DISCLAIMER :

Semua karakter yang digunakan adalah milik Masashi Kisimoto (karakter Naruto) dan Ichiei Ishibumi (karakter high school DxD) kesamaan dalam unsur cerita adalah suatu kebetulan. Isi fic ini tidak bermaksud menyinggung pihak manapun

RATING : M

GENRE : hurt / comfort , supernatural

AUTHOR : RyuzakiMisaki (last_lotus)

Lite Lust

Act I

Prolog

Konoha's Deep

Suara musik terdengar keras bahkan dari luar. Sebuah bangunan megah di bawah tanah. Well dalam artian bahasa dan istilah bangunan ini adalah sarang yakuza di bawah permukaan tanah. Masuk dalam bangunan itu, nampak berjajar dengan anggun sebuah meja judi yang sarat akan pemainnya. Di sudut ruangan banyak pria menenggak alkohol dan estasi lengkap dengan wanita penghibur di samping mereka.

'Tempat ini membuatku muak', pikir remaja pirang dengan wajah datar. Tampak menggenggam ponsel tangan kanannya. Jas hitamnya nampak rapi, memberi kesan matang untuk ukuran mafia cilik.

Tak ada yang sadar, bahwa remaja ini adalah seorang intel kepolisian yang sedang menyamar. Remaja itu berjalan mendekati bartender kemudian berbisik pelan.

"Susu putih murni!", gumamnya, Ia meletakkan beberapa koin dan mengamati sekelilingnya.

Datang menghampirinya seorang pria paruh baya, "Hanya susu eh?", ucapnya.

Tanpa menoleh remaja tadi meminum pesanannya. "Aku temukan mereka ketua." , bisik remaja pirang itu. Nyaris tak terdengar oleh siapapun kecuali lawan bicaranya.

Dengan seringaian tipis pria itu berkata, "Dari sini kami yang urus, sampai berjumpa di kantor."

Remaja itu beranjak pergi dari tempatnya dan berjalan santai keluar meninggalkan ponselnya pada pria tadi.

Chapter I

Kepolisian konoha distrik 34

"semua bersulang untuk keberhasilan kita semalam!", nampak pria berambut putih mengangkat cangkirnya meminta perhatian kolega dan rekan kerjanya.

"Aye!", semuanya mengangkat cangkir dan bersulang.

Suasana sangat penuh kebanggaan ketika mereka dapat menumpas salah satu bandit bawah tanah yang menjadi buron selama dua dekade terakhir. Maklum, distrik kepolisian ini termasuk kecil dan tidak terurus dari pusat. Wajar apabila prestasi ini menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan mereka.

"Uzumaki-San, ada yang ingin bertemu denganmu.", bisik seorang staf kepada remaja pirang yang sedang menjadi heboh kunci keberhasilan misi semalam.

"Baiklah, suruh dia menunggu sampai pidato tuan Jiraya selesai!", balasnya.

"Maaf, kami takut beliau tidak dapat menunggu", staf itu menundukkan kepala.

"Aku tetap pada pendirianku, apabila Ia keberatan maka Ia tidak tau cara menghormati orang lain.", dengan nada datar remaja itu berucap.

Ia tidak tau apabila yang ingin menemuinya adalah komandan pusat langsung, baginya menghormati pidato atasannya lebih penting. Staf tadi berlalu dan hendak memberi tau tamunya. Namun tak disangka tamu itu yang datang menghampiri mereka.

"Uzumaki Naruto, detektif muda yang sedikit arogan.", ucap pria paruh baya yang kita ketahui adalah komandan tertinggi kepolisian konoha. Ucapannya ditengah-tengah berlangsungnya pesta sukses menyedot perhatian seluruh isi ruangan. Semuanya terperanjat, berdiri kemudian memberikan hormat dengan membungkukkan badan.

Jiraya sebagai komandan distrik ini langsung datang menyambutnya dengan wajah dingin, 'hilang lagi anggotaku yang berbakat', pikirnya.

