Title : Perfect Partner in Crime
Genre : Crime, Friendship, Bromance
Cast : Park Chanyeol, Oh Sehun, and others
Rating : T / General
Length : Chaptered
A/N : Murni hasil dari imajinasi milikku sendiri, beberapa sumber diambil dari siaran televisi / artikel internet.
Chapter 1
Pesawat berbadan besar yg ditumpangi Chanyeol melaju cepat di udara meninggalkan kota London. Ia sengaja menggambil penerbangan non-stop menuju Seoul agar cepat tiba karna ia pergi ke London bukan dalam rangka liburan tapi justru semacam melakukan perjalanan bisnis.
Ia baru saja beberapa jam yg lalu menghadiri konferensi partai politik yg diadakan oleh salah satu partnernya di London. Sebenarnya Chanyeol hanya tamu undangan, karna ia bukan anggota dari partai tersebut, ia hanyalah seorang penasehat hukum yang kebetulan memiliki partner yg tidak lain adalah sahabatnya sendiri, Kim Junmyeon yg menjabat sebagai dewan pembimbing dipartai tersebut.
Tidak sembarang orang yg bisa hadir diacara. Maka dari itu untuk bisa hadir di konferensi tersebut, Chanyeol harus rela memohon-mohon pada Junmyeon agar bisa mendapatkan undangan. Junmyeon awalnya menolak karna konferensi ini sangat tertutup untuk orang luar, tapi Chanyeol tidak kehilangan akal. Ia berjanji akan membantu Junmyeon mengurus perjanjian hukum salah satu anggota partai mereka yg akan mencalonkan diri menjadi walikota pada tahun depan.
Junmyeon tidak bisa menolak tawaran mengiurkan dari Chanyeol, mengingat Chanyeol sangat ahli dibidang hukum dan perusahaan miliknya bahkan sudah beberapa kali memenangkan pemilihan umum para anggota politik. Ia akhirnya memberikan undangan berharga tersebut kepada Chanyeol sebagai "Relasi Partai"
Saat ini Chanyeol sudah berada di salah satu tempat duduk nyaman di kabin eksekutif pesawat, Ia sudah melepaskan jas mahalnya dan melongarkan dasi yg terasa mencekik lehernya sepanjang konferensi tadi lalu bersandar nyaman pada tempat duduknya memejamkan mata, sesampainya di Seoul nanti ia harus kembali ke kantor dan mengurus berkas yg terpaksa ia tinggalkan karena pergi ke London. Tanpa sadar ia menghela nafas lelah dari mulutnya.
"Kau butuh sesuatu Sajang-nim ?" itu suara Sehun, asisten pribadinya yg saat ini duduk tepat disebelahnya sedang membaca majalah otomotif.
Chanyeol membuka kedua matanya, lalu menghadap Sehun dan mengelengkan kepalanya tanda kalau ia tidak butuh apapun.
"Dan berapa kali ku katakan untuk tidak memanggilku dengan sebutan 'sajang-nim' saat kita tidak dalam urusan kantor, Oh Sehun" seru Chanyeol tidak senang dan merebut majalah otomotif yg ada ditangan Sehun dan mulai membolak-balik halamannya.
"Haha.. Maafkan aku Hyung, aku hanya refleks bertanya. Dan ada apa denganmu dan nafas bau mu itu ? Kau yg menghembuskan nafas berat tadi" seru Sehun sambil tertawa pelan. Chanyeol mengabaikan tawa Sehun ia tidak dalam mood yg baik untuk bercanda.
"Tidak, aku hanya lelah. Setelah sampai di Seoul nanti aku harus kembali ke kantor menyelesaikan tugas yg tertunda karna ke London tadi" jawab Chanyeol yg masih sibuk membolak-balik majalah di pangkuannya.
"Nah kau tau tugas kita menumpuk di kantor, lalu kenapa kau sangat ingin pergi ke konferensi itu ? Apa kau bercita-cita ingin menjadi Presiden melalui partai itu ?" pertanyaan Sehun segera mendapatkan hadiah pukulan manis dari majalah yg sudah digulung Chanyeol ke bagian kepala Sehun.
