"Tadaima."
Seijuuro membuka pintu dan menemukan kegelapan menyambutnya. Aneh, itu yang pertama terlintas dibenaknya. Walaupun sudah pukul sepuluh malam, biasanya 'isteri'-nya akan menyambutnya di ruang tamu. Biasanya sudah tertidur, tapi jika sedang beruntung, Seijuuro akan menemukannya tengah memanaskan makan malam mereka.
"Kouki?"
Bau air hangat dan aromatherapy menyambut penciuman Seijuuro.
Seulas senyum miring terkembang.
"Di kamar mandi, ya."
.
.
BATH BUT NO TOUCH
Genre : Romance/ Family
Rate : T…?
Pair : AkashixFurihataxAkashi(?) (For 4/12 Week #Family)
Setting : TYL!Verse
Warnings : Typo(s) , OOC, roman ganyampe, grammar ancur, insert konten dewasa dikit, gaje, amburegul, emeseyu, de-el-el
.
.
#HappyReading!
.
.
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
FanFiction © 30th AssassinTarget. Ameru
.
Pandangan penuh godaan yang pertama kali menyambut Seijuuro.
Akashi Kouki. Badan hanya berbalut baju handuk, uap air panas menghalangi pandangannya sedikit. Pahanya terekspos bebas, dan pandangan itu. Tuhan, Seijuuro tidak menyesal.
"Selamat datang, Seijuuro-san." Ujarnya sambil berulas senyum.
Seijuuro menelisik ruangan, "Apa rencanamu kali ini, Kouki? Kau tahu aku tidak sabaran." Apalagi melihat rupamu sekarang, tambahnya.
Kouki maju, tatapannya tertutup nafsu. Akashi berusaha menahan tangannya agar tidak menggerayangi tubuh itu ketika bersentuhan dengan tubuhnya. Napas mereka beradu, hangat.
"Sederhana saja, " Bisiknya, "Kau lelah, bukan? Ayo, hanya mandi bersama…" Lanjutnya. Tangannya bebas melepas kancing jas Seijuuro, lanjut melepas kemeja putihnya.
"Tapi ada satu syarat, " Kemeja lepas dari tubuhnya, lekuk atletis itu menggoda iman, Kouki menahan mati-matian desahannya, "Tidak boleh menyentuh… kita mandi… secara normal…"
What the hell, pikir Seijuuro. Padahal ia yakin juniornya sudah berdiri gagah di bawah sana.
"Kalau kau tidak mau, yaa… sudah…" Kouki mewek, kadar kelucuannya naik.
Seijuuro pasang senyum kece, gampang, "Baik. Kuterima."
.
.
Kini di bathtub yang cukup luas itu, Seijuuro memunggungi Kouki. Tangan Kouki dengan lihai menggosokkan kain basah itu ke punggung suaminya. Hanya ada bunyi kecipak air dan gerakan menggosok. Seijuuro menikmatinya, dan Kouki nampak enggan buka mulut.
Kouki mendekat, berniat menggosok leher Seijuuro. Napasnya menabrak permukaan kulitnya. Ah, hangat. Disinilah ia diuji. Tangan Seijuuro mengepal erat dibawah riak air.
Melihat pergerakan Seijuuro, Kouki berbisik, "Ah… no touch, Seijuuro-san…" Sial! Desahan itu membutakan akal sehat Seijuuro.
Seijuuro hanya dapat berdecak.
.
Selesai dengan leher, Kouki pindah ke lengan. Lengan berotot itu ia gosok dengan lembut. Iseng, Kouki menciumi permukaan kulit itu.
"Kouki… kau…" Geramnya. Sial, ini menyesakkan.
"No touch, hm…" Dalam hati Kouki terkikik setan. Rencananya berjalan mulus.
.
Selesai dengan kedua lengan, Kouki menjangkau botol shampoo, "Sini kucuci rambutmu, Seijuuro-san…"
Seijuuro diam saja, mengikuti permainan. Perlahan ia bersandar pada dada Kouki. Kouki sendiri membuka tutupnya dan mengeluarkan sedikit isinya. Menyiram rambut Seijuuro dengan sedikit air, Kouki mulai ritual keramas itu.
Bau shampoo yang biasa Seijuuro pakai memabukkan, Kouki merasakan itu. Tapi ia tidak boleh kalah dalam taktiknya sendiri. Menahan mati-matinya, ia terus meluncurkan pijatan lembut pada kulit kepala Seijuuro.
Ide iseng terlintas kembali di pikiran Kouki, "Ah… Seijuuro-san~" Desahnya, sembari menciumi rambut merah diantara busa shampoo itu.
Shit! Rutuk Seijuuro. Kouki benar-benar niat mengerjainya.
Tangannya hampir hilang kendali. Tepat beberapa senti lagi dari pantat Kouki, Kouki berujar—lengkap dengan desahannya, "Ngh… sudah kubilang… jangan, Sei… ngh~"
Tangan Seijuuro terkepal erat.
HAASTAGAAHHHH! TOLONG AKU KAMI-SAMAA! Batin pewaris Akashi Corporation nelangsa.
.
.
Ritual mandi telah selesai. Beruntung air hangatnya masih melancarkan kehangatan, kini pasangan Akashi berendam santai di dalam bak. Kouki mengelus rambut merah yang basah itu sayang.
"Seijuuro-san berhasil. Tidak kusangka…" Ujar Kouki—tersirat nada ejek didalamnya. Ia ciumi puncak kepala itu singkat.
ctak! Urat sabar Seijuuro lepas. Dirinya yang absolute seperti dijatuh dan diinjak.
"Katakan apa rencanamu, Kouki. Sebelum aku hilang kendali." Pernyataan penuh penekanan itu kembali membangkitkan sisi chihuahua Kouki.
"Y—yaa… kau tahu, Seijuuro-san… sekarang tanggal berapa…?" Tanyanya.
Seijuuro berpikir, "Tanggal dua belas April? Lalu apa—" Seakan tersadar, Seijuuro diam. Mengulas senyum lembut.
"Happy anniversary, Seijuuro-san… daisuki dayo…" Kembali Kouki mencium pucuk kepala itu. Hangat, dan memabukkan.
Kini Seijuuro bangkit, berbalik badan, dan mencium Kouki, singkat, "Aku hampir lupa, maafkan aku, Kouki. Ashiteru." Ucapnya, penuh keyakinan.
.
.
"Ne, Kouki, aku ingin punya pewaris."
"L—lalu—"
"Kau melarangku menyentuhmu tadi. Aku sangat kesal. Hukuman dariku, Kouki."
"A—Apa, Seijuuro—AHHH, TUNGGU—"
"Bagaimana kalau—Ah, tidak. Kembar saja. Yang laki-laki akan sama absolute-nya denganku. Dan yang perempuan akan semanis dirimu—"
"SEIJUURO—NGAAHH—"
Well, yang sebenarnya baru akan dimulai.
THE END
HEPIH AKAFURI WEEK! AKAFURI UNYUUU /cium atu-atu/ /kena sandal butut/
Well, bilang saja ini ide kilat. Muncul setelah mendengarkan lagu piano!ver , ide ini terlintas begitu aja. Ngetik juga kilat, muehehehhe
Kenapa nggak sampe rate M? simple, ane gabisa bikin /duakk/ makanya sampe sini aja :P klo ada yang mau rate M versinya, bayangkan saja sendiri, ya~ /heh/
Kay, sampai bertemu di fanfic berikutnya!
===HAPPY AKAFURI WEEK! FROM AND FOR AKAFURI LOVER!==
~~~April, 11th 2015~~~
