Aku hanya bisa menertawakan kebodohanku. Maafkanlah, diriku ini reader semua.

Author yang tidak bertanggung jawab. Akh! Mianne, mian…. Mian….. jutaan mian pun ga cukup. Ilham dan feel untuk cerita sebelumnya ilang entah kemana.

Rencananya simple ini hanya short story kok, ada 2 chapter! Kuharap berjalan dengan lancer.

Gara-gara liat Video itu, Akh! Otakku jadi Ngeyadong!

'Without A Heart' Woncin POV

Mianne, itu inspirasi 'thor.

.

Vote Please

"SIBUM tau SICHUL"

.

.

.

Two Hearts

.

.

.

Cinta hanyalah sebuah alasan yang 'Diagungkan' banyak orang. Cinta adalah sebuah hal yang amat didambakan oleh para insan. Cinta…. Cinta…. Cinta….. semua tentang Cinta. Namun, seiring berjalannya waktu manusia berubah. Perasaan manusia berubah.

Bagaimana Kau akan mempertahankan Cinta dan Kesetiaan pada seseorang yang tak lagi mencintaimu?

Memaksakan sebuah kehendak dimana hatimu mungkin tidak pernah dapat menerimanya. Memaksakan sebuah Keinginan dimana hatimu dan pikiranmu adalah dua hal yang berbeda.

Saat dia tidak lagi berada disisimu dan berbalik memunggungimu. Bagaimaan caranya mempertahankan semua rasa?

.

'

.

Dipesisir pantai tampak dua orang namja cilik yang tengah bermain dengan air. Salah seorang dari namja tersebut memakai jaket merah. Dan namja yang lebih kecil darinya memakai sweter berwarna abu. Lelah bermain kejar-kejaran dan air. Kedua namja tersebut duduk di dekat menara.

"Hyung, saranghae!" katanya sambil menggenggam tangan seorang namja yang lebih tinggi dari dirinya tersebut. "Wae? Jangan menatapku seperti itu!" katanya sambil tersenyum malu. Dia menutupi wajahnya dengan salah satu tangannya yang lain.

"Siwonnie…." Panggil namja tersebut. Dia menarik-narik tangan Siwon yang menutupi wajahnya. "Yak! Choi Siwon, jika kau mencintaiku. Tunjukkan wajahmu dihadapanku!" katanya kasar. Dengan ragu Siwon menurunkan tangannya. Dia menatap namja yang kini tengah berdiri dan menatapnya dengan mata yang penuh air mata.

"Hyung…. Apa kau sakit? Hyung?" tanya Siwon sambil berdiri. Dia memeriksa keadaannya, dia sangat khawatir. Namja tersebut memukul kepala Siwon dengan jaket merah yang dipegangnya.

"Yak! Kau… kau pikir…." Katanya berusaha mengucapkan sepatah kata padanya.

"Shhht, aku tahu," kata Siwon sambil memeluk erat tubuh namja itu erat. Namja tersebut memeluk erat tubuh Siwon. "Saranghae hyung! Saeranghae Kim Heechul! Saranghae!"

"Bodoh, berhentilah mengucapkannya!" kata Heechul sambil mempererat pelukannya pada bocah kecil tersebut.

"Saranghae, hyung! Aku tidak akan pernah melupakanmu!" kata Siwon sambil melepas pelukan mereka. Sekali lagi dia menunjukkan senyumnya pada hyungnya.

"Maksudmu apa?" tanya Heechul kebingungan.

"Aku…." Kata Siwon sambil mendekatkan tubuhnya kearah Heechul dan mengecup singkat pipi hyungnya. Kemudian dia berlari meninggalkan namja tersebut yang uring-uringan dengan wajahnya yang kian memerah, seperti kepiting rebus.

.

.

.

Siwon yang terus berlari, akhirnya tiba dihalaman sebuah rumah yang besar. Dia bergegas masuk ke dalam rumah.

"Oppa, kau baru pulang?" tanya seorang yeoja cantik yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Ne, Sulli," jawab Siwon.

"Oppa, wajahmu memerah," kata Sulli sambil mengulurkan tangannya hendak menyentuh wajah oppa-nya.

"Ani, oppa baik-baik saja," kata Siwon. Dia merasa ketahuan dan debar jantungnya kian menjadi.

