Disclaimer : Naruto_Masashi Kishimoto

Disclaimer : THE MUMMY_ Dhiya Chan

Genre : Romance, Humor, Conflik, FriendShip

Pair : Naruto Uzumaki & Sasuke Uchiha

Warning : Gaje, parah, ga nyambung, jelek, abal, de el el


.

.

Konoha (Lembah Akhir). Pukul 12.45

"Naruto! Istirahat lah sejenak. Kita bisa melanjutkannya lagi setelah makan siang!" seru seorang pria berambut perak gaya Spike menjulang keatas.

"Apa?!" si rambut pirang yang dipanggil Naruto itu mendongkakkan kepalanya ke arah atas lubang yang sedang digalinya. Tanganya yang sempat terhenti menggali lubang itu dengan linggis kembali dilanjutkannya. "Kalau bicara yang jelas dong ,Kakashi sensei"

Kakashi hanya menggelang kepalanya pelan, dia tahu maksud Naruto sebenarnya berbicara seperti itu. Ya tidak lain tidak bukan adalah dia menyindir gaya kharismatiknya (Kata Kakashi sih =_=") memakai penutup mulut seperti ninja-ninja di Anime Naruto. Wajar saja sih Kakashi memakai masker seperti ini, sekarang kan sedang musim panas, melakukan penggalian seperti ini pastinya membuat banyak debu berterbangan di sekitar mereka. Kan tidak baik untuk kesehatan juga, lagi pula action ini malah semakin menambah ketampanannya. Lihat saja gadis-gadis disekitar distrik situs penggalian yang sedang mereka jalankan, setiap detik setiap menit. Ada-ada saja kerlingan nakal dari mata mereka melihat ketampanan Kakashi. Bagi mereka, Kakashi sangat menawan dan terkesan emmm…. Misterius!

Kakashi berjalan kearah tempat yang sedang digali Naruto, "Ayo istirahat saja, penggaliannya kita lanjutkan lagi. Sakura mungkin sudah menyiapkan makan siang untuk kita. Ayo cepat, nanti dia marah kalau kita terlambat makan siang"

"Ummm… N-Nanti saja, hosh-hosh. Aku akan menyusul kalian nanti. Ini adalah penemuan paling besar dalam sejarah. Tidak mungkin aku melewatkan nya begitu saja sensei. Jika kita berhasil menemukan mahkam sang Raja Iblis paling lagenda ini, penemuan Mummy mesir, Mummy Raja Qing di China, pasti kalah telak. Dan aku yakin, ini akan jadi penemuan paling fenomenal sepanjang 10 tahun terakhir ini, hehehe. Sudah jangan mengganggu ku, aku ingin melanjutkan penggalian lagi" Naruto menggerakan tangan kanannya pada Kakashi seperti gerakan mengusir anak ayam. Kakashi hanya menghela nafasnya berat. Ia tahu murid nya ini sangat keras kepala dari semua murid yang ia temui sepanjang ia menjadi dosen Arkeolog di Universitas Tokyo. Jika Naruto sudah terfokus akan suatu hal, kau mau teriak, kau mau melemparinya batu, bahkan kau mau menakuti-nakutinya tentang cerita hantu, Naruto tidak akan gentar! Malah semakin gigih mendalami apa yang sedang ia minati tersebut. "Ya sudah kalau kau masih ingin menggali, tapi ingat kau harus istirahat sejenak, jangan lupa makan," Kakashi melanjutkan kembali langkah kakinya kearah tenda yang berdiri sekitar 10 meter dari situs penggalian. Dari arah tenda, tampak Neji berlari-lari kecil sembari memegang i-pad di tangannya.

"Dimana Naruto, Kakashi sensei?" tanyanya pada Kakashi. "Masih disana. Memangnya kenapa?" Kakashi menatap bingung laki-laki berambut panjang dikuncir satu itu, dan i-pad yang ada ditangannya secara bergantian.

"Orang tuanya, menghubungi Naruto. Mereka ingin video call dengan Naruto. Terima kasih sensei" Neji pun berlari kearah lubang yang sedang digali Naruto. Kakashi hanya mengendikkan bahunya singkat dan berjalan kembali kearah tenda.

