CHAPTER 1
NEW TARGET?
Sekolah pagi ini sangat ramai. Tahun ajaran baru, baru saja dimulai. Banyak murid baru berdatangan. Seorang pemuda imut berjalan dengan senyum terkembang di wajahnya. Dilihatnya pintu gerbang sekolah barunya dengan tatapan pasti.
"Yah, apa kau tahu? Son Dongwoon akan mencari target baru tahun ini," ujar seorang anak kepada teman perempuannya.
Si perempuan pun menyahut,"Mwo? Benarkah? Kemana Lee Ji Yong?"
"Kau tak tahu? Dia keluar dari sekolah tahun ajaran kemarin. Aku dengar dia masuk rumah sakit dan benar-benar luka parah," salah seorang teman lainnya yang kebetulan lewat ikut menyambung pembicaraan kedua anak tadi.
"Wah, Son Dongwoon sudah sangat keterlaluan," anak pertama berkata.
"Lalu siapa yang akan jadi targetnya tahun ini? Kau ingat? Semua anak yang dikerjainya selalu keluar dari sekolah dalam waktu kurang dari satu semester. Paling lama hanya tiga bulan," si perempuan berkata disahuti anggukan dari kedua temannya.
Yoseob heran mendengar pembicaraan murid-murid tadi. Kenapa di sekolah semewah ini masih ada anak yang suka menindas anak lain. Dia pikir, setelah beberapa kali berpindah sekolah, dia akan menemukan tempat yang cocok dengannya, namun ternyata semuanya salah.
Tiba-tiba saja suasana pagi yang tadinya riuh berubah menjadi sepi. Yoseob bingung melihat semua anak berubah secepat kilat menjadi diam. Diliriknya segerombolan anak yang tadinya tengah membicarakan seorang siswa bernama Son Dongwoon juga ikut terdiam.
Dilihatnya dari arah gerbang sebuah sepeda motor melintas menuju parkiran. Yoseob yang tak tahu apa-apa hanya melanjutkan aktivitas berjalannya menuju ruang kelas barunya. Namun aneh, dilihatnya semua anak mulai menunduk saat pengendara sepeda motor itu turun dari kendaraannya.
"Ada apa sebenarnya ini?" Yoseob bertanya-tanya dalam hati.
Pemuda itu berjalan santai menuju ke arahnya. Kenapa pemuda itu mendekatinya? Apa yang salah dengannya? Apa karena hanya dia satu-satunya murid yang tidak menundukkan kepalanya? Omo, bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan?
Satu langkah di depan tubuhnya yang kaku seketika, pemuda itu menatap tajam matanya dan bertanya dengan suaranya yang sedikit serak,"Nama?"
Yoseob langsung salah tingkah.
"Apa kau tuli?" pemuda itu semakin mendekat ke arah Yoseob. Tangannya mulai mendekat ke arah dada pemuda imut itu dan mencengkeram erat tag name di jas sekolahnya.
"Yang Yoseob. Such a good name. Welcome to CHS," pemuda bertampang blasteran itu kemudian menggosok-gosok pelan tag namenya dan meniupnya sesaat,"Good Luck!"
Pemuda itupun pergi meninggalkannya dan semua anak kembali berbisik-bisik. Sekarang, banyak anak yang menunjuk-nunjuk dirinya. Sebenarnya apa yang terjadi?
Dongwoon POV
"Yo, man. Already get a target huh?" Doojoon sahabat terbaikku menyapaku saat aku baru memasuki kelas.
"Yeah, something like that I think," aku hanya tersenyum kecil menanggapi pertanyaan Doojoon.
Kuletakkan tasku di atas meja dan langsung merebahkan tubuhku ke kursi. Aku benci sekali sekolah. Andai saja aku boleh memilih, aku tak akan pernah datang ke sekolah. Apa yang aku dapatkan dengan bersekolah? Tak ada.
Seseorang tiba-tiba melemparkan kaleng minuman ke arahku. Aku yang tadinya sudah memejamkan mata, kini terbuka lebar-lebar. Kulihat temanku yang tahun lalu masih berambut Mohawk, kini berubah gaya. Rambutnya sudah tumbuh dengan baik dan dicatnya kecokelatan. Junhyung si Joker.
