===============DREAM================

Ini cerita saya yang ketiga. Maaf,kalau masih jelek,atau terdapat kesalahan . Untuk untuk saran dan kritik senpai-senpai sekalian sangat saya butuhkan :)

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Disclaimer: Naruto bukan punya saya lho yang punya itu Om Masashi Kishimoto

Warnings: gaje ,AC, OOC , typo , abal-abal , alur cepat hehe

Pairing : Tentu saja ShikaTema, dia kan pasangan favorit ane:p

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

"...When you cried, i'd wipe away all of your tears. When you'd scream, i'd fight away all of your fears and i held your hand through all of these years. But you still have . All of me (1)..." nyanyian sendu wanita blonde menghiasi ruang musik disebuah rumah mewah bergaya Eropa yang didesain oleh ibunya sendiri. Sesekali wanita itu memejamkan matanya, merasakan setiap kalimat yang keluar dari bibir -jemari lentik menari indah diatas tuts-tuts piano yang dimainkannya, menghasilkan nada-nada yang sangat indah.

"Bagaimana menurutmu? Apakah lagu ciptaan ku ini sudah cukup bagus untuk dinyanyikan dipentas musik minggu depan," tanya gadis itu kepada pria yang berada disampingnya . Iris jadenya menatap mata pria itu lekat-lekat. Pria dengan rambut hitam dikuncir tinggi keatas, pria yang sudah menjadi tunangannya,sejak setahun lalu. Bahkan mereka sudah merencakan pernikahan, 6 hari setelah pentas musik itu. Konsep pernikahan yang bertema cerita negeri dongeng pun akhirnya dipilih oleh mereka. Wedding organizer siap membantu mereka. Pernikahan mereka rencananya akan dilaksanakan outdoor lengkap dengan kereta kuda, dan aksesoris lain ala negeri dongeng . Daftar tamu pun sudah pernikahan dengan desain monogram,berbentuk sayap yang sangat unik ,sudah siap disebar. Mereka menyisipkan cerpen kisah perjalanan cinta mereka didalam undangan itu, dengan sedikit foto mereka, untuk menambah kedalaman makna cerpen undangan yang mengangkat cerpen perjalanan cinta mereka,foto prewedding mereka pun siap dipamerkan saat pernikahan berlangsung. Mereka mengangkat kisah perjalanan kisah cinta mereka lewat foto, pada saat mereka bertemu saat SMA, disitu Temari dan Shikamaru menggunakan seragam SMA dan mengambil tempat pemotretan di SMA mereka, kemudian,saat mereka berpacaran di awal masuk kuliah,di foto itu mereka berpose ala anak kuliahan,kemudian,ada juga foto Shikamaru menembak Temari lengkap dengan ekspresi malas Shikamaru. Pada saat mereka bertunangan, di momen ini terlihat foto pada saat mereka bertukar cincin, dan ada juga foto pada saat Shikamaru melamar Temari. Sampai akhirnya, mereka menikah (walaupun belum) difoto itu terlihat Temari menggunakan gaun ala Cinderella kemudian mencium pipi Shikamaru. Perlengkapan pernikahan yang terakhir adalah kue pernikahan dengan tema black and white setinggi 6 kaki dan souvenir kipas kecil pun telah dipesan.

"Hoam. Walaupun sudah mendengar lagumu beberapa kali, kenapa lagumu selalu membuat aku mengantuk? . terlalu sendu," jawab pria itu sambil menguap. Setelah menyelesaikan kuapan nya yang besar, mata nya terlihat berair.

"Iyewh Shikamaru, jorok sekali kau! Kalau menguap itu mulutnya ditutup. Terlalu sendu katamu?. Jangan samakan jenis musikku denganmu, bodoh!," omel wanita itu , ia tidak terima jenis musiknya dikomentari oleh pria itu.

Shikamaru hanya tertawa mendengar omelan tunangannya. Lalu tangannya mengelus lembut rambut wanita yang berada disampingnya dan mencubit pipinya yang mulus kemudian berkata

"Gomen, aku lupa. Hahaha aku hanya bercanda. Hanya dikomentari seperti itu saja sudah mengomel. Dasar cerewet."

