Yuhuuu~ Jenny Kim datang bawa ff baru lagi. Mianhae kalau banyak typo, readers. Nggak sempet ngedit. Dimaklumi, ya?

.

.

.

.

.

Title : Oh! My Teacher

Author : Jenny Kim

Disclaimer : YeWook saling memiliki! Tapi Yesung juga memiliki saya *?*

Warning(s): AU, BL, Typo(s), OOC, gaje!

.

.

.

.

.

Tettt… tettt… tettt…

Bel tanda masuk sekolah berbunyi. Murid-murid Melody High School berlarian masuk ke dalam kelas mereka masing-masing. Seorang guru muda berjalan di koridor sekolah dengan langkah santai. Beberapa buah map berada di tangan kiri sang guru. Tahun ajaran baru telah dimulai, kini dia akan mengajar murid-muridnya yang baru di kelas XI sebagai guru seni musik.

Kim Yesung, guru seni musik berumur 27 tahun itu masuk ke dalam kelas 2-1 tempatnya mengajar di jam pertama dan kedua pagi ini. Ia jugalah yang akan menjadi wali dari kelas 2-1.

Kelas yang awalnya ricuh kini semakin ramai karena kedatangan Yesung mengingat guru itu merupakan guru termuda sekaligus guru yang paling diidolakan oleh hampir seluruh murid-murid Melody High School baik laki-laki maupun perempuan.

"Kyaaaaa… Yesung Seonsaengnim!" para siswi berteriak histeris.

Yesung berdiri di balik mejanya dan menaruh map-map yang ia bawa di atas meja. Ia menatap seluruh penjuru kelas dan tersenyum ramah. Hampir seluruh murid di kelas itu berteriak histeris karena senyuman Yesung yang begitu menawan.

"Selamat pagi semuanya. Saya sangat tersanjung karena kalian telah mengenal saya walaupun saya belum pernah mengajar kalian di kelas X," kata Yesung tanpa meninggalkan senyum di bibirnya.

"Tentu saja, kami 'kan penggemar Seonsaengnim. Kami anggota SFC (Sungie Fans Club)!" seru seorang siswi berambut hitam panjang bergelombang, Yoona.

Yesung nyengir. Ia memang sudah tau jika murid-muridnya membuat sebuah fans club untuk dirinya dan tidak sedikit juga anggotanya yang bergender laki-laki namun ia tak mengambil pusing akan hal itu.

"Baiklah, ini pertama kalinya kita bertemu di kelas 2-1. Apa yang akan kita lakukan? Langsung memulai pelajaran atau perkenalan?" Tanya Yesung. Ia berjalan ke depan papan tulis agar lebih leluasa menghafalkan wajah-wajah baru anak didiknya.

"Perkenalan~" teriak murid-murid yang mayoritas adalah perempuan.

"Bukankah kalian sudah mengenal saya?"

"Tapi 'kan kami ingin lebih lama mendengar suara emas Seonsaengnim," ucap seorang murid yang paling mungil, Sunny.

"Hm… Baiklah, nama saya Kim Yesung. Kalian bisa memanggil saya 'Yesung Seonsaengnim'. Saya akan menjadi wali kelas kalian, ada yang ingin bertanya?" Yesung menaikkan kacamata minusnya yang melorot dengan jari telunjuknya.

"Boleh panggil 'oppa' tidak?" teriak seorang murid bernama Jessica.

Yesung terkekeh. "Saya sudah tua. Panggil Seonsaengnim saja, ya!"

"Umur~" teriak seorang murid laki-laki.

"27 tahun," jawab Yesung dengan singkat.

"Tempat tinggal?" Tanya seorang murid laki-laki yang lain.

"Saya tinggal di apartemen tak jauh dari sekolah ini."

"Alamatnya?" Tanya seorang murid dengan banyak tindikan, Hyoyeon.

"Sayangnya saya butuh ketenangan. Jika saya memberitahukan alamat saya, saya yakin kalian akan bergantian datang ke apartemen saya" jawab Yesung.

"Yahhhh…" para siswi mendesah kecewa.

"Status?" celetuk seorang siswi bernama Tiffany.

Seluruh murid menatap Yesung dengan cemas. Banjir airmata bisa melanda sekolah ini jika Yesung telah memiliki kekasih. Mereka 'kan berusaha masuk ke Melody High School agar dapat bertemu dan dididik oleh Yesung.

