Someone's POV
ZZZZRRRSSSSSHHHHH!
Oh, hari ini hujan lagi, sial.
Apa? Kalian kira ini hujan biasa? Hujan yang datang dan pergi seenaknya? Atau hujan biasa di tempat umum begitu? Dan kalian pikir, kalian akan melihat orang-orang berlarian mencari tempat berteduh?
Salah.
Jangan kira ini hujan biasa di perkotaan atau di tempat umum yang ramai. Hujan ini turun diatas tanah yang sudah tidak ada kehidupannya lagi, pohon-pohon mati hanya menyisakan batang dan rantingnya, hewan-hewan sudah tidak pernah terlihat lagi, sang mentari juga tidak pernah muncul lagi. Hujan ini juga seperti tidak ada berhentinya. Setiap hari hujan terus-menerus.
Dan satu-satunya pemandangan menarik yang terlihat disini adalah patung-patung batu berbentuk manusia yang berada di dekat sebuah kotak hitam raksasa dengan pinggiran yang berduri serta tutup kotak yang terbuka dan badan kotak hanya menyisakan sebuah lubang kunci yang bentuknya terbalik.
Jangan kira patung-patung manusia itu mempunyai gaya-gaya berseni seperti patung yang biasanya kalian lihat. Patung-patung manusia itu terlihat mempunyai expresi wajah yang terlihat panik, kaget, khawatir, dan ternganga tidak percaya. Expresi tubuh mereka seperti ingin melarikan diri jauh-jauh dari kotak raksasa itu.
Mungkin kalian ingin bertanya-tanya mengapa ada seorang seniman yang rela membuang waktunya untuk membuat patung-patung seperti itu sementara dia bisa membuat patung-patung yang lebih berseni, benar 'kan?
Sayang, karena yang membuat patung-patung ini bukan manusia.
Karena patung-patung ini sendiri adalah manusia.
Naruto milik Masashi Kishimoto
Alunan Melody milik Kiki dan Kura
WARNING : life but dead(?)!Kushina, life but dead(?)!Minato, Typo(s), sedikit OOC mungkin, imajinasi lebih tinggi dari langit(?), Kyuubinya nggak tersegel di badan Naruto
Pairing : Ah, readers kepo deh! *gaya tante girang**dihajar massa* biarkan pairingnya berjalan seiring alur rumput yang bergoyang(?) *plak* maksudnya, alur cerita
FIC INI DIBUAT BUKAN UNTUK MENCARI KEUNTUNGAN KOMERSIAL APAPUN
DON'T LIKE? DON'T READ!
.
.
Still Someone's POV
Ironis.
Mungkin itu yang akan kalian katakan jika mengetahui bahwa kotak raksasa itu adalah sebuah kotak yang menyimpan 7 setan terkutuk dari masa lalu, dan penyebab berubahnya manusia-manusia itu menjadi batu adalah tutup kotak yang terbuka itu. Ya, manusia-manusia itu menjadi batu karena ada seseorang yang membuka segel kotak itu.
Dan, lebih ironisnya lagi, yang membuka tutup kotak itu adalah seorang manusia juga.
Benar-benar ironis.
Aku, Kyuubi no Kitsune, penjaga kerajaan Konohagakure sekaligus penjaga kotak itu, telah gagal melaksanakan misi yang telah diberikan oleh Minato-sama dan Kushina-sama, raja dan ratu dari kerajaan Konohagakure.
Bahkan, aku tidak bisa mencegah mereka berdua berubah menjadi batu juga.
Semua penduduk desa termasuk penguni kerajaan telah menjadi batu. Semuanya. Kecuali, aku.
Ingin sekali aku mengembalikan tawa bahagia anak-anak seperti sebelum kotak itu terbuka. Aku ingin melihat senyuman orang-orang lagi. Aku juga ingin melihat cahaya lagi. Banyak harapanku yang lain, tapi satu yang paling kuinginkan adalah...
Aku ingin bertengkar dan berargumen lagi dengan Naruto-sama, pangeran sekaligus pemimpin pasukan Konohagakure yang menjadi teman sekaligus keluarga pertamaku, sejak itu aku bahagia. Karena, jika aku menampilkan diriku ke depan umum lagi, maka tidak ada lagi yang takut atau berteriak sambil berlari kesana-kemari. Bahkan aku pernah melihat ada yang menenggelamkan dirinya ke dalam samudra. Ya, samudra. Bukan laut.