"Danzo-Sama, apa yang membawa anda datang kemari", ucap Jiraya.

"Langsung saja, Aku membutuhkan anak ini!", Danzo berujar sambil diliriknya remaja pirang di sampingnya.

Semuanya masih dalam keterkejutannya. Uzumaki Naruto, bocah baru kemarin sore, dilirik oleh markas pusat. Well pemikiran mereka tidak sepenuhnya salah, dalam tugasnya Naruto baru bergabung empat bulan lalu, kinerjanya datar-datar saja. Hanya karena kasus ini kah namanya mencuat sampai markas pusat?

"Perintahku bersifat mutlak, kemasi barangmu Naruto!", ucap Danzo. Ia kemudian duduk di samping Naruto yang masih bingung.

"Jiraya-San, lanjutkan acaranya!", ucap Danzo ringan.

Adalah Uzumaki Naruto, remaja berusia enam belas tahun yang bertugas sebagai intel pada sebuah distrik di pinggir kota konoha. Usianya yang sangat belia tidak sebanding dengan cara berpikirnya. Bila ada yang bertanya bagaimana remaja berusia belia dapat masuk dalam kepolisian. Well tanyakan pada surat rekomendasi dari pihak Naruto. Ayahnya adalah seorang hakim, Minato memberikan surat rekomendasi pada kepolisian. Pada dasarnya surat itu bertujuan agar Naruto dapat melihat kepolisian dari jarak yang lebih dekat atau secara langsung. Namun Jiraya, Ia melihat potensi bahwa Naruto adalah bibit unggul yang harus disemai. Dari itulah Ia menjadikannya salah seorang anggota tak resmi.

Namun sepertinya upaya Jiraya untuk mendidik Naruto agar menjadi calon polisi harus kandas. "Uzumaki Naruto, kemasi barangmu!", ucap Danzo dingin.

Naruto yang kebingungan menatap Jiraya, "Jii-San?"

"Hm, nampaknya kau dipromosikan Naruto!", Jiraya dengan nada ceria menjawab bingung Naruto.

"Ne?", Naruto bergumam sambil mengangkat alis kanannya.

"Ini surat tugasmu, Uzumaki-Kun.", Danzo menyerahkan amplop coklat pada Naruto. Amplop dengan segel konoha itu nampak menjadi pusat perhatian seluruh peserta pesta. Semua kembali berdiri dan memberi applaus pada Naruto dan surat tugasnya.

"Kini kau resmi menjadi bagian dari kepolisian!", Danzo berkata dengan lantang dan memberi sedikit hormat pada Naruto.

Dengan sedikit kaku Naruto membalas formatnya. Mulutnya membuka namun tak dapat berkata apa-apa. Baginya mendapat surat tugas secara langsung dari komandan pusat merupakan suatu kehormatan besar. Dengan senyum Naruto menyusun kata, "Suatu kehormatan bagi saya Danzo-Sama!"

Semua kembali duduk dan melanjutkan pesta itu. Jiraya naik ke podium kecil dan memberi pidato singkat. Isi pidatonya hanya berkaitan dengan keberhasilan misi semalam, sedikit pun tidak menyinggung Danzo dan perekrutan Naruto.

Lorong distrik 34

Beberapa palang tanda ruangan Naruto lewati. Malam hampir larut ketika Naruto membawa kopernya keluar dari kamarnya. Dengan tegap Ia berjalan menuju pintu utama distrik 34.

Naruto P.O.V

Kupikir Aku akan merindukan tempat ini hehehe. Senyum tak dapat kutahan. Mulai detik ini aku akan memulai kehidupan baruku sebagai detektif profesional.

Berjalan meninggalkan kantor ini aku disambut mobil hitam mewah. Pintunya terbuka seolah menyambutku tunggu, itu memang untukku. Bodohnya aku.