"Aw sakit." Temari mengelus-ngelus pipinya yang dicubit oleh Shikamaru. "Kau akan menyanyikan apa dipentas musik kota kita? Band 'Faith' mu diundang untuk mengisi acara itu juga kan?." lanjutnya, kemudian melingkarkan tangannya yang mungil dilengan sang tunangan.

"Tentu saja diundang, masa band terkeren di Konoha, tidak diundang ," ujarnya dengan nada mantap. Shikamaru menyambar tangan Temari, kemudian menautkan jemarinya ke jemari wanita itu, dan membawanya ke dalam genggaman hangat.

"PD banget sih," ujar wanita itu sambil meninju lengan pria yang berada disampingnya pelan. Dengan tangannya yang tidak berada dalam genggaman pria itu, tentunya. Kemudian, dia menyandarkan kepalanya ke bahu pria itu, bau maskulin pria itu tercium Temari. Temari sangat menyukai bau maskulin tunangannya, diapun memejamkan matanya seakan menikmati suasana malam yang semakin larut ini. Hening menyelimuti mereka untuk beberapa saat, hingga akhirnya Shikamaru membuka suara

"Kau mau tau aku nyanyi apa?." tanyanya lembut , jemari tangan mereka masih saling terpaut.

"Ya. Pasti lagu-lagu yang tidak jelas itu, kau berteriak-teriak tidak jelas ketika menyanyikannya." Temari sudah tidak membaringkan kepalanya ke bahu Shikamaru, melainkan menatap mata pria itu.

"Tentu saja, bukankah itu keren? Banyak wanita yang menyukai lelaki bermusik keras."

"Untung saja telingaku sudah kebal mendengar nyanyianmu." ujar Temari sambil tertawa. "Ehm, Shika, aku merindukan ibuku. Sedang apa ya dia disana? Dia bahkan belum berkenalan denganmu dan belum melihat Gaara tumbuh besar," lanjutnya sambil kembali menyandarkan kembali kepalanya ke bahu Shikamaru.

"Dia pasti tenang disana, aku yakin itu. Dia selalu melihatmu dan adik-adikmu dari atas sana,disurga. "

"Ya,tentu saja. Shika, apa kau percaya mimpi ketika tidur bisa menjadi kenyataan?."

Shikamaru melepaskan genggamannya, melihat jam yang bertengger dengan setia dipergelangan tangan kanan nya.

"Aku jawabnya besok saja ya, Nona. Aku pulang dulu, ini sudah larut malam,jangan lupa, besok fitting baju pengantin, kau akan ku jemput jam 9."ucap pria itu sambil mengecup kening tunangannya atau bisa kita katakan calon istrinya.

"Hm baiklah. Hati-hati dijalan,pemalas."

"Selamat tidur, i love you." Shikamaru berbisik pelan ditelinga Temari, kemudian pergi.

Temari tersenyum sekaligus kaget mendengar kata "i love you" dari Shikamaru. Shikamaru yang pemalas dan tukang tidur ternyata bisa berubah menjadi pria yang romantis.

"Saatnya tidur." ujar Temari sambil merenggangkan otot-otot ditubuhnya yang mulai kaku akibat duduk terlalu lama. Dia mencuci muka, dan terbuai masuk ke alam mimpi.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

"Nee-chan, Shikamaru sudah datang." terdengar suara dari luar kamar Temari. Suara adik bungsu Temari, mengetuk-ngetuk pintu kamar kakaknya dengan tidak ber'prikepintuan'.

"Pintunya tidak dikunci. Gaara, tolong bilang Shikamaru, aku masih mengantuk." Temari berteriak sambil kembali menutupi badannya dengan selimut dan hendak melanjutkan tidurnya. Belum sempat dia melanjutkan tidurnya, tiba-tiba, selimut yang menutupi tubuhnya ditarik paksa oleh seseorang yang ia kira Gaara.

