Title : Love is like a snowflake

Genre : Romance

Ratings : PG-13

Pairing(s) : Yunjae, Yoosu (mungkin)

Disclaimer : Cerita ini murni ide author. Jika ada kesamaan dengan ff lain, itu adalah kebetulan. Fanfic ini terinspirasi dari lagu yang dinyanyikan Junsu – Love is like a snowflake.

..: Story 1 :..

.

.

.

.

.

Jaejoong PoV

Huh dingin… Sepertinya musim dingin akan segera tiba. Semoga saja tahun ini tidak akan turun salju. Aku benci salju. Ya, aku Kim Jaejoong, namja berkulit putih seputih salju ini benci pada salju. Salju itu dingin dan… putih. Putih sangat tidak cocok untuk dunia yang keras dan kejam ini. Hari ini aku bangun seperti biasa dan mulai menjalani keseharianku yang membosankan. Usiaku 20 tahun. Aku yatim piatu, mungkin. Aku bahkan tidak tahu siapa orangtuaku dan apakah mereka masih hidup atau tidak. Aku dibesarkan di panti asuhan dan kabur dari sana karena semua anak di panti selalu menindasku. Aku anak yang dibuang dan tida disayang kata mereka. Karena itu mereka selalu memojokkanku dan tidak ingin bermain denganku.

Saat usiaku 12 tahun, aku kabur dari panti asuhan. Karena tidak punya siapa-siapa, aku hidup terlunta-lunta hingga seorang ahjumma menolongku saat aku hampir diculik dan dibawa ke tempat prostitusi. Ahjumma itu bernama Kim Taeyeon. Itu sebabnya margaku Kim. Dulu namaku hanya 'Jaejoong' saja. Pernah sekali, sekelompok anak mengolokku karena tidak memiliki nama marga seperti mereka dan melempariku dengan kerikil. Taeyeon ahjumma adalah seorang pemilik kedai ramen. Dia merawat dan menjagaku seperti merawat putranya sendiri. Aku juga menganggap Taeyeon ahjumma seperti umma kandungku sendiri. Sejak aku dirawat oleh Taeyeon ahjumma, aku disekolahkan dan setiap hari sepulang sekolah aku pasti membantu Taeyeon ahjumma di kedainya. Kami memang hidup sederhana tapi aku sangat bahagia bisa bertemu dengan Taeyeon ahjumma. Tapi sayangnya kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.

Saat usiaku 17 tahun, Taeyeon ahjumma meninggal dunia karena tertabrak mobil yang dikendarai oleh pemabuk. Mobil tersebut melaju dengan kecepatan yang tinggi sehingga Taeyeon ahjumma tewas di tempat. Saat itu aku sedang ada di sekolah ketika aku menerima telepon dari pemilik toko bunga di seberang kedai ramen ahjumma yang memberitahukanku bahwa Taeyeon ahjumma tertabrak mobil dan tewas di tempat. Saat mendengarnya duniaku seakan-akan menggelap. Satu-satunya orang yang kusayangi pergi meninggalkanku tanpa membiarkanku mengucapkan selamat tinggal dan terima kasih. Akan kutuntut orang yang telah merenggut nyawa Taeyeon ahjumma. Itu memang yang ingin kulakukan tapi polisi yang saat itu menangani kasus penabrakan ahjumma mengatakan bahwa orang yang menabrak ahjumma adalah orang yang lumayan memiliki pengaruh. Mengetahui hal tersebut, para polisi memutuskan untuk angkat tangan dan memutuskan untuk menutup kasus ini. Kesal, marah. Sedih. Ketiga perasaan itu bercampur jadi satu.

Aku terus mendatangi kantor polisi dan memohon untuk membuka kembali kasus penabrakkan ahjumma. Tapi sayang hasilnya nihil. Polisi-polisi tersebut sudah diberi uang tutup mulut oleh penabrak tersebut. Bahkan orang itu memberikan 5 buah cek 1 juta won. Cih, nyawa Taeyeon ahjumma tidak bisa dibeli. Kalaupun bisa, bayarannya harus berupa nyawa orang yang sudah menabrak ahjumma. Lebih baik aku mati kelaparan daripada aku harus menerima uang kotor itu.