Memang siluman rubah butuh teman?
Ya, itu pemikiranku pertama kali saat melihat orang yang menenggelamkan dirinya ke samudra itu.
Yah, tambahkan sedikit kata bermakna 'dasar idiot' pada pemikiran pertamaku itu.
Tapi, sekarang aku telah mendapatkan teman dan kesepian lagi.
Argh! Siluman macam apa aku ini?! Kenapa aku menjadi puitis seperti ini?!
Tapi, aku sungguh tidak bisa melakukan apa-apa sekarang, kekuatanku tidak bisa memulihkan mereka. Bahkan, aku selalu membuat diriku terlihat, dengan harapan, mereka yang (mungkin) masih hidup melihatku dan meneteskan air mata lalu tubuh mereka terbebas dan kami mencari penawar kutukan itu.
Mungkin aku terlalu banyak membaca buku cerita Naruto-sama.
Tapi, sungguh. Semua itu adalah harapanku, harapan terbesarku.
Tanpa sadar, aku meneteskan air mata.
Siapa sih yang tidak sedih saat kau kesepian lalu teman-temanmu berubah menjadi batu, dan kau tidak mengetahui apakah mereka hidup atau tidak, lalu jika ingin melihat keadaan mereka, kau harus datang ke tanah mati yang selalu menjadi korban tangisan sang awan yang tidak kunjung berhenti?
Ketika aku ingin menangis, ada sebuah suara mengejutkanku.
SSSRRRRRIIIIIIIIINNNNGGGGGGG
Eh? Suara apa itu?
Aku ingin menangis, tetapi acara tangis-menangisku tertunda karena melihat sebuah cahaya putih yang terang berasal dari dasar kotak itu.
Tunggu dulu.
Cahaya apa itu?
End Kyuubi's POV
Kyuubi yang penasaran pun langsung berjalan perlahan mendekati sinar aneh itu.
Setahu Kyuubi, warna cahaya yang pernah ia lihat dari kotak itu adalah warna-warna gelap, seperti hitam dan ungu. Tapi sinar yang ini... terang benderang?
"Cih..." Kyuubi mengambil ancang-ancang jikalau sesuatu akan terjadi. Seperti munculnya alien dari kotak itu.
Alien?
Ya, apalagi? Itu yang ada di pikiran Kyuubi sekarang.
Perlahan, sinar itu memudar. Kyuubi makin waspada. Gigi-giginya yang tajam sengaja ia munculkan untuk mengintimidasi sesuatu yang akan keluar nanti. Kesembilan ekornya menari-nari sebagai pertahanan cadangan untuk menyerang.
Kyuubi terus menunggu sambil berjaga-jaga.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
5 detik...
10 detik...
"Cih, kukira apa." kata Kyuubi kembali pada posisi tidak-berjaganya setelah menunggu 10 detik dan tidak ada apapun yang keluar.
JDEEERRR!
"Ugh..."
Kyuubi berbalik menghadap ke kotak itu dan kembali pada posisi berjaganya, petir-petir yang terus bersahut-sahutan menjadi pendukung keluarnya sepasang tangan mungil berwarna hijau dari kotak itu.
'Zombie tuyul?!' batin Kyuubi ngawur.
Dan... Apa yang keluar adalah...
"Hai, anak muda."
"GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAA! KODOK BERBICARAAAAAAAAA" teriak Kyuubi histeris. OOC. Sangat. OOC.
Seekor kodok, ehm, katak berambut putih yang...
Memakai baju dan sandal? Berbicara? Membawa gulungan di punggungnya?
Pantas saja Kyuubi langsung kaget.
"Bodoh!" teriak sang katak sambil menampar wajah Kyuubi keras-keras. Lihat, ada bekas tanda tangan katak di pipi kanannya.
"Namaku, Jiraiya!" kata sang katak sambil berdiri memakai kedua kakinya dan menunjuk dirinya sendiri memakai ibu jarinya.
"K-Kyuubi no Kitsune..." sahut Kyuubi, masih merasakan sakitnya ditampar seekor katak.
"Nah, Kyuubi... katakan apa yang kau mau lakukan dengan patung-patung batu ini?" tanya Jiraiya sambil menatap patung-patung batu itu.
"A-apa?" tanya Kyuubi terkejut. Jelaslah terkejut! Mana ada seekor katak tua berbicara aneh yang baru tau namamu saja tiba-tiba bertanya seperti 'apa keinginan terdalam-mu?' horror bukan?