"Gaara, kan sudah aku bilang,aku masih mengantuk! Ini hari minggu,matahari terbit jam 12," bentak Temari ke orang yang membuka selimutnya, tanpa sedikitpun membuka matanya.

"Hey,nona pemalas, bangun ! Sejak kapan matahari terbit jam 12 ? Ini sudah jam 9, tidak ingatkah kau mempunyai janji dengan tunanganmu?." ujar Shikamaru sambil menggoyang-goyangkan badan Temari.

"HAH APA? Sudah jam 9!," Temari panik, dia langsung duduk dan mencari jam weker yang berada disampingnya. Benda itu tiba-tiba lenyap, dan ternyata,jam wekernya sudah hancur terkena lemparan dirinya sendiri,ketika alarm jam itu berbunyi.

"Sepertinya kau membutuhkan stock jam weker yang banyak deh. Sudah, cepat mandi ! ,kau bau iler. Aku tunggu diluar." gumam Shikamaru sambil mengacak-ngacak rambut Temari.

"Enak saja. Biarpun belum mandi aku tetap wangi."

Shikamaru hanya tertawa mendengar jawaban Temari kemudian berjalan menuju ke ruang tamu.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Setelah fitting baju pengantin. Shikamaru meminta Temari untuk menemaninya latihan musik distudio band.

"Baiklah,sepertinya aku memerlukan penyumbat telinga."

Shikamaru hanya terkekeh mendengar perkataan tunangannya. Setelah sampai di studio , teman-teman satu band Shikamaru sudah datang terlebih dahulu dan hebatnya, mereka semua membawa pasangan mereka masing-masing. Naruto bersama Hinata, Sai bersama Ino, Sakura dan Sasuke, serta Neji dan Tenten.

"Maaf aku terlambat,kami tadi fitting baju pengantin dulu." ujar Shikamaru meminta maaf dan menjelaskan alasan keterlambatannya kepada teman-teman satu band nya.

"Santai saja. Kita semua maklum kok,sama pasangan yang akan menjadi suami istri sebentar lagi." Naruto menanggapi pernyataan Shikamaru dengan santai,tentunya.

Temari tersenyum mendengar jawaban Naruto.

"Ternyata para lelaki ini janjian ya untuk membawa wanitanya, padahal aku sedang enak-enaknya di salon, malah diajak Sasuke kesini." ujar wanita berambut merah muda sambil berkacak pinggang menatap wajah suaminya. Sementara sang suami hanya ber'hn' ria.

"Kau benar, Sakura. Aku sedang shooping dimall malah diseret kesini," Ino menyetujui pendapat teman baiknya, kemudian ikut-ikutan berkacak pinggang.

"Aku sedang mengeriting rambutku, lihat nih, sampai keriting sebelah." Tenten menunjukkan rambutnya yang setengah keriting itu. Diiringi tawa yang besar dari suaminya,

"Baiklah wanita-wanita merepotkan, kami akan memulai duduk dibangku sebelah sana ya," dengus Shikamaru kesal, omelan wanita-wanita adalah hal yang merepotkan baginya, dia memilih menggambil microfon daripada mendengar ocehan mereka. Sasuke langsung menempati posisinya sebagai bassist. Sai sebagai Drummer, Naruto memegang gitar 1, dan Neji memegang gitar 2.

"Yak, oke, check sound!" teriak Naruto, kemudian mereka mulai memainkan melodi-melodi. Band mereka beraliran Hardcore, sehingga, tempo cepat dan bersemangat menjadi ciri khas band mereka.

"You fucking bleed now. Underneath the veil was a killing power. Only a cursed love could retain. I lent it a vision and a voice and pleaded in the greatest moment of need...,(2)" Scream Shikamaru menggema distudio band itu. Screamnya yang lantang bersahut-sahutan dengan suara yang tak kalah lantang juga dari Naruto.

'Keren juga,' batin Temari setelah mendengar nyanyian Shikamaru. Walaupun, dia tidak mengerti apa yang dinyanyikan oleh Shikamaru.

