Title : Birthing Machine

Cast : KyuMin

Genre : Hurt, Angst, Romance, Sad ..

Author's Note : Hello readers-ku yang lama-lama makin dikit rasanya.. Hahaha.. Author bawa cerita baru yang sebenarnya uda nyempil di otak dari lama tapi ga pernah berhasil diketik alias malas *bow* Ini juga uda berkali-kali dirombak, tadinya Fantasy, terus jadi Sci-Fi dan sekarang jadi gini..

Happy Reading!

.

*Birthing Machine*

.

"Bagaimana hasilnya?"

"..."

"Jawab aku Lee Sungmin! Perempuan lagi, huh?! Benar begitu?"

"Apa salahnya dengan anak perempuan, Kyu?"

"Jadi benar, huh? Berapa kali kukatakan aku tidak membutuhkan anak perempuan! Kenapa berkali-kali hamil, yang kau lahirkan tetap anak perempuan?!"

"Perempuan ataupun laki-laki, mereka tetaplah anakmu, Kyu. Tidak ada yang salah dengan anak perempuan, kenapa kau membuang mereka semua?"

"Salah karena mereka semua lahir di keluarga Cho. Keluarga Cho tidak membutuhkan anak perempuan, mereka tidak bisa dijadikan penerus keluarga Cho!" desis Kyuhyun tajam.

Tanpa mempedulikan istrinya yang telah berurai air mata, Cho Kyuhyun –namja yang begitu dingin dan egois itu pergi meninggalkan istrinya, Lee Sungmin seorang diri. Istrinya yang sedang mengandung 7 bulan itu tidak menyangka suami yang telah hidup bersamanya selama hampir 8 tahun itu tega mengatakan hal sekeji itu padanya.

Cho Kyuhyun dan Lee Sungmin memang telah menikah sekitar 8 tahun yang lalu dan sudah dikaruniai 4 orang anak yang semuanya perempuan ditambah 1 anak perempuan lagi yang masih bergelung nyaman di dalam rahim ibunya.

.

*Birthing Machine*

.

Delapan tahun yang lalu, saat Kyuhyun melamarnya di depan seluruh teman-teman kampusnya, Sungmin merasa begitu berbunga-bunga. Dia namja, begitu juga dengan Kyuhyun. Namun entah kebaikan apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya hingga Kyuhyun lebih memilih dirinya dibandingkan dengan ribuan yeoja yang mengemis cintanya.

Lebih mengejutkan lagi ketika kedua orangtua Kyuhyun menerimanya dengan tangan terbuka, seperti tidak mempedulikan jenis kelaminnya yang sama dengan Kyuhyun. Kehidupannya semakin sempurna ketika Kyuhyun serta kedua orangtuanya begitu gembira saat ia memberitahu mereka bahwa dirinya memiliki rahim sehingga dapat hamil dan melahirkan layaknya seorang yeoja.

Tahun pertama pernikahannya berjalan begitu indah. Seperti memasuki negeri dongeng. Sungmin diperlakukan layaknya seorang putri mahkota, dimanja dan dicintai semua orang. Ketika dokter menyatakan ia sedang mengandung, Kyuhyun memberikan perhatian lebih padanya. Namun semua kehidupan indah itu sirna saat bayi pertamanya lahir. Di depan bayinya yang masih merah, Kyuhyun mengatakan hal yang begitu keji dan masih ia ingat sampai sekarang.

"Aku membutuhkan anak laki-laki, bukan seorang perempuan yang lemah. Tinggalkan dia di panti asuhan, jangan pernah berani membawa anak itu pulang ke rumah. Dan jangan pernah memberikan margaku di depan namanya. Aku tidak membutuhkan anak perempuan!"

Salahnya waktu itu tidak mengecek jenis kelamin bayi yang dikandungnya. Saat itu yang Sungmin inginkan hanyalah bayinya terlahir sehat. Laki-laki ataupun perempuan menurutnya sama saja. Sama-sama darah dagingnya yang begitu ia cintai. Tapi ternyata keinginan Kyuhyun lain dengannya. Kyuhyun memang tidak pernah mengatakan secara gamblang bahwa ia menginginkan anak laki-laki. Tapi sikap Kyuhyun sebenarnya sudah menjelaskan semuanya. Saat itu Kyuhyun selalu membawa pulang mainan untuk anak laki-laki. Awalnya Sungmin mengira itu hanyalah naluri alamiah Kyuhyun dan mungkin saja bayinya benar-benar laki-laki. Tapi ternyata semua itu dilakukan Kyuhyun karena yang ia butuhkan memang seorang anak laki-laki sebagai penerus keluarga Cho.