"Aaww.. Ya! Hyung, Itu sakit tau" omel Sehun yg saat ini tengah mengusap-usah bagian kepalanya yg menjadi korban-majalah-otomotif yg dipegang Chanyeol.
"Bodoh! Aku juga tidak tertarik pada partai itu. Tapi kau lihat sendiri kan tadi tamu undangan yg hadir mereka semua anggota politik, para pengusaha sukses dan bagian pemerintahan. Mereka adalah orang-orang yg kemungkinan besar akan menggunakan jasa perusahaan kita. Kau fikir untuk apa kita jauh-jauh datang kesana beramah-tamah dan membagikan kartu nama ku kalau bukan untuk mempromosikan perusahaan kita" jelas Chanyeol panjang lebar yg langsung di sertai anggukan setuju oleh Sehun.
Chanyeol kembali melayangkan pukulan pada Sehun yg masih mengangguk-anggukan kepalanya yg menurut Chanyeol seperti orang bodoh.
"Ya! Hyung! Bisa tidak berhenti memukul kepalaku yg berharga ? Kepala ini tidak ada gantinya kau tau! " seru Sehun dengan suara yg kencang membuat semua mata yg berada dikabin eksekutif pesawat mengarahkan pandangan terganggunya ketempat duduk Sehun dan juga Chanyeol.
Chanyeol refleks menutup wajah menggunakan majalah ditangannya berusaha menghindari malu karna seruan kencang Sehun barusan. Sedangkan Sehun sudah membungkuk kan tubuhnya meminta maaf atas perbuatannya yg menurutnya menggangu penumpang yg lain.
Ia kembali duduk ditempat duduknya dan langsung disambut tawa oleh Chanyeol. Sehun memandang sinis Chanyeol dan mengarahkan pandangannya ke arah luar jendela pesawat dibagian sampingnya. Kalau Chanyeol bukan atasannya mungkin Sehun sudah sedari tadi melempar Chanyeol keluar pesawat melalui kaca jendela di sebelahnya.
"Baiklah baiklah aku berhenti" Chanyeol menghentikan tawa setelah melihat Sehun yg terlihat marah padanya. Lalu kembali bersandar pada kursi empuknya, ia harus istirahat setidaknya beberapa jam walaupun sedang berada diatas pesawat sebelum akhirnya tiba di Seoul.
"Tolong bangunkan aku nanti kalau kita sudah sampai" seru Chanyeol yg sudah kembali memejamkan matanya.
"Baik Hyung" jawab Sehun yg juga sudah kembali menatap awan putih diluar jendela pesawat.
Chanyeol tersenyum tipis setiap kali berpapasan dengan karyawan di kantor yg menyapanya dengan sopan. Saat ini Chanyeol sudah berada diperusahaan miliknya, PARK & Partner Consulting Firm.
Dengan sigap Sehun menekan tombol lift dihadapannya mempersilahkan Chanyeol masuk terlebih dahulu ke dalam lift setelah pintu lift terbuka dan kembali menekan tombol lantai 3 dimana ruangan Chanyeol berada. Selama di kantor Chanyeol dan Sehun selalu bersikap profesional layaknya atasan dengan bawahan, walaupun saat di luar kantor mereka adalah seorang sahabat baik.
"Kyungsoo, tolong antarkan berkas yg aku kerjakan kemarin kedalam ruangan" perintah Sehun saat melewati meja sekertaris kantor didepan ruangan Chanyeol.
"Baik" angguk Kyungsoo patuh dan mulai membuka beberapa laci yg ada disebelahnya mengambil beberapa map dokumen.
Sedangkan Chanyeol sudah masuk ke dalam ruang kerjanya terlebih dahulu. Ia melepaskan jas yg dikenakannya dan melemparnya begitu saja ke sembarang arah yg langsung ditangkap oleh Sehun yg berada tepat dibelakangnya lalu dengan tanpa rasa bersalah Chanyeol sudah menghempaskan begitu saja tubuh lelahnya pada kursi dibalik meja kerjanya.