"Sepertinya aku akan ke THT setelah mendengar suara tunanganmu, Temari." teriak Sakura sambil menutupi kedua telinganya. Hinata dan lainnya hanya tersenyum-senyum melihat kelakuan Sakura.

"Untunglah aku sudah kebal." ujar Temari singkat.

"Temari, kapan pernikahanmu dilangsungkan?," tanya Ino penasaran dengan pernikahan kedua sahabatnya . Temari dan Shikamaru lebih dulu pacaran daripada dia dan Sai, tetapi malah dia yang menikah duluan.

"6 hari setelah festival musik. Undangannya akan segera disebarkan." jawab Temari sambil tersenyum kearah Ino.

"Wah, Selamat menjadi istri,Temari-san." Hinata memeluk Temari.

"Aku harus belajar menjadi istri yang baik dari kalian semua."

"Sudah siap malam pertama?," Tenten dengan santai menanyakan hal itu ke Temari. Seluruh pandangan mata tertuju kepada Tenten. Tenten kemudian menggaruk kepalanya, yang sama sekali tidak gatal.

"Kau bicara apa, Tenten?." teriak Sakura ke telinga Tenten.

"Hehe, kita semua kan sudah melewati malam pertama, sementara Temari belum. Jadi, aku hanya ingin memberitahunya tentang malam pertama," Tenten menjelaskan panjang lebar.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

"Mau makan?," Shikamaru memecahkan kesunyian diantara keduanya, akhirnya memilih membuka pembicaraan terlebih dahulu.

"Tentu saja,aku lapar." ujar Temari manja sambil memegang perutnya yang sudah konser minta makan.

"Baiklah,kita ke kafe biasa ya."

Setelah sampai dikafe,Temari dan Shikamaru pun langsung memesan makanan.

"Kau lihat meja disampingmu itu,?" ujar Temari sambil menunjuk kearah meja yang dia maksud.

"Iya,memangnya kenapa?." tanya Shikamaru, alisnya mengernyit, tanda kalau dia tidak mengerti.

"Itu sangat berdempetan dengan meja kita, aku saja hampir tersandung kaki mejanya saat melewatinya."

"Hoam biarkan saja. Nanti juga akan dipindahkan." Shikamaru menguap malas dan hendak meletakan kepalanya diatas meja.

"Kau saja yang pelayan disini sangat kewalahan melayani pesanan,yang datang untuk makan disini banyak sekali. Bagaimana jika pelayan-" belum sempat Temari melanjutkan kata-katanya, dia melihat pelayan terjatuh dan minuman yang dibawahnya menumpahi pecah beserakan dilantai. "Kan sudah kubilang,pindahkan meja itu! Dasar pemalas!," omel Temari kepada Shikamaru sambil membersihkan jus yang menumpahi baju Shikamaru dengan tisu yang dibawanya.

"Ma..ma..afkan saya Tuan, saya akan mengganti jusnya. Saya sungguh menyesal. Akan saya bereskan kaca ini." Pelayan itu meminta maaf sambil menunduk, terdengar penyesalan dari suaranya.

"Ah, tidak apa-apa,aku yang salah. Aku tidak peka." jawab Shikamaru sambil tersenyum kearah pelayan tersebut dan menggeserkan meja pembuat masalah.

"Sekali lagi saya minta maaf tuan. Saya akan berikan jus yang baru." ucap si pelayan membersihkan kaca gelas yang pecah, kemudian pergi meninggalkan mereka berdua yang masih sibuk membersihkan jus yang mengotori baju Shikamaru.

"Dasar bodoh, bagaimana jika gelas itu jatuh diatas kepala nanasmu?. Kau bisa terluka ," Temari kembali melanjutkan omelannya. Entah kenapa ingin rasanya dia memukul kepala Shikamaru. Untuk memberi pelajaran atas kemalasannya.

"Kau mengkhawatirkan ku ya?," Shikamaru menggoda Temari sambil mencubit pipi Temari.

"Tentu saja, baka," jawab Temari sambil menyembunyikan rona merah diwajahnya dengan melihat kearah lain.