Yesung mencoba menahan tawanya melihat wajah murid-muridnya yang sungguh melas. "Tenanglah, saya lajang. Ada yang ingin mendaftar?" gurau Yesung.

"Aku!"

"Tidak! Denganku saja, Seonsaengnim!"

"Aku saja! Jangan dengan mereka!"

"Pokoknya aku!"

Yesung berdehem sedikit keras. "Cukup, anak-anak! Saya hanya bergurau. Ada yang ingin bertanya lagi?"

Para murid pun kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lainnya yang kadang membuat Yesung sulit untuk menjawabnya. Tak lupa para murid juga memperkenalkan diri mereka satu per satu.

Bel berbunyi menandakan jam pelajaran kedua telah berakhir dan akan dimulainya pelajaran ketiga. Yesung mengambil map-map berisi biodata siswa kelas 2-1 yang ada di meja dan telah diisi oleh para muridnya. Beberapa murid mendatanginya saat ia akan membuka pintu kelas 2-1.

"Seonsaengnim~"

Yesung menoleh dan tersenyum. "Ya, Seohyun~sshi?" jawab Yesung. Ia memang mudah menghafal nama muridnya. Apalagi murid yang sok cari perhatian.

"Ini untukmu, Seonsaengnim," ucap Seohyun. Gadis manis itu memberikan sebuah kotak berukuran sedang kepada Yesung.

Para murid yang lain pun ikut menghampiri Yesung dan memberikan banyak kotak pada Yesung. Dari yang paling kecil sampai yang paling besar.

"Ini untuk Seonsaengnim"

"Ini dariku untukmu, Yesung Seonsaengnim"

"Jangan lupakan aku, ini dariku!"

"Ini…"

"Seonsaengnim semangat, ya!"

Yesung menerima belasan kado dari murid-muridnya itu. Tak lupa ia pun mengucapkan terimakasih. Sudah terlalu terbiasa dengan sikap murid-muiridnya yang selalu memberinya kado setiap hari.

'Baru satu kelas sudah mendapat sebanyak ini. Bagaimana dengan kelas yang lain? Hahhh… mungkin aku satu-satunya orang yang tidak bersyukur atas ketenaran' batin Yesung nelangsa.

Yesung celingukan mencari seseorang untuk membantunya membawa kado-kado yang ia terima. Pandangannya berhenti pada seorang anak lelaki mungil yang sejak tadi hanya diam di sudut kelas. Yesung mencoba mengingat nama bocah itu.

"Ryeo… Ryeo siapa ya? Ryeo… RYEOWOOK~SSHI!" teriak Yesung setelah dapat mengingat nama Ryeowook. 'Namanya susah banget sih?'

Si pemilik nama pun menoleh ke arah Yesung lalu menghampirinya dengan wajah memerah. "Nae, Seonsaengnim?"

Yesung mematung. 'Suara tenor, indah sekali…'

"Seonsaengnim?" panggil Ryeowook sekali lagi karena tak mendapat respon.

"Ah… Nae! Bisakah kau membantuku membawa kotak kado-kado ini? Saya kesulitan," keluh Yesung.

Ryeowook mengangguk semangat. "Tentu, Seonsaengnim!" Ryeowook mengambil setengah kado di tangannya Yesung.

Yesung tersenyum. Bingung sendiri mengapa meminta tolong pada anak yang bahkan lebih mungil daripada seorang yeoja. Kenapa tidak minta tolong pada anak yang lebih kuat saja? Entahlah…

"Jangan terlalu banyak, Wookie! Nanti kau kesusahan," kata Yesung yang mengambil dua kotak kado di tangan Ryeowook.

Ryeowook tersipu. "Wo-Wookie?" ulang Ryeowook. Mereka mulai berjalan menyusuri koridor sekolah menuju ruangan Yesung. Seluruh guru di Melody High School memang memiliki ruangan sendiri-sendiri. Guna menjaga konsentrasi dan privasi. Ruangan merekapun kedap suara.

Yesung tersenyum lembut. "Tak bolehkah? Aku hanya ingin mempermudah memanggil namamu, Wookie. Di kelas, aku akan memanggilmu Ryeowook~sshi untuk formalitas. Tapi di luar kelas, aku boleh 'kan memanggilmu Wookie?" Yesung mulai merubah kata 'saya' menjadi 'aku' agar tidak terkesan kaku. Boleh 'kan kalau di luar jam pelajaran?