Sehun sudah akan bersiap memarahinya sebelum suara ketukan pintu terdengar. Sehun menghembuskan nafas kasar menahan kesal kepada Chanyeol dan mempersilahkan Kyungsoo untuk masuk. Didekapannya terlihat beberapa map yg susah payah dibawa oleh tubuh kecilnya kearah Chanyeol, Sehun berinisiatif membantu dengan mengambil map-map ditangan Kyungsoo dan membawa ke meja kerja Chanyeol yg saat ini tengah memejamkan matanya.
"Ini semua berkas yg harus anda kerjakan Sajang-nim, saya sudah memberikan sticky note berwara biru pada bagian yg harus ditinjau kembali dan yg berwarna kuning untuk ditanda tangani" seru Sehun memberi laporan pada map yg kini berserakan dimeja.
Untuk urusan pekerjaan kantor Sehun selalu dapat diandalkan. Karna Sehun adalah staff kepercayaannya yg paling gesit dan selalu memiliki fikiran yg selangkah lebih maju dibandingkan Chanyeol.
Chanyeol membuka kedua matanya lalu menegakkan tubuh pada kursi dan mulai memperhatikan map dokumen yg ada dihadapannya. Matanya tertuju pada jam dinding yg ada diruang kerja, pukul 04.00 petang, jam kerja kantor akan berakhir 1 jam lagi. Sedangkan Sehun sudah sibuk membuka beberapa dokumen dihadapannya untuk diperlihatkan kepada Chanyeol.
"Sepertinya kita harus kembali mempertimbangkan untuk mengambil kasus proyek milik Thomas Lee. Aku membaca beberapa hal yg ganjil dari pertemuan dengan salah satu utusannya beberapa hari lalu. Aku khawatir ia hanya ingin menggunakan nama perusahaan kita untuk memenangkan lelang proyek tersebut" jelas Sehun sambil menunjuk beberapa dokumen di hadapan Chanyeol.
"Hei, baiklah baiklah aku mengerti. Kau sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik. Untuk sisanya biar aku kerjakan sendiri. Kau lebih baik pulang saja kerumah"
Sehun menaikkan sebelah alisnya memandang Chanyeol binggung.
"Aku serius Oh Sehun, kau boleh pulang lebih cepat hari ini. Dan mungkin aku akan menginap di kantor untuk menyelesaikan pekerjaan jadi kau tidak perlu mengantarku hari ini. Nanti aku bisa meminta Kyungsoo untuk ikut lembur bersamaku" seru Chanyeol dengan raut wajah serius seakan menegaskan kalau perkataannya bukan lelucon.
"Baiklah, kau tidak bisa merubah keputusanmu Chanyeol-ssi" pekik Sehun senang dan dengan sigap sudah berlari keluar ruangan yg hanya ditangapi dengan gelengan kepala oleh Chanyeol.
Beruntung hari ini adalah Jumat, jadi Chanyeol memilih untuk lembur hari ini agar bisa menikmati waktu weekend-nya besok dengan tenang. Ia setidaknya butuh istirahat yg lebih berkualias mengingat satu minggu ini ia sudah sangat disibukan oleh pekerjaanya.
Ia kembali membolak-balik beberapa dokumen dihadapannya dan mulai larut dalam pekerjaan.
Kring... kring... kring...
Suara dering telepon kantor yg sangat menyebalkan diatas meja memenuhi langit-langit ruang kerja Chanyeol. Chanyeol yg saat ini tengah tertidur dengan posisi terduduk dikursinya ber-bantalkan map-map dokumen diatas meja berusaha menutup telinga sambil menyumpah, mengabaikan dering yg semakin berisik dan mencoba kembali melanjutkan tidur.
Namun tidak ada yg berubah dari si penelepon diseberang sana, sepertinya tidak ada niatan untuk menghentikan panggilannya walaupun sudah dering yg kesekian kalinya diabaikan oleh Chanyeol.