"Aku ketoilet dulu," Shikamaru pergi meninggalkan Temari yang masih tidak bisa menyembunyikan rona merahnya, tak lupa,dia mencium pipi Temari terlebih dahulu.

"Ke toilet saja pake cium-cium." Temari hanya tersenyum melihat perlakuan pasangannya yang dia pikir sangat konyol.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

"Kau besok kekantor?." tanya Temari kepada pria yang sedang memegang kemudi mobil. Pria itu berada dibangku sebelahnya. Matanya menyiratkan kelelahan yang sangat. Tentu saja dia lelah,latihan band nya saja sampai hampir tengah malam.

"Hoam..Tentu saja." jawab lelaki itu singkat, sambil menguap.

"Kalau menyetir itu jangan mengantuk, kita bisa celaka, bodoh," teriak Temari sambil memukul kepala nanas Shikamaru.

"Aw. Iya..iyaa. Besok aku jemput ya. Awas saja ,kalau sampai kau belum bangun. Ingat,besok hari senin, matahari terbit jam 6 pagi." gumam Shikamaru sambil memegangi kepalanya. Dia heran, karena sewaktu-waktu Temari bisa menjadi monster yang ganas, dan sewaktu-waktu bisa menjadi gadis yang lembut serta perhatian.

"Iya,besok aku akan lembur sampai malam, tidak bisa latihan musik deh." jawab Temari pelan, lebih tepatnya berbisik. Terdengar nada kecewa dari gaya bicaranya.

"Kita masih punya banyak waktu. Tenang saja. Oh ya,aku akan menunjukan kemampuan ku bermain piano kepadamu." Shikamaru mencoba menghibur Temari, karena dia melihat raut kecewa diwajah gadis itu. Dia mengerti, betapa gadis itu ingin menyanyikan lagu ciptaannya sendiri di pentas musik minggu depan. Dia mengerti juga kalau Temari memang ingin tampil sempurna.

"Emangnya kau bisa?." Temari tertegun tidak percaya mendengar perkataan Shikamaru. Selama ini, dia tidak pernah melihat Shikamaru bermain piano. Setahu Temari, Shikamaru juga tidak pernah les piano.

"Kau meremehkan tunangan mu?."

"Hahaha tentu saja, mana bisa pemalas akut sepertimu bermain piano."

"Liat saja besok. Sudah sampai, beristirahat."

"Ya,selamat beristirahat. Hati-hati nyetirnya, jangan mengantuk." Temari pun mencium pipi tunangannya,kemudian keluar dari mobil.

Mobil yang dikendarai Shikamaru pun melaju meninggalkan rumah keluarga Sabaku.

Temari melangkahkan kakinya memasuki rumah itu . Tujuannya hanya satu, yaitu tidur.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

"Cepatlah sedikit . Aku sudah terlambat, aku ada meeting !," teriak Temari sambil menguncang tubuh Shikamaru. Dia sudah tidak sabar untuk segera sampai ke kantor. Amukan Tsunade,bos Temari, sangat berbahaya . Tsunade memang sangat tidak menyukai pegawai yang lelet, apalagi pegawai yang terlambat.

"Siapa suruh bangun kesiangan?." Bagaimana aku bisa menyetir dengan cepat, kalau kau menguncang tubuhku seperti ini?."

Iris jade Temari berputar, mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Shikamaru. Karena tidak menemukan jawabannya, Temari memilih diam. Kemudian, dia sadar bahwa dia tidak sempat menyisir rambut blondenya ketika akan pergi kekantor.

" rambutku belum ku sisir lagi." Temari, mengobok-ngobok tasnya,mengeluarkan semua benda yang berada ditasnya guna mencari sisir dan kaca. Shikamaru hanya tersenyum menyaksikan kelakukan Temari, dasar ceroboh, ketemu dengan barang yang dicarinya, dia menyisir rambutnya, dan kembali memasukan barang-barangnya.

"Sudah sampai."

"Aku masuk dulu ya."

