Chapter 1 : new destiny
Disclaimer : Naruto dan beberapa chara Bukan punya saya
"The Scientist "
Pair:
Rating :T-M
Warning; Mungkin abal,typo,aneh,ancur,OCC, OC, AU. Bikin mata sakit dan perut mual.
"Victor" Monster voice
'Victor' inner monster
"victor" humans talk
'Victor' humans inner
-Victor- stance
...
...
...
...
...
...
Sumarry : Bagaimana jika masa depan dibawa kemasa lalu. Apakah akan berakhir bagus? Atau malah akan membawa petaka?
Disebuah desa yang tentram dan masih sangat asri. Terdapat sebuah rumah yang sederhana dengan kebun bunga dan kebun kecil penuh dengan sayuran menghiasi sekeliling rumah tersebut. Disebuah kamar, terdapat tiga sosok dewasa dan satu orang anak kecil yang sedang derdiri disebuah tepi kasur, satu orang yang terbaring lemah dikasur itu.
"Aku mohon Tabib! Selamatkan putraku!" Pinta seorang Ayah sambil mengguncang tubuh orang yang dipanggil tabib.
"hiks hiks Tabib hiks Anakku bisa hiks sembuhkan?" Terlihat seorang wanita dewasa sedang menangis dan langsung memeluk orang yang sedang terbaring di kasur.
"Oni ... kenapa kamu tidur terus?" Sepertinya si gadis kecil belum memahami suasana yang sedang terjadi di sekitarnya dan terus menatap orang yang ia sebut sebagai kakak itu.
" ... " Namun orang yang dipanggil Tabib hanya diam tak membuka suaranya.
"Tabib jawab aku!" Bentak si Ayah sambil mengguncang kedua bahu si Tabib.
Tap tap tap
Sreekk
Tiba-tiba si Tabib melepaskan kedua tangan yang ada di pundaknya dan perlahan melangkah mendekati kasur. Sesampainya di kasur Ia langsung membuka selimut yang menutupi badan sang pemuda.
Degggg
Sang Ayah langsung membuang pandangannya tak kuat melihat pandangan yang sangat menyayat hatinya. Berbeda dengan Sang Ayah, si Ibu menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan memandang kosong keadaan Putranya dengan air mata yang perlahan mengalir dan semakin deras.
"Maaf ... keadaan Putra Anda sungguh sangat aneh, aku belum pernah melihat penyakit langka seperti ini, bahkan sihir dan ramuan penyembuh tidak berefek banyak baginya. Sepertinya Naruto-san dikutuk oleh ... dewa." Sesal sang Tabib sambil melihat seluruh tubuh Naruto yang sangat mengenaskan. Rambut merah pudar yang mulai rontok dengan anggota gerak yang hanya terlihat seperti tulang dibungkus oleh kulit. Wajah yang terlihat seperti seorang kakek-kakek yang sudah diujung masa senjanya, 'sungguh anak yang sangat malang padahal umurnya tidak lebih dari sepuluh tahun.' Batin sang Tabib menatap miris keadaan Naruto.
"T-tapi dia masih bisa sembuhkan! Benarkan Tabib, Anakku masih bisa sembuhkan, Hiks hiks." Perkataan Sang Ayah yang terdengar semakin lirih. Sepertinya sang Ayah pun mulai putus asa saat sadar arti ucapan sang Tabib tentang kondisi Anaknya.
"Maafkan aku Arashi-san menurut perkiraanku, umur Naruto-san paling lama hanya sampai 1 minggu." Dan sang Tabib telah memberikan vonis tentang umur Naruto didunia ini sambil mulai membereskan peralatannya.
"T-t-TIDAK!" Jerit sang Ibu mendengar perkataan sang Tabib.
Bruuuggg
"Mito!" Arshi langsung berlari menuju sang Istri yang kehilangan kesadarannya akibat mental yang tidak kuat mendengar nasib sang Anak.
" Kaa-chan! Hiks Kaa-chan hiks kenapa?" Tangis si bungsu melihat tiba-tiba si Ibu (Mito) menjerit dan langsung tergeletak pingsan.
"Tabib tolong periksa istriku!" dengan Panik Arashi mengangkat istrinya ke kamarnya.
"Baiklah." Sambil mengikuti Arashi dari belakang diikuti oleh Karin yang tetap menangis. Mereka semua lalu keluar dan meninggalkan sosok Naruto yang terbaring tak berdaya dikamar tersebut seorang diri.
