SAD

Cast :

Kim Jongin "Kai" as Namja

Do Kyungsoo as Yeoja

Xi Luhan as Yeoja

Oh Sehun as Namja

Wu Fan "Kris" as Namja

Hwang Zi Tao as Yeoja

Kim Joonmyeon " Suho" as Namja

Zhang Yi Xing "Lay" as Yeoja

And Other

Genre :

Romances, Hurt, Drama, and Brother Hood

Warning :

GS, Inspiration from Maroon 5's song "Sad". A man upset with his own life, where his can't getting what he needs!. Sadly, poor, and horrible.

Sad

Man, it's been a long day

Struck thinking 'bout it driving on the freeway

Wondering if I really tried evertything I could..

Not knowing if I should try a little harder

Oh! But I'm scared to death..

That there may not be another one like this

And I confess..

that I'm only holding on by thin thin thread

I'm kicking the curb cause you never heard the words that you needed

so bad..

And I'm kicking the dirt cause I never gave you!

The things that you needed to have

I'm so sad, saaaad…

Man, it's been a long night

Just sitting here, trying not look back!

Still looking at the road,

We never drove on

And wondering it the one I chose..

was the right one

Oh! But I'm scared to death..

That there may not be another one like this

And I confess..

That I'm only holding on by thin thin thread

###

Kai + Kyungsoo

^^9

1

2

3

GO!

Part One

Dentang suara lonceng menggaung dari sebuah rumah ibadah umat kristiani dipinggiran Myeong-dong. Seluruh jemaat yang telah siap melangkah masuk. Mengisi penuh seluruh kursi kayu panjang yang berderet rapi didalam gereja tersebut; kecil, tidak terlalu besar dan mewah. Tapi, sederhana dan menenangkan berada didalamnya. Gereja dengan langit-langit yang dibangun dengan atap tinggi.

Ada yang tidak bisa dilupakan, para jemaat yang hadir mereka memakai pakaian yang bisa dikatakan cukup formal dan sedikit glamour untuk ukuran orang yang akan pergi berdoa pada Tuhan. Mereka pada hari Sabtu pagi yang cerah ini, tidak hanya sekedar datang untuk bertemu dengan Tuhan mereka. Tapi, mereka adalah tamu undangan untuk sebuah pernikahan. Sebuah pemberkatan akan terlaksana disana!.

Semuanya di dekor serba putih, red karpet sudah digelar dari awal pintu masuk gerja hingga menuju altar. Beberapa vas berisi bunga segar sudah terpanjang dibeberapa sudut gereja dan altar. Semua orang memasang wajah ceria penuh kebahagiaan untuk calon suami isteri baru tersebut. Keadaan mulai agak riuh, semua berbisik penasaran dengan pengantin yeoja dan namja. Dan pemberkatannya.

Seorang pendeta dengan pakaian khasnya sudah berdiri dibalik podium kecil yang ada diatas altar dengan diapit sepasang namja kecil yang berpakaian yang tidak jauh berbeda dari pendeta tersebut. Keduanya membawa cawan perak berisi air dan semangkuk kecil yang berisi roti tipis berwarna putih berbentuk lingkaran kecil-kecil. dan seorang namja tampan dengan kulit putihnya yang seperti seorang bayi.

Dengan tuxedo khasnya seorang pengantin pria; jas hitam berbahan wool asli dengan kerah shiler mengkilapnya dari satin berwarna putih, vest putih senada dengan shirt putihnya, dasi kupu-kupu hitam sudah melingkar sempurna dikerah kemejanya, dan celana pantalon hitam yang body fit dikaki jenjangnya, kedua tangannya sudah terbungkus oleh sarung tangan putih, dan yang tidak bisa dipisahkan adalah corsage yang sudah menempel indah di dada kirinya – mawar putih dengan lavender ungu yang dijalin bersama baby breath-. Rambut blondienya yang agak pucat tersisir klimis dan formal kebelakang, Nampak mengkipal rapi dan berwibawa. Dua kata untuknya, tampan dan sempurna. Tak bisa disangkal beberapa tamu yeoja dan beberapa ahjummah memuji dan terpesona dengan si calon pengantin namja tersebut dan sesekali mencuri firlting dengan namja muda itu.