"What's up man? Hey, sekolah baru akan dimulai, tapi tampangmu seperti sudah ditimpa reommaan PR. Bersemangatlah! Fighting!" sambil mengepalkan tangan kanannya, Junhyung tersenyum ke arahku.
"Arraseo," hanya itu jawabanku.
Sekarang pikiranku beralih ke arah target baruku. Yang Yoseob. Pemuda imut yang baru pernah kulihat. Apa dia murid baru? Selama ini aku belum pernah melihatnya dan sepertinya dia juga tak kenal denganku. Kalau dia murid lama, dia pasti akan dengan mudah mengenaliku. Siapa di sekolah ini yang tak kenal dengan Son Dongwoon.
Saat aku tengah melamunkan hal yang tak penting itu, tiba-tiba guruku masuk ke dalam kelas bersama seorang murid baru.
"Pagi anak-anak!"
"Pagi sonsaengnim!" sapa semua murid kecuali aku tentunya.
"Baiklah, sekarang eomma akan mengenalkan murid baru di kelas kalian. Kenalkan, ini Yang Yoseob, murid pindahan yang mulai saat ini akan menjadi bagian dari kalian semua. Silakan perkenalkan dirimu!"
Anak itu maju perlahan dengan malu-malu. Dan saat murid baru itu berdiri di depan kelas, betapa terkejutnya bahwa anak itu adalah anak yang kutemui tadi pagi. Yang kuanggap sebagai target baruku. Matanya melihat ke arahku dan sontak dia mundur hingga menabrak papan tulis di belakangnya dan membuat semua anak di kelas tertawa melihat tingkah anehnya.
"Yoseob, ayo perkenalkan dirimu nak," suruh Mrs. Lee.
"Ne," matanya masih menatap ke arahku dan kulihat tangan dan seluruh tubuhnya gemetaran.
"Annyeonghasseyo, jeoneun Yang Yoseob imnida. Mohon bantuannya," dengan takut-takut dia membungkuk.
Aku hanya tersenyum melihat tingkah gugupnya. Belum pernah aku menyaksikan seorang targetku yang begitu berbeda. Biasanya targetku akan sok jagoan dan tidak mau mengakui kekalahannya, namun sepertinya targetku yang satu ini sudah menyerah sebelum berperang.
"Baik, Yoseob. Sekarang kamu duduk di bangku kosong itu!" perintah Mrs. Lee sambil menunjukkan bangku kosong di sebelahku.
"Ne, sonsaengnim."
Dia berjalan dengan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tak pernah lagi tatapannya bertemu denganku. Aku tahu, sekarang pasti dia sedang ketakutan setengah mati. Dia pasti sudah tahu siapa aku sebenarnya sehingga sekarang dia bersikap seperti ini.
Setelah meletakkan tasnya dan duduk dengan tenang, aku mendekat ke arahnya sambil menggenggam erat tangannya yang gemetaran dan berkata,"Son Dongwoon imnida. Senang berkenalan denganmu Yang Yoseob."
Kulepaskan genggamanku dan kembali duduk ke posisiku semula. Dari sudut mataku, kulihat anak itu masih gemetaran. Apa ada yang salah dengannya?
End of Dongwoon POV
Yoseob POV
Oh Tuhan, apa yang seharusnya aku lakukan? Aku telah berurusan macam-macam dengan kingka sekolah di hari pertamaku. Bagaimana bisa aku begitu bodoh hingga tak menyadarinya? Aku tak mau kejadian di sekolah-sekolahku yang dulu terulang disini. Aku tak mau pindah sekolah lagi. Sudah cukup yang kualami, tapi apa yang harus kulakukan dengan kingka satu ini?
Omo, dia benar-benar menakutkan. Tatapannya sangat tajam. Tapi, wajahnya. Wajahnya seperti bukan wajah orang Korea. Apa dia orang luar negeri? Ah persetan dia orang luar atau bukan, yang jelas dia benar-benar membuatku stress dihari pertamaku sekolah.
Tengah sibuknya memikirkan apa yang mungkin terjadi padaku, kudengar seseorang masuk ke ruang kelas dengan terburu-buru.
"Mrs. Lee, maaf saya terlambat," seorang pemuda berambut jabrik membungkuk perlahan di depan Mrs. Lee.
Mrs. Lee tersenyum kecil dan mempersilakan murid yang terlambat itu duduk. Kuperhatikan dengan seksama murid itu. Sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat, tapi dimana?
End of Yoseob POV