Masuk kedalam mobil dan segera melaju, aku melihat arloji yang menujukkan pukul setengah duabelas malam. Terdapat empat orang dalam mobil ini, Supir dengan tato taring lambang klan Inuzuka, tuan Danzo, Aku, dan terakhir, well aku tak tau siapa orang bertopeng yang duduk disampingku ini.

Tak aneh memang, pengawal para petinggi biasanya menggunakan topeng khas berwajah binatang. Aku tak mau mengambil pusing tentang hal ini. Kuambil kembali surat tugasku, dapat aku rasakan tuan Danzo melirikku.

"Kau boleh membukanya Uzumaki-San!", Ia berujar. Matanya terpejam tampak memikirkan sesuatu.

Aku hanya mengangguk dan mulai membaca lembaran-lembaran yang terdapat dalam surat ini.

End of Naruto P.O.V

Tak perlu waktu lama untuk sampai pada pusat konoha dengan jalan yang lengang.

Komando pusat konoha

Tempat yang cukup megah. Sangat malah, sebuah kantor polisi lengkap dengan perbandingan cukup kontras dengan distrik 34. Pintu utamanya dijaga oleh dua polisi berseragam lengkap. Beberapa menit setelah rombongan Danzo tiba. Naruto nampak mengekor pada Danzo berjalan memasuki lobi tempat itu.

"Untuk hari ini cukup Uzumaki-Kun, beristirahatlah!", ucap Danzo. "besok adalah hari yang berat untukmu, Lee akan membantumu." ,tambahnya.

'Hari yang berat eh?', pikir Naruto. Lamunannya buyar ketika seorang pemuda menepuk bahunya. Dengan isyarat tangan pemuda itu menyuruh Naruto mengikutinya.

"Namaku Lee! Akan kutunjukkan ruanganmu!", pemuda dengan rambut seperti mangkuk terbalik berjalan meninggalkan Naruto. Seragam hijau nyentrik senada dengan tingkahnya yang berapi-api. Terlalu bersemangat hingga Naruto harus agak berlari untuk mengejarnya.

Malam berlalu dengan cepat, mentari bersinar menembus jendela ruangan Naruto. Waktu menunjukkan pukul setengah delapan dan Naruto sudah tidak berada di ruangannya.

Ruangan Danzo

"Uzumaki-San, langsung saja pada pokok pembicaraan."

Nampak Danzo sedang duduk berhadapan dengan Naruto. Ia mengangkat dokumen dan meletakkannya di atas meja. Beberapa foto berserakan keluar dari dokumen itu. Naruto mengamati satu persatu foto itu. Sebuah bangunan sekolah? Kelas? Naruto mengangkat alis kirinya.

"Melihat potensimu, kami berharap kau dapat menyelesaikan misi ini dengan baik!", Danzo melanjutkan dengan sesekali menghirup aroma kopinya. "Kau akan mengawasi adanya potensi perdagangan anak oleh para Yakuza.", "Mereka mengincar anak sekolah, aku takut salah satu dari mereka menyamar menjadi siswa." Lanjutnya.

Danzo kembali menyodorkan beberapa foto. Kali ini foto siswa. Sasori, Hidan, Shion tiga nama itulah yang tertera pada kolom nama pada tiap foto. "Kami menaruh curiga pada tiga orang ini, cari bukti otentik pada mereka!"

"Namun hal ini tidak menutup kemungkinan adanya terduga lain!", Danzo berkata dengan tegas sebelum akhirnya menutup perbincangan dengan membelakangi Naruto.

End of Chapter I

Author Note :

Ya kira-kira sampai sini dulu fic ini, akan di update secepatnya dan secara rutin. Aku harap kalian suka dan paham dengan bahasa yang mungkin berbelit-belit untuk pertanyaan silahkan lewat kolom review. Saran kritik dan flame juga boleh. O Iyya kelanjutan dari fic ini juga tergantung dari kalian jadi mohon dukungannya.