Brother Conflict

Cast : exo member, N VIXX, mark SM Rocky

Genre : family, romace, nggak tau lagi deh :p

Rate : T

Ff ini remake anime yang sama persis ama judulnya. Berharapnya sih aku nggak remake sama persis kayak anime aslinya.

.

.

.

.

Minseok Pov

Terlahir sebagai anak tunggal dan dibesarkan oleh orang tua tunggal jelas membuat kehidupanku begitu datar dan membosankan. Yah… aku seratus persen kesepian dan hanya hidup sendiri karena ayahku terlalui sibuk dengan pekerjaannya sebagai fotografer terkenal. Lalu tiba-tiba ayah mengabariku jika ia akan menikah dengan seorang janda. Sialnya itu juga hanya disampaikannya melalui telfon. Bisa bayangkan bagaimana menyedihkannya kehidupan ku?.

Bukan… aku tidak menentang keinginan ayahku untuk menikah lagi. walaupun ayahku sibuk aku tahu beliau sangat menyayangiku. Aku juga mendukung niatnya itu.

'xiu. Kau tidak boleh pindah kerumah itu. Oh Tuhan.. rumah itu penuh serigala. Kau tahu… SE-RI-GA-LA xiu' nah… yang berisik ini peliharaanku. Namanya baobao. Ia seekor tupai jantan yang selalu menjagaku dari kecil.

Apa kalian bingung mengapa aku mengerti apa yang ia katakan?. Maka jawabannya singkat saja. Aku juga tak tahu. Muehehhhe

"kau berlebihan baobao. Aku sudah lama berharap memiliki saudara dan hidup di dalam keluarga yang penuh kehangatan dan rasa kekeluargaan. Aku bosan hidup sendiri" tanggapku sembari menatap bangunan yang nampak menjulang di luar sana.

'berlebihan katamu. Kau itu manis xiu. Aku tak mau mereka menyerangmu. Membayangkannya saja sudah membuatku ngeri' berlebihan sekali peliharaanku ini. Tapi memang selama ini hanya ia yang menjagaku bahkan semenjak aku kecil ia sudah menjagaku dengan sepenuh hati.

"aku tampan baobao. Berhenti mengatakan aku manis" protesku tak suka dan menepuk pelan kepala hewan peliharaanku ini

'kau saja yang merasa jika kau itu tampan. Coba kau tanya pria tampan yang sedari tadi menatapmu dengan tatapan lapar itu' dan detik berikutnya ia sudah menggeram marah pada pria tampan yang ia maksut. Benar-benar hewan yang pemarah

Minseok pov end

.

.

.

.

Minseok menatap sejumlah bangunan yang berkelebat di luar mobil dengan tatapan malas. Ia senang akan bertemu keluarga barunya tapi sikap sungkannya juga membuatnya sedikit enggan meninggalkan rumahnya dan ayahnya dulu hanya untuk tinggal di rumah yang lebih besar lagi.

"semoga mereka dapat menerimaku dengan baik ya bao"

'pasti bisa xiu. Yang aku takutkan justru jika mereka menerkammu' rutuk baobao dan membuat minseok mendengus pelan

"kita sudah sampai minseok-sii" supir pribadi yang ditugaskan untuk menjemput minseok di rumahnya itu membuka pintu mobil untuk minseok.

Sejujurnya minseok tak suka dengan perlakuan berlebihan itu. Bagaimanapun juga ia terbiasa hidup mandiri dan tak dilayani. Matanya menatap takjub bangunan lima lantai dengan balkon di setiap kamarnya. Bangunan itu berbentuk leter u dengan halaman luas ditengah-tengahnya. Ada sebatang pohon sakura besar dan juga akasia tumbuh di sana. Belum lagi beberapa petak bunga tulip beraneka warna dan juga beberapa bunga yang tak minseok ketahui apa namanya.

"halo, perkenalkan. Saya minseok" ujar minseok manis dengan senyum kecil di bibir merahnya yang membuat kedua orang di depannya ikut tersenyum ke arah minseok.

Yang satu nampak dewasa dengan kesan terpelajar dan berwajah luar biasa tampan. Jika minseok tak salah pria di depannya ini kris, anak tertua juga seorang dokter muda di rumah sakit keluarga seoul. Sedangkan yang mungil dan nampak ramah karena senantiasa tersenyum itu adalah si bungsu mark. Seorang pelajar junior high school tingkat dua.

"hai kak. Aku mark. Senang berkenalan denganmu kakak" mark lagi-lagi tersenyum innocent ke arah minseok yang mau tak mau ikut membalas senyum manis mark

"aku kris. Semua barang-barangmu sudah di masukkan ke dalam kamarmu. Ngomong-ngomong. Selamat datang minseok" whoa… silau… minseok silau akan pesona pria dewasa di depannya ini.