"Umma!" teriak Sulli memanggil Nyonya Choi, ibu mereka. Nyonya Choi yang saat itu sedang berada di dapur pun keluar. "Umma, lihat! Wajah oppa memerah!" kata Sulli polos.

"Siwon, apa kau sakit?" tanya sang ibu begitu khawatir.

"Ani, umma! Aku baik-baik saja!" kata Siwon. Namun Nyonya Choi tampak tidak mempercayai ucapan putranya tersebut. Dia memeriksa tubuh Siwon. Dan menatap celana Siwon yang kotor.

"Kau bermain dipantai lagi?" tanya sang ibu, Siwon menanggukkan kepalanya. "Kau bermain dengan temanmu yang bernama Heechul lagi?" tanya sang ibu menyelidiki.

"Ne, umma jangan marah padanya! Aku sangat suka bermain dengan Heechul hyung!" kata Siwon.

"Baiklah, umma tidak akan menghukummu. Sebagai gantinya gantilah pakaianmu dan istirahat. Umma tidak ingin anak kesayangan umma sakit!" kata Nyonya Choi.

"Ne!" jawab Siwon. Dia segera bergegas ke atas untuk mengganti pakaiannya.

"Sulli anak baik bukan? Umma dan Appa selalu bilang kalau Sulli harus mengawasi oppa!" kata Sulli ingin di puji.

"Ne, kau anak yang baik. Kajja, sekarang kita akan memasak steak kesukaanmu," kata Nyonya Choi sambil menarik tangan Sulli.

"Ne, umma!" kata Sulli sangat antusias.

.

Siwon's Room

Siwon segera membuka pakaiannanya dan menggantinya dengan yang baru. Dia tersenyum dan mencoba mengingat wajah hyungnya.

"Deg! Deg! Deg!" Siwon merasakan jantungnya berdebar dengan sangat cepat. Dia segera membaringkan badannya diatas tempat tidur.

"Hyung, saranghae…." Gumamnya sambil memejamkan kedua matanya.

.

.

.

Keesokan harinya.

Siwon melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Dia menelusuri pinggiran pantai tersebut dengan tenang. Dia berjongkok dan menatap sekelilingnya. Pantai masih sepi.

"Kim Heechul!" teriaknya. Dia tersenyum. "Kim Heechul! Hyung, Saranghae!" teriaknya sekuat tenaga. Tanpa disadarinya sebuah sepeda berhenti disana.

"Yak! Suaramu sungguh menyebalkan bocah Choi!" teriak si pengendara. Siwon berbalik dan menatapnya.

"Hyung! Kau datang!" kata Siwon senang. Heechul turun dan memarkir sepedanya.

"Aku hanya menepati janjiku saja!" katanya ketus.

"Begitu ya," kata Siwon sedikit sedih.

"Yah! Jangan pasang tampang murung! Aku akan mengajakmu ketempat yang bagus!" kata Heechul mencoba menghiburnya.

"Benarkah?" tanya Siwon.

"Ne, tentu saja!" kata Heechul. "Kajja, kita naik sepeda," kata Heechul. Dia memutar arah sepedanya dan menunggu Siwon duduk di boncengan.

"Pegangan yang erat ya?" kata Heechul.

"Ne!" jawab Siwon. Dia memeluk erat tubuh Heechul.

.

.

.

Tepat jam sepuluh siang, Siwon menatap jam tangannya.

"Wae?" tanya Heechul sambil menatapnya.

"Hyung, aku harus pulang! Ummaku bisa khawatir jika aku belum pulang!" kata Siwon.

"Ara! Aku akan mengantarkanmu! Ayo, naik!" ajak Heechul. Siwon kembali tersenyum menatapnya.

"Gumawo hyung!" kata Siwon. Dia mempererat pelukannya di pinggang anak lelaki yang lebih tua dari dirinya tersebut.

Tak lama kemudian, mereka sampai di depan rumah Siwon. Tampak ibu dan adiknya tengah berkemas.

"Oppa, kau pulang?" tanya Sulli sambil berlari menghampirinya.

"Ne," jawab Siwon sembari turun dari sepeda Heechul. Heechul menatap keheranan. Siwon menghampiri ummanya, "Umma, kita mau kemana?" tanya Siwon.

"Liburan sudah selesai, Siwon." Kata sang Umma. Siwon menatap tidak percaya.