"Naruto!" teriaknya dengan suara ultrasonic super. Naruto hanya terpenjat kaget dengan linggis menacap erat secara sembarangan dari tempat yang sedang ia gali. "Gyaaa! Neji apa yang kau lakukan pada calon artefak ku! Kalau sampai retak, ku habisi kau jadi kulit sapi!"

"Ck! Kenapa kau marah-marah. Ini!" Neji melempar i-pad tanpa aba-aba pada Naruto yang belum siap menangkap benda setipis kulit pizza itu. "A-Apa yang kau lakukan!" teriaknya sweatdrop dengan i-pad meloncat-loncat di kedua tangannya.

Bukannya menjawab, Neji malah dengan santainya melenggang pergi dengan anggunnya meninggalkan Naruto yang sudah mengumpat kekiri dan kekanan melihat tingkah temannya itu. "Naruto…"

"Ekh!" merasa tak asing dengan suara yang berasal dari i-pad tersebut, Naruto langsung menyeringai senang saat melihat layar di i-pad tersebut terpampang wajah perempuan berambut merah dan laki-laki berambut pirang yang sedang duduk disofa rumahnya. "KAA-SAN~~, TOU-SAN~~" teriaknya gaje.

Orang tua Naruto hanya terkikik kecil melihat putra semata wayangnya loncat-loncat kegirangan seperti anak kecil habis dibeli balon. "Aku merindukan kalian! Bagaimana kabar kalian? Sehat ? Dan Kaa-san sendiri tidak menangis lagi kan karna terlalu rindu padaku, hehehe" Naruto mengerling jahil pada ibunya yang cemberut total mendengar ledekan anaknya.

"Kau ini! Hehehe, kami sehat. Kabar mu sendiri bagaimana?"

"Aku? Tidak lihat ya, anakmu yang tampan ini sehat bugar seperti ini, Kaa-san. Lihat otot-ototku sekarang (Naruto berpose seperti Ade Ray pada kedua orangtuanya) sudah lebih mirib Oji-san hentai itu, kan?"

"Apa yang kau maksud Oji-san hentai, hah!" pria berambut putih langsung menerjang kedua orang tua Naruto dari arah belakang sofa menuju kelayar i-pad sehingga kutil yang berteger jelas di hidungnya tampak jelas dilayar i-pad.

"Tou-san, aku masih ingin berbicara dengan Naruto!" pria berambut pirang senada dengan Naruto merebut paksa i-pad yang ada ditangan pria berambut putih itu.

"Tunggu dulu Minato, aku ingin memarahi bocah nakal tidak tahu sopan santun itu! Hey Naruto, kapan kau kembali ke kerumah, hah? Aku ingin mengenalkanmu pada gadis cantik yang baru ku kenal tadi malam di bar pinggir stasiun!"

"Wah~~, Oji-san dapat calon nenek baru untukku ya? Berapa umur nya? Kalau masih dibawah 20 tahun sebaiknya untukku saja"

"Enak saja! Dia sangat cocok untukku loh~~, umurnya masih muda. 35 tahun! Badannya tinggi, kulitnya putih sehalus sutra, dan yang paling penting ukuran dada dan pantatnya itu. Benar-benar mon-…" belum sempat kakek berambut putih itu berbicara lebih jauh dengan Naruto, Kushina langsung menerjang pria itu hingga tubuhnya terpental entah kemana. Naruto dan Minato hanya bisa sweatdrop melihat keganasaan wanita berambut merah itu.

"Hehehe, N-Naruto kau belum makan kan? Ku dengar dari Sakura kau belum makan, ayo cepat sebaiknya makan. Jika kau tidak makan, Kaa-san tidak akan mengirimkan lagi paket mie ramen special untukmu minggu depan! Mengerti ?! S-sudah ya selamat berkerja. Nanti kami akan menelfonmu lagi, bye Naruto!"