.

.

.

'xiu, kurasa kris dan si banyak senyum tadi orang yang tak berbahaya.' Baobao mengoceh sembari memakan kenarinya dengan semangat,'tapi bukan berarti kau harus lengah ya. Kau itu kadang bodohnya tidak ketolongan dan berhentilah bersikap lembut pada semua orang. Aku takut kau akan dipermainkan oleh mereka' baobao menghentikan makannya saat ia tak juga mendapatkan tanggapan dari minseok yang biasanya selalu mendebatnya dengan kata-kata tak masuk akal minseok tentang keluarga baru yang baik dan ramah.

Keluarga besar yang terdiri dari tiga belas orang pria luar biasa tampan jika baobao lihat dari foto-foto yang dikirim joongwon, papa minseok pada minseok seminggu yang lalu. Yang tertua sudah bekerja sebagai seorang dokter terkenal dan yang paling muda nampak polos dan tak berbahaya bagi minseok.

'xiu… xiu… XIU!" teriak bao panik ketika matanya tak menangkap sosok minseok di dalam kamar baru minseok yang telah di siapkan oleh kris dan yang laiannya.

Kamar besar dan mewah dengan segala perlengkapan tak kalah mewah dan modern yang membuat siapa saja akan berdecak iri jika melihatnya. Di depan kamar minseok terdapat plat nama minseok yang terbuat dari ukiran manis berwarna emas dan yang terpeting sekarang itu adalah mencari keberadaan minseok bukan menjabarkan keadaan kamar baru minseok bao.

Dengan panik bao membuang kenarinya dan berlari serampangan di seluruh ruangan di rumah luar biasa luas itu. Matanya menyorot resah tiap inci tempat yang ia lewati.

'xiu… xiu… dimana kau xiu..?!' panggil bao panik dan memasuki lift yang terbuka dengan cepat. Beberapa menit kemudia ia sudah sampai di baseman tapi lagi-lagi ia tak menemukan minseok.

'gawat… gawat…gawat.. bagaimana jika ia diserang serigala-serigala itu!' cicit bao makin kalut dan mendadak membeku ketika pintu lift di lantai tiga terbuka dan menampakkan dua sosok tegap dengan paras rupawan yang nampak asik mengobrol.

"kau dari luar lu?"

"bagitulah. Habis pulang latihan" jawaban bernada acuh itu membuat pria tampan berbadan tinggi dengan wajah ramah dan brengsek versi bao mengangguk

mengerti.

Sedangkan mata tajam pria tampan satunya menyorot penasaran pada bao yang dengan otomatis menyelinap masuk ke dalam celah antara pot bunga dan juga sofa loby lantai empat. Dengan penasaran pria tampan sekaligus cantik itu mendekati tempat persembunyian bao dan menarik kulit leher bao dengan tangannya.

"tupai?" pria kelewat tampan hingga terlihat cantik itu mengernyit bingung dan makin bingung ketika hewan mungil itu menggeram padanya.

"peliharaan siapa?"

"mana ku tahu" jawab luhan acuh dan menyerahkan hewan itu pada chanyeol yang balas menatap hewan menggemaskan dengan bulu abu-abu dengan penuh minat dan berteriak keras saat hewan itu mencakar wajahnya dengan kuku-kuku tajamnya.

Luhan yang melihat kakaknya di serang tiba-tiba segera mengambil tupai itu dan memegangnya sejauh mungkin dari mereka. Bahaya jika tupai jantan itu kembali mengamuk. Di lantai empat pintu lift kembali terbuka dan pria tampan berwajah lempeng memasuki lift.

"kau datang?" Tanya chanyeol sedikit tak pecaya ketika melihat pria tampan bersurai hitam legam sewarna rambut luhan dengan penuh minat

"kris menyuruhku pulang" jawaban bernada acuh itu seketika membuat atmosfir memberat dan membuat bao menatap mereka bingung secara bergantian.