"Tanpa sempat mencium pipi tunanganmu?." bisik Shikamaru sambil melemparkan senyuman mesum.

"NANAS MESUM! Aku sudah terlambat,bodoh." Temari memukul kepala Shikamaru dengan tasnya , keluar dari mobil,kemudian berlari masuk ke kantornya.

"Aw, sakit . Tenaganya kuat sekali." seru Shikamaru sambil memegang kepalanya, yang jadi korban kekejaman tas Temari. Shikamaru melihat dokumen penting untuk meeting Temari tergeletak di tempat duduk disampingnya. "pasti dia lupa memasukan laporan ini kedalam tas nya. ckckc ceroboh sekali dia. Dasar merepotkan," lanjutnya, kemudian, Shikamaru memilih masuk ke kantor Temari dan mengantar laporan itu, padahal waktunya untuk kekantor tinggal 10menit lagi. Tapi tidak masalah, demi tunangan tercinta.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

"Tasku terbuka? dokumenku mana? Sial,pasti terjatuh. Bodoh sekali aku. Padahal disitu ada daftar model baju yang disukai remaja,hasil voting kemarin." ujar Temari sambil menepuk keningnya.

"Nona Temari, silahkan kemukakan laporan anda, apa ide anda untuk majalah fashion kita? dan apa hasil voting anda?." ujar Tsunade. Kemudian membiarkan Temari mengambil alih pertemuan itu.

'Mati aku..Mati...' Temari berbicara dalam hatinya. Berharap, adanya keajaiban.

"Baiklah..." akhirnya dia membuka suara.

Tok..tok..

Ketukan pintu memotong perkataan Temari. Kemudian,muncul seseorang berkepala nanas dari balik pintu.

"Halo semuanya.. Maaf mengganggu, saya cuma mau memberikan ini ke istri saya,Temari. Tadi ketinggalan," Shikamaru pun memberikan laporan itu ke Temari. "Hehe, Sudah ya. Terimakasih." lanjutnya, kemudian pergi meninggalkan kantor Temari, dan menuju kekantornya.

"Maaf Pak, pria itu memaksa masuk." ujar resepsionis dengan raut wajah yang kesal.

"Maaf, Jadi kita harus memberikan inovasi terhadap produk kita. Bagaimana jika kita memberikan pembahasan mengenai memadukan baju dengan warna pastel dengan sepatu bott rendah berwarna kulit kayu? Soal voting,hasilnya sebagai berikut ...blabla". Temari pun menjelaskan laporannya.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

"Huah badanku." Temari pun merebahkan badan kekasur tercintanya, tanpa sempat berganti pakaian, badannya terlalu lelah untuk hanya sekedar berganti pakaian. Setelah dipaksa Tsunade untuk lembur, kepalanya sedikit pusing, tak lupa dia menelepon tunangan tersayangnya, yang sudah sukses menyelamatkan meetingnya.

"Halo Shika."

"Hoam, apa? Kau menganggu tidurku. Ini sudah jam 12 malam, kau belum tidur,?" terdengar nada suara Shikamaru yang mengantuk, sepertinya Temari sukses untuk menganggu tidur pulas Shikamaru.

"Aku baru pulang." ujar Temari dengan nada bicara yang terdengan sendu.

"Astaga. Gila sekali. Istirahatlah."

"Terima kasih ya untuk yang tadi. Mukamu aneh. Ngomong-ngomong, aku bukan istrimu tapi masih calon," ujar Temari dengan nada penuh penekanan pada kata 'calon'.

"Hahaha anggap saja kau sudah menjadi istriku. Iya sama-sama sayang."

"Enak saja, belum kali. Sudah,lanjutkan tidurmu."

"Iya. Hmm. Temari."

"Apa?."

"Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Jemari tangan Shikamaru menari diatas tuts tuts piano . Saat ini dia sedang menyanyikan sebuah lagu khusus untuk Temari.

"I live my life for you. I want to be by your side in everything that you do . And if there's only one thing you can believe is true I live my life for you... (3)" Shikamaru mengakhiri nyanyian nya sambil menatap gadis yang berada disampingnya.

