To Understand One Another

Rated: T – M

Cast:

Kim Jongin

Do Kyungsoo

EXO member

Main Pairing: KaiSoo

Warning!

GS fanfiction.

Tidak suka dengan cerita GS? Tidak suka dengan pairingnya? Mohon untuk segera meninggalkan halaman ini.

Terimakasih,

Happy Reading^^

.

.

.

Namja itu melepaskan kacamata pelindung dan menyerahkan peralatan ski-nya kepada salah satu petugas.

"Jongin!"

"Kim Jongin!"

"Jongin-ah!"

Akhirnya namja tadi menoleh, menatap pemuda yang memanggilnya dari tadi.

"Hmm?"

"Kau ingat? Malam ini jadwalmu memberi mata kuliah di Kyung Hee."

"Malam? Bagaimana bisa?" Namja itu berjalan menuju ruang ganti, melepaskan sarung tangan serta jaket tebal milik pengelola ski lalu menggantinya dengan mantel biru tua panjang. Mengambil dompet dan kunci mobil yang ia letakkan didalam loker. Jongin terlihat mengecek beberapa email masuk diponselnya.

"Dosenmu dulu yang meminta. Kau tahu? Anak-anak yang kuliah malam itu kudengar adalah yang berbakat dibidangnya, apalagi ini sudah dipenghujung semester jadi beberapa motivasi kurasa cukup."

"Apa yang harus kulakukan? Ini pertama kali, Yeol."

"Yak! Aku ini hyungmu!" Sebuah pukulan mendarat dikepala Jongin.

"Appo! Hormati atasanmu sedikit tuan Park." Ucapnya mendengus. Usia Jongin dan Chanyeol berbeda dua tahun, tapi Jongin lebih suka memanggil hyungnya itu Chanyeol atau Yeol, karena sebenarnya Jongin dan Chanyeol masih satu keluarga. Mereka berdua juga selalu bersama sejak kecil. Jongin yang anak tunggal menganggap Chanyeol sebagai hyungnya, tetapi panggilan hyung itu sangat jarang Jongin lontarkan.

"Little bastard, cepatlah! Kau masih harus membaca rangkuman yang aku buat agar kau lancar saat memberi mata kuliah nanti, ah nanti juga ada sesi tanya jawab. Bagaimana bisa kau menghilang dari perusahaan dan bermain ski disini, benar-benar!"

"Aku kira kau tidak akan menemukanmu huh, dan ini pertama kalinya aku memberi mata kuliah! Bagaimana bisa?!"

"Salahkan otakmu itu Kim Jongin, wajah tampan dan otak cerdasmu itu terlalu sering muncul dikoran dan majalah. Wajar saja dosenmu dulu memintamu memberi beberapa kata untuk siswanya. Ayolah, kau bisa menaklukan kumpulan pria tua pemegang saham saat rapat tapi kau menyerah dengan kumpulan mahasiswa?" Mereka berjalan menuju mobil masing-masing, Jongin membuka pintu mobilnya tapi sebelum masuk Jongin sempat berkata pada Chanyeol.

"Aku memang tampan, tuan Park. Maaf jika kau merasa tersaingi." Yang kemudian dibalas tatapan mematikan dari namja bermarga Park tersebut.

.

.

.

"Tolong jaga sikap kalian selama acara ini berlangsung, jangan buat keributan dan cobalah untuk buat beberapa pertanyaan karena nanti akan ada sesi tanya jawab. Arraseo?."

"Ne!"

"Satu lagi, kalian pasti tahu dengan pembicara ini kan? Aku rasa seluruh gadis diruangan ini kenal dengan wajahnya. Karena itu, jangan sampai mata kuliah yang seharusnya menjadi tempat kalian menambah pelajaran malah kalian jadikan ajang menarik perhatian tuan Kim. Tolong diingat baik-baik!"

"Ne!"

Dosen tadi meninggalkan podium dan berjalan keluar ruangan untuk menjemput mantan anak didiknya yang akan memberi mata kuliah kali ini. Jongin tersenyum pada Prof. Kang –dosennya dulu- lalu memberi hormat.

Perbincangan kecil terjadi diluar ruangan diikuti beberapa canda tawa nonstalgia. Setelah beberapa menit, Prof. Kang, Jongin dan juga Chanyeol memasuki ruangan dan segera menuju podium. Riuh mulai terdengar, beberapa mahasiswi berteriak histeris karena Jongin yang selama ini mereka lihat dimedia cetak dan televisi kini secara langsung berdiri dihadapan mereka. Prof. Kang memberi sedikit kata sambutan, lalu mempersilahkan Jongin mengambil tempat.