Skip time
Satu minggu kemudian
Clekkk
Terlihat sebuah pintu yang dibuka dari luar oleh seseorang yang melangkah masuk ke dalam sebuah kamar yang sedang ditempati oleh sebuah tubuh yang terlihat seperti seorang kakek-kakek berukuran mini terbaring tak berdaya di atas kasur.
"Sochi hiks Kaa-san mohon hiks sadarlah." Sambil mulai mengelus rambut putranya Mito mulai menangis.
"Kau tahu hiks. Kami merindukanmu hiks di sini ." Lanjut sang Ibu sambil terus membelai rambut merah yang mulai kehilangan warnanya.
"Cepatlah hiks kembali." Ucap Mito sebelum mengecup kening putranya.
Clekkk
Terlihat dua orang sosok memasuki kamar yang menjadi saksi bisu tentang kasih sayang seorang orang tua kepada anaknya.
"Maaf Nyonya Mito, biar saya periksa keadaan Anak Anda." Ucap sang Tabib sambil berjalan mendekati ranjang dan memulai memeriksa tubuh Naruto.
'Semakin memburuk.' Batinnya setelah melihat kondisi tubuh Naruto yang semakin memprihatinkan.
"Tabib bagaimana keadaan anak saya? Anak saya bisa sembuhkan?" Tanya Mito dengan penuh harapan.
"Maa-"
Duuaarrrr
Sebelum ucapan sang Tabib selesai tiba-tiba terjadi sebuah ledakan yang cukup kencang mengagetkan mereka semua.
"Ledakan apa itu!" Sambil berlari keluar Arashi diikuti oleh Mito dan Tabib ke asal suara ledakan tersebut. Sesampainya mereka di sana, mereka langsung disuguhi sebuah kawah yang cukup besar dengan asap yang membumbung tinggi. Arashi yang terlihat paling penasaran perlahan-lahan mulai melangkah dan mendekati kawah tersebut.
"A-a-apa ini!" dengan suara terputus-putus yang cukup nyaring, Arashi melihat sebuah telur sebesar telur burung unta yang berwarna putih dan bercorak layaknya jilatan api berwarna biru tergeletak di samping sebuah batu kristal sebesar bola sepak yang mengeluarkan cahaya ungu terang di tengah kawah tersebut.
"Ada apa Arashi-kun?" tanya Mito sambil mendekati sang Suami. Tiba-tiba
Whuuusss
Kedua benda itu melayang memasuki rumah mengagetkan tiga pasang mata yang melihatnya. Pandangan mereka tiba-tiba tertuju pada jendela lantai atas atau lebih tepatnya adalah kamar dari Naruto yang sedang mengeluarkan cahaya emas yang bersinar terang.
"Naruto!/Sochi!" Teriak kedua suami istri tersebut dan perlahan berlari masuk kembali di ikuti sang Tabib.
.
Di kamar Naruto sebelumnya
Sriiingggg
Wwuuuusssss
Tiba-tiba muncul sebuah portal berbentuk persegi delapan menghasilkan suara yang sangat bising, memancarkan cahaya kuning terang di atas tubuh Naruto dan menghembuskan angin yang sangat kencang ke arah tubuh Naruto. Perlahan namun pasti tubuh Naruto bercahaya keemasan dan rambut yang tadinya rontok mulai tumbuh dengan lebatnya. wajah yang tadinya keriput layaknya seorang lansia sekarang mulai kembali ke wajah anak laki-laki berumur sepuluh tahun dan memperlihatkan wajah yang tampan, tubuh yang tadinya kurus kering sekarang mulai membuat tubuh itu perlahan terisi kembali layaknya anak yang sehat pada umumnya.
Whuuusss
Muncul sesosok tubuh transparan yang langsung jatuh dari dalam portal itu dan masuk ke dalam tubuh Naruto. Membuat cahaya dari tubuh Naruto semakin bersinar sangat terang, dan
Buuuummmm
Sebuah shock wave kecil yang bersumber dari hasil ledakan tubuh itu menghasilkan hempasan angin kecil bersamaan dengan hilangnya portal dan cahaya ditubuh Naruto.
Hening tak ada lagi suara dalam ruangan itu. Meninggalkan kamar yang kosong yang agak berantakan dan sesosok tubuh yang terbaring layaknya sedang tidur.
Braaakkkk
Suara pintu yang didobrak oleh dua objek asing yang perlahan berhenti di atas tubuh Naruto.