'lay, anak ke 10. Seorang flowerboy di kampusnya. Dan pria tampan bertubuh luar biasa tinggi yang tadi ku cakar anak ketiga, chanyeol. Playboy tak tahu diri yang justru bekerja sebagai host di salah satu host club terkenal korea. Dan yang memegangku ini Luhan. Mahasiswa tingkat empat yang juga merupakan atlet sepak bola. Pria luar biasa tampan dengan wajah sama luar biasa angkuh dan tak ramahnya. Xiu harus jauh-jauh darinya jika tak mau dibentak oleh luhan' racau bao kesal, seenaknya saja si luhan ini menyentuhnya sembarangan bahkan memperlakukannya dengan tak hormat begini

"hei… hewan ini sepertinya marah dengan kita?!" chanyeol melirik kedua adiknya yang nampak diam dan mendesah secara berlebihan melihat sikap tak peduli keduannya. Sedangkan bao mencicit berisik sembari berusaha mencakar-cakar tangan luhan

"bukannya kita semua memang wajib untuk dibenci" kalimat sedingin es itu membuat chanyeol menggaruk tengkuknya canggung. Ya, mereka semua memang berhak dibenci.

Benci saja wajah rupawan mereka ber tiga belas dan kekayaan yang mereka miliki. Dan sekarang mereka juga akan mendapat anggota baru yang sangat menggemaskan. Kurang apa lagi hidup mereka?. terdengar narsis memang tapi itulah kenyataannya. mereka memang hidup dengan bergelimangan harta dan di berkahi wajah rupawan bak dewa-dewa yunani kuno.

"hei, kalau aku tak salah dengar dia manis dan menggemaskan?!" Tanya chanyeol yang hanya dibalas kebisuan,"kalian ini menyebalkan sekali. Setidaknya jika kakak kalian berbicara itu dijawab" protes chanyeol tak terima dan meringis saat dua, oh tidak.. tiga pasang mata jika di tambah dengan bao menatapnya tajam. Bahkan bao telah siap untuk mencakar wajah chanyeol lagi jika saja lift lantai lima tak terbuka dan mereka semua keluar dari dalam lift.

"katakan pada kris aku akan bergenti pakaian dulu. Dan jangan lupa untuk meninggalkan bagianku untuk simanis"

'brengsek.. sialan.. kesini kau mesum…!" raung bao murka ketika chanyeol berlalu dari hadapan mereka. Raungan marahnya berhenti ketika radarnya menangkap keberadaan minseok di dekatnya

.

.

.

.

"my…my,..my… lihat siapa ini..?" suara bernada sing a song itu mengalihkan perhatian minseok dari kris yang nampak sibuk di dapur dan terkesiap pelan saat tiba-tiba saja seseorang mengecup pipinya."hai manis. Aku N. Kau bisa memanggilku kak N. Selamat datang…" dan kali ini pelukan yang minseok dapatkan bahkan tangan tak tahu diri itu sudah merambat kebokong kencangnya andai saja seseorang tidak memukul kepala N dengan keras

"kau, mesum tak tahu diri. Kau bisa membuatnya takut bodoh" tampan, hanya satu kata itu yang dapat minseok jabarkan untuk pria yang telah menyelamatkannya dari tangan-tangan nakal N.

"kau ini mengganggu saja Dodio" dan lagi-lagi geplakan sayang yang N dapatkan dari pria tampan bernama D.O itu.

'anak kelima dan keenam. Sejauh ini anak kelima tidak berbahaya Xiu' bao tiba-tiba saja sudah ada dipundak minseok dan menyalak galak pada N yang menatapnya bingung

"ia marah dengan ku?" Tanya N tanpa dosa dan di balas tawa oleh kris dari arah konter dapur

"sekali bodoh tetap saja bodoh" tukas luhan dingin dan membuat N melotot marah pada pria tampan yang menatap minseok dengan tatapan acuhnya.

Minseok merasa jika luhan tidak menyukainya. Lihat saja mata tajam yang menatapnya dengan tatapan menilai dan wajah sedingin es di Alaska itu. Pria itu bahkan membuang tatapannya ketika minseok menatap luhan dengan tatapan bingungnya. Apa kedatangannya menggangu luhan?

"nah seokie… mereka berempat itu kakak-kakakmu juga. Yang tadi memelukmu namanya N dan yang memukulnya tadi Kyungsoo tapi kau bisa memanggilnya D.O. mereka kembar (anggep aja muka mereka mirip)." Kris mendekati kumpulan kecil itu dan minseok menatap kedua pria tampan yang sekarang berdiri berdampingan. Yang satu berambut silver dan satunya berambut hitam legam. N nampak tersenyum mesum ke arah minseok yang meringis dan lagi-lagi bao yang menggeram marah ke arah N bahkan bersiap untuk menerjang pria dengan cengiran jahil di bibirnya itu.

"yang berambut hitam itu Lay dan si angkuh itu luhan. Mereka beberapa tahu lebih tua darimu." Minseok tersenyum manis ke arah dua pria tampan minim ekspresi itu dan keduanya hanya menatap minseok datar. Membuat minseok serba salah dan menggigit bibir bawahnya resah.