Setelah kematian Taeyeon ahjumma aku melanjutkan hidupku dengan uang yang kuhasilkan sendiri. Aku tidak bisa meneruskan kedai ramen milik ahjumma karena aku harus sekolah dan belajar agar biaya sekolah yang sudah dibayarkan ahjumma tidak terbuang dengan percuma. Setelah lulus SMA, aku memutuskan untuk bekerja karena beasiswa yang kuajukan ditolak mentah-mentah oleh seorang ahjusshi gendut dari Jung Emp. Jung Empire adalah calon donatur beasiswaku tapi entah kenapa tiba-tiba mereka menolakku. Maksudku dengan cara yang SAMA SEKALI tidak mengenakkan. Saat itu aku dihubungi oleh pihak Jung Empire. Katanya ingin membicarakan tentang beasiswaku. Kupikir aku diterima tapi ternyata tidak. Ahjusshi gendut tersebut malah melemparkan ijazah, sertifikat peraih skor tertinggi ujian yang selalu kudapatkan selama 3 tahun di SMA, dan hasil laporan nilaiku selama 3 tahun. Dilemparkan. Tepat. Ke. Wajahku. Katanya orang miskin sepertiku bahkan tidak pantas untuk mengenyam pendidikan yang tinggi. Apalagi dengan biaya dari Jung Empire yang terkenal dengan bisnisnya yang sukses di berbagai bidang ini. Dia menambahkan kalau aku lebih pantas untuk menjadi seorang cleaning service di Jung Empire. Dan ternyata itu bukan ejekkan atau gurauan atau candaan. Kata-katanya benar-benar serius. Ahjusshi jelek dan gendut itu BENAR-BENAR menjadikanku seorang cleaning service di Jung Emp.

Sekarang sudah 2 tahun aku bekerja sebagai cleaning service di Jung Empire. Bukan hal yang menyenangkan bekerja di sini. Para pegawai pria dan beberapa eksekutif sering melakukan pelecehan seksual padaku. Dari mulai merangkul-rangkul sampai meraba bokongku. Yah… tapi mau bagaimana lagi? Aku harus bekerja dan mencari uang untuk tetap hidup kan? Gaji yang selama ini kuperoleh tiga per empatnya kugunakan untuk memenuhi kebutuhanku dan sisanya kutabung agar aku bisa kuliah.

Dua tahun aku bekerja disini dan aku tidak tahu bahwa di musim dingin tahun ini aku akan menghadapi sebuah takdir yang akan mengubah hidup yang sudah kujalani selama 20 tahun ini.

Yunho PoV

Seperti biasa setiap pagi aku bangun 5 menit sebelum alarm ku berbunyi. Kebiasaan mungkin. Kulihat keluar jendela dari kamarku yang luas ini. Matahari tidak bersinar terlalu terang hari ini. Sepertinya sebentar lagi akan memasuki musim dingin. Batinku.

Namaku Jung Yunho, 25 tahun. Aku tinggal di mansion pribadiku. Umma dan appa ku lebih memilih untuk tinggal di Gwangju, kampung halamanku, karena kata mereka disana lebih tenang dan jauh dari kebisingan kota. Artinya? Yah artinya aku tinggal sendiri di Seoul tanpa keluarga dan tentunya tanpa kekasih. Yak benar. Aku Jung Yunho yang seorang pengusaha muda, tampan, etc ini masih single. Kenapa? Sederhana saja. Karena aku masih mencintai seorang yeoja yang sudah meninggalkanku. Menyedihkan sekali kan? Nama yeoja itu adalah Bae Seulgi. Yeoja itu meninggalkanku karena dia ingin melanjutkan kariernya sebagai model di Paris dengan kekasih barunya yang juga seorang model. Cih, terkenal saja tidak.

Di mansion ini sebetulnya ada beberapa pembantu tapi mereka kuperintahkan untuk datang setelah aku berangkat kerja dan pulang sebelum aku pulang kerja. Aku tidak suka melihat ada orang asing di dalam mansion ku. Aku selalu pulang jam 10 malam dan terkadang tengah malam karena berkas-berkas perusahaan yang harus kubaca dan kutandatangani. Aku adalah seorang CEO Jung Empire. Aku baru saja diresmikan sebagai CEO menggantikan sepupuku yang diketahui melakukan penggelapan uang perusahaan dan kebetulan saja aku baru lulus dari universitas swasta ternama yang dimiliki oleh keluarga Jung. Di Korea Selatan ini tidak ada yang tidak mengenalku karena itu aku sudah terbiasa sendirian, tidak terikat dan tergantung dengan orang lain. Meskipun begitu tetap saja aku masih membutuhkan seseorang yang bisa kujadikan sandaran.