Namja itu berdiri dengan ekspresi panik dan gugup, ia telihat meremas kedua lengannya sendiri dan sesekali ia menghembuskan nafas dari mulutnya. Ini pertama untuknya, dan berharap ini yang terakhir. Dia akan menjadi nahkoda untuk kehidupan barunya setelah pemberkatan ini selesai.

Rasa nerveous itu semakin melingkupi tubuhnya, ia sesekali menatap panik kearah pintu ganda kayu gereja yang masih tertutup rapat. Ia mencoba menenangkan dirinya sendiri, ia bergerak resah dipinggir altar.

" Dari pintu itu akan masuk yeoja yang sangat kau cintai berjalan dengan digandeng oleh calon mertuamu.. dan menyerahkan lengan puterinya kepadamu, mempercayakan anaknya pada namja sepertiku," batinnya sambil menatap gelisah pintu ganda itu. " Dan iringi para noonadeul itu sebagai bridesmaid," sambungnya membatin.

" Huft…~~! Kau pasti bisa Oh Sehun! Fighting..," ucapnya pada diri sendiri.

Beberapa pasang mata menatapnya jengah dan bosan pada namja satu itu. " Yak.. yak! Sehunnie.. bisakah kau tenang?!," tegur seorang namja jangkung dengan wajah seperti bocah.

" Ba-bagaimana aku bisa tenang Chanyeol Hyung!? Ini.. ini hari yang paling membahagiakan untukku..," bela namja itu Sehun. Tidak bisa dipungkiri ekspresi gugup itu terpampang jelas diwajahnya.

Namja bernama Chanyeol itu hanya menggeleng pasrah pada namsaengnya itu. " Pemberkatannya masih akan 30 menit lagi, kau duduklah dulu. Tunggu perintah selanjutnya dari pihak W.O!," sambung namja lainnya yang berpakaian sama dengan Chanyeol; suit hitam yang body fit di tubuh jangkung keduanya yang tegap, dan dasi panjang berwarna hitam, serta corsage yang tersemat didada kiri mereka masing-masing, berbeda dengan milik Sehun ; dua batang lavender ungu dengan kepala teddy bear, terlihat sangat manis dan lucu disaat bersamaan.

" Mwo!? Ini pernikahanku Kris Ge.. masa aku harus diatur oleh mereka ( W.O )," rutuknya tidak terima. Kris namja jangkung berambut agak panjang dan blondie itu hanya mendesah pasrah dengan sikap Sehun.

" Untuk apa kau memakai W.O kalau kau tidak mau diatur, haah?!," balas Chanyeol mewakili Kris.

Sehun langsung terlihat salah tingkah, ia melupakan alasasan pertama mengapa ia memilih memakai W.O. Agar eommanya dan calon ibu mertuanya itu tidak kelelahan dan terlalu dipusingkan oleh ritual dan aturan – aturan dalam pernikahan. Ini adalah pernikahn pertama dari kedua belah pihak, keluarga Oh dan Xi. Sehun adalah anak bungsu dari Oh Kyuhyun dan Oh Sungmin, dia rela melangkahi sang Noona; Oh Baekhyun. Dan Xi Luhan, yeoja peranakan china dan korea ini anak pertama dari Xi Zhoumi dan Xi Henly. Yeoja manis ini memiliki yeosaeng bernama Xi Zi Tao atau biasa disapa Tao.

Sehun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia cengengesan tanpa dosa mengingat alasannya. " Mian.. aku lupa Hyungdeul! Maklum rasa gugup ini menguasai pikiranku.. hehehe," elaknya.

Kris dan Chanyeol hanya menggeleng pasrah dengan sikap Sehun. Hingga Sehun tersentak kecil saat mengamati Kris dan Chanyeol dari atas hingga bawah yang sudah siap dengan pakaian best mansnya.

" Chakkaman!," sergahnya pada Chanyeol dan Kris. Dahinya berkerut bingung, ia segera mencari sesuatu di saku celana pantalon hitamnya.

" Waeyo?," tegur Chanyeol yang peka dengan perubahan sikap Sehun.

" Hyung..! dimana tiga best mens-ku yang lain, haah?!," tanya Sehun agak tidak sabaran, ia menatap kesekeliling gereja mencari 3 sosok bestmens lainnya.