"Kyaaa.. Bagus sekali Shika." Temari terlihat senang sambil menepuk-nepuk bahu Shikamaru.

"Masih tidak percaya kalau tunanganmu ini bisa main piano?." ucap Shikamaru sambil merangkul Temari.

"Iya...iya...aku percaya."

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

-skip time-

"Shika,pentas musiknya tinggal 2 hari lagi. Gimana persiapan bandmu?." tanya Temari tanpa menoleh kearah Shikamaru,pandangan matanya lurus ini, mereka sedang dalam perjalanan menuju kekantor.

"Aku rasa, kami sudah siap tampil."

"Wuah hebatnya,aku masih tidak yakin penampilanku besok akan bagus." ujar Temari menjaga nada suaranya agar tidak terdengar seperti orang yang frustasi.

"Kau pasti tampil menawan. Aku yakin. Hari ini kau pulang malam lagi tidak? Sudah jarang sekali, aku makan malam denganmu?."

"Akan ku usahakan pulang sore."

Shikamaru terlihat seperti mengingat sesuatu. Iris mata hitamnya berputar mencari apa yang sebenarnya dia lupakan, hingga akhirnya dia mengingat sesuatu yang telah dilupakannya.

"Astaga, Temari. Hpku ketinggalan di kamarmu. Aku takut ada rekan bisnis yang akan meneleponku. Kita balik lagi ya?."

"Baiklah." Temari memaklumi kecerobohan Shikamaru. Ya, mereka berdua memang pasangan ceroboh, selalu ada saja hal yang mereka lupakan ketika akan pergi kekantor.

Tit..Tit...

Shikamaru membunyikan klakson mobilnya,pertanda dia akan menyalip truk yang berada didepannya. Temari menoleh kearah truk yang dilewatinya. Si pengemudi yang merokok, memberikan seringainya kepada Temari. Temari menduga bahwa pengemudi truk itu mabuk,buktinya truk yang dikemudikannya hampir saja menabrak pembatas jalan. Membahayakan sekali,pikirnya.

Entah mengapa jantung Temari berdegup lebih cepat. Perasaannya tidak enak.

"Shikamaru,pakailah sabuk pengaman." Temari membentak Shikamaru yang selalu lupa memakai sabuk pengaman. Dia selalu lupa untuk menjaga keselamatannya.

"Sebentar lagi kita sampai, Temari. Kalau aku menggunakan sabuk pengaman , akan repot melepaskannya lagi."

Tiba-tiba mesin mobil Shikamaru mati. Shikamaru panik, tangannya berkali-kali menghidupkan mesin mobilnya tapi mobil itu tidak kunjung juga menemukan tanda-tanda akan hidup.

"Mengapa kau menghentikan mobilnya?, Ini bukan rumahku bodoh." Temari panik karena Shikamaru menghentikan mobilnya ditengah jalan, untunglah jalanan lumayan sepi.

"Mobilnya mogok, radiatornya bocor."

"Bagaimana ini Shika?. Kau harus meminggirkan dulu mobilnya."

"AWAS!" Teriak para pengguna jalan histeris. Temari sempat mendengar teriakan itu, tapi dia tidak bisa mencerna kata-kata itu. Otaknya mendadak buntu tidak tau apa yang harus dilakukannya dalam keadaan seperti ini. Shikamaru terlihat tidak mendengar teriakan itu, buktinya dia masih sibuk menghidupkan mobilnya, berharap ada keajaiban.

BRUAKKKKK!

Truk yang tadi di salip Shikamaru menabrak mobil Shikamaru yang mogok dari belakang.

Saking kuatnya, dorongan truk tersebut,Shikamaru yang tidak menggunakan sabuk pengaman pun terlempar kedepan. Tubuhnya memecahkan kaca depan mobilnya dan terlempar kejalanan. Darah segar bercucuran dari kepalanya. Tubuhnya tidak bergerak.

Sedangkan Temari yang menggunakan sabuk pengaman, hanya mengalami benturan dikepalanya .