Jongin memandangi seluruh mahasiswa dihadapannya, kurang lebih 40 orang hadir malam ini.

"Annyeonghaseyo, Kim Jongin imnida. Tapi kalian semua bisa memanggilku Kai." Ucapnya memperkenalkan diri dan membungkuk hormat yang kemudian diikuti riuh tepuk tangan dari seluruh orang diruangan tersebut.

Jongin memberi perkenalan singkat tentang dirinya, beberapa cerita semasa dia kuliah dulu dan bagaimana hubungan dekatnya dengan sang dosen yang masih terjalin sampai sekarang, lalu menceritakan bagaima ia bisa sampai diposisi presiden direktur di Kim. Corp. Semua mata diruangan itu memandang kagum.

Awalnya Jongin sedikit gugup karena takut hal yang dibahasnya ini mungkin akan membuat orang-orang bosan, tetapi semua orang terlihat antusias dengan pembahasan yang ia bawakan.

Kecuali satu, ketika matanya menangkap seseorang yang duduk di bangku paling atas ruangan. Gadis mungil yang wajahnya dipangku pada tangannnya yang diletak diatas meja. 'Tunggu, apa dia tidur?' Ucap Jongin dalam hati. Oh tidak, seseorang tampaknya bosan hingga tertidur ditengah-tengah antusiasnya mahasiswa lain.

"Baiklah, saatnya sesi tanya jawab. Yang ingin bertanya silahkan angkat tangan anda." Dan kemudian hampir seluruh mahasiswa kecuali gadis tadi- mengangkat tangan.

"Wow, ini diluar dugaan! Saya senang melihatnya." Jongin tersenyum lalu mengarahkan tangannya keseorang pemuda yang duduk dibarisan tengah.

"Jongi-"

"Kai, panggil saja Kai. Terdengar lebih bersahabat." Kekehnya kecil diikuti tawa yang lain.

Sesi tanya jawab itu berlangsung seru. Cukup banyak namja yang bertanya tentang rahasia sukses Jongin sekarang, bagaimana dirinya mengelola perusahaan besar tersebut, jabatan presdir yang ia dapatkan dalam kurun waktu 3 tahun serta pertanyaan konyol dari para yeoja seperti rahasia bagaimana Jongin melakukan perawatan pada kulit wajahnya, apakah Jongin memakai parfum keluaran Burberry, atau pertanyaan yang sering dilontarkan awak media tentang apakah dirinya dekat dengan seseorang atau sedang berkencan saat ini.

Disela-sela sesi tanya jawab tersebut terkadang Jongin melirik gadis yang tertidur tadi. 'Bagaimana bisa dia tidur padahal ruangan ini cukup berisik.' Jongin hanya tersenyum tipis kemudian beralih memilih mahasiswa lain yang sudah mengangkat tangan untuk kembali bertanya. Tiba-tiba sebuah ide muncul, sepertinya sedikit bermain-main tidak ada salahnya.

"Anda, yang sedang menunduk kearah meja. Halo." Semua mata mengikuti arah tangan Jongin yang menunjuk seseorang dibangku atas. Gadis yang dimaksud tidak mengindahkan panggilannya, masih dengan posisi yang sama.

"Permisi, anda mendengarkanku?." Jongin masih memanggil gadis tersebut, 'Setidaknya dia harus bangun, memerhatikan dan menghormati seseorang yang sedang memberi mata kuliah bukanlah hal yang sullit dilakukan.' Batin Jongin. Terlihat teman dari gadis itu mulai menyikut lengannya, berusaha membangunkan temannya yang sedari tadi menjadi pusat perhatian seluruh ruangan.

"Kyung, bangun!" Bisiknya masih berusaha membangunkan gadis tersebut.

"Demi Neptunus di bawah laut, cepatlah bangun! Astaga semua orang memperhatikanmu Do Kyungsoo!" Bisik gadis tadi lebih keras.

Kyungsoo mulai terbangun, mengucek matanya pelan dan melepas headset yang dari tadi ia pakai.

"Wae?" Tanyanya kemudian menopang dagunya ditangan yang ia letakkan diatas meja.

"Astaga! Lihat ke podium itu sekarang! Kim Jongin memanggilmu dari tadi!" Baekhyun –gadis yang membangunkan Kyungsoo- mulai tidak sabar melihat teman disebelahnya. Baekhyun tersenyum kikuk melihat teman-temannya yang memerhatikan mereka.

