Fic baru lagi! XD *plak!*

Well, aku dari dulu pengen banget bikin special fic buat OTP favoritku yang cute dan bikin greget ini! Akhirnya aku bisa publish fic ini sekarang setelah lama 'bergulat' dengan otak untuk ini! \^^/

Happy Reading! :D


Disclaimer: This fic is mine, okay? :D

Warning: Shonen-ai, OOC, Teacher!AU (problem?), banyak cross, dll.


Prolog: The Begin of Problem


Awalnya mereka hanya berteman saja, tapi kadang hubungan mereka bisa lebih dari itu. Karena suatu alasan, mereka pun menjalani hubungan seperti sepasang kekasih.

Salah satu dari mereka sangat ceria, tapi juga agak pervert. Tidak heran kalau kau bisa menemukan setumpuk majalah playboy di sudut kamarnya. Dia juga suka dengan hal yang berbau militer, jadi berwaspadalah jika sebuah tank raksasa dengan dirinya di atas tank itu menghampirimu atau kau bisa digilas dengan benda itu.

Sementara yang satu lagi agak dingin dan cuek. Dia tidak pernah mengakui seseorang yang menganggap dirinya sebagai kakak kandungnya, sekalipun dibayar dengan sebungkus makanan kesukaannya. Burung peliharaannya memang imut, tapi suara dan lagaknya yang kayak Mafia membuatnya sering tidak tahan dengan hal itu.

Awalnya hubungan mereka berjalan baik, sampai sebuah kesalahpahaman nyaris merusak hubungan mereka.

Kejadiannya berawal saat penghuni ruang guru di NNG sedang bersantai karena sudah jam pulang para siswa. Mereka menjalani kegiatan masing-masing.

Awalnya suasana di sana masih normal, sampai seorang pria berjepit tak sengaja meminum sebotol ale di meja seseorang karena mengira itu air putih. Dengan sok tau dan tanpa banyak bertanya, dia langsung menenggaknya nyaris sebotol penuh. Alhasil, kejadian 'epic' di ruang guru pun tak dapat dihindari.

"Kas! Kayaknya lu mabuk, deh! Mendingan lu ke Klinik aja, deh!"

"Tidak bisa, sayang! Aku butuh kamu! Biarkan aku mencintaimu, ya!"

"Astaganaga! Mabuknya udah 'epic' banget, sumpah!"

"Siapapun cepat panggil ambulans!"

"PENTUNGAN MANA PENTUNGAN?!"

"Buat apaan?"

"BUAT NANGKAP MALING, YA BUAT GEBUKIN DIA LHA!"

Siapa yang menduga kalau seorang Lukas Bondevik ternyata bisa mabuk dengan 'epic'-nya. Wajahnya udah merah banget dan ngomongnya ngaco abis, bahkan seorang Mathias Køhler sampai jijik to the max saat berada di dekatnya.

"O-oy, siapapun! Cepetan cari cara buat gebukin Norge, takutnya dia nge-rape salah satu dari kita!"

Usul Mathias memang cukup beralasan mengingat Lukas bisa saja melakukan sesuatu di luar dugaan kalau sedang mabuk.

"Bener juga, sih! Tapi pake apaan?" tanya seorang pria berambut hitam tipis.

"Apa aja kek yang ada, Ndre! Sapu kek, buku kek, sepatu kek, atau apapun itu! Yang penting gebukin dia aja!" balas Mathias kagak sabaran.

"Mathias! Sejak kapan lu pengen banget gebukin Lukas?"

"Heh, lu kagak tau aja Norge tuh kalau mabuk kayak gimana! Gue kasih tau, ya! Dia nyaris membunuh gue pake gunting jahitnya Fin pas mabuk bulan lalu!"

"Lu kate dia tuh Kayo Sudou di lagu 'Tailorshop at Enbizaka', apa?!"

BRAK!

"Heh, kenapa malah bahas begituan?! Si Lukas-nya gimana?!"

Suasana pun kembali hening setelah seorang pria berambut coklat bedstyle (yang diketahui bernama Gerrard) membentak seisi ruangan sambil menggebrak meja dengan kesal karena topik pembahasan yang melenceng jauh dari masalah mereka sekarang.

"Sepertinya Gerrard-san benar juga, Makkun, Andre-san! Kalau begini terus, nanti akan ada kor-"

"GYAAAAAAAAAA!"

Perkataan seorang Tokugawa Ieyasu terpotong oleh suara teriakan yang menggema di seluruh ruangan. Mereka pun langsung menengok ke arah sumber suara dan mendapati Lukas sedang memeluk seorang pemuda berambut silver di pojok ruangan. Alhasil, mereka hanya bisa jawdrop berjamaah dam langsung menjerit panik.

"ASTAGA KAMBING! NORGE, ICE!"

"KAMI-SAMA! STEILSSON-SAN!"

"YA TUHAN!"

"DEMI HOLY BOMB DI MULUT NIGHT STALKER, LUKAS! LU APAIN SI EMIL?!"

