Dysania
disclaimer:
Sherlock Holmes is original work of Sir Arthur Conan Doyle, any additional characters are based on Sherlock BBC
note :
untuk #FID8, merdeka!
.
.
.
.
.
Suara tembakan.
Teriakan.
Ledakan.
Semuanya berpadu menjadi satu.
Dan John Watson sendiri.
Kehilangan arah.
Ketakutan mengkonsumsi.
Kengerian merajai.
Peluru berdesing.
Bubuk mesiu bertebaran.
Keping tanah berhamburan.
Tangan terangkat menutup telinga
Mata terpejam, menghalangi pandang.
Dan… sungguh, John ketakutan.
.
.
.
"Kau tidak membangunkanku!"
Bibir John Watson membentuk kurva negatif. Dahinya yang berpeluh, mengernyit. Tapi yang diajak bicara hanya tersenyum. Bibirnya membentuk kurva serupa. Hanya saja, bukan ekspresi kesal yang dirasanya.
"Aku mengalami mimpi buruk!" Si pria berambut pirang pasir menaikkan suara. Namun respon yang diharapkan masih tak ada. Hanya gestur kecil yang mewakilkan. Tergerak tangan; menyeberang selimut lalu menggenggam. Erat. Hangat. Tapi dingin masih merambat. Tangan John bergetar lamat-lamat.
"Mimpi buruk, Sherlock." Ia menekankan. "Aku pasti mengigau."
Sherlock menarik napas pelan. Senyum di romannya mulai memudar. "Aku tahu."
"Aku takut, kau seharusnya membangunkanku." John membalas genggaman sang pria berambut ikal. "Kau seharusnya menyelamatkanku."
Sejenak hening. Tak ada kata terucap. Keduanya masih mengaitkan jari-jemari. Keduanya masih terduduk di ranjang, terselimuti.
"Selama ini—" Sherlock memulai. John meneleng mendengarkan. "—dan aku selalu ingin membangunkanmu."
John menatapnya, tahu bahwa kalimat itu belum selesai sempurna.
"Selama ini, aku ingin menarikmu keluar dari mimpi buruk itu. Menyadarkanmu bahwa di sini, masih ada aku. Memelukmu hangat dan penuh perlindungan."
"Selama ini?" Tidak mengerti, John mengulangi.
"Tapi ketakutanmu tidak akan selesai dengan itu semua. Mimpi tidak akan menakutimu bila kau menghadapinya." Sherlock mendaratkan pandangan pada sosok di sampingnya. "Dan kau bisa menghadapinya, John. Kau akan bisa mengatasinya."
"Bagaimana kau tahu?" bisik John, menatap mata hijau kebiruan sang lawan bicara.
Sherlock menyunggingkan senyum. "Karena aku akan selalu terbangun di sisimu dan mengingatkanmu. Aku akan terbangun di sisimu, menggenggam tanganmu. Aku akan ada di sini, memelukmu bila perlu."
Dan pagi menjelang. Jendela tak bertirai meneroboskan cahaya. Dan pagi menjelang. Mengakhiri kemarin, memulai hari ini.
Meskipun tidurnya dilanda kengerian, meskipun terbangun ketakutan, John selalu kehabisan alasan untuk hengkang dari atas ranjang. Karena berpegangan tangan berdua, berbagi cerita soal bunga tidur malam sebelumnya, membuat John merasa sempurna. Dan tak ada yang lebih ia inginkan, selain membekukan waktu selamanya.
.
.
.
Ada mimpi yang tak bisa pergi
Ada mimpi yang menghantui
Semua darah dan luka dan sakit
Semua luka dan sakit dan perih
Ada mimpi yang tak bisa dihindari
Ada mimpi yang hadir untuk dihadapi
Dan meski aku lumpuh dalam pikiranku
Aku tahu kau di sisi, menggenggam tanganku
Mimpi buruk itu tak pernah pergi
Tapi setidaknya aku tahu, aku tak sendiri lagi
.
.
.
fin
dysania
(n.) 1. The state of finding it hard to get out of bed in the morning
a/n :
yeay setoran #FID8 yang keduaa 8''D
pendek sih bisanya huhuhu yang agak panjangan (amin) disimpen buat ultahnya mas martin besok. well, sebenernya sih hari ini karena w postingnya udah lewat jam 12, but ffn's clock is ffn's clock :''))
anyway, happy birthday mz martin /tebarcinta/ besok ya, sesembahannya :''))
btw kenapa sih di ffn gaada kategori fluff? :''3 ini gak romens loh padahal /bletak