Aku sendiri memiliki pribadi yang tegas dan keras kepala. Aku juga tahu kalau pegawai-pegawai di perusahaanku, terutama pegawai pria, menganggapku tidak? Pertama kali aku datang kesana, mereka menganggapku seperti seorang chaebol yang mewarisi kekayaan orangtuanya. Tanpa basa-basi lagi, kulemparkan saja laporan dan dokumen yang mereka berikan padaku ke wajah mereka. Bukan karena aku kesal karena dihina, tapi memang karena laporan dan dokumen yang mereka berikan padaku SALAH. Belum bisa membenarkan diri sendiri sudah berani mengkritik orang lain. Memang sebagian pegawaiku menganggapku arogan tapi sebagian dari mereka menghormatiku sebagai seorang atasan yang bertanggung jawab.

Aku memang orang yang keras kepala dan tidak segan-segan menggunakan kekuasaanku untuk melakukan sesuatu tapi bukan orang tuaku yang mengajariku hal tersebut. Umma dan appa ku adalah orang yang tidak memandang rendah orang lain dan tidak menilai seseorang berdasarkan tolak ukur tertentu. Mereka tidak pernah menilai orang lain berdasarkan hartanya tapi hatinya. Tulus atau tidaknya kah seseorang adalah hal yang dilihat oleh umma dan appa. Yah, bisa dibilang aku adalah anak yang beruntung memiliki umma dan appa yang menyayangiku.

Aku merasa bahagia dengan apa yang kumiliki sekarang. Segala sesuatu yang orang lain dambakan ada pada diriku. Aku mendesah panjang. Kulihat lagi keluar jendela dan kupandangi langit yang menggelap. Salju. Kuharap salju turun tahun ini. Salju adalah satu-satunya hal yang bisa menenangkan pikiranku. Entah kenapa aku bisa tenang hanya dengan melihat salju.

Tapi aku tidak tahu jika dengan turunnya salju di musim dingin tahun ini akan mengubah hidupku yang sudah kujalani selama 25 tahun ini.

.

.

.

.

.

Author PoV

Rutinitas Jaejoong setiap hari dimulai dari mandi, lalu sarapan, mengantarkan koran dan susu ke rumah-rumah, berangkat kerja di Jung Empire, dan sepulangnya dari Jung Epmire, Jaejoong belajar setiap malam agar pelajaran-pelajaran SMA yang sudah ia pelajari dan pelajaran tingkat universitas agar nantinya jika uang tabungan Jaejoong sudah terkumpul dan Jaejoong bisa mengikuti ujian masuk universitas, Jaejoong tidak usah pusing-pusing mengulang pelajaran lagi.

Jaejoong mengantar koran dan susu dengan sepeda milik Pak Lee yang merupakan orang yang mempekerjakan Jaejoong sebagai loper koran sekaligus pengantar susu setelah Taeyeon ahjumma meninggal. Seselesainya Jaejoong mengantar koran dan susu, Jaejoong mengembalikan sepeda milik Pak Lee dan pergi ke Jung Empire dengan bus.

Sekarang ini Jaejoong sedang menunggu bus yang akan membawanya ke halte terdekat dari Jung Empire. Cuaca hari itu lumayan dingin tapi Jaejoong lupa untuk memakai pakaian tebal jadi Jaejoong merasa kedinginan.

"Busnya lama sekali.." Gumam Jaejoong.

Jaejoong tidak suka dengan cuaca yang dingin karena di apartemen tempat ia tinggal, pemanas ruangannya tidak cukup untuk menghangatkan tubuh Jaejoong. Kalau Jaejoong memakai penghangat ruangan yang bagus, bisa-bisa tagihan listrik membengkak jadi yang Jaejoong bisa lakukan hanyalah menyelimuti tubuhnya dengan selimut yang tebal dan memeluk dirinya sendiri.