"Mwo!?," beo Chanyeol. Ia malah balik menatap Kris, dan namja jangkung asal Kanada itu menggendikkan bahunya tidak tahu.

" Eodiga.. si Kim bersaudara itu? Suho Hyung.. Jongdae Hyung.. dan Kai!?," tuntut Sehun pada Chanyeol dan Kris.

" Ah.. kau lupa? sikap pemalas Jongin? Mereka berdua pasti sedang bersusah payah membangunkan si kkamjong itu! Dia tidak bisa bangun pagi, kan?," Kris memberikan hipotesanya. " Yak! Duizhang.. sebelum kau berpendapat, berkacalah pada dirimu! Memang kau sendiri gampang apa bangun? Ah.. Heenim Ahjummah saja setengah mati membangunkanmu tadi pagi!," tegur Chanyeol, karena jadi dia yang terkena imbasnya. Jadi, harus ikut membangunkan si naga ini dari tidurnya yang teramat pulas.

" Kau juga hampir membuatku telat," rutuk Chanyeol lagi sebal. " jinjjaaa.. waeyo? Aku harus memiliki chingudeul yang susah sekali bangun pagi, haah..," sungut Sehun sebal. " Hyung.. bisakah kau menghubungi mereka? Sebentar lagi akan dimulai.. ottokhae?," pinta Sehun pada Chanyeol dan Kris.

Keduanya mengangguk dan segera melenggang pergi keluar gereja meninggalkan Sehun lewat pintu belakang dengan telephone genggam yang sudah menempel ditelinga masing-masing. Sehun menatap cemas punggung-punggung tegap twin towers tersebut. " Semoga saja mereka tidak terlambat," cicitnya penuh harap.

Sebuah tangan dengan lembut menepuk bahu Sehun, reflek namja itu menoleh. Ia segera mendapati sang eomma; Sungmin tengah tersenyum bahagia dengan mata foxynya yang masih indah dengan berbinar.

" Eomma..," ucap Sehun yang langsung mengajak Sungmin duduk disebuah bangku kayu panjang disisi altar. " Aku.. gugup," adunya pelan.

Senyuman dan tatapan eomma itu terlihat hangat dan teduh, dengan perlahan ia menggerakkan lengannya untuk membelai pipi tirus anaknya; Sehun. Dengan lembut dan penuh kasih. Sehun memejamkan matanya, mencoba menikmati sentuhan eomma yang mungkin tidak bisa ia rasakan setiap hari lagi.

" Gwaenchana! Kedua bestmens itu mereka kenapa?," tanya eomma menyadarkan Sehun, mata ibu dan anak itu langsung bertumbukkan. " Ah.. Hyungdeul.. aku suruh untuk menghubungi Joonmyeon Hyung, Jongdae Hyung, dan Kai! Aku belum melihat ketiganya. Arghhh! Awas saja bila mereka terlambat.. ah..," gerutu Sehun sebal pada ketiganya. Eomma hanya terkekeh renyah mendengarnya.

" Mereka pasti datang! Sehunnie.. kau harus percaya pada mereka, nde?! Mereka hyung-hyungmu, kan? Sahabatmu," bela Sungmin Eomma pada para chingudeul anaknya itu, yang sudah ia kenal dari bangku elementary school. " Eomma yakin mereka tidak akan mengecewakanmu," sambungnya.

" Eomma..," gumam Sehun dan tersirat ada nada manja didalamnya. Ia pasti akan merindukan kelembutan eomma, masakan, kebaikan, perhatian, sentuhan, aroma tubuh eomma, dan suara lembut Sungmin Eomma dipagi hari saat membangunkannya dari tidur. Pokoknya segala-galanya tentang yeoja dewasa ini, yeoja yang telah melahirkannya 24 tahun lalu ini.

Sehun melepaskan sentuhan eomma dari pipinya dan menggenggam lembut dan hangat lengan lentik yang mulai berkerut itu. Keduanya saling menyelami mata masing-masing, foxy indah Sungmin eomma sudah mulai berkaca-kaca.

" Kau.. kau sudah besar Sehun-ah! kau..," gumam eomma dengan suara yang mulai serak dan masih terdengar oleh Sehun.

