KATEKYOU HITMAN REBORN
Author : Seiya Aya
Rating : T (cari aman)
Pair : entahlah
Type : humor (?), romance (?)
Warning : OOC, Ai-shounen, yaoi, EYD, geje, ambigu, typo
Ciossu.
Hehehehe, ini fanfic pertamaku di kolom KHR. Masih newbie dalam dunia per-fanfic-an. Jadi kalau ada cerita yang aneh, penulisan akta-kata yang abstrak dan bahasa yang hancur harap dihaja-, maksud saya maklumi aja
Kaena itu mohon Review ya minna, masukan dan saran saya tunggu. Kritik juga boleh lah. Mau nyasat juga monggo. Bebas dah….
_Monggo_
Bruk…
"hah… capek sekali aku hari ini" keluh seorang pemuda bertubuh mungil sambil mengelap keringat yang tampak pada wajah manisnya itu
Pemuda tu mendongakkan kepalanya. Melihat tumpukan kardus yang masih menumpuk disana-sini menandakan ia baru saja pindah rumah.
"sudahlah istirahat dulu." Kata pemuda beriris coklat caramel itu sambil merebahkan tubuh mungilnya di salah satu dinding di apartemennya yang baru itu.
Sambil membersihkan keringatnya dengan kaos yang dikenakannya pemuda itu melihat sekeliling ruangan yang akan ia tempati itu
Ruangan yang cukup besar untuk ditinggali seorang diri itu menurutnya cukup nyaman. sambil mengitirahatkan diri, pemuda itu mulai menyusun denah perabotan yang akan disusunnya di dalam ruangan baru tersebut. Setelah cukup lama memikirkan itu, pemuda itu segera memulai kegiatannya yang sempat tertunda. ia membuka isi dari kardus-kardus yang menumpuk itu dan mulai menatanya sesuai dengan apa yang ia pikirkan tadi
Proses pembenahan dan penataan ruang itu memakan waktu yang cukup lama. Dengan keringat yang membasahi hampir sekujur tubuhnya itu, ia merasa usahanya itu tidak sia-sia. Sekarang ia tampak puas dengan hasil kerjanya dan membuat ruangan itu tampak sangat nyaman dan siap dipakai.
"begini lebih baik" ucapnya sambil menyeka peluh yang ada di wajahnya "sudah jam segini, gak kerasa." Katanya sambil melihat arloji yang ada di tangan kirinya.
Pemuda itu kemudian beranjak ke lemari pendingin yang ada di dapur mungilnya itu. Merasa perutnya mulai berbunyi ia berniat untuk memakan sesuatu. Tapi ternyata tak ada satupun makanan yang ada di sana. Maklum, sibuk pindahan
"ya sudahlah, aku beli sesuatu di mini market" ujarnya kemudian, "hahaha, sebaiknya aku mandi dulu" katanya lagi karena mencium aroma tubuhnya yang penuh dengan keringat
Seusai mandi, pemuda mungil berparas manis itu segera menuju mini market yang tak jauh dari apartemennya. Segera saja ia memilih bahan makanan yang akan ia makan malam ini. Tak lupa juga ia membeli keperluan lain yang belum sempat dibeli untuk sehari-harinya.
Seusai membayar di kasir, segera ia pulang ke apartemennya. Mulailah ia memasak untuk makan malam. Ternyata kemampuan memasaknya lumayan juga bagi seorang anak lelaki. Akan tetapi, semua perabotan dan makanan yang ia siapkan hanya untuk 1 orang saja. Pemuda itu ternyata hidup sendirian di apartemennya ini.
"haah… aku harus bisa hidup mandiri. Mulai besok akan kumulai hidupku yang baru. Ayo Tsuna kamu harus semangat. Janganlah terus larut dalam kesedihan. Yosh" ucapnya sambil menepuk kedua pipinya yang mungil itu
.
Esoknya…
"kalian akan mendapatkan teman baru, silahkan masuk" kata seorang guru dengan rambut pirangnya yang mencolok
Masuklah seorang pemuda mungil nan imut dengan wajah yang kelewat kawai dan manis dengan rambut dan bola mata bewarna coklat. Pemuda itu berdiri di hadapan kelas yang isinya adalah laki-laki semua. Ya, ini adalah sekolah khusus pria, Naminori gakuen.
"saya Sawada Tsunayoshi, panggil saja Tsuna. Saya baru pindah hari ini. Mohon bimbingannya semua" kata pemuda yang bernama Tsuna itu dengan angelic smilenya yang ternyata telah memikat seluruh murid di kelas itu.
"anak baru itu manis ya" kata seorang murid dengan kepala seperti gurita dengan rambutnya yang bewarna putih
"sepertinya anak itu menyenangkan" kata seseorang lagi yang memiliki rambut cepak bewarna hitam sambil mengelap tongkat baseballnya.
"kawaiii" kata murid lain dengan rambut merah menyala yang duduk di pojok belakang dekat pintu keluar
Dan masih banyak lagi kasak-kusuk di kelas itu mengenai murid baru bernama Tsuna itu. Saking ributnya, guru itu harus menenangkan murid-muridnya yang kini mulai menggoda murid barunya itu.