Tut! Naruto hanya tersenyum tipis mendengar kegaduhan yang dilakukan orang tuanya juga kakeknya tercinta. Sudah lama sekali Naruto tidak bertemu dengan mereka. Saat tahu di Universitasnya menuntut ilmu akan mengadakan ekpedisi untuk pencarian mahkam lagenda. Naruto yang mengambil jurusan arkeolog langsung melesat meninggalkan kota kelahirannya Konoha Gakure menuju tempat yang diperkirakan bersemayam sejarah kuno yang sampai sekarang tidak diketahui kebenaran ceritanya ada atau tidak. Naruto yang hanya mendengar gadis besar ceritanya, di situs yang mereka gali ini merupakan sebuah kerajaan kuno yang berdiri sangat megah, bahkan kemegahannya saja melebihi piramida di mesir! Semangat Naruto seketika langsung membubung tinggi. Wajar saja Naruto sangat semangat sekali saat mengetahui kalau ada kerajaan besar yang tersimpan di Negara tercintanya yaitu jepang, dia akan sangat bangga sekali bisa memperlihatkan pada dunia bahwa di negaranya juga ada warisan kuno suci seperti yang mereka miliki! Tidak hanya dia saja yang akan bangga, orang tuanya, dan juga masyarakat jepang, pastinya juga akan sangat bangga.

Bukan hanya itu saja faktor yang mebuat Naruto berkerja keras untuk membongkar sejarah kuno itu. Tapi yang menjadi permasalahannya sekarang, situs penggalian yang sedang mereka jalani ini terancam akan ditarik oleh orang-orang pemerintahan yang membiayai biaya segala keperluan mereka selama masa penggalian. Masalahnya sih karna dalam masa tujuh bulan mereka menggali ditempat ini, satu artefak berharga pun tidak jua mereka dapatkan. Jangankan mendapat mahkam berharga, mendapat satu buah piring atau guci yang tertanam didalam tanah yang mereka gali tak berhasil mereka dapatkan. Mana ada sih orang yang mau membiayai keperluan mereka kalau mereka sendiri tidak mendapatkan apa-apa dari hasil yang mereka biayai itu. Bukannya kebanggaan yang akan Naruto dapatkan saat kembali kerumah kedua orangtuanya, malah capek dan letih disetiap persendian ototnya. Tentunya Naruto tak menginginkan hal itu sampai terjadi!

Mengingat kata orang tua di pikirannya, Naruto yang semula sedang asyik berkutat dengan pikirannya sendiri berinisiatif ingin keluar dari lubang penggalian menuju tenda. Untuk apa Naruto pergi kesana? Tentu saja untuk mengisi perutnya. Naruto tidak ingin ramen spesial Ichiraku yang terkenal kelezatannya seantero Konoha tidak dikirimkan oleh sang ibu jika ia telat makan. Kalau Naruto harus memilih menggali situs atau kehilangan kuah ramen menyentuh rongga mulutnya, lebih baik Naruto memilih makan sejenak dari pada kehilangan kelezatan ramen itu sementara keadaannya tidak memungkin kan untuk bolak-balik ke Konoha hanya untuk makan ramen saja kalau sang ibu tak mau mengirimkannya lagi.

"Ahh~, dasar Sakura. Selalu saja mengadu pada Kaa-san jika aku telat makan" Naruto pun segera bersiap-siap berangkat akan menuju ketenda dengan mencabut linggis yang masih menancap sembarangan ditempatnya menggali. Melihat hasil kerjanya yang berantakan karna ulah teman bermata putihnya seperti orang kekuarangan vitamin a, membuat Naruto mengumpat kesal. 'Fuck kau Neji!' batinnya sembari mencabut linggis tak berdosa itu.

'KRAK!'

Bunyi retakan terdengar jelas saat Naruto mencabut linggis yang masih menancap erat di tanah liat berwarna merah kekuningan itu. 'Kok bunyinya seperti itu sih?' batinnya merasa sangat aneh dengan suara yang malah lebih mirib seperti bunyi pergesekan benda yang pecah daripada bunyi tanah yang biasanya ia dengar. Tak ingin terlalu terlarut dalam kebingungan melanda dirinya, Naruto mencabut paksa linggis yang masih tertancam sangat dalam itu. 'Kenapa sangat susah sekali?! Apa tersangkut?' Naruto berusaha dengan segenap jiwa raga ingin segera melepaskan linggis laknat itu dari tanah yang minta ampun kerasnya. Berbagai aksi mencabut paksa linggis itu telah ia lakoni dari mulai gaya belakang, depan, samping, bahkan kaki jenjangnya ikut andil dalam pencabutan linggis menguras tenaga itu.

'GEDEBUK!'