"Baiklah, aku pulang dulu!" kata Heechul tiba-tiba. Nyonya Choi menatap Heechul.

"Siapa dia Siwon?" tanyanya.

"Dia Heechul hyung, umma!" kata Siwon. Nyonya Choi menatapnya dan tersenyum.

"Annyeong, Ahjuma," sapa Heechul.

"Annyeong, Heechul-si," jawab Nyonya Choi. "TErima kasih sudah menemani Siwon," ujarnya.

"Tidak apa-apa. Aku senang bisa bermain dengannya!" kata Heechul gugup.

"Maaf sekali, sekarang kami harus pulang ke Seoul. Lain kali jika kami liburan kami akan menemui dan menjamumu!" kata Nyonya Choi.

"Terima kasih," jawab Heechul sambil tersenyum.

"Sulli, ayo masuk!" kata Nyonya Choi memberikan waktu pada putranya untuk berpamitan.

"Jadi, kau akan pulang?" tanya Heechul. Tampa menunggu jawaban Siwon dia mendorong sepedanya berjalan perlahan.

"Hyung! Hyung! Tunggu aku!" kata Siwon. Dia berusaha mengejar Heechul. "Hyung!" Siwon menahan pergelangan tangan Heechul. "Hyung! Aku janji setiap liburan aku akan datang kesini! Aku akan menemuimu! Kita akan berjumpa lagi! Bermain bersama, hyung!" kata Siwon meyakinkan Heechul.

"Ara, pulanglah. Ummamu menunggu," kata Heechul. Siwon menatap wajah sedih Heechul. Dia menahan tangan itu lama dan berjinjit. Mengecup singkat namja yang dicintainya tersebut.

"Ne, aku akan datang lagi mengunjungimu, hyung!" kata Siwon sambil berbalik. "Jaga dirimu baik-baik, bye…." Kata Siwon meninggalkan Heechul yang mematung disana.

Siwon berbalik, dia membuka pintu mobilnya. Dan menatap adiknya yang tersenyum geli.

"Oppa, kau nakal sekali!" goda Sulli yang melihat kejadian tersebut.

"Kau sudah berpamitan padanya, Siwon?" tanya ibunya.

"Ne umma!" jawab Siwon. Perlahan mobil tersebut bergerak. Siwon menatap Heechul yang masih terdiam. Dia menyandarkan punggungnya ke jok tersebut.

"Yah, jangan lupakan aku!" teriak Heechul sambil mngejar mobil tersebut. Dia hanya dapat melambaikan tangannya. "Aku menunggumu, liburan depan datanglah lagi ke sini!" teriak Heechul. "Choi Siwon!"

.

.

.

13 tahun kemudian

Suatu pagi yang indah, seorang namja tampan tengah duduk melihat matahari terbit diufuk timur. Dia tersenyum dan bergumam.

"Selamat pagi, Siwonnie!" lalu berjalan perlahan di atas pasir putih tersebut. Dia menghampiri sepeda merah miliknya. Dia melihat jam tangan miliknya yang ada di tasnya. "Ya, ampun! Gawat aku lupa belum mengantar Koran pagi ini! Sial!" katanya sambil menggerutu. Segera dia bergegas dan mengayuh sepeda miliknya.

Dengan cepat dia memperkir sepedanya dan masuk ke dalam sebuah gedung.

"Akh! Heechul hyung dari mana saja kau ini! Ini Koran pagimu!" katanya sembari menunjuk kesudut ruangan.

"Ne, aku tahu. Maaf Shindong-shi" kata Heechul.

"Tak apa yang penting semuanya kau antarkan tepat waktu, saja!" kata Shindong sambil mengancamnya.

"Mianne! Aku akan segera mengantarnya!" kata Heechul. Dia segera membawa tumpukan Koran tersebut. Menaikkannya di belakang sepeda miliknya dan siap mengantar Koran=Koran tersebut ke penjuru kota.

.

.

.

Di jalan raya.

"Oppa, berhati-hatilah kalau kau mengendarai mobilmu! Jantungku hampir copot tahu!" kata seorang yeoja cantik yang duduk dibelakang.

"Siapa suruh kau ingin mengganggu kencanku!" katanya kesal.