"sudah, jangan rebut kalian semua. Dan jangan menggodanya." Berpaling ke Tsuna "kau boleh duduk di bangku yang kosong itu" lanjut guru itu sambil menunjuk kursi kosong yang berada di sebelah kepala gurita putih.
Tanpa di suruh lagi Tsuna berjalan menuju bangku itu yang diikuti siulan, godaan, dan tatapan yang banyak arti dari seluruh warga kelas itu.
"halo Tsuna, namaku Gokudera Hayato, salam kenal" kata murid kepala gurita itu saat Tsuna sampai di mejanya dan duduk di bangkunya.
"salam kenal juga Gokudera-san. Mohon bantuannya ya" kata Tsuna tak lupa dengan angelic smilenya yang mematikan.
Kontan saja wajah Gokudera langsung memerah dan mulai salah tingkah akibat pesona dari murid baru itu.
"yayayaya, panggil Gokudera saja, oke?" kata Gokudera
"haii, Gokudera" jawab Tsuna
Mendengar itu seluruh kelas merespon…
"enak sekali si Gokudera"
"curang… aku juga mau…"
"manis banget, jadi pengen aku pacari.."
"hush, dia cowok kali…"
"masa bodo…"
"tenang kalian semua. Sekarang kembali ke pelajaran." Ujar guru itu menengahi keributan yang mulai muncul lagi. " Tsuna, kau bisa bergabung dengan Gokudera kalau tidak membawa buku" tambahnya lagi
"haii, Giotto-sensei" jawab murid-murid
Selama pelajaran, Tsuna memang menemui kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang diberikan Giotto-sensei. Gokudera dengan senang hati membantu teman barunya yang benar-benar menarik baginya. Bahkan tak perlu waktu lama bagi mereka untuk menjadi teman baik. Gukudera bahkan memiliki panggilan tersendiri untuk Tsuna. Jyuudaime.
"baiklah, pelajaran kita selesaikan disini. Gokudera, kau bisa mengantar Tsuna untuk berkeliling sekolah ini. Kalau begitu selamat siang" kata guru ganteng itu sambil beranjak pergi dari kelas itu
Sepeninggal Giotto-sensei, kelas langsung ramai dan gaduh dengan tingkah murid-muridnya yang langsung saja mengerubuti satu titik. Titik itu adalah tempat Tsuna.
"kalau dari deket jadi makin manis ya" celetuk salah satu murid
"umm" hanya begitu jawab Tsuna
"udah lama di kota ini?" celetuk murid lain
"umm, baru beberapa hari kok" jawab Tsuna lagi
"kencan denganku yuuk" ajak murid lain
"denganku saja…" kata yang lain
"daripada denganmu mending sama aku saja" ucap yang lain
Tak perlu waktu lama kelas menjadi tempat yang ramai untuk memperebutkan teman kencan Tsuna. Padahal yang bersangkutan saja belum mau dengan ajakan itu. Tapi, yang namanya Tsuna itu memang mungil ya, ia hamper saja tak berdaya di kerumunan-serigala-lapar-pemuda-imut itu jika tidak ada Gokudera yang menengahinya
"kalian itu, pergi sana! Mengganggu mata saja. Minggir kalian. Aku akan membawa Jyuudaime berkeliling sekolah. Menyingkir kalian semua. Kalian menghalangiku dan Jyuudaime saja" teriak Gukudera yang ternyata seduh habis kesabarannya karena semua murid mengerubuti Tsuna
Mendengar teriakan Gokudera bukannya membuat kerumunan itu pergi malah memprotes apa yang di ucapkan oleh pemuda berambut putih itu.
"curang, bilang saja kau ingin memonopolinya sendiri kan" ucap murid lain
"bu..bukan begitu. Bukankah kalian sudah mendengar apa yang dikatakan Giotto-sensei" bela Gokudera yang entah kenapa kata-kata murid itu sedikit mengenainya
"iya, curang sekali kau Gokudera. Sudah dapet teman sebangku yang manis, sekarang mengajaknya berkeliling sekolah. Gak adiiill" kata murid lain
"berisik kalian semua" teriak Gokudera yang benar-benar sudah hilang kesabaran meladeni teman-temannya itu. "ayo Tsuna, aku ajak kau berkeliling" katanya lai seraya menarik tangan mungil Tsuna yang sedari tadi tubuh pemilik tangan itu tenggelam di kerumunan massa itu
"pake pegangan tangan, apaan tu…" umpat seseorang
"dasar serigala" kata yang lain
"diam kalian, akan lebih berbahaya jika Tsuna berada di dekat kalian. Kalian bahkan lebih buas dari serigala-serigala yang kelaparan." Balas Gokudera yang telah berhasil membawa Tsuna dalam keadaan muka merah dari kerumunan seriga- maksudku teman sekelasnya itu
Kontan saja terdengar buu buu ria di seiisi kelas yang memprotes apa yang dilakukan oleh Gokudera. Sdangkan dua sosok yang sedang keluar kelas itu segera saja menyusuri lorong-lorong sekolah
"umm anoo… terimakasih Gokudera. Aku benar-benar payah dalam menghadapi hal yang seperti tadi" ucap Tsuna sambil tersenyum manis
"sama sama Jyuudaime, mereka memang seperti serigala yang kelaparan. Habisnya wajah Jyuudaime itu benar-benar…" kata Gokudera menggantung
"benar-benar apa eh?" Tanya Tsuna dengan polosnya sambil menatap Gokudera dengan mata jernih bewarna coklatnya itu
Aduh.. Tsuna ini benar-benar manis, ingin sekali aku melindunginya… batin Gokudera
"gak apa-apa. Baiklah, mulai sekarang aku akan melingdungi Tsuna dari para serigala kelaparan itu. Yosh…" tekad Gokudera yang sudah bulat
"ummm terima kasih Gokudera" kata Tsuna yang mukanya telah memerah karena ucapan Gokudera
Mereka benar-benar berkeliling sekolah. Gokudera dengan sabar memberitahu Tsuna tentang ruangan-ruang an yang ada di sekolahnya itu.