Besok Chanyeol akan melakukan komplain pada bagian provider telepon kantor untuk mengganti nada deringnya dengan irama musik jazz saja daripada nada standarnya yg selalu berdengking-dengking berisik.
"Maaf menggangu anda Sajang-nim..." Sialan, Chanyeol mengenali suara milik si penelepon sebagai salah satu petugas keamanan dikantornya. Chanyeol refleks mengarahkan matanya yg sedikit terbuka kearah jam dinding di ruangannya, pukul 01.00 dini hari.
"Ini sudah lewat tengah malam Pak Kim, bukankah aku tadi sudah berpesan kalau aku tidak ingin di ganggu" Chanyeol berseru marah.
"Maaf Sajang-nim tapi ini sungguh mendesak" seru si penelepon takut-takut.
"Persetan! Bahkan seandainya besok dunia tenggelam oleh tsunami, aku tidak perduli!" Chanyeol mengutuk orang tersebut, bersiap menumpahkan kosakata berbagai macam makian lainnya pada orang diseberang telepon.
"Sekali lagi saya minta maaf Sajang-nim tetapi dilantai bawah ada beberapa orang yg mengaku dari pihak kepolisian dan memaksa naik ke atas, mereka bermaksud untuk menangkap seseorang bernama Park Chanyeol. Petugas kami yg lain sudah berusaha menahannya tapi kami kalah jumlah. Saya setidaknya harus melapor sebelum mereka tiba diruangan anda" Pak Kim berusaha menjelaskan dengan intonasi hasil didikan keramah-tamahan kelas dunia yg dipelajarinya.
Chanyeol bergegas meletakkan gagang telepon, bangkit dari tempat duduknya menuju jendela besar ruangan yg bisa melihat pos keamanan didepan kantornya. Ia bisa melihat ada sekitar 10 sampai dengan 12 orang berpakaian polisi lengkap dengan senjata api ditangannya, dan 4 orang petugas keamanan dikantornya yg berusaha menghadang dibagian depan pintu masuk.
"Tahan selama mungkin Pak Kim, aku tidak mungkin dibawa begitu saja oleh mereka tanpa mengetahui apa yg sudah ku lakukan sehingga mereka ingin menangkap ku" perintah Chanyeol dan langsung memutuskan sambungan telepon.
Chanyeol seketika panik ia berjalan mondar-mandir didepan meja kerjanya memikirkan solusi. Ia masih belum bisa mengerti apa yg telah ia lakukan sehingga petugas kepolisian datang ke kantornya pukul 01.00 dini hari dan ingin menangkapnya.
Drtttt... drttt... drttt...
Chanyeol segera mengambil handphone miliknya yg bergetar nyaring diatas meja kerjanya mengangkat cepat saat melihat nama seseorang yg amat ia kenal muncul dilayar ponselnya.
"Halo Chanyeol-ssi, maaf apakah aku menggangu tidur malammu ?" suara tua yg terdengar suram menyapa indera pendengarannya, Chanyeol mengeryitkan kening saat suara diseberang sana tidak riang seperti biasanya.
"Tidak Ketua Jung anda tidak menganggu, apa ada yg bisa saya bantu ?" Tanya Chanyeol penasaran.
"Aku tidak tau harus mulai darimana, Chanyeol-ssi" suara di seberang terdengar ragu-ragu, terdiam sejenak. Sepertinya sedang berpikir keras.
"Apakah itu sebuah kabar baik ? Apa pesaing kita tiba-tiba mengundurkan diri dari pencalonan pemilihan umum tahun ini, Ketua Jung ? Akhirnya ia bisa berhitung dengan baik kalau ia tidak punya kesempatan untuk mengalahkan kita ?" Chanyeol mencoba bergurau mengabaikkan petugas kepolisian yg bisa datang kapan saja keruangannya.