"Aduhh~" keluh Naruto mengelus-ngelus punggungnya yang terbentur dinding tanah. Sepertinya Naruto harus cepat-cepat mendapat perawatan untuk tulang rusuknya, mengingat bunyi yang dikeluarkan punggung nya cukup nyaring. Mata sapphire Naruto yang semula terpejam erat menahan sakit yang berdenyut di punggungnya langsung terbelalak lebar seketika saat kedua matanya terbuka dengan sempurna. "KYAAAA! KAKASHI SENSEI!"

.

.


.

.

"Bersulang!" dari arah luar tenda didekat situs penggalian tampak sekumpulan orang-orang berkerumun membentuk suatu lingkaran dengan gelas ditenteng tinggi-tinggi hingga batas kepala mereka.

"Akhirnya, setelah kita menggali selama 7 bulan disini dengan segala daya upaya. Kita bisa juga pulang ke Konoha dengan membawa penemuan besar sepanjang sejarah 10 tahun ini. Mahkam sang Kaisar, berhasil kita temukan!" Kiba meneguk champagne digelasnya dengan buas hingga tersisa ¼.

"Awalnya aku sempat pesimis, sudah 7 bulan kita menggali disini, kenapa kita tidak mendapatkan satu artefak pun disini. Misalnya guci kek, kendi kek, atau piring kek. Kalau dalam waktu tujuh bulan ini kita tidak mendapatkan apapun, aku pikir berarti selama ini kita hanya menggali sesuatu yang tidak ada sama sekali" Neji menatap diam kobaran api unggun yang ada didepan matanya.

"Aku pikir juga begitu sebelumnya. Jika benar-benar situs yang sedang kita gali ini menyimpan suatu sejarah, kenapa kita sudah menggali sedalam 3 meter tidak mendapatkan apapun juga. Aku sudah sempat putus asa dan ingin pulang, tapi tanpa diduga disaat situs penggalian kita terancam akan ditutup , keajaiban datang juga ternyata" Tenten juga ikut menghentikan aksi minum-meminumnya.

"Heh! Mana mungkin kita salah menggali! Paman Obito sendiri yang bilang tempat yang kita gali ini merupakan kerajaan kuno yang menjadi lagenda di masa seribu tahun sebelum masehi."

'GUBRAK!'

"P-Paman?" Obito tampak shock dengan sebutan paman yang dilayangkan Naruto untuknya.

"Panggil dia sensei!" Kakashi langsung memukul kepala Naruto dengan kuatnya hingga terdengar bunyi 'BLETAK' tak terkira. Jangan heran Readres Naruto memanggil teman kecil sensei berambut putih mereka dengan sebutan 'Paman' seperti tidak sesuai dengan umurnya. Wajah sebelah kanannya saja mengerikan seperti pria berumur 85 tahun. Yaa, itulah resiko yang harus mereka dapatkan mencari situs-situs sejarah yang terkenal dengan jebakannya yang mematikan. Cacat fisik pun harus mereka terima, tapi untunglah nyawa mereka masih bisa diselamatkan sehingga masih bisa hidup sampai sekarang. Kakashi juga demikian, mungkin sifatnya yang tidak tenang sewaktu berekspedisi. Mata sebelah kirinya harus mendapat luka dengan gadis lurus seperti angka satu sepanjang 3cm. Seperti hal nya Obito, mata Kakashi tidak sampai menimbulkan kerusakan yang berarti hingga kebutaan pun tidak menyerang pemuda berkulit seputih susu itu. Tapi satu hal yang harus dihindari Kakashi, matanya tidak boleh terkena cahaya matahari secara langsung, jika terkena, dia harus merelakan matanya ditetesi berbagai macam obat yang sanggup membuat kerongkongannya pahit seperti minum obat anti malaria. Itulah yang membuat Kakashi harus menutup mata sebelah kirinya selama dalam melakukan penggalian.

"Uhuk! Tentu saja, ada Naruto! Tempat kita menggali ini berdiri suatu kerajaan yang sangat makmur dipimpin oleh seseorang yang sangat kejam! Sang kaisar tertidur didalamnya selama ribuan tahun memendam suatu rahasia yang harus kita ungkapkan kebenarannya pada dunia" Obito berdiri dari tempatnya duduk sambil menepuk dadanya bangga.

"Tapi apa benar cerita tentang Kaisar itu benar, Obito? Mungkin tempat yang kita gali ini hanya semacam kuil suci untuk orang-orang jaman dahulu melakukan ritual, bukannya mahkam sang kaisar. Bukankah kau sendiri yang bilang kalau itu hanya cerita dongeng pengantar tidur untuk anak kecil, hnn?"