Tapi, mumpung ada yang bertanya dan mumpung ada yang bisa di ajak berbicara, Kyuubi langsung mengatakannya, "Aku ingin mereka hidup kembali." Jawabnya, mantap dan tegas, walaupun masih ada sebersit rasa takut pada katak yang tidak jelas asal-usulnya ini.
"Kalau begitu, terima drum ini." kata Jiraiya sambil memberikan sebuah drum biru dengan ukiran unik di badan drum itu, drum itu juga sedikit 'gendut'. Kyuubi pun menerimanya dan menatap aneh drum itu.
"Coba pukul drum itu!" perintah Jiraiya sambil menyeringai. HORROR!
Dengan seluruh keberaniannya, Kyuubi baru saja akan memukul drum itu, jika dia tidak sadar dengan ukuran normalnya sekarang, dia bisa merusak drum itu.
"Kecilkan tubuhmu." kata Jiraiya pada Kyuubi seperti bisa membaca pikirannya. Kyuubi bersumpah dia tidak mau makan kodok goreng lagi.
Kyuubi mengecilkan tubuhnya hingga ukurannya pas sesuai untuk memukul drum itu. Kyuubi duduk seperti anjing, lalu 1 ekornya ia gunakan untuk memukul drum itu.
HA!
Eh?
Dipukulnya lagi drum itu, kali ini 2 kali.
HA! HA!
'Apakah dia mentertawakanku?!' batin Kyuubi marah, dipukulnya drum itu berkali-kali.
HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA!
Saking marahnya, Kyuubi tidak sadar jika Jiraiya menepuk pundaknya. Dia masih memukul drum itu dengan marah, kali ini dengan kesembilan ekornya.
"Hei, rubah, lihat langitnya..." kata Jiraiya, membuat Kyuubi menghentikan kegiatan beringasnya.
Kyuubi ternganga tidak percaya.
"Drum itu adalah salah satu dari keempat drum perang yang suci, drum itu mempunyai kekuatan ajaib." jelas Jiraiya, menatap Kyuubi yang masih tercengang.
Drum ini memang bukan drum biasa. Terbukti dengan hujan yang mulai reda ketika Kyuubi memukul drum itu. Dipukulnya lagi drum itu.
HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA!
Hujan semakin reda, senyum sumringah Kyuubi muncul. Hujan yang sebelumnya tidak pernah berhenti itu, kini berhenti sepenuhnya! Wow!
"Sekarang, apa kau ingin membebaskan mereka semua?" tanya Jiraiya sambil menatap patung-patung batu itu.
"Tentu saja!" jawab Kyuubi mantap. Jiraiya mengeluarkan gulungan di punggungnya dan meminta Kyuubi membaca dan menandatanganinya dengan tinta dan pena bulu yang Jiraiya sodorkan padanya.
Kyuubi mulai membacanya.
'Dunia sedang terancam, manusia membutuhkan pertolongan. Dan akulah yang akan memberikan pertolongan itu.
Seperti waktu-waktu sebelum saat ini, aku akan menggunakan kekuatan dari 4 drum suciku untuk melawan kejahatan iblis.
Dan seperti para pendahuluku, aku akan sekali lagi menolong manusia pada takdir mereka yang sebenarnya.
Apapun yang ada di depanku, aku tidak akan takut, aku tidak akan menyerah di tengah jalan, dan aku tidak akan membiarkan
satu nyawapun melayang, karena inilah takdirku.
Walaupun aku mempunyai banyak kekurangan, aku akan tetap membantu umat manusia untuk
mengalahkan para iblis, termasuk 7 setan terkutuk dari masa lalu, dan mengembalikan perdamaian dunia untuk
sekali lagi dan terakhir.'
INI PERJANJIANKU
"Tanda tangani di bagian bawah 'INI PERJANJIANKU'" kata Jiraiya sambil menyodorkan pena bulu itu pada Kyuubi.
Kyuubi menatap pena bulu di tangannya, sejenak ia masih ragu. Walaupun hujannya berhenti, tetapi awan hitamnya masih ada disana. Bagaimana kalau Jiraiya bermaksud buruk? Kyuubi menggelengkan kepalanya, 'ini untuk temanku!'
