Assassination Classroom © Yuusei Matsui
.
Drabble
.
Warning : OOC, typo(maybe), human!Koro-sensei, serta kesalahan yang tidak disadari.
.
Dia mudah dibaca.
Lugu. Kikuk. Bodoh. Naif.
"Shinigami-san, selamat malam. Bagaimana harimu?"
"Berjalan seperti biasa. Tapi aku menantikanmu."
Dia terkejut.
"Ara? Apa kau sedang merayuku? Tidak boleh. Aku sudah memiliki tunangan lho..."
Senyumnya tulus, meski mengatakan hal yang tidak dia sukai.
"Itu hanya hubungan palsu. Bagaimana kalau kau membebaskanku dan kita kabur bersama? Aku janji akan berkencan denganmu."
Dia tersenyum lebar. Lalu menggeleng cepat.
"Ide yang bagus. Tapi aku tidak bisa melakukannya. Kau bisa kabur dengan mudah dan meninggalkanku, sebagai gantinya nanti aku akan mati."
"Ee... jadi kau juga menyayangi nyawamu sendiri?"
"Tentu saja! Tapi bukan itu alasan aku ingin terus hidup, bukan hanya untuk diriku. Aku masih memiliki adik yang ingin terus kuperhatikan, ada juga murid-murid yang ingin terus kuawasi. Jadi aku tidak boleh mati di sini."
Katanya. Dia agak terpuruk saat membicarakan dua kalimat terakhir. Adik dan murid-muridnya adalah hal yang paling berharga di hidupnya, sepertinya.
"Jadi, Shinigami-san, bagaimana kalau kita kabur dan kau menjadi guru untuk murid-muridku?"
Dia pasti tidak berpikir panjang saat mengatakannya.
"Jika begitu kita berdua akan mati dengan menyeret murid-muridmu."
"Ah! Benar juga. Sayang sekali, padahal kau guru yang hebat. Aku juga menyukaimu."
"Kalau begitu kita kabur lalu menikah."
Dia tersenyum lebar lalu menggeleng cepat. Lagi.
Bahkan untuk menolak lamaran langsung seperti itu dia masih tersenyum lebar.
Dia mudah dibaca. Tapi terkadang sulit dipahami.
.
.
.
Dia tidak bisa dibaca.
Aku tidak bisa membacanya. Namun begitu, kadang-kadang ia sangat mudah dipahami.
Tuk. Tuk.
"Soal untuk ujian lagi? Apa kau membuatnya dengan mudah kali ini?"
Tanyanya. Ia berdiri di balik dinding kaca, tepat di bawah lubang-lubang udara yang kecil agar suara kami bisa saling terdengar.
"Aku belajar dari pengalaman. Kali ini tidak seperti yang dulu. Jeng-jeng! Lihat ini."
Dia mengamati. Lalu mengomentari banyak hal yang masih kurang sempurna dari pekerjaanku.
"Begitu ya... ternyata aku masih belum belajar banyak. Shinigami-san, aku mohon bimbinganmu lagi!"
"Yare... yare... siapa yang guru di sini?"
"Aha..ha..ha..."
Dengan begini kami akan lebih banyak mengobrol. Mungkin sampai jam kerjaku hampir habis.
"Aku tidak ingin tidur malam ini."
"Eh? Tapi tubuhmu butuh istirahat, kau harus menjalani banyak pemeriksaan besok, jika tidak—"
"Pjamas party. Aku tidak pernah lakukan itu. Meski kita sama-sama tidak memakai piyama, apa kau mau melakukan itu bersamaku, Yukimura?"
Dia tidak bisa dibaca.
Aku tidak pernah tahu apa yang dia pikirkan. Saat dibawa ke sini. Saat bertemu denganku. Saat menjalani berbagai pemeriksaan. Saat bicara denganku. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan.
Tapi kadang-kadang ia sangat mudah dipahami meski tidak bisa kubaca.
.
Finished.
