"Jangan-jangan…" Lucia berkata didepan teman-temannya. Lalu mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju penjahat misterius tersebut. Setibanya mereka disana, muncul tiba-tiba seseorang misterius berbaju hitam dengan topeng tengkorak dan jubah yang biru. "Kamu si penjahat tersebut bukan ?", Alph berbicara di depan orang tersebut. "Ya aku adalah si misterius tersebut", jawab si misterius tersebut. Claire berkata "mengapa kau menculik murid-muridku tersayang ?". Jawab dia "karena dendam…"

Dendam…?. "Ya aku dendam dengan dari salah satu kalian" , siapa???. "Fatima!!!", jawab dia. Fatima lalu dengan kesal dan sedih "kau siapa, aku tidak pernah melakukan dosa terhadap siapapun. Hiks hiks…". Penjahat itu lalu menarik korban penculikannya, Roland dan Althea bertanya dimana Josie berada. "Jika kalian mau Josie kembali, kalian harus menuruti kata-kataku…", penjahat itu berkata demikian. "Baiklah kami akan menuruti kata-katamu…", mereka menjawab serontak. "Ikan…, berikan aku satu ikan saja…", kata penjahat tersebut. "IKANNN… ???", kata mereka. Lucia bertanya, "siapa diantara kalian yang membawa sebuah ikan?". "AKU…AKU…!!!". "WHATTT…, MELLL…". Mereka kaget serontak. "Ya, ini aku Mel". Claire berbicara, "Mel kau datang dari mana?", "Aku datang mengikuti kalian karena kodokku penasaran mau kemana kalian… he he", Mel bilang dengan ceria.

"Terima kasih Mel, sudah menolong kita semua" kata Fatima. "Sekarang tunjukkan sosok aslimu yang sebenarnya, hai penjahat nakal…", Mel berkata. "Baiklah… aku akan menunjukkan sosokku yang sebenarnnya", kata sang penjahat. JREENG…, JOSIE!!!. "Mengapa kamu berbuat sampai seperti ini!!!", mereka marah. "Maaf, maaf", kata Josie.

"APA!!! Kau marah hanya karena kau tidak diberi ikan oleh Fatima…". Setelah mereka mendengar cerita dari Josie. Akhirnya mereka tetap bersama-sama selamanya…