" Eomma..," hanya kata itu yang bisa Sehun uacapkan, ia ingin sekali mendekap sang eomma kedalam pelukkannya. " Kau.. bahagia?," tanya eomma meyakinkan, walau Sungmin tahu bahwa anaknya itu sudah pasti tentu bahagia. Sehun mengangguk pasti dan tersenyum meyakinkan bahwa ia bahagia pada eomma.

" Sehun.. sekarang seorang pria! Bukan lagi anak laki-laki.. yang akan merengek dan bergelayut manja dilengan eomma untuk meminta sesuatu. Kau.. akan menjadi pemimpin untuk yeoja manis itu! Bahagiakan dia, nde.. juga dirimu," ucap eomma, yang tidak bisa lagi membendung air matanya. Dengan pelan air matanya menetes membasahi pipinya. Sehun terenyuh mendengarnya tanpa izin ia langsung menarik tubuh Sungmin eomma dalam tubuh tegapnya, dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher Sungmin eomma. Menghirup dalam-dalam wangi parfume Sungmin eomma, aroma khas milik yeoja 48 tahun itu. Seakan takut terlupakan olehnya.

Sungmin eomma menepuk-nepuk punggung Sehun, air matanya semakin tidak terkendali mengalir. " Eomma.. yaksokae! Aku akan membahagiakan Luhan Noona.. aku berjanji tidak akan membuatnya terluka dan bersedih, aku akan menjadi namja hebat dan kuat seperti Aboji! Tentunya dengan caraku.. hehehe," bisik Sehun pada Sungmin eomma diakhiri kekehan kecil. Perlakuan eomma saat ini, juga membuatnya ingin menangis. Tapi, Sehun menahannya.

Dan dapat Sehun rasakan eomma mengangguk dalam peluknya. " Awas saja kau sampai membuat Luhan terluka.. apalagi hingga pulang kerumah bumonimnya! Pintu rumah tertutup rapat untukmu Sehunnie..! hehe," ancam Sungmin tegas dengan nada bercanda.

Keduanya melepas pelukkan, Sehun tertawa kecil melihat wajah Sungmin yang memerah dan pipinya basah oleh airmata. " Eomma.. kau merusak riasanmu! Hihi," ujar Sehun membantu mengusap sisa airmata dipipi Sungmin eomma.

" Ah.. jeongmal?! Ah.. aigoo.. harus segera touch up," ujar Sungmin eomma terlihat panik, ia segera mencari-cari cluth hitamnya yang berisi tissue dan beberapa alat make-up. Tapi, sayang ia telah menitipkannya pada sang nampyeon.

Sehun tersenyum lebar melihat tingkah eomma yang masih terlihat menggemaskan diusianya yang tidak lagi muda apalagi saat panik. "' Aigoo.. tasnya ada di Abojimu," keluh Sungmin eomma.

" Sehun-ah.. sudah! Nanti sarung tanganmu jadi kotor. Biar eomma lakukan sendiri," cegah Sungmin eomma menjauhkan lengan Sehun dari wajahnya. " Minta tolonglah pada Baekhyun Noona.. jangan sampai Aboji melihat eomma menangis, nanti aku yang kena marah. Acara belum mulai.. eomma sudah menangis!," Sehun mencoba mencari sosok Abojinya yang duduk dideretan paling depan, namja berwibawa yang mewarisi kulit pucat padanya.

Namja yang masih tampan diumurnya yang baru 46 tahun dengan suit serba hitam dan dasi kupu-kupu hitam dan corsage yang sama didada kirinya, dengan rambut dark brownnya yang sudah agak memutih dibuat sama dengan style hair do Sehun, hanya saja namja dewasa itu memakai kacamata berframe cokelat. Tengah bercakap seru dengan teman-teman namjanya yang sudah sangat Sehun kenal. Dan Abojinya itu menamakannya dengan Kyu-Line. Yang katanya sudah terbentuk sejak kuliah dulu. Changmin Ahjusshi, Minho Ahjusshi, dan Lee Jonghyun Ahjusshi. Sehun tersenyum kecil pada namja-namja tua itu.

" Cha.. eomma akan mencari Noona! Walau.. pasti dia akan sangat bawel pada eomma karena membuat riasan eomma sendiri berantakan," ujar Sungmin menegur lamunan Sehun yang tengah menatap abojinya.