Beberapa menit Jaejoong menahan dingin, akhirnya bus yang Jaejoong tunggu datang. Untuk sampai ke Jung Empire membutuhkan waktu 30 menit perjalanan bus dan 5 menit jalan kaki. Biasanya Jaejoong sampai di sana jam 8 tepat, tapi karena bus yang ditumpangi Jaejoong datang telat, sepertinya Jaejoong akan sampai disana terlambat.

"Hah.. Sepertinya hari ini aku terlambat.. Pak Seo pasti akan memarahiku."

Benar saja. Jaejoong tiba di halte terdekat jam 8.25. Hari ini Jaejoong pasti akan kena omel Pak Seo. Pak Seo adalah atasan Jaejoong. Pak Seo sering memarahi Jaejoong karena Jaejoong pernah menolak.. Yah.. Pak Seo pernah mencoba melakukan pelecehan pada Jaejoong tapi Jaejoong memberontak. Untungnya Jaejoong tidak dipecat, tidak untungnya Jaejoong selalu dijadikan sasaran Pak Seo. Orang itu selalu menyuruh Jaejoong mengerjakan tugas yang bukan tugasnya misalnya hari itu Jaejoong bertugas membersihkan lantai 1 tapi Pak Seo menambah tugas Jaejoong dengan melimpahkan tugas petugas cleaning service lainnya pada Jaejoong. Jadi bisa saja hari ini Jaejoong disuruh untuk membersihkan lantai 1 sampai lantai 5. Membayangkannya saja Jaejoong sudah merasa lelah, apalagi nanti saat melaksanakan hukumannya..

Meski tahu nantinya juga akan dihukum, Jaejoong mau tidak mau berlari dari halte sampai gedung Jung Empire tanpa menyadari ada benda putih yang jatuh dari langit. Sesuatu yang ia tidak suka.

Sementara itu di tengah kota Seoul, sebuah mobil sport yang dikendarai oleh Yunho melaju dengan kecepatan yang bisa dikatakan lumayan cepat. Kenapa? Karena Yunho hampir terlambat untuk meeting pagi dengan para eksekutifnya. Diinjaknya dalam gas mobil tersebut agar melaju lebih cepat lagi. Untungnya Yunho adalah orang yang bisa fokus tanpa teralihkan perhatiannya jadi Yunho tiba di parkiran khusus CEO Jung Empire dengan selamat tanpa luka di pengendara dan mobil pengendaranya. Langsung Yunho mengambil koper yang berisi dokumen-dokumen dan Ipad miliknya. Begitu memasuki lobi, tiba-tiba Yunho bertabrakan dengan seseorang yang juga sedang terburu-buru. Saking cepatnya Yunho dan orang tersebut berjalan tanpa memperdulikan sekitarnya, orang yang menabrak Yunho tersebut jatuh ke belakang karena bertabrakan dengan tubuh kekar Yunho.

"Ah! Appo.." Kata orang tersebut sambil memegang pantatnya yang mendarat di lantai marmer lobi gedung Jung Empire.

"Yah yeoja bodoh! Apa kau tidak bisa melihat?! Aku ini sedang terburu-buru! Gunakan matamu jika sedang berjalan!" Bentak Yunho kesal sambil mengambil kopernya yang terjatuh.

"M-Mwo? Kau juga menabrakku jadi ini bukan salahku saja! Dan satu lagi, aku ini namja! Jadi kau yang seharusnya menggunakan matamu dengan benar! Aish.. appo.." Balas orang tersebut sambil berusaha untuk bangun. Kakinya terkilir sedikit tapi masih ia bisa tahan. Yunho yang kesal karena omelannya dibalas, langsung melihat ke arah orang yang ia tabrak atau lebih tepatnya ia death glare orang tersebut. Tapi begitu Yunho melihat namja yang ia tabrak, pandangannya berubah dari tatapan maut nan dingin menjadi terkejut, terkagum, dan terhanyut dalam mata doe namja tersebut.

Yunho PoV

Benarkah orang ini adalah namja? Matanya besar dan jernih. Kulit putihnya membuatnya terlihat seperti seorang yeoja ditambah dengan tubuhnya yang kurus. Rambut hitamnya dan bibirnya yang seperti cherry itu.. Aish! Namja! Orang ini adalah seorang namja!