"Ya itu sih hanya omongan asalku yang tidak terlalu mengerti cerita sebenarnya. Tapi yang harus kalian tahu, itu bukan cerita dongeng atau pun bualan untuk anak kecil yang susah tidur. Cerita itu memang diceritakan secara turun-temurun dari klan Uchiha sejak peristiwa itu terjadi sampai sekarang untuk menghormati leluhur kami yang sudah tenang dialam sana. Jadi sejarah keluarga kami tetap dikenang walaupun sudah berganti beberapa generasi"

"Apa benar sang Kaisar sangat kejam sewaktu beliau berkuasa dulu? Seperti apa sih kekejamannya sehingga ia dimahkamkan ditempat sulit seperti ini?" Hinata ikut bergabung dengan argumentasi itu.

"Beliau bukannya dimahkamkan ditempat sulit, tapi pemahkamannya memang benar-benar tidak ingin diketahui oleh banyak pihak, em.. E-Entahlah keberadaannya itu seperti ingin… dilenyapkan"

"Dilenyapkan?" alis Naruto menukik tajam. "Kenapa?"

"Itu karna… semasa hidupnya kaisar melakukan sesuatu jahat. Jadi keberadaannya ingin dilenyapkan oleh orang-orang jaman dahulu, dan tidak ingin sosok yang jahat itu ditemukan oleh orang yang jahat juga. Entahlah… aku jadi berpikiran mereka melakukan ini agar sesuatu buruk yang tidak diinginkan tidak akan terjadi oleh orang-orang yang ingin memanfaatkannya untuk berbuat jahat" Sakura memegang dagunya seperti sedang berfikir.

"Sejahat apa sih? Aku penasaran?" Naruto merapatkan kursinya lebih condong kedepan, ingin mendengar lebih jauh kisah sang kaisar yang terkenal kejam dijamannya itu.

"Hemm… Menurut cerita yang kudengar dari kakekku, dulu klan Uchiha memimpin suatu kerajaan yang sangat makmur dan sejahtera dibanding kerajaan yang lainnya. Bahkan kepemimpinan sang Raja dengan segala kebijaksanaannya sangat terkenal diseluruh dunia. Sang Raja yang bernama Fugaku Uchiha adalah seorang Raja yang tampan mempunyai permaisuri yang sangat cantik dan baik hati. Mereka sangat dipuja oleh rakyatnya, dan juga dicinta rakyatnya"

"Hoaamm~~, benar-benar seperti mendengar cerita dongeng" Naruto melebarkan mulutnya bosan mendengar cerita Obito seperti dongeng pengantar tidur malam mereka. 'BLETAK!' Sakura yang tidak berada jauh dari Naruto memukul kepalanya dengan kekuatan penuh. "Kau yang bertanya kenapa sekarang kau malah yang tidak mau mendengarkan sih!" hardiknya pada Naruto. Naruto hanya nyengir tak karuan sambil mengelus kepalanya pelan.

"Ckck. Dasar! Lalu malapateka pun mulai menimpa keluarga kerajaan itu. Setiap anggota kerajaan yang baru dilahirkan kedunia ini akan mendapat semacam doa atau mantra kebaikan dari para tetua penjaga mahkam kerajaan, mungkin karna mereka telah menyelami sisi kematian membuat mata batin mereka bisa melihat masa depan seseorang hanya melaui kilasan peristiwa saja. Dan putra kedua mereka yang baru lahir, ditakdirkan sebagai penerus kegelapan dari Raja iblis terdahulu bernama Madara Uchiha! Saat menginjak usia 17 tahun, sang putra kedua sudah menjadi raja menggantikan ayahnya loh. Kalian pasti bertanya-tanya kan kenapa diusia semuda itu dia telah berhasil menjadi raja?" Obito meneliti satu persatu orang-orang yang ada dihadapannya.