"Siwonnie, pelankanlah sedikit nanti bagaimana jika ada yang tertabrak," kata seorang namja imut yang duduk disampingnya. Yak, namja yang tengah mengemudikan mobil tersebut adalah Choi Siwon.

"Tenanglah, Bummie! Semuanya baik-baik saja!" kata Siwon sambil tersenyum. "Aku mengenal daerah ini!" kata Siwon santai.

Namja yang bernama Kibum itu hanya mendecak pelan.

"Yah! Oppa, dulu kau hanya menggunakan sepeda tapi sekarang kau memakai mobil!" teriak sang dongsaeng.

"Siwonnie, tidakkah kau kasihan pada Sulli dan aku," bujuk Kibum. Siwon tersenyum simpul.

"Hahaha, aku masih menikmatinya," jawab Siwon.

"Kyaaa!" teriak Sulli.

"Hae!" jerit Kibum. Siwon kontan menghentikan mobilnya.

"Brakkk!" sebuah tabrakan terjadi.

"Yak! Apa yang kau lakukan! Aish! Bisa telat aku mengantar semua Koran ini! Hei, kau!" teriaknya kesal. Dia menatap wajah si pengemudi kendaraan tersebut.

"Ukh! Kalian tidak apa-apa?" tanya Siwon khawatir. Dia melihat wajah pucat Kibum dan memeriksa seluruh badannya. "Kau baik-baik saja Bummie?" kata Siwon khawatir.

Kibum merintih kecil, "Ne! aku baik-baik saja! Makannya tadi kubilang apa! Jangan ngebut Masi!" katanya kesal.

"Sulli kau baik-baik saja?" tanya Siwon pada Sulli adikknya yang dduduk di kursi belakang.

"Ne, oppa. Aku baik-baik saja!" jawab Sulli.

Setelah mengecek keadaan semua orang yang ada dimobil Siwon melihat seorang namja yang tadi disenggol olehnya.

"Tuan, anda tiudak apa-apa?" tanyanya. Namja tersebut menatapnya keheranan.

"Siwonnie?" tanya namja loper Koran tersebut.

"Apa kau mengenalku?" tanya Siwon keheranan. Namja tersebut tampak lebih terkejut dibuatnya.

"Siapa dia oppa?" tanya Sulli.

"Entahlah, Sullie. Oppa pun tidak tahu!" jawab Siwon datar. Kibum yang melihat ekspresi keterkejutan di wajah si loper Koran tersebut keluar dari dalam mobilnya.

"Anda baik-baik saja?" tanyanya lembut.

"Ne…." jawabnya singkat. Dia memunguti Koran miliknya yang berserakan di bawah.

.

.

.

"Tuan, kau tidak apa-apakan?" tanya sebuah suara.

Suara yang begitu dirindukan olehnya.

"Ne, aku baik," jawabnya singkat.

"Oh, iya. Namaku Choi Siwon!" kata Siwon sembali mengulurkan tangannya. "Jika kau membutuhkan biaya pengobatan atau apapun itu kau bisa menemuiku di rumah diujung sana. Aku sedang berlibur….." kata Siwon. Dia tidak berani melanjutkan ucapannya saat melihat air mata yang mengalir di mata namja tersebut.

"Oh, ani…. Aku baik-baik saja…." Kata Heechul. Dia menaikkan sisa korannya keatas sepedanya yang rusak.

"Mianne, aku telah merusak sepedamu!" kata Siwon penuh penyesalan.

"Tak usah kau khawatirkan…. Lain kali… hati….hatilah jika mengemudi…." Kata Heechul gugup.

"Siwon!" panggil Kibum yang sudah duduk kembali di mobil.

"Ne! ini. Datanglah ke alamat ini. Nanti sore, aku akan mengganti sepedamu!" kata Siwon sambil mendekati mobilnya.

"Apa kubilang? Hati-hati!" ucap Sulli jengkel.

"Yah, kau membuat kami berdua ketakutan!" kata Kibum sambil mengatur nafasnya.

"Mianne! Aku tidak akan mengulanginya lagi!" kata Siwon yang juga ketakutan setengah mati. Hatinya berdebar keras.

"Bummie, kau menangis?" tanya Siwon pada Kibum.

"Ani, aku… aku tidak menangis…." Jawab Kibum. Siwon membelai mesra pipi namja tersebut.

"Mianne, aku menakutimu…. Jeongmal mianeyo!" kata Siwon.