Sriiingggg
Tiba-tiba batu berwarna ungu itu bersinar dan muncul sepasang rantai hitam pekat yang tumbuh dan mengitari leher Naruto. Terlihatlah sekarang sebuah kalung melingkar manis di leher Naruto dengan bandul berbentuk opal tidak sempurna berwarna ungu bening dan beberapa sulur hitam membelit kristal tersebut. Perlahan kedua buah bola mata yang tertutup itu bergerak-gerak dan mulai terbuka memperlihatkan kornea berwarna warna merah dan pupil hitam.
"Ugh dimana ini?" Terdengar suara yang sangat serak dari mulut Naruto sambil perlahan bangun dari posisinya menjadi duduk.
"Ugh pusing." Seraya memijat keningnya yang berdenyut.
Flashback somewhere
Terlihat suasana malam di sebuah kota metropolitan dengan beberapa kendaraan yang masih berlalu lalang. Terlihat seorang pemuda berumur kurang lebih delapan belas tahun sedang menenteng kantong plastik yang berisi banyak makan. Pemuda tersebut mengenakan sebuah jaket hitam dan celana berwarna hitam panjang lengkap dengan sepatu sport warna hitam bergaris merah. Dikepala bersurai merah itu menggantung Headseet berwarna merah dengan bagian telinga berwarna hitam terpasang rapi ditelinganya. Terlihat kepala itu mengangguk-ngangguk mengikuti irama yang didengarnya.
Sriiingggg
Tanpa sadar sebuah lingkaran sihir berbentuk persegi delapan terbentuk tepat di jalan yang akan ia injak.
"Aaaa apa ini!" Teriaknya sambil mencoba meraih apa pun yang bisa menyelamatkannya saat dirinya menginjak masuk ke dalam lubang tersebut.
Sriiingggg
"Tolong aku!" Dan tubuh itu terus melayang di sebuah tempat yang tidak jelas rupanya dengan warna-warna pelangi yang bergerak seolah aliran air.
"Sa-sakit!" Terlihat sebuah bayangan menyerupai tubuh itu keluar masuk beberapa kali hingga kemudian tubuh pemuda tersebut terkikis menyisakan bayangan yang menyerupai dirinya saja melayang bebas di tempat tersebut.
Sriiingggg
Dan lingkaran yang sama mulai menarik masuk sosok transparan tersebut masuk ke dalamnya.
Flashback end
'Aku ingat sekarang' Batin Naruto.
"Ugh!" Ingatan siapa ini!' tiba-tiba sebuah ingatan masuk ke dalam kepala Naruto secara paksa.
Deg
Tiba-tiba tempat Naruto yang tadi berada di sebuah kasur sekarang berganti menjadi tempat yang dipenuhi oleh cahaya kuning pucat yang tidak terlalu terang.
"Di-dimana ini?" Sambil mengobservasi tempat itu Naruto mulai melangkah ke sebuah pohon sakura besar dengan kelopak sakura yang berguguran
"Selamat datang Reinkarnasiku."
Sriiingggg
Muncul cahaya yang sangat terang di hadapan Naruto dan mulai membentuk sosok manusia dengan tinggi seperti anak sepuluh tahunan.
JRREEENGGGGG
Jelaslah yang muncul adalah Naruto versi kecil lengkap dengan pakaian serba putih sedang menatap dirinya sambil tersenyum
"K-kau pemilik asli tubuh yang kutempati!" Naruto Menatap dan menunjuk sosok yang baru datang dengan tubuh yang bergetar.
"hehehe sekarang bukan lagi." Seraya terkekeh melihat tingkah Naruto versi dewasa yang menurutnya sangat lucu.
"Sekarang tubuh itu adalah milikmu jadi gunakanlah dengan baik." Ucapnya dengan senyum yang masih menempel di wajahnya.
"A-apa maks- Kenapa tubuhku mulai memudar!" Ucapan Naruto terhenti setelah melihat tubuhnya yang mulai memudar
"Lain kali kita akan bertemu kembali. Dan saat itu tiba akan kujelaskan semuanya." Ucap Naruto kecil sebelum seluruh tubuh Naruto besar berubah menjadi cahaya kecil meninggalkan sosok Naruto kecil di bawah pohon sakura
"Tolong bawa takdir baru untuk keluarga kita dengan hadiah pemberian Dewa padamu."
.
.