Kyuhyun memilihnya bukan karena cinta, tapi karena ia seorang namja. Kedua orangtua Kyuhyun menerimanya dengan begitu mudah juga bukan karena mereka tidak memandang rendah Sungmin, tapi lagi-lagi karena ia seorang namja.

Mengikuti perkataan Kyuhyun, Sungmin membawa putrinya yang masih sangat kecil ke panti asuhan dan dengan berat hati ia menitipkan putri kecilnya yang ia beri nama Lee Yiseol –tanpa marga Cho seperti perintah Kyuhyun- disana. Tapi ia tidak mungkin meninggalkan Yiseol begitu saja tanpa pengawasan darinya, oleh karena itu Sungmin meminta pada pihak panti asuhan untuk tidak memberikan putrinya pada siapapun yang akan mengadopsinya. Sebagai gantinya, Sungmin menjadi donatur tetap di panti asuhan itu selama bertahun-tahun.

Setiap dua minggu sekali Sungmin meminta pihak panti asuhan membawa anak-anak bermain di taman dekat panti. Dengan begitu ia bisa melihat putrinya yang mulai tumbuh besar meskipun dari jauh karena jika sampai Kyuhyun tahu, maka bisa dipastikan ia tidak akan bisa melihat Yiseol lagi.

Memasuki tahun kedua pernikahannya, Sungmin mengetahui banyak hal tentang keluarga suaminya. Secara turun temurun, keluarga Cho selalu membuang anak perempuan mereka. Kenyataan yang begitu kejam. Mereka tidak pernah menghargai lahirnya seorang anak perempuan. Setiap anak laki-laki yang terlahir dari keluarga Cho mendapatkan lebih dari 70% kekayaan keluarga Cho dan setiap anak perempuan yang terlahir dari keluarga Cho akan dicoret dari daftar keluarga Cho, kecuali jika anak perempuan itu bisa memberikan keturunan laki-laki, maka ia akan mendapatkan 35% kekayaan keluarga Cho dan keturunan laki-laki itu akan dimasukkan ke dalam daftar keluarga Cho. Sekali lagi, hanya keturunan laki-laki yang diakui.

Pada pertengahan tahun ketiga, Sungmin kembali mengandung. Kyuhyun kembali menegaskan bahwa ia harus melahirkan bayi laki-laki untuknya. Takut jika bayi yang dikandungnya adalah perempuan, Sungmin mengajukan syarat pada Kyuhyun. Ia tidak akan mengecek jenis kelamin bayinya sebelum usia kandungannya 7 bulan. Kyuhyun menyetujui persyaratan Sungmin. Dan saat mengandung 7 bulan ternyata hasil cek kandungan Sungmin menunjukkan bahwa bayi yang ia kandung merupakan bayi perempuan. Kyuhyun kembali murka, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena usia kandungan Sungmin sudah terlalu tua untuk digugurkan.

Lagi, Sungmin harus menelan kenyataan pahit ketika ia sendiri harus mengantarkan putri keduanya ke panti asuhan yang sama tempat Yiseol berada. Ia tidak kuasa menahan air matanya yang mengalir begitu saja saat melepaskan pelukan hangatnya pada Jaein –putri keduanya, yang ikut menangis keras ketika kehilangan dekapan hangat sang ibu.

Kejadian yang sama kembali terulang pada tahun keempat dan kelima pernikahannya. Kyuhyun tidak pernah berubah. Dan Sungmin merasa lelah pada pernikahannya. Hubungan mereka menjadi sangat dingin dan kaku. Sungmin sudah melayangkan surat cerai waktu itu, ia sudah bersiap keluar dari rumah megah Cho dan mengambil keempat putrinya yang sudah ia sia-siakan begitu saja. Yiseol, Jaein, Yeonwoo dan Sulli. Sungmin sudah membulatkan tekadnya, namun ternyata Kyuhyun tidak tinggal diam begitu saja. Malam itu Kyuhyun menguncinya di kamar dan hal itu berlangsung selama hampir 1 bulan lamanya. Tidak hanya menguncinya, Kyuhyun juga merantai kedua tangan dan kaki Sungmin agar ia tidak bisa kemana-mana.