Ryeowook mengangguk paham. "Boleh, Seonsaengnim. Uhm… seonsaengnim..?" panggil Ryeowook.

"Ya?" sahut Yesung. Keduanya masuk ke dalam ruangan Yesung dan meletakkan kado-kado itu di meja.

"Tak tertarikkah pada siswi-siswi cantik yang mengidolakanmu itu?" Tanya Ryeowook takut-takut.

Yesung nyengir lagi. Ia membuka sebuah kotak dan ternyata isinya adalah bekal makan siang. Guru muda itupun mengambil sebuah telur gulung dan memakannya sambil satu pantatnya duduk di atas meja. Tidak patut dicontoh!

"Mau kuberi satu rahasia, Wookie?" Tanya Yesung.

"Umm~ apa?"

Yesung berjalan mendekati Ryeowook dengan masih membawa kotak bekalnya. Ia mendekatkan bibirnya pada telinga kanan Ryeowook.

"Aku ini gay loh… mau mendaftar?" bisik Yesung tepat di telinga Ryeowook. Ia meniupkan nafas hangat di daun telinga Ryeowook dan kembali duduk di atas meja. "Ahh… bekalnya tidak enak" keluh Yesung namun tetap saja melahap isi bekal buatan muridnya yang tidak salah bernama Yoona. Bayangin aja masakannya Yoona, masih mending Farah Quinn kemana-mana deh.

Ryoewook diam mematung dengan pipi merona. Andaikan ini komik, pasti dia sudah mengalami mimisan kronis.

Yesung menyeringai. "Mau menghabiskan bekal bersamaku saat istirahat sekolah, Wookie? Nanti kuantar pulang deh," bujuk Yesung.

Ryeowook menunduk malu. "I-iya, Seonsaengnim.." ucapnya lalu membungkuk hormat pada Yesung dan segera meninggalkan ruangan Yesung.

Yesung terkekeh geli setelah Ryeowook meninggalkan ruangannya. "Murid yang menarik.."

Ryeowook dengan cepat keluar dari kelas setelah bel istirahat berbunyi. Tak lupa ia membawa kotak bekal hasil buatannya sendiri. Syukur-syukur Yesung mau mencicipi masakannya.

"Wookie!" sebuah teriakan menghentikan langkah Ryeowook. Ia pun menoleh ke asal suara yang begitu familiar di telinganya.

"Nae, Minnie hyung?" jawab Ryeowook pada kakak satu-satunya itu. Kim Sungmin, murid kelas 3-2.

"Kau mau kemana? Tidak makan bersamaku?" Tanya Sungmin heran.

Ryeowook menggaruk belakang kepalanya dengan canggung. Jangan sampai Sungmin tau kalau ia akan makan dengan Yesung. Kakaknya itu bisa sedih, Sungmin 'kan juga menggilai Yesung.

"A.. aku…"

"Hyung!" sebuah teriakan lagi membuat MinWook menoleh. Dilihatnya seorang nama berkulit pucat dengan rambut ikal berlari menghampiri mereka dengan kotak bekal berwarna biru di tangannya. Kyuhyun, murid kelas 1-1.

"Kyu? Waeyo?" Tanya Ryeowook.

"Hai calon adik ipar, aku mau mengajak calon istriku makan bersama. Kau jangan ganggu, ya!" ucap Kyuhyun santai.

"Hah? Siapa juga yang mau jadi istrimu, Kyu? Jangan harap! Cintaku hanya untuk Yesung Seonsaengnim!" seru Sungmin kesal. Kyuhyun adalah adik kelas rumah MinWook. Dan sejak kecil ia sudah mengejar-ngejar Sungmin namun namja penyuka warna pink itu selalu menolak cinta Kyuhyun. Tak ada yang tau mengapa ketiganya selalu bersekolah di tempat yang sama.

Kyuhyun merengut namun tidak patah semangat. Ditariknya tangan Sungmin agar ikut dengannya makan di atap sekolah. Romantis. Apalagi kalau suap-suapan. Kyuhyun ngarep.

"Kyaaaa… Kyuhyun, lepasssss… Wookie, tolong akuuuu~" Sungmin terus meronta namun tetap tak bisa melepaskan diri dari Kyuhyun.