"Jadi?" tanya Jiraiya lagi, menanyakan keyakinan Kyuubi. Katak tua ini memang tidak suka berbasa-basi atau berkenalan lebih jauh dulu, ya?
Tanpa banyak bicara lagi, Kyuubi membuang pena bulu itu dan menggigit ujung salah satu ekornya hingga berdarah, lalu menggoreskannya seperti kuas pada gulungan itu. Kyuubi menandatangani gulungan itu.
Seketika, tubuh Kyuubi terangkat dan mengeluarkan sinar berwarna putih keemasan, diambilnya drum itu menggunakan salah satu ekornya. Kyuubi yang bingung langsung bertanya, "A-apa yang terjadi padaku?!" panik Kyuubi, takut pada Jiraiya jika Jiraiya akan mengapa-apakannya.
"Tenang saja..." Jiraiya menggigit ibu jarinya hingga berdarah lalu menaruhnya di atas tanda tangan Kyuubi, tanda tangan itu tiba-tiba bersinar dan muncul lingkaran darah di sekelilingnya, "Akan terasa sedikit sakit, tapi dengan begini kau bisa mengembalikan teman-temanmu seperti sedia kala." kata Jiraiya berusaha menenangkan Kyuubi, lalu membentuk sebuah segel dengan satu tangannya yang bebas.
"Fuuin no Jutsu!"
SSSSSRRRIIIIIIIINNNGGGGGG!
Tubuh Kyuubi tiba-tiba diselimuti oleh butiran cahaya berwarna putih keemasan dan perlahan berubah menjadi cahaya sinar keemasan seluruhnya dan terbang cepat menuju perut patung Naruto.
"AAAAAAARRRRRRRRGGGGGGGGGHHHHHHHHH!" teriak Kyuubi ketika dia memasuki tubuh patung Naruto. Sakit rasanya, tubuhnya terasa panas, seperti terbakar. Sangat, sangat sakit.
"NNNNGGGGGGGGG-GGGGGGAAAAAAAAHHHHHHH!" jeritan Kyuubi akhirnya terhenti saat dia memasuki tubuh Naruto sepenuhnya.
"Hn..." gumam Jiraiya sambil menggulung gulungan itu dan memasukannya ke ikatan gulungan di punggungnya, setelah itu ia berjalan menuju patung Naruto dan memegang perutnya.
"Kyuubi, apakah kau mendengarku?" tanya Jiraiya pada Kyuubi. Dalam waktu singkat dia mendengar teriakan protes dari Kyuubi.
"HEI, KATAK TUA! MENGAPA AKU ADA DI DALAM KURUNGAN?! AKU INGIN BEBAS! DAN-IUH! CAIRAN APA INI DIBAWAHKU?! KANDANG YANG TIDAK NYAMAN SAMA SEKALI!" teriak Kyuubi sambil menatap jijik cairan dibawahnya itu, bukan hanya dibawah, tapi diseluruh lantai ruangan itu. Seperti air, sih, tapi 'kan dia baru di sini? Jadi dia tidak tau kalau itu adalah air biasa.
Wajar kalau dia jijik, bagaimana perasaanmu jika tiba-tiba dikurung di tempat aneh, sepi, gelap, dengan cairan di seluruh lantai ruangan tempat kau dikurung maupun di luar kurunganmu?
"Itu... hanya air biasa..." kata Jiraiya sambil menghela nafas pada Kyuubi yang masih saja terus mengomel.
"Ini hanya satu-satunya cara menyelamatkan temanmu." potong Jiraiya ketika mendengar Kyuubi mengatakan 'Hey, Katak Tua!'. Tentu, setelah mengatakan itu, Jiraiya langsung menghela nafas lagi.
Ternyata Kyuubi itu senang sekali mengejek orang. Bahkan orang tua.
"Sekarang, ikuti instruksiku..." Jiraiya menghela nafas untuk, untuk yang kesekian kalinya, "...Dan. Jangan. Membantah." kata Jiraiya dengan penekanan pada setiap suku katanya. Sebenarnya, dia tidak mau seperti ini, tapi jika terlalu lama, maka ancaman lain seperti utusan dari salah satu 7 setan terkutuk itu bisa saja datang dan menghancurkan semuanya.
"Cepat bunyikan drum itu, mengikuti ritme bumi." perintah Jiraiya pada Kyuubi.