.

*Birthing Machine*

.

"Campurkan ini pada setiap makanan dan minuman Sungmin" perintah Kyuhyun pada salah satu maid-nya yang bertugas di dapur.

Wanita berambut coklat gelap itu menerima botol kaca yang diberikan Kyuhyun dengan pandangan bingung. Ia tidak tahu apa gunanya butiran obat di dalam botol itu, tapi seorang suami tidak akan meracuni istrinya sendiri, aniya?

Maid itu mengangguk patuh dan mengambil sebutir pil putih itu dan menumbuknya menjadi bubuk halus kemudian mencampurkannya ke dalam sup kepiting Sungmin. Ia menyimpan botol kaca itu di dalam sakunya dan membawa hidangan makan malam Sungmin ke ruang makan tanpa menyadari seringai mengerikan dari bibir Kyuhyun.

Tengah malam Sungmin terbangun karena perutnya terasa aneh. Tidak sakit namun ada rasa yang sulit ia jelaskan. Dilihatnya Kyuhyun tidak ada disampingnya. Suaminya memang begitu. Dalam 1 bulan, bisa dihitung dengan jari berapa kali Kyuhyun tidur disampingnya. Selebihnya, namja dingin itu lebih memilih tidur di ruang kerjanya yang memiliki fasilitas yang hampir sama dengan kamar mereka.

Sungmin memutuskan untuk keluar. Ia ingin melihat Kyuhyun yang tertidur. Hanya wajah pulas Kyuhyun yang berani ia pandangi, kesan dingin yang selama ini melekat pada diri Kyuhyun seolah menghilang begitu saja ketika suaminya itu terlelap.

"Aku hanya ingin suatu saat nanti kau berubah. Menerima putri-putri kita yang tidak pernah kau lihat sebelumnya. Aku ingin kita tinggal bersama nantinya, mengakui mereka sebagai anak-anakmu, menyandang marga Cho yang sangat diagung-agungkan. Mencintaiku setulus hati, seperti aku yang tetap mencintaimu. Aku ingin memberikan kebahagiaan seutuhnya untukmu, bukan sebuah keharusan yang terjalin sejak lama. Aku ingin kau menganggapku sebagai seorang istri, memperlakukanku layaknya manusia. Bukan seperti alat yang kau gunakan untuk melahirkan keturunanmu. Aku ingin kau sadar dari semua ini. Ini salah. Aku berharap setiap kau membuka matamu di pagi hari, kau akan berubah sedikit demi sedikit. Jangan lagi menutup hatimu, aku mencintaimu"

Sungmin berbisik pelan, sangat pelan nyaris tak terdengar. Hal yang rutin ia lakukan setiap malam dengan harapan suaminya akan sedikit berubah esok harinya. Kemudian Sungmin mendaratkan kecupan lembut di bibir Kyuhyun dan merasakan bibir Kyuhyun melengkungkan senyum dalam tidurnya.

.

*Birthing Machine*

.

Sungmin mengerjap kaget ketika perutnya kembali terasa aneh. Hampir 2 minggu ini Sungmin selalu merasakan hal yang sama berulang kali dalam sehari. Anehnya, hal itu selalu terjadi beberapa jam setelah ia selesai makan. Perutnya pasti terasa aneh, sedikit ngilu tapi tidak menimbulkan rasa sakit. Namun cukup mengganggu Sungmin. Terlebih lagi, Sungmin tidak lagi merasakan pergerakan dari bayi yang dikandungnya. Padahal sebelumnya bayi di dalam rahimnya sering memberikan getaran-getaran pelan yang membuatnya tersenyum. Namun sekarang bayi ini sangat tenang, terlalu tenang hingga ia nyaris tidak menyadari keberadaannya kecuali jika melihat perutnya yang besar.

Tapi kali ini perutnya benar-benar tidak nyaman. Perutnya mulai terasa sakit, seperti diremas dari dalam. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya dan membuat Sungmin merasa menggigil. Tidak mungkin ia keracunan, apalagi jika sengaja diracuni. Para maid yang bekerja di rumahnya sudah bersertifikat sekelas chef-chef handal di restoran mewah.