Lukas dengan beringasan menjilati wajah pemuda bernama Emil itu dengan penuh nafsu, sementara sang korban penjilatan berusaha melepaskan diri dari sosok (bukan) kakaknya tersebut.

"NORE! LEPASIN GUE DAN JANGAN JILAT GUE! JIJIK BANGET, TAU KAGAK?!" bentak Emil emosi.

Tapi tetap saja, Lukas bukannya berhenti malah terus menjilatinya sampai akhirnya...

Chuu~

Acara cium bibir ala Incest pun berhasil dilakukan dengan sukses-nya oleh Lukas. Emil langsung shock seketika dan yang terjadi selanjutnya adalah...

"TIDAAAAAAAAAAAAAAAAK!" jerit pemuda itu histeris.

Alhasil, Mathias terpaksa melakukan tindakan nekat. Dia memukul belakang kepala Lukas dengan gagang kapaknya sampai pingsan.

"Cih! Dette er meget ubelejligt (Ini sangat merepotkan)!" gumam pria jabrik itu.

"Apa Bondevik-san baik-baik saja?"

"Seharusnya! Sebaiknya kita bawa saja dia ke Klinik!"

Tanpa mereka sadari, seorang pemuda berambut merah melihat adegan ciuman itu. Dia pun langsung kabur dari depan ruang guru dan bertemu dengan seorang pemuda berambut pirang panjang.

"Oy, Lance! Lu kenapa?" tanya pemuda itu yang tak sengaja melihat temannya berjalan dari ruang guru dengan tampang sedih.

Alih-alih dijawab, pemuda bernama Lance itu hanya bisa diam sambil menggelengkan kepalanya. Matanya yang coklat kemerahan seperti ingin mengeluarkan air mata kapan saja.

"Hey, jawablah! Jangan sedih begitu!" Pemuda itu mengguncangkan badan Lance dengan wajah panik.

"A-ku tidak apa-apa, Matt!"

"TAMPANG SEDIH KAYAK GITU LU MASIH BILANG KAGAK APA-APA?! PASTI ADA YANG APA-APAIN LU! AYO KATAKAN SIAPA ORANGNYA, BIAR GUE LABRAK SEKALIAN!" bentak pemuda (yang diketahui bernama Matt Roszak) itu emosi.

Sepertinya dia mengidap sebuah sindrom bernama 'Best Friend Complex'! Yah, itu gejala dimana seseorang terlalu overprotektif terhadap teman baiknya! Bisa dibilang, sedikit lebih buruk dari 'Big Brother Complex' yang diidap Lukas! Serius, deh! -_-V

"Su-dah-lah! Ja-ngan mem-bentak Emil-"

Belum selesai dengan kalimatnya, Lance udah pingsan duluan karena sesak nafas akibat apa yang dilihatnya barusan. Matt dengan sigap berhasil menangkap tubuhnya sebelum jatuh ke lantai.

"Kayaknya gue mesti labrak si Emil, nih!" gumam Matt sambil menggotong Lance dan membawanya ke ruang guru.


Sementara itu...

"Ugh!"

"Udah bangun? Baguslah!"

"Ini dimana, Anko?"

"Klinik, Norge! Tadi kau mabuk dan aku menggebukmu sampai pingsan! Oh, iya! Mendingan kau minta maaf sama Ice, deh!"

"Memangnya kenapa?"

"Tanya aja orangnya!"

Baiklah! Bisa ditebak kalau orang yang melakukan percakapan di atas adalah Lukas dan Mathias!

"Heh! Lu kagak nyadar, ya?! Tadi lu sempat nyium gue dan-"

"EMILKITA STEILSSON! TANGGUNG JAWAB LU! LU APAIN LANCE SAMPE NANGIS, HAH?!"

Bentakan Emil terpotong oleh suara teriakan yang menggelegar di luar Klinik. Dia terkejut saat mendapati Gerrard dan Andre berusaha menahan pintu depan dengan tubuh mereka agar tidak didobrak seseorang.

"Apa maksudnya barusan?" tanya Lukas bingung karena dari awal sama sekali kagak ngudeng dengan keadaan di sekitarnya sekarang.

Hey, dia kan baru bangun karena mabuk! Jadinya dia belum bisa memahami situasi dan kondisi di sini!

"Ternyata Ransu-kun tidak sengaja melihat ciuman tadi dan Roszak-san salah paham dengan itu! Dia sekarang berada di depan Klinik bersama lima cowok Elgang untuk bersiap membantai Steilsson-san!" jelas Ieyasu miris.

"Mampus!" gumam Mathias dan Emil bersamaan.

Itulah awal kesalahpahaman yang nyaris merusak hubungan kedua sejoli yang dimaksud!


To Be Continue...


Nyesek banget mikirin genre yang pas buat fic ini! Can someone help me please? \T-T/

Yah, aku sering membayangkan hubungan mereka yang rada-rada sedih tapi keren! Yah, memang susah sih! Tapi aku senang aja bikin ini! :D

Review! :D