'kenapa mereka sombong sekali. Kau harus jauh-jauh dari mereka xiu' bao menatap sinis dua pria jangkung itu

"tapi mereka itu kakak ku bao" sanggah minseok dan membuat bao meracau tak jelas

'mereka berbahaya xiu. Lihat saja si mesum itu' bao menatap N dengan tatapan tajamnya

"ah ya, hampir lupa. Ini suho. Ia anak kedua dan ia seorang pengacara" seorang pria tampan berambut blonde tersenyum ramah pada minseok

"yata… ada ramai-ramai apa ini?" teriakan dari arah tangga lantai dua membuat semua mata teralih pada asal suara. Di sana, seorang pria berkulit tan eksotis berdiri menganga menatap minseok yang sama terkejutnya."kau!. mengapa kau di sini?" teriakan kaget di iringi derap langkah yang terhenti di depannya membuat minseok tergagap kaget. Terlebih lagi wajah si pendatang baru hanya berjarak beberapa cm dari wajahnya

"yayyaya.. menjauh darinya hitam" dengan tak berpri kehitaman N menarik kerah seragam Kai menjauh dari minseok

"dia saudara baru kita kai" ujar suho dan dibalas teriakan lagi oleh kai.

"apa-apaan!. Kenapa harus kau?" raung kai tak terima, telunjuknya terarah pada minseok yang nampak kebingungan dengan tanggapan berlebihan kai padanya

"kau berisik seperti biasanya hitam" dan satu lagi pria tampan muncul. Itu chanyeol yang sudah berganti dengan kemeja dan celana katun nyaman,"ah… halo adik manis. Aku kakak ketigamu. Chanyeol" dan kecupan selembut beledu minseok terima pada punggung tangannya.

"tunggu dulu. Menyingkirkau tak berguna" kai mendorong chanyeol menjauh dari minseok yang tergagap. Seratus persen tak menyangka akan menghadapi orang-orang aneh di sekitarnya ini

"kai.. halo.. mohon kerja samanya ya" sapa minseok ramah dan dibalas dengusan oleh kai

"dengar ya.. sampai kapanpun aku tak akan mengakuimu sebagai saudaraku" tegas kai dengan wajah keras menahan emosi

"KAI/KAKAK!" teriak tujuh orang secara bersamaan dan hanya ditanggapi kai dengan lengosan tak peduli yang membuat minseok tertawa gugup

"aku juga tak berharap ia menjadi adikku" dingin dan angkuh. Pria bernama luhan itu menatap minseok dangan tatapan tak berminat dan menghempaskan tubuhnya pada sofa

"jangan dengarkan mereka cantik. Mereka hanya belum terbiasa saja" chanyeol menyentuh ringan tangan minseok dan lagi-lagi menjerit sakit ketika bao menerjang wajahnya dengan kaki-kaki kecil tupai gemuk itu. Membuat kegaduhan sekarang terfokus pada tupai jantan minseok dan chanyeol. Melupakan sejenak keadaan canggung dan atmosfir tak nyaman di antara mereka.

Minseok melirik luhan yang memejamkan matanya dengan tatapan ragu. Entah mengapa ia merasa melakukan kesalahan kali ini. Dan pria mungil itu terkesiap pelan saat mata setajam elang luhan tiba-tiba terbuka dan menatap minseok dengan lekat. Menghantarkan sengatan menyenangkan pada diri minseok yang tiba-tiba merona dan seringai menawan yang seketika terbentuk pada bibir merah luhan membuat minseok makin merona.

Dengan cepat minseok mengalihkan tatapannya dari luhan dan bergabung dengan kekacauan yang baobao buat. Tanpa sadar jika mata tajam itu sedikit melembut melihat wajah panic minseok ketika menarik baobao dari wajah chanyeol. Terlebih lagi ketika minseok membungkuk berkali-kali meminta maaf pada chanyeol yang nyaris kehabisan nafas karena dibekap oleh tubuh gempal babobao.

"sepertinya ini akan menarik" seringai luhan makin melebar dengan mata menyorot tajam pada sosok mungil yang kembali dibuat kewalahan oleh saudara-saudaranya.

Bersiap-siaplah minseok karena mulai saat ini kehidupan mu tak akan pernah sama lagi sayang…

TBC/END?

huapa ini...? entah kenapa aku nggak cukup percaya diri dengan ff ini.

Lita eonni… aku nepatin janjiku ya… jadi kita nggak ada hutang ff lagi ni…^^

Semoga aja ff ini nggak jadi projek gagal aku lagi cs aku masih focus ama ff satunya yang udah hampir selesai.