"Ini bukan sebuah kabar baik Chanyeol-ssi" helaan nafas terdengar menyertai kalimat itu. "Baru saja aku mendapatkan informasi dari sumber yg dapat dipercaya, ada koalisi terselubung di konvensi pemilihan umum tahun ini. Segala dukungan perlahan berubah, ada gerakan yg tidak terlihat yg dilakukan oleh pihak lain. Aku tidak bisa memastikan siapa yg menggerakkannya tapi ini serius sekali"
"Koalisi terselubung ? Bahkan dukungan yg sudah terkumpul berubah ? Bukankah semua sudah terkendali ? Semua staff kami sudah bekerja jauh-jauh hari, me-riset segala kemungkinan yg ada dan mencegah hal buruk yg terjadi. Kita sudah mengantongi banyak dukungan dari partai lain, tidak ada yg perlu dicemaskan Ketua Jung" Chanyeol berkata sesantai mungkin.
"Tidak ini diluar dari segala kemungkinan yg sudah kita bahas Chanyeol-ssi. Kau tau bahkan aku saat ini tidak berada di Korea, setelah mendapatkan informasi tersebut aku didatangi oleh anggota komisi pemilihan, aku dituduh melakukan beberapa kecurangan dalam kampanye, cepat atau lambat mereka pasti akan mendatangi kau selaku penasihat hukumku, Chanyeol-ssi" intonasi suaranya terdengar semakin cemas.
Chanyeol diam sejenak ia bahkan menelan ludah saking gugupnya.
"Jadi ini alasan kenapa kantorku didatangi oleh anggota kepolisian pada pukul 01.00 dini hari ? Aku tidak percaya dengan kegigihan orang dibalik semua ini hingga dengan sangat ceroboh melakukan pergerakan seperti ini Ketua Jung" Chanyeol menghela nafas perlahan, tangannya sudah bergerak melepas dasi hitam yg masih menggantung di lehernya dan menggulung lengan kemeja putihnya sampai ke siku.
"Apa yg baru saja kau katakan ? Anggota kepolisian ? Chanyeol kau tidak boleh tertangkap, semua data rahasia rencana kita ada padamu. Data itu tidak boleh sampai kepihak luar" Ketua Jung memekik terkejut.
"Tenang saja Ketua Jung, aku bisa mengatasinya. Tidak ada yg perlu kau takut kan. Aku penasihat hukummu, aku akan melakukan apapun untuk melindungi klien ku pada saat seperti" seru Chanyeol menenangkan.
Ketua Jung adalah politikus berpengalaman. Ia telah meniti karier politiknya puluhan tahun lamanya dari bawah. Namanya populer dikalangan masyarakat, bersih dari korup dan banyak dipercaya oleh calon pemilih. Ia sedang berusaha meraih masa emasnya tahun ini dengan bantuan hukum dari perusahaan milik Chanyeol.
"Aku dengar mereka sedang menyusun rencana serangan balik untuk kita sebelum pemilihan umum, dan kau adalah sasaran utama mereka setelah diriku sendiri karna kau adalah kunci dari kelemahanku yg tidak boleh mereka miliki. Aku membutuhkan seluruh anggota tim inti saat ini, terutama kau. Aku harus segera menyusun strategi untuk mengahadapi serangan mereka yg bisa datang kapan saja"
Chanyeol kembali menghela nafas pelan "Baik aku mengerti Ketua Jung. Aku akan segera menemuimu dalam beberapa jam kedepan" percakapan telepon terputus. Chanyeol mengusap pelan wajahnya yg kusut. Ia tidak menyangka kariernya sebagai penasihat hukum harus dihadapi oleh hal seperti ini.
Dengan gerakan cepat Chanyeol membuka laci brankas miliknya, mengambil beberapa map yg tertulis "TOP SECRET" dipojokan atasnya dan memasukkan kedalam tas kerjanya.
Tangannya kembali sibuk menekan kontak panggilan cepat nomor 1 diponselnya, nada sambungan telepon terdengar kemudian.
"Aku sudah tau saat kau bilang akan memberiku waktu libur itu hanya lelucon Chanyeol-ssi" suara seseorang yg sangat Chanyeol kenali terdengar diseberang telepon, samar-samar juga terdengar musik dengan tempo cepat dibelakangnya.