"Anda ingin bertanya? Tinggal 15 menit lagi sebelum saya menutup mata kuliah ini dan kemudian anda bisa melanjutkan tidur tadi." Jongin masih memerhatikan gadis itu. Kyungsoo langsung menegapkan posisi duduknya dan memperbaiki letak kacamatanya, menahan malu karena ketahuan tertidur ditengah-tengah acara.

"A-aku...changkaman." Kyungsoo membalik-balik buku catatannya. Mencari sesuatu agar bisa dijadikan pertanyaan. Jongin tersenyum kecil melihat gadis itu panik.

"Hmm, bagaimana bisa anda meraih kesuksesan diusi-"

"Diusia muda? Pertanyaan itu sudah ditanyakan diawal." Kyungsoo mematung, wajahnya mulai pucat. Gugup dan menahan malu ketika pertanyaan yang ia tanyakan tadi ternyata sudah terlontar.

"Ka-kalau begitu, apakah sulit mengelola perus-"

"Tingkat kesulitan? Tidak ada, saya selalu merencanakan apa yang akan saya lakukan sebelum mengambil tindakan. Maaf, bukankah pertanyaan ini juga sudah saya jawab tadi? Siapa tadi yang bertanya?." Seorang siswa mengangkat tangannya saat Jongin mencari-cari pemilik pertanyaan tadi. 'Ini menyenangkan.' Ucap Jongin dalam hati.

"Kalau begitu-" Kyungsoo terlihat kesal dengan 'permainan' yang orang itu lakukan. "Apakah anda gila kekuasaan? Maksudku mengatur semua orang yang berada disekitar anda. Anda pasti tahu bahwa seseorang yang memiliki kekuasaan tinggi biasanya mengatur-atur semua hal disekitarnya. Did you?." 'Tap! Silahkan jawab pertanyaan itu, dasar menyebalkan.'

"Aku mengontrol semuanya, dari hal terkecil sampai terbesar. Anda benar nona-" Jongin mendelik kearah Kyungsoo, menunggu jawaban gadis itu tetapi Kyungsoo tetap diam.

"Do! Namanya Do Kyungsoo." Jawab mahasiswa lain memberi bantuan yang dibalas kedipan oleh Jongin.

"Nona Do. Baiklah, anda benar. Intinya saya memegang kekuasaan penuh terhadap orang disekitar saya. Saya tidak ingin ada cacat dalam bekerja." Jongin menatap gadis itu, mengetukkan jari-jarinya dimeja podium, menunggu kalimat yang akan keluar dari bibir gadis itu.

"Perfectionist, kesempurnaan tanpa cacat. Jadi anda tipikal orang seperti itu." Balas Kyungsoo yang masih kesal karena Jongin yang tadi secara tidak langsung mempermalukannya.

"Ya, dan saya tidak pernah mendapatkan kecacatan apapun selama saya bisa mengontrol semua."

"Tapi tidak ada yang sempurna dihidup seseorang."

"Maksud anda? Maaf, tapi saya selalu merencanakan segala sesuatu agar tidak ada kesalahan." Jawab Jongin yang mulai hanyut dalam pesona gadis itu. 'Membalas permainanku? Baiklah.'

"Bagaimana dengan kehidupan pribadi, mungkin anda bisa mengontrol perusahaan sebesar Kim. Corp tapi untuk urusan pribadi pasti ada campur tangan tuhan didalamnya. Dan saya pikir hidup anda belum sesempurna itu." Senyum kemenangan muncul disudut bibir Kyungsoo, merasa menang karena sosok pria dipodium itu terlihat mencari jawaban yang pas. 'Teruslah berpikir, 2 menit lagi dan ini akan berakhir.'

Jongin masih berkutat mencari jawaban, gadis ini sangat pintar mencari celah pikirnya. Jongin menopanng tubuh dengan meletakkan kedua tangannya dipinggir podium, bersiap menjawab. "Mungkin anda tidak tahu, tapi untuk urusan pribadi saya tidak terlalu memikirkannya karena-"

"Maaf menyela, tapi ini sudah tepat 15 menit, tuan Kim." Seluruh ruangan tampak terkejut dengan keberanian Kyungsoo menyela pembicaraan Jongin. Namja itu memperhatikan arlojinya.

"No problem, saya suka dengan orang yang selalu memerhatikan waktu. Anda sangat teliti nona Do, time is money." Jongin terseyum manis, memerhatikan Kyungsoo yang melepas kacamatanya dan meletakkannya diatas meja.

"Baiklah, terimakasih karena sudah mengundang saya untuk memberi mata kuliah malam ini. Senang bisa berkumpul dengan anda semua dan saya harap kita bisa bertemu lain kali. Tolong hati-hati diperjalanan pulang karena cuaca malam ini sangat dingin. Kamsahamnida."