"Unghh"

Sungmin memutuskan untuk bangkit, beranjak menuju kamarnya di lantai 2. Mungkin hanya stress dan kelelahan, pikirnya. Huh, padahal ia sedang menunggu Kyuhyun pulang. Tadi pagi sikap Kyuhyun sedikit berubah padanya. Namja itu menanyakan bagaimana keadaan kandungan Sungmin, hal yang belum pernah terjadi sepanjang masa kehamilan sebelumnya.

"Nyonya anda baik-baik saja? Anda pucat sekali" ucap salah seorang maid yang berpapasan dengannya.

"Hmm, aku hanya butuh istirahat. Jangan lupa siapkan makan malam untuk Kyuhyun" ucapnya lemah.

Sungmin kembali berjalan meninggalkan maid yang masih memandangnya dengan raut wajah khawatir. Ia meniti satu per satu anak tangga dengan susah payah. Sungmin baru sampai seperempat anak tangga, namun rasanya ia sudah tidak sanggup lagi. Kepalanya sangat sakit dan matanya mulai berkunang-kunang, perutnya sangat sakit seperti diremas-remas membuatnya merasa sesak dan sulit bernapas.

Maid yang sejak tadi masih memperhatikan Sungmin dari bawah bergegas keluar ketika mendengar suara Kyuhyun dari arah pintu masuk.

"Tuan, Nyonya ..."

BRUKK!

Ucapan maid itu terhenti saat suara benda besar yang jatuh terdengar dari arah dalam. Baik Kyuhyun maupun maid itu segera mencari sumber suara tersebut. Alangkah terkejutnya mereka berdua saat mendapati Sungmin terkulai lemah di bawah tangga dengan kepala dan hidung yang berdarah. Ya, namja itu jatuh terguling dari tangga yang cukup tinggi.

Kepanikan melanda Kyuhyun dengan cepat, melihat darah yang mengalir cukup banyak dari kepala serta hidung Sungmin. Pertama kalinya –tanpa disadari Kyuhyun, ia sangat takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada istrinya itu.

.

*Birthing Machine*

.

"Benturan di kepalanya cukup parah, kami belum bisa memastikan apa yang akan terjadi nanti. Saat ini Tuan Lee sedang dalam masa kritisnya, semua akan tergantung dalam 24 jam mendatang. Jika lewat dari 24 jam Tuan Lee masih belum sadar, bisa dibilang Tuan Lee mengalami kelumpuhan otak atau koma"

Kyuhyun tidak bisa berkata apapun lagi setelah mendengar vonis mengerikan dari dokter tentang istrinya. Matanya menatap kosong lantai putih yang terlihat dingin itu, dadanya sesak dan kedua matanya terasa panas.

"Satu lagi. Kami terpaksa mengeluarkan bayinya, kami mendapati beberapa bagian perutnya memar dan lebam. Mungkin karena benturan yang terjadi. Kami mohon maaf, bayinya tidak bisa diselamatkan. Bayinya sudah meninggal, bahkan hampir membusuk saat kami keluarkan. Juga, hampir separuh rahimnya rusak. Sepertinya Tuan Lee mengkonsumsi obat penggugur kandungan dengan dosis rendah secara berkala sehingga tidak hanya bayinya yang mati, tapi rahimnya ikut rusak"

"A—apa..?"

"Untuk itu kami meminta anda untuk menandatangani persetujuan operasi pada Tuan Lee. Kami akan melakukan operasi pengangkatan rahim segera setelah mendapat persetujuan dari anda, Tuan Cho"

Dokter itu memberikan selembar kertas dan sebuah pulpen pada Kyuhyun. Kyuhyun menatap keterangan dalam kertas itu dengan pandangan nanar.

'Aku membutuhkan anak laki-laki...'

'Perempuan lagi, huh..?'

'Tinggalkan dia di panti asuhan..'

'Jangan pernah memberikan margaku di depan namanya...'

Ttrakk!

"Tidak! Lakukan apapun agar rahimnya kembali seperti semula. Aku tidak peduli apa yang kalian lakukan atau berapa uang yang harus kukeluarkan, apapun asal rahimnya kembali seperti semula" desis Kyuhyun tajam.

Egoiskah dia jika masih mengharapkan seorang bayi laki-laki dari istrinya disaat rahim istrinya sudah hancur karena dirinya sendiri?

.

.

*TBC*