"Membunuh raja…"

"Tepat sekali Kurenai! Dengan membunuh raja yang masih berkuasa, ia bisa menjadi raja selanjutnya. Gelarnya sebagai putra mahkota dengan memperistri seorang putri cantik dari negeri sebrang semakin menguatkan posisinya untuk naik tahta. Kerajaan mereka saat dipimpian sang kaisar kejam benar-benar seperti dineraka! Para rakyat mengalami kelaparan sepanjang tahun, kekeringan dimana-mana, bantuan dari pihak kerajaan pun tidak ada yang mau membantu untuk meredam krisis itu. Malah harga bahan pokok yang masih ada di naikkan harganya menjadi 3 kali lipat dari harga semula, tentu saja hal ini membuat rakyat semakin menderita, korban pun banyak berjatuhan. Dan lebih yang mengagetkan lagi, para bangsawan yang masih satu keluarga dengan mereka dibabat habis oleh putra pertama karna terpengaruh sihir kegelapan yang dilancarkan si putra kedua untuk membuat jelek posisi kakaknya yang sangat berperan besar menggeser posisinya sebagai raja sewaktu-waktu. Jadilah sang putra pertama dihukum mati oleh putra kedua karna berita bohong yang dia buat itu. Orang-orang yang berada disekitarnya yang menentang kebijakkan pemerintahannya juga dihukum mati. Benar-benar kejamkan? Tapi masa pemerintahannya berakhir karna para rakyat yang melakukan kudeta dipimpian oleh salah seorang petinggi kerajaan menyapu habis orang-orang yang berkerja untuk sang kaisar dan juga sang istri yang menjadi permaisurinya. Sang istri yang konon sangat dicintainya dibunuh didepan kedua matanya untuk membalaskan dendam orang-orang yang mereka cintai dibunuh oleh sang kaisar dengan kejamnya. Lalu tak berapa lama, kaisar pun dibunuh sama kejamnya dengan kejahatan yang telah ia lakukan semasa hidupnya. Jadilah mayat sang kaisar dimahkamkan di suatu tempat yang tidak bisa ditemukan dengan mudah oleh orang-orang yang berniat jahat dengan memanfaatkannya kekuatannya" Obito menyudahi ceritanya.

"Lalu memangnya apa yang akan dia lakukan bila keberadaan nya sampai diketahui oleh orang-orang? Toh dia hanya seonggok tulang belulang tanpa nyawa"

Obito menatap lurus kearah Naruto dengan tajamnya, " 'Aku bersumpah jika aku bangkit dari kematian, aku akan membalas apa yang telah kalian lakukan padaku hingga tak tersisa satu keturunan pun dihidup kalian'. Entah apa maksud sang kaisar saat akan menutup usianya, dia malah berkata seperti itu. Itu masih tanda tanya dalam benakku saat mendengar kata-kata menyeramkan itu dari kakekku. Bulu kuduk ku saja langsung berdiri jika mengingat kata-kata seram itu. Lihat? Berdiri semuakan? (Obito memperlihatkan lengannya satu sepersatu pada orang-orang yang ada didekatnya) Mungkin mereka berfikiran sang kaisar akan benar-benar bangkit dari kematian untuk membalas penghianatan yang telah dilakukan oleh orang-orang itu, jadinya mereka menyembunyikan mahkam sang kaisar di tempat seperti ini dan menghapus semua jejak keberadaannya hingga dimasa yang akan datang orang-orang jadi berpikiran bahwa itu semua hanya dongeng belaka"

"Ck! Yang benar saja. Mana mungkin orang yang sudah dialam kematian bisa bangkit lagi. Konyol sekali pikiran mereka" Kiba bersungut-sungut sembari memberi makan Akamaru, anjing kesayangannya.

"Lalu Obito sensei. Kenapa kau bisa tahu mahkam ini yang bahkan tidak tertulis dalam sejarah detail nya ada dimana?" Lee menatap Obito penuh tanda tanya.

"Itu karna aku tidak sengaja melihat artefak kuno dikamar kakekku yang telah ku terjemahkan. Artefak yang berisi kebenaran mahkam sang kaisar berada. Dan tempatnya… ada dibawah didalam lubang itu" Obito menggerakkan dagunya kearah lubang yang digali Naruto tadi pagi. Kakashi hanya terdiam mendengar cerita dari Obito, entah kenapa saat mendengar cerita tentang Sang Kaisar. Perasaan pria berambut putih itu tampak gusar dan tidak tenang, seperti ada yang menganjal dan berat diulu hatinya. Tak ingin terlalu dilema dalam perasaan tak menentunya, Kakashi pun menoleh kearah pria yang ada disebelahnya.