"Ehem! Dilihat dari seragam yang kau kenakan, kau adalah petugas cleaning service di perusahaan Jung Empire bukan?" Tanyaku dengan intonasi suara yang terdengar arogan. Aku melirik seragam bagian dada sebelah kiri namja tersebut dan membaca nama yang tertera di name tag nya.

"Kim Jaejoong eoh? Karena kau aku terlambat meeting. Apa kau tidak tahu siapa aku?" Aku tanya lagi namja yang bernama Kim Jaejoong itu dengan nada yang cukup menekan.

"S-Siapa—"

"Aku adalah CEO tempat kau bekerja, Kim Jaejoong. Pemimpin tertinggi perusahaan Jung Empire. Pemilik gedung ini. Dan kau! Sebagai seorang bawahan, kau sama sekali tidak menghormatiku? Hah! Apa kau ingin dipecat eoh?!"

"D-dipecat?! Andwae! Jangan pecat saya, sajangnim… Saya mohon.."

"Ck! Kali ini kau kumaafkan! Lain kali kau menghambat pekerjaan ku seperti ini, kau akan kupecat, mengerti?!"

"S-Saya mengerti, sajangnim.."

Jaejoong PoV

Dipecat? Dipecat bukanlah hal yang bagus untukku. Kalau aku dipecat, aku bisa tidak makan dan tidak bisa membayar sewa apartemen. Dan yang terpenting, aku tidak bisa menabung untuk uang kuliahku nanti.. Andwae! Aku tidak mau dipecat.

Namja yang tadi bertabrakan denganku ternyata adalah CEO baru perusahaan Jung Empire. Kibum bilang namanya adalah Jung Yunho. Jung Yunho adalah orang yang arogan dan dingin menurut Kibum dan sepertinya memang benar. Jahat sekali dia tiba-tiba ingin memecatku seperti itu. Untungnya dia memaafkanku jadi aku tidak perlu dipecat. Tapi sayangnya, insiden tabrakan dengan Jung Yunho itu sudah didengar oleh Pak Seo. Seperti biasa, dia meneriakiku, memakiku, menghinaku, dan memberikan hukuman padaku. Kali ini dia menyuruhku membersihkan seluruh lantai 10 sampai 15. Hah.. sepertinya besok badanku akan sakit semua..

"Haah.. Bisa-bisa aku mati muda kalau setiap malam membersihkan 5 lantai dalam waktu yang singkat.. Ani! Kim Jaejoong, kau harus semangat! Kim Jaejoong fighting!"

Author PoV

Di lantai teratas dimana ruangan Yunho terletak adalah lantai 15. Di ruangannya, Yunho terduduk kesal karena meeting nya hari ini batal karena insiden dengan Jaejoong barusan. Yunho menyandarkan punggung dan kepalanya di kursi kerja mewah miliknya dan menutup matanya untuk menjernihkan pikirannya. Beberapa saat kemudaian Yunho membuka matanya dan langsung menghubungi sekertarisnya.

"Sekertaris Kang, berikan padaku data Kim Jaejoong dalam waktu 1 jam."

"Baik, sajangnim."

Dengan itu Yunho menutup intercom nya dan kembali menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya. Yunho menyeringai setan.

"Kim Jaejoong eoh?"

.: to be continued:.

Halo halo~^^ aku udah lama nggak update ff kingka sama maid.. tapi ide baru muncul jadi ku upload saja deh.. Hehehe.. Maaf ya ff maid sedang dalam proses jadi ditunggu saja, ok? _ Kemarin aku nemu orang yang nge-bash yunjae shipper.. dia JYJ stan. Sedih rasanya kalau ada orang yang suka JYJ tapi benci sama TVXQ.. padahal Jaejoong, Junsu, & Yoochun pernah jadi bagian TVXQ, jadi kalau menurutku kalau ada yang benci TVXQ tapi suka JYJ sama aja kayak membenci artis itu sendiri karena mereka membenci bagian dari artis tersebut… Cassiopeia deul, please always keep our faith toward TVXQ ne.. Meski kemungkiannya kecil, tapi aku dan pasti kalian semua berharap mereka setidaknya bisa bertemu lagi dan saling memeluk satu sama lain seperti masa-masa dulu mereka berlima.. Setidaknya bisa melihat mereka tersenyum bersama lagi, sudah cukup buatku..