Yaa.. Namimori Gakuen adalah sekolah khusus laki-laki yang terkenal karena prestasi akademiknya yang terbilang tinggi. Sekolah ini juga merupakan sekolah elit yang mengutamakan kenyamanan para siswanya. Di sekolah ini sering sekali diadakan festival yang sangat meriah. Bagaimana tidak. Sekolah khusus laki-laki ini perlu sedikitnya hiburan untuk menjernihkan kehidupan sekolahnya yang terkadang tersa menjemukkan. Tentu saja karena isi dari sekolah itu adalah laki-laki. Makhluk yang namanya perempuan tidak pernah ditemukan di sekolah ini. Kecuali saat diadakannya festival ang memang terbuka unutk umum.
Tsuna terpukau dengan penjelasan dari Gokudera mengenai sekolah yang kini ia tempati ini. Tak terasa perut sudah mulai berbunyi.
"Jyuudaime, bagaimana kalau kita ke kantin saja. Kita makan bareng. Hahahaha, perutku sudah mulai minta jatah rupanya" ajak Gokudera
"umm… aku bawa bento kok. Ada di kelas. Bagaimana denganmu Gokudera?" Tanya Tsuna
"Tsuna bawa bento? Baiklah, kalau begitu aku beli makanan dulu di kantin, kita makan bareng di kelas nanti. Ikut aku ke kantin ya Tsuna" ajak Gokudera yang ternyata tidak rela meninggalkan Tsuna sendirian
Setelah membeli makanan, mereka segera kembali ke kelas yang ternyata sepi karena mamng masih waktu istirahat. Sepertinya hamper seluruh penghuni kelas itu sedang entah dimana author kurang tahu juga. Yang tersisa di kelas hanya ada dua makhluk yang ternyata juga sedang menikmati makan siangnya itu
"kau sudah kembali Gokudera, ayo makan bareng" ajak pemuda berambut cepak sambil tersenyum lebar kepada Gokudera
"diam kau Yakyuubaka, aku akan makan bersama dengan Jyuudaime" tolak Gokudera dengan tegas
"hahahaha, sudahlah. Kita makan bersama-sama saja" ajak Tsuna sambil tertawa
"ya sudah jika Jyuudaime ingin seperti itu. Enma, mau ikut makan bersama dengan kami?" ajak Gokudera beralih ke pmuda berambut merah yang sedang melamum ke luar jendela.
"umm.. tidak. Kalian saja yang makan. Aku sudah makan tadi" tolak pemuda yang bernama Enma itu
"baiklah kalau begitu, itadakimasu" dan mulailah mereka melahap makanan di hadapan mereka.
Di sudut matanya, Enma memperhatikan Tsuna yang sedang makan bersama dengan teman-temannya itu
"pasti dia" bisiknya lirih
.
TBC
.
.
.
Waaaaaaaaaaaaaaaa selesai juga bagian pertama ini. Hahahahaha, sebenrnya bingung juga mau bikin fanfic lain sementara masih ada fanfic yang belum selesai. *dibakar massa
Ya sudahlah, asal bisa terus apdet pasti gak papa, iya gak. Hohohohohohohoho (menenangkan diri sendri) *author sableng
Buat yang sudah mau capek-capek baca fanfic nista ini saya sangat berterimakasih ya…
Sebenernya aku bingung mau bikin pair antara siapa aja. Jadi buat yang udah mau mbaca, bisa ngebantuin author buat memasangkan siapa ama siapa ya. Jujur aja, banyak banget yang pengen author pasangkan jadinya bingung. Mohon repiunya ya…. (sujud)
Tambahan lagi ni (dibacok hibari), tolong saya diberi masukan, kritik juga gak papa. Kalo gak ada yang repiu gak aku apdet ah.. (ngancem) hahahahahaha.
Karena itu, mohon repiu nya (lagi?) ya minna….
.
Jaa ne (~^,^)~_ ~(^,^~)