"Asuma, bagaimana kelompok Shikamaru yang berada di suna? Apa mereka sudah mendapatkan sesuatu?"

Bukannya menjawab, sensei yang memiliki jenggot didagunya itu malah menghisap penuh rokok yang tersulut dimulutnya. "Fuh~, kau tidak perlu mengkhawatirkan mereka. Mereka sudah menemukan-nya. Besok mereka akan menuju kemari. Sebaiknya kita fokuskan apa yang sedang kita dapatkan disini"

"Heh! Cepat sekali gerakan mereka" Shino mendesis mendengar apa yang diucapkan guru yang hoby merokok itu.

Kakashi beranjak dari tempatnya duduk, "Begitu. Oke! Sebaiknya kita istirahat semuanya. Besok kita akan melakukan tugas besar. Kita harus mempersiapkan energy kita untuk membongkar mahkam sang kaisar yang ada dibawah. Mengerti?! Sekarang silahkan kalian pergi ketenda masing-masing. Oyasuminasai minna"

..


...

'BOMM!'

Asap pekat berwarna putih kehitaman tampak mengepul dari lubang penggalian yang sedang dikerjakan Naruto cs. Pasir-pasir yang berada disekitarnya tak ayal ikut berterbangan terkena hembusan angin kuat yang berpusat dari arah lubang setelah bunyi ledakan dahsyat itu.

"Sudah ku bilang padamu, jangan pakai bom. Mata ku jadi perih karna ulahmu, tau!" hardik pria bermasker hitam pada pria berambut seperti Bruce Lee dengan alis super tebal di atas matanya.

"Lebih cepat, lebih baik Kakashi! Kau tahukan orang-orang yang disana tidak sabar untuk melihat bangunan megah yang ada didalamnya itu" pria beralis tebal itu menunjuk jempolnya pada Naruto yang telah meloncat terlebih dahulu di tempat yang baru saja mereka ledakkan. Kakashi yang melihat hal itu langsung terlonjak kaget.

"Naruto!" teriaknya berlari kearah lubang bernasip naas itu.

"Sensei? Disini gelap sekali, bisa kalian berikan senter untukku? Aku tidak bisa melihat apa-apa" Naruto menolehkan kepalanya kekiri, kekanan, kebelakang dan kedepan melihat tempat yang ada disekelilingnya.

"Bodoh! Apa yang kau lakukan! T-Tunggu disitu! Jangan beranjak kemanapun. Kami akan mengambil tali untuk mengeluarkan mu dari tempat itu."

"Eh? Tali? Untuk apa. Kita kan sedang mencari mahkam lagenda itu, tempatnya ada disinikan? Untuk apa juga aku keluar kalau tujuan kita sebenarnya adalah masuk kedalam sini" Naruto mengabaikan raungan gurunya dan mulai beranjak dari tempatnya berdiri dengan menggunakan cahaya handphone fitur flip yang ada disaku belakangnya.

"N-Naruto! Ck! Kenapa bocah itu selalu saja merepotkan orang lain. Guy! Berikan aku senter. Aku akan masuk kedalam" Kakashi segera meloncat kedalam lubang untuk menyusul Naruto.

"OKe!" Guy melempar senter kedalam lubang dan ikut meloncat seperti senter yang dilemparkannya. "Berjuanglah Guy sensei!" teriak si anak beralis tebal yang mirib gaya dandannya dengan Guy.

"A-Aku akan ikut!" Sakura yang berada tidak jauh dari bibir lubang bersiap meloncat kedalam.

"Jangan! Sebaiknya biarkan aku saja yang masuk kedalam, aku butuh beberapa orang untuk ikut aku masuk kedalam. Kalian yang ada disana ikut aku. Ambilkan juga senter, tali, pisau dan juga pistol yang ada didalam brankas peralatan kita. Cepat!" Obito menunjuk beberapa orang para perkerja yang ikut membantu penggalian mereka.

"K-Kenapa bawa senjata?" Sakura ikut bergidik ngeri merasa situasi yang mereka hadapi ini seperti tidak main-main hanya karna seorang Naruto Uzumaki si bocah pirang pembuat onar masuk kedalam sebuah lubang.

"Hup!" Obito langsung ikut meloncat masuk kedalam lubang.