Drap drap drap
"Naruto!" Dan sang Ayah masuk kamar yang dimana keadaan pintu ruangan tersebut telah rusak parah. Tubuh sang Ayah mematung saat pandangannya melihat sang putra dalam keadaan baik-baik saja sedang menatap dirinya.
"Ada ap-" Perlahan wajah panik Mito terganti dengan wajah haru dan bahagia melihat sang putra menatap dirinya dengan keadaan tubuh yang terlihat sangat sehat. air mata Mito mengalir kembali dan mulai melangkah mendekati putranya.
"N-na-Naru hiks kau sudah sadar Nak?" Dengan perlahan tubuh Mito semakin mendekat pada ranjang itu.
"Ya aku-"
Greeb peluk
"Syukurlah Sochi hiks hiks." Tangis haru Mito sambil mendekap erat Naruto seolah-olah tidak akan pernah membiarkan sang putra lepas kembali.
"Maaf nyonya bolehkan aku periksa keadaan putra Anda?" Terdengar suara sang Tabib dari belakang tubuh Mito.
"Silakan Tabib." Sambil memberi ruang Mito perlahan mundur sejajar dengan suaminya yang berada tepat di belakang sang Tabib.
"I-i-ini tidak mungkin." Gumam sang Tabib melihat keadaan Naruto sehat seperti keadaan remaja normal sumurannya seolah-olah dia tak pernah sakit sebelumnya
"Apa maksudmu Tabib." Dan kebetulan Arashi berdiri di belakang sang Tabib dan mendengar gumamannya.
"K-k-keadaan Naruto-san semuanya baik-baik saja." Keringat mulai bercucuran di wajah sang Tabib melihat hasil pemeriksaannya barusan.
"Bukannya itu bagus? Lalu apa masalahnya?" Tanya Mito sekaligus penasaran dengan tingkah sang Tabib yang tiba-tiba berubah seakan-akan dia sedang dilanda syok berat.
"Justru karna dia baik-baik saja! Itulah masalahnya!" Jawab sang Tabib dengan nada yang tinggi dengan pandangan tak lepas dari Naruto.
"Mungkin itu adalah berkah dewa." Ucap Arashi.
"Ini tidak mungkin! Tak ada manusia atau sihir penyembuh yang bisa menyembuhkan orang yang sekarat selama bertahun-tahun dan langsung sembuh seperti sediakala! MAK-MAKH-MAKHLUK APA SEBENARNYA KAU ITU!" Teriak histeris sang tabib sambil menunjuk dan menatap horor terhadap Naruto. Mendengar suara sang tabib tiga pasang mata langsung peranjat Kaget.
"Dengar Tabib." Akhirnya dari tadi terdiam Naruto membuka suaranya walau pun dengan nada yang serak.
"Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin terjadi, apa pun bisa terjadi walaupun kita dalam keadaan yang sangat tidak memungkinkan. Dan selama kita masih berharap dan mau berusaha pada akhirnya yang awalnya tidak mungkin bisa berubah menjadi mungkin." Ucapan Naruto sangat tidak sesuai dengan usianya dan itu cukup untuk membungkam si Tabib.
"Hiks syukurlah hiks."
"Hai jagoan kau sudah terlalu lama membuat kami kuatir." Seraya mendekat dan mengelus rambut Naruto yang masih dalam dekapan sang Ibu.
"Mari temui adikmu sudah lama dia ingin bermain denganmu." Ajak Mito sesudah tangisannya mulai reda.
"Ah kalau begitu saya pamit pulang dulu Arashi-san, Mito-san dan Naruto-san. Semoga Dewa selalu melindungi kalian." Pamit Tabib seraya mulai melangkah keluar.
"Biar saya antar Tabib." Dan Arashi pun pergi mengantar sang Tabib keluar rumah.
"Ayo Sochi ." Sambil beranjak menggandeng Naruto keluar dari kamarnya.
"Ano Kaa-sama ... sejak kapan aku mempunyai adik?" dan ucapan Naruto sukses membuat tubuh Mito membatu.
'Aku lupa sudah empat tahun lebih kondisi Naruto sekarat tanpa sebab, dan sekarang umur Karin baru empat tahun.' Batin Mito mengingat bahwa Naruto tidak pernah tahu menahu tentang adiknya.
"Ahahaha nanti Kaa-chan jelaskan." Sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal Mito tertawa kikuk melihat tatapan polos anaknya. Mereka pun melanjutkan langkahnya menuju sebuah kamar yang didalam-Nya terdengar suara anak kecil sedang bermain.