"Ritme bumi?" beo Kyuubi pada Jiraiya. Jiraiya menghela nafas lagi dan memijat keningnya, lalu berkata, "Pejamkan matamu, alirkan chakramu pada drum, menyatulah dengannya." jelas Jiraiya pada Kyuubi yang ia tahu, pasti sedang menggaruk kepalanya sekarang ini.
"Pejamkan mata..." gumam Kyuubi lalu duduk dan menaruh drum itu di depannya lalu memejamkan kedua matanya, "...alirkan chakra..." Kyuubi mengarahkan kesembilan ekornya untuk menyentuh drum itu dan mulai mengalirkan chakranya, terlihat dari kesembilan ekornya yang bersinar merah, "...menyatu!" kata Kyuubi bersamaan dengan mengalirkan aliran chakra yang besar dalam sekali hentakan kesembilan ekornya.
Kita lihat apa yang terjadi.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
5 detik...
10 detik...
"Katak Tua itu pasti-" kata-kata Kyuubi terpotong ketika melihat drum biru itu bersinar merah lalu melayang di udara, seketika drum itu bergetar hebat seakan sesuatu akan keluar, dan, benar saja, drum itu tiba-tiba mengeluarkan sinar putih yang terang benderang.
"A-ah! Silau!" teriak Kyuubi sambil menutupi kedua matanya menggunakan dua ekornya. Sinar itu makin terang, makin terang, makin terang, hingga akhirnya...
"AAARRGGGGHHHHH!" sesuatu serasa memasuki tubuh Kyuubi, memaksa masuk, sakit rasanya. Bedanya, rasa sakit ini serasa membuat dadamu terasa berlubang. Sangat, sangat sakit.
Pasti.
ZZZRRRRRIIIIIIINNNNGGGGG!
"NGAH!" teriak Kyuubi lega karena akhirnya dia bisa bernafas. Nafasnya terengah-engah dan menatap drum yang tergeletak itu.
Kyuubi bernafas sejenak.
"Ritme bumi..." gumam Kyuubi sambil menatap drum itu. Hampir saja dia bertanya pada Jiraiya sebelum mendengar sesuatu.
DUDUM DUDUM DUDUM PROK! DUDUM DUDUM DUDUM PROK!
"Suara orang bertepuk tangan?" gumam Kyuubi pada dirinya sendiri ketika mendengar suara tepuk tangan, bukan hanya itu, tapi seperti suara drum yang ditabuh 2 kali yang diulangi sampai 3 kali lalu ada bunyi tepuk tangan setelahnya.
"Itu adalah suara ritme bumi! Sekarang, tabuhlah drum itu bersamaan dengan ritme itu!" kata Jiraiya ketika mendengar hal yang sama yang didengar Kyuubi juga.
"Baik!" jawab Kyuubi mantap. Sebelumnya, ia tidak pernah menuruti perintah orang lain kecuali dari raja Minato dan ratu Kushina serta pangeran Naruto.
Dan ia juga tidak pernah semenurut ini pada orang yang baru saja ia kenal.
Tapi, hati kecilnya berkata bahwa Jiraiya adalah 'harapan'.
Ditabuhnya drum itu dengan semangat, bersamaan dengan ritme bumi.
(DUDUM DUDUM DUDUM PROK!)
HA! HA! HA! HA!
Jiraiya tersenyum tipis mendengarnya. Iapun mengangkat kedua tangannya keatas dan berkata sesuatu bersamaan dengan pukulan drum Kyuubi.
(DUDUM DUDUM DUDUM PROK! DUDUM DUDUM DUDUM PROK! DUDUM DUDUM DUDUM PROK!)
HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA!
"Oh, Kami-sama yang agung... Dengan rahmatmu, aku campurkan intisari dari jiwa hebat yang pernah
(DUDUM DUDUM DUDUM PROK! DUDUM DUDUM DUDUM PROK! DUDUM DUDUM DUDUM PROK!)
HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA! HA!
menyelamatkan dunia dari amukan Juubi, Rikudo Sannin! Bangkitlah, Namikaze-Uzumaki Naruto!"
Tubuh patung Naruto tiba-tiba diliputi oleh sebuah cahaya putih keemasan yang merambat dari kaki batunya dan terus merambat ke atas hingga menyelimuti tubuh Naruto sepenuhnya.
Lalu?