Jongin membungkuk hormat kepada semua orang diruangan. Tepuk tangan terdengar diikuti mahasiswa yang mulai meninggalkan ruangan. Jongin diberi ucapan selamat oleh beberapa dosen yang hadir, sedikit bercengkrama dan kemudian para dosen meninggalkannya menuju ruangan lain.

"Wow, itu dia si gadis pemberani." Ucap Chanyeol yang berdiri disebelah Jongin saat menuruni podium. Jongin mengalihkan pandangannya, melihat Kyungsoo yang menuruni tangga tempat duduknya dan berbicara dengan temannya tadi. 'Manis juga.' Batin Jongin saat melihat Kyungsoo lebih dekat. Ketika mereka hampir berpapasan, Kyungsoo terlihat memakaikan salah satu headset ditelinganya dan menekan sebuah lagu. Kyungsoo yang tidak memerhatikan Jongin dibelakangnya hanya fokus dengan ponsel, sedangkan Jongin yang lebih tinggi dari Kyungsoo terlihat mengintip dari bahu gadis tersebut.

"Got me good? Cody? Seleramu tidak buruk." Kyungsoo memalingkan wajahya, menatap Jongin yang baru ia sadari ternyata berdiri dibelakangnya. Kyungsoo hanya menatapnya sebentar lalu melanjutkan jalannya keluar menuju pintu keluar masih diikuti Jongin dibelakangnya.

"Kukira kau seperti gadis lain yang menyukai boyband negeri sendiri, seperti EXO mungkin." Jongin masih mengikuti Kyungsoo. Entah kenapa Jongin tertarik dengan gadis didepannya ini, sejak tadi pandangan Jongin tidak lepas memperhatikan gerak-gerik gadis itu.

"Aku sering mendengar got me good diradio, setidaknya anak itu bernyanyi dengan baik. Tapi kurasa lagu itu—"

"Kenapa anda mengikutiku?" Kyungsoo membalikkan badan menghadap Jongin. Jongin yang terkejut segera menghentikan langkahnya sebelum menabrak Kyungsoo. Tatapan sinis gadis itu tajam memerhatikan namja dihadapannya.

"Tidak perlu seformal itu, pertemuan kita tadi sudah berakhir." Tidak ada jawaban dari Kyungsoo, raut wajahnya terlihat kesal. Chanyeol dan Baekhyun yang sedaritadi berjalan disamping Kyungsoo dan Jongin juga diam. Memilih untuk melanjutkan jalan masing-masing.

"Kyung, sepertinya oppa ku sudah di depan, aku duluan oke?" Kyungsoo mengangguk tapi tatapannya tidak lepas dari Jongin.

"Aku mau mengambil mobil, kutunggu kau didepan." Chanyeol meninggalkan Kyungsoo dan Jongin yang masih diam, tidak ingin ikut campur dengan urusan mereka.

"Kau pulang sendiri?" Kyungsoo masih diam, dia masih kesal dengan perbuatan namja tadi saat diruangan dan kini namja itu mengikutinya entah untuk apa.

"Butuh tumpangan? Tidak baik seorang gadis pulang sendiri malam hari. Kajja, aku dan Chanyeol akan mengantar—"

"Tidak, terimakasih. Berhenti membuatku kesal dan aku bisa pulang sendiri. Permisi, tuan Kim." Kyungsoo membungkuk hormat lalu mulai berjalan tapi mendadak tangannya ditarik oleh Jongin.

Mata mereka kembali bertemu. Jongin memperhatikan wajah dihadapannya. Matanya lebih besar daripada orang kebanyakan meskipun pandangan mereka terhalang kacamata yang Kyungsoo kenakan tadi, hidung mancung, kulit putih dan jangan lupakan bibir berbentuk hati. Oh, Kim Jongin baru sadar ternyata gadis ini memiliki paras cantik.

"Maaf, tapi aku tidak pernah mendengar penolakan."

.

.

.

"Cause I'm

So tired of the same things

I'ma need something new in my life, yeah

So tired of the same old games

Yeah it's time I started feeling right

Cause you, got me good girl"

-Got me good by Cody Simpson-

.

.

.

TBC

A/N:

Gimana? Adakah yang berminat untuk lanjut? :D

Thanks buat Kimikimjae yang udah mau ngeditin ff aku ini! :p

Ff ini terinspirasi dari film "Fifty Shades of Grey" dan berbagai sumber lain, tapi tidak sepenuhnya mengambil alur film karena aku juga melakukan perubahan. Kritik dan saran sangat dibutuhkan, so i'll wait for the reviews! Pyong! *kiss*