Ryeowook tersenyum lega. Ia melambaikan tangannya pada pasangan KyuMin. "Byeeee~ yang mesra, ya!" seru Ryeowook. "Gomawo, Kyu. Kau menyelamatkanku secara tidak langsung," ucap Ryeowook sambil berjalan menuju ruangan Yesung.

Setelah menyusuri koridor dan melewati beberapa belokan, Ryeowook pun sampai di depan ruangan Yesung. Namja berparas manis itu pun mengetuk pintu dengan perlahan. Ia masuk setelah Yesung mengijinkannya.

"Hai, Wookie. Kukira kau tidak datang," ucap Yesung yang sedang duduk dengan santai di balik meja kerjanya. Beberapa kertas tampak berserakan di mejanya. Kado-kadonya telah ia masukkan ke dalam mobil setengah jam yang lalu.

"Apa terlalu lama menungguku, Seonsaengnim? Maafkan aku.." sesal Ryeowook. Ia menundukkan wajahnya.

Yesung jadi salah tinggah melihat namja di depannya sedih seperti itu. "Tidak… lebih baik kita makan daripada kau bersedih seperti itu, oke?" kata Yesung. Ia membereskan partitur yang memenuhi mejanya dan menaruhnya di laci.

"Silahkan duduk," ujar Yesung.

Ryeowook pun tersenyum dan duduk di depan meja Yesung. Ia menaruh kotak bekalnya di meja. Merasa iseng, Yesung pun membuka kotak bekal berwarna ungu milik Ryeowook. Ia mengambil sumpitnya dan memasukkan jjajangmyoen kedalam mulutnya.

"Hyaaa… itu 'kan milikku, Seonsaengnim!" pekik Ryeowook kesal.

Yesung terkekeh sambil mengunyah mie hitam dalam mulutnya. "Hm… enak! Tukar bekal makan boleh tidak, Wookie? Ibumu sangat pintar memasak," ujar Yesung setelah menelan jjajangmyeonnya.

Ryeowook mempoutkan bibirnya. "Aku tidak mau kalau harus memakan bekal dari murid-murid Seonsaengnim itu. Tadi saja Seonsaengnim bilang rasanya tidak enak. Dan jjajangmyeon yang Seonsaengnim barusan makan itu buatanku. Bukan ibuku!"

Yesung tersenyum tiga jari. "Memang rasanya tidak enak sih, tapi 'kan gratis, Wookie. Benarkah ini masakanmu? Hebatnya… jarang 'kan ada namja pintar memasak? Ugh… menggemaskan," goda Yesung sambil melahap kimchi di kotak bekal Ryeowook.

"Kyaaaa… kok dimakan lagi sih? A…ummhh!" Ryeowook melotot saat Yesung menyuapkan kimchi ke mulutnya.

"Makan saja daripada marah-marah. Kita makan berdua ya, Wookie." Yesung tersenyum manis hingga kedua kelopak matanya seakan melengkung membentuk sebuah senyuman.

Ryeowook mengangguk dengan pipi merona sampai lupa mengunyah makanan di dalam mulutnya.

"Dimakan, Wookie. Bukan diemut begitu! Apa kau ingin aku mengunyahkannya untukmu?" goda Yesung lagi.

Gluk

"Uhuk.. uhukk.. uhuukk.." Ryeowook terbatuk karena menelan kimchinya secara bulat-bulat setelah mendengar ucapan Yesung. Ia menepuk-nepuk dadanya agar batuknya berhenti.

Yesung tertawa lebar. "Dikunyah dulu, Wookie. Jangan langsung ditelan! Jadi tersedak 'kan!" omel Yesung sambil nyengir. Ia menyodorkan segelas air putih pada Wookie yang langsung diterima oleh namja mungil itu.

"Terimakasih, Seonsaengnim." Ryeowook mengembalikan gelas berisi air putih yang tadi diberikan oleh Yesung setelah dia meneguknya.

"Nae, ayo makan lagi!" ajak Yesung.

Mereka pun makan dengan tenang sambil sesekali bercanda. Atau lebih tepatnya Yesung yang tak henti-hentinya mengerjai Wookie. Sepertinya namja itu tau jika Wookie menyukainya. Dan sepertinya Yesung pun mulai tertarik pada Ryeowook. Berharaplah tak akan ada hal buruk yang terjadi.

.

.

.

.

.

RnR, plisss?

Yesung's Concubine

Jenny Kim