapi agak lebay.

Antara senang dan seram, hati ketiga anak buah si bos cenat-cenut bak orang yang keciduk lagi nikung pacar orang. Senang, liat Bakugou bisa merasakan bahagia dan bertingkah layaknya manusia berhati dan perasaan. Seram, itu soalnya reaksinya agak berlebihan sehingga keliatan bukan kaya orang bahagia nemu gebetan tapi malah kaya orang sange dapet mangsa. Itu ngak tau emang gitu atau cuma liat si Uraraka aja muka nya berubah begitu.

"Bos?" Kirishima menyadarkan acara waifuan si bos dengan hati-hati dan dibalas dengan lirikan tajam yang menyayat nyawa.

"Apa sih lu?! Ganggu orang bahagia aja"

"Maaf bos"

"Hei"

Merasa terpanggil gadis bernama Uraraka itu berbalik badan. One piece dress cokelat dengan style lolita vintage berpadu dengan celemek krem berenda berputar lucu, menambah kesan manis pada tubuh kecil atletisnya.

"Makasih ya, kamu udah khawatirin aku. Makasih juga udah rawatin Izuku sama masakin makan malem." Entah Bakugou kesambet malaikat mana, sifatnya ikut-ikutan berubah seperti oppa-oppa drama korea yang jago ngereceh gombal.

"Ehhmm. Maaf tapi yang aku khawatirin itu Izuku, bukan kamu. Lagian aku masakin juga, itu itung-itung aku nyewa dapur kamu buat masak. Soalnya tadi siapin susu buat Izuku sekalian aku numpang makan juga. Hehe" balas Uraraka malu. Helai sebahunya di garuk tanpa alasan.

Krak...!

"Wohhh?!" si trio kaget ketika mendengar sesuatu yang pecah.

"Eh?!" begitu pula dengan Uraraka

Apa daya maksud hati ngereceh gebetan. Ternyata yang di sawer malah ngak peka. Terdengar suara pecahan yang begitu dalam dari dasar nuraninya. Malam itu, Bakugou rasanya ingin menjembel habis pipi bulat gadis itu sampai sakit gigi. Lalu mengubur diri dibawah pohon jengkol. Dia udah malu setengah mati. Dan Uraraka dengan watadonya berlalu begitu saja.

Sakit komandan...

Bakugou gagal sebelum bertempur.

"Sabar bos, orang sabar anunya gede. Kalo gak salah Uraraka suka yang gede-gede kok" hibur Kirishima goblok.

"Gua butuh tenangin batin"

"Siap! Kalo bos butuh curhat dan keluh kesah, kami siap jadi tong sampah"

"Makasih... kalian best friends gue" Bakugou berlalu menuju kamarnya dengan langkah gontai nelangsa. Harapan hidup yang sudah dipupuk selama 1 bulan musnah dalam beberapa detik saja. kejamnya dirimu Uraraka Ochako.

'URARAKA TOLONG DAH BLOONNYA DIKONDISIKAN!'

~TBC~


Hai..hai... ini author goblok kembali lagi... #dibanting

Semoga suka cerita barunya. Terinspirasi gara-gara nonton Baby n Me. Plotnya ada yang sama, sisanya dikembangin dan dirombak sendiri. Jadi kalo udah nonton pasti hapal.

So, makasih yang udah mau mampir buat baca..
Dan maaf fic yang 1 lagi belum bisa update, datanya hilang pas mau di publish...
bangsat emang...

see you next chapter...