"Ciiiaaattt rasakan ini naga jahat dug dug dug hahaha kau mati juga! Yeeee pangeran hebat aku mencintaimu pangeran muah muah." Seperti itulah yang terdengar dan sukses membuat dua orang yang sedang berdiri di depan pintu sweetdrop mendengarnya.
"Dari mana dia tahu hal seperti itu." Gumam Mito tersadar dari sweetdropnya.
Clekkk
Karin langsung mengalihkan pandangannya ke pintu kamarnya yang terlihat terbuka dari luar.
"Kaa-chan!" serunya seraya bangun dan berlari memeluk Ibunya.
"Hai putri kecilku, lihat Kaa-chan bersama siapa." Ucapnya menyambut pelukan putrinya
"Huh?"
Blus
'Tampannya!'
Raut kebingungan itu berubah saat melihat wajah Naruto dan berubah merah menggemaskan di pandangan semua yang melihatnya. Tiba-tiba perhatiannya teralih pada Ibunya.
"Dia siapa Kaa-chan?" Tanyanya dan memandang ibunya antusias.
"hihihi perkenalkan ini kakakmu Naruto." Ucapnya terkekeh lucu melihat kelakuan putrinya.
"Bukannya Oni-Chan Karin kakek-kakek ya?" dengan mata bulat polos Karin menatap Mito dan Naruto secara bergantian.
DooooonGGGGGG
"Dia benar." Gumam Mito sweetdrop untuk yang kedua kalinya oleh putrinya.
.
.
.
.
Skip time
Setelah perdebatan yang panjang antara Mito dan Karin soal status Naruto sebagai Kakaknya Karin yang berlangsung berjam-jam, tibalah saatnya makan malam keluarga Uzumaki. Terlihat canda dan tawa yang mengiringi keluarga tersebut, dengan Karin yang terus menempel pada Kakaknya dan lawakan dari sang kepala keluarga melengkapi keluarga yang bahagia tersebut.
Di kawah halaman keluarga Uzumaki tempat bekas jatuhnya dua benda yang sekarang salah satunya melekat di leher Naruto. Tiba-tiba keluar benda seperti lumpur berwarna hitam bergaris garis merah merayap keluar dari tengah kawah. Benda itu terus merayap menuju ke dalam rumah dan terus merayap sampai akhirnya sampai diruang makan keluarga Uzumaki. Benda itu berhenti sesaat seperti menemukan sesuatu yang dicarinya sampai akhirnya mulai merayap kembali dan langsung masuk ke dalam lubang bawah celana yang dikenakan Naruto tanpa ada yang menyadarinya.
" Sochi, sejak kapan kau memakai kalung?" Tanya Mito memperhatikan kalung dengan bandul berwarna ungu yang sangat indah.
"Naru tidak tahu Kaa-sama, saat tadi terbangun kalung ini sudah melingkari leher Naru." Seraya memperhatikan dan menyentuh kalung itu. Mendengar ucapan istrinya Arashi mengalihkan pandangannya kepada kalung yang sedang di pegang oleh anaknya.
'Itu kan! Kristal yang terjatuh bersama telur tadi.' Dan sepertinya Arashi masih mengingat kristal tersebut walau agak berbeda bentuk.
Deg
'Kristal ini!' Batin Naruto membelalakkan matanya saat merasakan ...
.
.
.
.
.
.
Tbc
Hai semua! Saya bawa cerita baru pengganti "Lousy Nobleman". Kenapa story itu diganti? Ya ada dua poin yang menurut saya membingungkan.
1. Sifat Naruto menurut saya kurang jelas dan ya karna disini Naruto adalah Reinkarnasi dari Gilgamesh seharusnya sifatnya akan seperti Gilgamesh tapi disini saya rasa sifat Naruto tidak seperti itu
2. Ada yang bilang storyku mirif sama story seorang senior ya jadi saya hapus deh karna saya kurang suka disamakan hehehe
Tapi ada kemungkinan story Lousy akan saya lanjutkan karna datanya masih ada tinggal direvisi saja.
Oke sekian dari saya. Oh hampir lupa untuk up selanjutnya tidak menentu hehehe sesuai dengan imajinasi yang masuk saja
Oke ditunggu Reviews nya. . .
Sampai jumpa lagi ...
Chapter 1 is Complete.