"Shika...Shikaaa." panggil Temari lirih, dan semuanya gelap.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

"Aku dimana?." Temari kaget melihat keadaan disekelilingnya. Ruangan itu berwarna putih. Terlihat selang kecil tertancap di pergelangan tangannya. Temari memegang kepalanya yang nyeri.

"Kau dirumah sakit,Nee-chan." ujar pria berambut merah, dengan tato ai dikeningnya.

Mendengar kata 'rumah sakit', ingatan Temari bergulir kecelakaan itu. Memori otaknya memutar kembali , kecelakaan itu, kecelakaan yang membuat tubuh Shikamaru bersimbah darah dijalan.

"Dimana Shikamaru?."

"Dia..," melihat kondisi kakaknya yang sangat lemah,Gaara terlihat ragu untuk memberitahu keadaan yang sebenarnya.

"Dia kenapa,Gaara?." Temari berteriak dihadapan adiknya, airmata mengalir membasahi pipinya.

"Shikamaru meninggal."

"Apa? Kau bercanda kan?Antarkan aku ketempatnya,Gaara !"

"Tapi keadaanmu masi lemah." ujar Gaara pelan sambil menenangkan Temari, yang mulai menangis sambil berteriak.

"ANTARKAN AKU KETEMPATNYA GAARA,AKU MOHOOOON! AKU TUNANGANNYA! ," Temari masih berteriak histeris. Dia mengacak-ngacak rambutnya,mencoba memejamkan kedua matanya dan berharap kalau ini hanya mimpi. Temari mencabut selang infus dari pergelangan tangannya, dan darah segar mengalir deras dari pergelangan tangannya.

"Ini cuma mimpi kan,Gaara?".

Melihat darah yang mengalir dari pergelangan tangannya, Temari berkata lirih, "Ini bukan mimpi."

Gaara yang melihat keadaan kakaknya, mengabulkan keinginan sang kakak, tapi dengan syarat, keadaan Temari harus diperiksa dokter dulu. Setelah diperiksa dokter, dan memasang kembali infusnya, Gaara mengantarkan Temari kekamar Shikamaru.

Didepan sebuah kamar dirumah sakit, Temari melihat orang tua Shikamaru berpelukan. Keduanya menangis lirih. Terlihat oleh Temari, Shikaku,Ayah Shikamaru mencoba menenangkan istrinya yang masih menangis dipelukannya.

"Bu,mana Shikamaru?." tanya Temari lirih

"Ayo ibu antar." ucapnya sambil menghapus air matanya dan melepaskan pelukanya.

Mata Temari kembali mengeluarkan airmata, melihat sosok Shikamaru terbaring tak bernyawa ditempat tidur.

"SHIKAMARU BANGUN LAH ! SHIKAMARU ! SUDAH AKU BILANGKAN PAKAI SABUK PENGAMANMU, KENAPA KAU BODOH SEKALI! KITA AKAN MENIKAHKAN SHIKA?,AYO KITA MENIKAH. JAWAB AKU SHIKA ! " teriak Temari sambil menangis meraung, tangannya mengoyang badan Shikamaru berharap pemuda itu bangun dari tidur panjangnya, tapi pemuda itu tetap tidak bergeming.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

"SHIKAMARU...SHIKAMARU!."

TBC

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

HEHE, makin ga jelas ya fic nya xD masih stuck mikirin gimana nasib Temari La Fea. Hihi T.T

Review ya. Saran kalian sangat membantu aku untuk kedepan nya.

Oh ya, untuk lagunya:

(1) My Immortal - Evanescence , Author milih lagu ini karena memang lagu ini sendu sekali dan liriknya dalem beutzzz cocok sama cerita ini xp

(2) Lagunya Hatebreed-Everyone Bleed Now. Yang penuh semangat serta scream yang keren,menurut ku.

(3) Lagunya Firehouse- I live my life for you. Kyaaaa so sweet lagunya. Andaikan ada cowo yang menyanyikan lagu itu untuk author wkwk

Hihi See you in Next Chapter :)