Ajaib! Perlahan tapi pasti, butir-butir cahaya putih keemasan muncul dari tanah dan mulai mengelilingi tubuh patung Naruto, cahaya-cahaya itu melekat di tubuh Naruto. Cahaya yang tadi merambat dari kaki Naruto makin membesar, besar, besar, dan besar. Cahaya itu berhenti sejenak, lalu tiba-tiba bergetar seperti akan ada yang mau keluar, getaran itu makin cepat, cepat, cepat... dan...
PYYAAAAARRRR!
Cahaya itu pecah menjadi ribuan butiran cahaya kecil-kecil sehingga tidak ada yang bisa melihat apa yang ada di balik butiran-butiran cahaya itu. Jiraiya menatap penuh harap pada sesuatu di balik butiran cahaya itu.
Dan, ketika butiran cahaya itu mulai memudar...
Tampaklah sebuah tubuh seorang pemuda berambut kuning jabrik dengan tiga garis seperti kumis kucing di kedua pipinya dan memakai ikat kepala berlambang Konohagakure dengan kelopak mata yang masih tertutup sedang berbaring tidak berdaya di atas tanah. Padahal posisi patung Naruto tadi berdiri.
Ini berarti, kutukan itu berhasil dihilangkan!
Dengan ini, Jiraiya tersenyum penuh arti menatap tubuh yang masih tertidur itu.
Di suatu tempat...
"Oh, ternyata perangnya sudah dimulai" gumam seorang sosok berjubah hitam yang sedang berdiri di atas sebuah menara besi di tengah hujan yang deras.
Sosok itu menyeringai penuh arti, lalu pergi dengan melompati satu-persatu menara besi disana.
TBC
Curhatan hati(?) :
Kura : Hell yeah! Kura menelantarkan fic Kura sendiri (lagi) dan malah mengedit dan malah re-publish fic jelek ini! HEBAT KAN?N AHAHAHAHAHAHA! *dicekek readers* TAPI SUNGGUH! BUAT FIC HUMOR ITU GAK GAMPANG! Apalagi dengan setangkai(?) Author moody macem Kura, susah tauk! *mencak-mencak gaje*
Kiki : Ne, minna san semoga suka dengan perubahan cerita kita... Gomennasai kita hiatus nya kelamaan *ditempeleng* Hontou ni Gomennasai m(_ _)m
Kura : Kura juga minta maaf kalo hiatusnya lama, abis males *ditusuk pake gigi* nggak, bercanda, Kura memang SANGAT moody, dan mood Kura juga lebih mengarah ke fic beginian. Yah... alurnya kecepeten gak? Apalagi pas Jiraiya itu, Kura soalnya males ngetik panjang-panjang *dicium pedopil* tapi untuk semua itu ada penjelasannya 'kan di atas? Jiraiya mau cepet karena sebelum musuhnya dateng dan menghancurkan patung-patung batu itu. UNTUK PEMBEBASAN SASUKE DKK, PENJELASAN SIAPA JIRAIYA, SIAPA 7 SETAN TERKUTUK, SEMUA ADA DI NEXT CHAP, INI BARU PROLOGUE , OKE?! DAN! Jika kalian mau protes "Kenapa nggak sekalian di taruh prologue juga sih?" salahkan Kiki, karena Kura yang saat itu tanya dia njawabnya di next chap aja. Kura juga banyak omong sekarang karena Kiki gak bisa njelasin banyak.
Kiki : Ne minna, review yo #Ngarepdotcom kalau mau flame, boleh asalkan membangun untuk kita ne!
Kura : Bener tuh si Kiki! Kura mbelain begadang lho buat beginian! Dan jangan kira pas membuat bagian Jiraiya nyampur intisarinya jiwa Rikudou-Sannin ke tubuhnya si Naruto itu gampang, susah tauk! Mana buat di hape lagi, soalnya modem gak bisa ngerespon ke laptop, jadi... ngetik dan publish di hape. *nasib* JANGAN LUPA REVIEW! KALO GAK NANTI KURA CIPOK LHO! *PLOKPLAKPLOK!* POKOKNYA RIPIUW!
Kura : Ano, readers, kalo di summarynya itu 4 drum trus di ceritanya masih 1drum, itu soalnya 3 drum lainnya masih dicari, masa langsung dapet semua? Gak seru kan jadinya *digoreng* ah, iya! Ada yang tau ini hampir sama kayak game apa? Hayo? Hayo? Hayo? Ada yang tau? Kalo ada yang tau nanti cipok di bibir sama Kiki(!) *dibazooka Kiki*
Kura and Kiki, out!