"Aku juga akan ikut" ujar sosok yang berada tak jauh dari mereka ikut masuk kedalam lubang. Obito hanya menyerit keheranan melihat sosok pemuda berambut perak dengan kacamata berteger dihidungnya ada dihadapannya.

"Untuk apa kau masuk kedalam?!" Obito menyeringai tak senang melihat pemuda itu berjalan perlahan kearahnya.

"Aku perawat disini, keberadaan ku pasti akan sangat membantu untuk kalian jika terjadi apa-apa pada kalian yang berada didalam sini" sosok itu merapikan kacamata nya yang melorot hingga mata orang itu tertutup oleh silaunya lensa yang terpantul cahaya matahari.

"Ck! Ya sudah lah. Ayo cepat kita susul mereka!" Obito pun segera bergerak maju mengejar Kakashi dan Guy yang menyusul Naruto saat beberapa orang perkerja telah masuk kedalam lubang bersama dengan mereka.

"A-Apa yang sebenarnya terjadi?!"

"Tenangkan dirimu Sakura," Kurenai memegang pundak gadis berambut pink agar tidak terlalu panik dalam kondisi seperti ini. "Didalam sangat berbahaya sekali. Untuk itulah kalian tidak diperbolehkan masuk kedalam sana"

"B-Bahaya?" Hinata mengeratkan kuat kedua tangannya berusaha menahan getaran ditubuhnya yang sangat ketakutan.

"K-Kenapa bahaya Kurenai-sensei?!" Tenten ikut ketakutan melihat situasi disekitar mereka terasa sangat tegang.

"Jebakan…" Neji memejamkan kedua matanya erat dengan posisi tangan terlipat didepan dadanya.

"Eh?"

"Orang jaman dahulu terkenal dalam pembuatan jebakan yang sangat mematikan. Biasanya mereka memasang jebakan untuk menyelamatkan harta benda yang mereka simpan, atau agar keberadaan mereka tidak bisa diketahui banyak orang. Menurut cerita yang Obito bilang, sang kaisar keberadaannya sangat dirahasiakan oleh orang-orang yang ada dizamannya agar tidak diketahui banyak pihak. Dan menurutkku, tempat ini juga pasti terdapat banyak jebakan yang tersimpan disetiap celah yang tidak kita ketahui. Oleh karna itu, mereka ingin kalian tetap disini, karna mereka tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada kalian" Kurenai meremas bahu Sakura pelan yang terbelalak kaget mendengar ucapannya.

"Tapi kenapa si Kabuto juga ikut masuk kedalam! Dia kan tidak pengalaman dalam hal menjelajah bangunan kuno seperti ini" Kiba bedecak kesal.

"Dia perawat disini seperti halnya Sakura. Jadi keberadaannya akan sangat membantu sekali bila terjadi sesuatu dengan mereka didalam sana" Asuma menghebuskan asap rokok dimulutnya secara perlahan. "Kita tunggu saja, apa yang akan terjadi dalam. Bila mereka tidak kunjung keluar selama dalam waktu dua jam. Kita akan menyusul mereka."

.

.

.

TO-be-continoue...


.

.

Hallo minna-san V(^_^)V, perkenalkan saya Dhiya-chan~~~! (Ga nanya tuh!) *Dhiya pundung dipojokan*.

Yosh, ini Fic pertama Dhiya di fandom Naruto pair SasuNaru dengan Rating M! M woy~! M~! *BLETAK!*. Hehehe, bagaimana kah cerita diatas? Gajekah (Pasti), Ga nyambungkah? (Banget!), abal kah? (Sangat abal), Ancurkah? (100%), Typo absen kah? (Sayang nya hadir selalu). HUAAAAAHHH~~~ Jahat sekali~~! (Readres: Perasaan yang ngomongkan dia, kok kita yang disalahin? =_=") #Abaikan!

Seperti yang Dhiya bilang sebelumnya, ini Fic pertama Dhiya. Dengan rendah hati Dhiya mohon, bimbingan nya,saran-saran, serta kritik teman-teman untuk Fic ancur melebur-bur-bur ini. Untuk masalah M-nya, Dhiya masih belum banyak tahu dikarnakan ilmu mantra guna Dhiya belum mencukupi. Oleh karna itu adakah yang bersedia mengajarkan Dhiya untuk problemtika yang Dhiya alami itu? *Hujan Jitakkan*

sekian dan trima kasih... m(-_-)m