" Eomma.. kalian juga harus bahagia, nde! Dan juga sehat..," pesan Sehun menatap memelas pada sang Eomma. Dahi Sungmin eomma berkerut bingung hingga kembali normal, beliau mengangguk dan tersenyum. " Kami bahagia.. sejak memiliki noona-mu dan kau," jawab Sungmin eomma singkat sambil merapikan corsage dan dasi kupu-kupu Sehun yang sebenarnya sudah rapi.

" Aku.. serius eomma!," tegas Sehun kurang suka dengan jawaban Sungmin eomma. " Kau mau kebahagian seperti apa yang melingkupi eomma dan aboji?," tanya Sungmin eomma ingin tahu.

Sehun sedikit bingung dan speechless. Sungmin terkekeh melihatnya, " Melihat kau bahagia dengan.. aku berdiri disana," tunjuk eomma kearah altar. " Dan melihat Baekhyun Noonamu menggapai apa yang dianggapnya cita-cita dan kebahagiaanya.. itu sudah cukup bagi kami, Sehun-ah! mungkin kau harus menanyakannya pada Abojimu juga!," pesan Eomma, beliau langsung berdiri diikuti Sehun dan menatap lekat-lekat Sehun dari atas sampai bawah dengan penuh bangga.

" Eomma.. mencari noona-mu dulu! Tenangkan dirimu.. relaks saja, para bestmans itu pasti datang walau sedikit terlambat, semua akan baik-baik saja," eomma segera melangkah meninggalkan Sehun, genggaman keduanya pun lepas, Sehun memandangi punggung kecil eomma dengan teduh.

" Jangan lupa tanyakan juga pada Abojimu.. tentang kebahagian yang ia inginkan!" pesan eomma sebelum benar-benar menjauh dari Sehun. Namja itu mengangguk dan tersenyum, " Pasti! Aku akan menanyakannya," gumamnya pelan dan langsung melempar pandangan pada sang Aboji disisi lain gereja tersebut yang masih terlihat bercengkrama dengan rekannya, dan dapat Sehun lihat sesekali namja yang sangat ia segani itu tertawa lebar.

Dan tiba-tiba sang Aboji menoleh kearah Sehun yang tengah menatapnya penuh arti, Aboji reflek tersenyum kearah putera satu-satunya itu yang akan mengikuti jejaknya sebagai kepala keluarga. Sehun mengangguk dan tersenyum sekilas pada Kyuhyun, dan Kyuhyun Aboji kembali fokus bercengkrama dengan para rekannya yang beliau sebut Kyu-Line

Kita tinggalkan sejenak kebahagian ini. Kebahagian yang ternyata menyakitkan bagi seseorang, menerima kenyataan kebahagian tersebut dengan kepala tegak. Menerima kekalahan telak yang tidak mungkin akan berubah dan berpihak padanya, ikhlas dengan istilah cinta tidak harus memiliki, aku akan bahagia bila dia bahagia, dan istilah-istilah kuno lainnya yang menggambarkan sebuah kepatah hatian dan kekecawaan atas sesuatu yang disebut cinta.

Dimana cintamu bertepuk sebelah tangan, tidak terbalaskan seperti yang diharapkan, dan hal lainnya yang membuat kau keluar bukan sebagai pemenang, melainkan sebagai pecundang. Ada hati lain yang tersakiti oleh pernikahan itu.

Dan berusaha terlihat baik-baik saja. Memasang senyum tapi dalam hati ia merutuki dirinya sebagai seorang pengecut, sandiwara pun siap dimainkan setiap hari dengan skrip baru yang ia tuliskan sendiri. Berusaha untuk tidak melukai dirinya sendiri lebih dalam. Harga diri, itulah harga matinya.

Jangan lupakan Tuhan! Tuhan ada dibalik semuanya, Dia tidak akan meninggalkan hamba-Nya, Dia mendengarkan doa, tangis, penderitaan, dan jerit kesulitan hamba-Nya. Dan dia selalu memiliki rahasia. Rencana-rencana indah bagi hamba-Nya, yang tidak pernah terduga. Tuhan mendengar dan menyaksikan semuanya dari sisi lain dunia ini. Tetaplah percaya Pada-Nya wahai umat yang terluka.

TBC

How?

Don't Forget Reviews!?

xoxo,

GreenteaLatte16