"Kau berada di klub malam saat ini Sehun-ssi ? Kau sangat tau tempat untuk bersenang-senang, kawan" seru Chanyeol menggoda.
"Hentikan omong kosongmu, aku tau kau meneleponku dini hari bukan untuk menggodaku tapi pasti untuk menyusahkan hidupku, cepat katakan apa maumu ?" dari nada suaranya Chanyeol bisa mendengar nada jengkel dari Sehun.
"Maafkan aku sobat, tapi kau benar-benar harus membantuku. Kantorku saat ini tengah dikepung oleh belasan anggota kepolisian yg dengan senang hati akan mengiringku ke ruang interogasi yg sangat menyebalkan, kau tau seberapa seriusnya situasi ini kan, Sehun-ssi" Chanyeol menjawab cepat pertanyaan Sehun diseberang, ia tidak punya waktu untuk menunda-nunda. Waktunya yg singkat harus ia gunakan sebaik-baiknya.
"Tunggu, kau bilang polisi ? Apa ini tentang Ketua Jung ?" seru Sehun mulai terdengar panik.
"Ya, dan kau tau itu pasti suatu masalah yg serius bukan ? Intinya aku membutuhkan bantuanmu saat ini untuk bisa keluar dari kantor secepatnya" suara Chanyeol terdengar sangat serius menghentikan kegiatannya yg saat ini tengah memasukkan berkas tambahan kedalam tas kerjanya.
"Aku akan tiba dalam 15 menit" sambungan telepon diputus begitu saja oleh Sehun. Chanyeol melanjutkan kembali kegiatannya memasukkan berkas yg sempat tertunda
Matanya tertuju pada kotak hitam diatas lemari ruang kerjanya. Dengan sigap ia mengambil kotak tersebut dan membukanya. Chanyeol tidak menyangka akan datang juga hari dimana ia menggunakan benda ini untuk ia bawa. Dulu saat Sehun memberikannya sebagai hadiah atas pembukaan kantor barunya Chanyeol hanya tertawa mengangap Sehun mencoba bertingkah konyol,tapi ia baru menyadari kalau benda ini ternyata akan berguna, untuk menghadapi situasi seperti ini misalnya.
Ia memasukkan cepat benda tersebut ke bagian belakang pinggangnya, dibalik setelan jas rapi yg sudah dikenakannya, sebuah pistol jenis Heckler & Koch Mark 23 keluaran negara Jerman miliknya.
- To Be Continued -
Hai hai aku muncul lagi masa/hehe/ padahal niatnya gamau nongol dulu tapi ini malah nongol dan bawa FF baru /hehe/
Mau bagaimana lagi aku enggak bisa menghentikan otakku untuk berimajinasi, jadi harap kalian maklum ya.
Kali ini aku hadir bawa FF dari member EXO tapi dengan tema yg berbeda karna aku selipin tentang politik dan crimenya sedikit selebihnya ini menceritakan tentang persahabatan mereka kok.
Ini FF request dari temen baruku yg aku kenal lewat FFN dan sering PM aku, dia minta aku buat bikin FF (yaoi / BL), tapi berhubung ilmu ku belum bisa sampai disana aku bikin jadi bromance aja ya/hehe/
Dan lagi-lagi aku tunggu respon kalian terlebih dahulu sebelum lanjut ke chapter selanjutnya ya, kalian tau kan aku anggota baru di FFN jadi sedikit atau banyaknya review dari kalian sangat membantuku dan menyemangatiku untuk menyelesaikan FF yg aku publish, dan tolong jangan panggil author ya, panggil aja "chingu" supaya kita bisa lebih akrab dan berteman/hehe/
Untuk FF sebelumnya (BTS Prologue) sebenernya itu udah aku tulis sampai di chapter 6 tapi berhubung responnya masih diluar ekspetasi jadi aku belum akan lanjut dulu sementara /jahat sekali ya aku/
Dan untuk FF ini (Perfect Partner in Crime) juga udah aku tulis sampai di chapter selanjutnya jadi kalo responnya bagus aku bakal cepet updatenya.
Kalau begitu sampai jumpa kembali/bye/