"Bisa kita segera ke villamu dan beristirahat Siwonnie!" kata Kibum.

"Ne! sebaiknya kita pakai sabuk pengaman," kata Siwon mengingatkan. Sulli memasang dan menggenggam sabuk pengamannya erat.

Kibum tangannya bergetar. Siwon membantunya memasang seatbelt dan mengecup singkat pipi namja tersebut.

"Tenanglah!" kata Siwon. Dia melirik kea rah si loper Koran yang masih memegang sepedanya. Dia pun berlalu meninggalkannya.

.

.

.

"Siwonnie, kau sama sekali tidak ingat padaku! Kau tidak ingat padaku," isak Heechul sedih. Dia menari sepedanya ke pinggir trotoar setelah Siwon menunjukkan letak rumahnya yang sangat dia kenal.

"Terima kasih, Siwon…." Ucapnya. Dia menatap Siwon yang telah berbalik arah memeriksa kedua temannya. Dia bahkan tampak begitu mengkhawatirkan namja yang duduk di depan bersamanya.

Mata Heechul kontan membulat saat dia melihat bagaimana Siwon mengecup pipi namja tersebut.

"Siwonnie! Kau sudah lupa…. Kau sudah melupakan janji kita! Kau…. Apakah karena aku hanyalah orang biasa…. Kau menjauhiku….. kau malu padaku…." Gumam hati Heechul. Dia membungkukkan badannya. Berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh kembali membasahi pipinya.

.

.

.

Flashback

3 years ago

"Wae? Hyung, kau tidak mencintaiku lagu ya?" tanya seorang namja tampan. Dia mendekap erat tubuh namja yang lebih kecil dari tubuhnya itu.

"Siwon, kau membuatku sesak!" katanya sambil berusaha melepaskan diri dari pelukannya.

"Hyung, saranghae!" kata Siwon berbisik ditelinga Heechul.

"Yah! Choi Siwon! Hentikan perbuatanmu!" kata Heechul protes.

"Perbuatanku yang mana?" tanya Siwon sok polos.

"Yak! Tanganmu! Itu menyesakkanku!" kata Heechul.

"Shttt, diamlah. Aku sedang menikmati moment kita!" kata Siwon.

"Maksudmu?" tanya Heechul.

"Besok aku akan pulang! Liburan kali ini lebih singkat dari yang kubayangkan!" kata Siwon frustasi. Dia masih memelih Heechul erat dalam dekapannya.

"Kau harus kembali pulang?" tanya Heechul kaget.

"Ne! Appa mengajakku, libur bersama ke Amerika!" kata Siwon sambil mengeluh.

"Amerika…. Seperti apa disana?" tanya Heechul antusias.

"Menyebalkan hyung," kata Siwon kesal.

"Jinja!?" tanya Heechul.

"NE, Amerika sangat menyebalkan karena kau tidak ada disana. Aku ingin menghabiskan liburanku bersamamu!" kata Siwon sambil cemberut.

"Yah! Yah! Apa yang kau lakukan jangan menggelitikku Siwonnie!" kata Heechul saat Siwon m,enggelitik tubuhnya.

"Hyung! Saranghae! Saranghae….." kata Siwon sambil menghentikan kegiatannya. Heechul memejamkan kedua matanya dan menikmati moment kebersamaan mereka.

Flashback End

.

.

.

"Wae secepat itukah! Kau melupakanku?" tanya Heechul. Dia menghapus air matanya. Semenjak keberangkatan Siwon ke Amerika mereka tidak lagi berhubungan.

Rupanya dia sudah menemukan kekasih hatinya. Orang yang sederajat dengannya.

"Sakit, Siwonnie! Sebenarnya apa yang kau lakukan padaku?" isak Heechul. Dia terus menekuk badannya.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya sebuah suara. Heechul mengangkat wajahnya.

.

.

.

TBC

.

.

.

Salahkan aku yang gunta-ganti cerita.

Salahkan Ilhamku yang lagi menggila.

Aku tahu kalian sudah tahu atau bisa mengira-ngira cerita ini. Tenang saja. Yang thor butuhkan hanya respon Sibum tau Sichul. Dadaku nyesek ih!

Vote Please

"SIBUM tau SICHUL"

I can help it…. Another moment of Sichul Please!