Ingat baik-baik pelajaran kali ini
Jangan menilai orang dari luarnya
Bersabarlah untuk kebaikan
Ingat ya, Ciel~
JEMPANG ala 9D!
~Present for all of 6D's Alumni 32~
Chap 1: That Teacher, STRESS!
Disclaimer: Kuroshitsuji from Yana Toboso
Warning: AU, OC, typo, OOC. Gaje kuadrat. Ga beres. Based on true story with changed. First Fiction in FKI. And also first Shounen-ai maybe? Don't Like Don't Read!
JEMPANG ala 9D!: 2011: M. Gabriella
~009D00~
"Ada guru baru! Rusuh, yuk!
JEMPANG aja dah!"
~009D00~
TUK TUK TUK
Ketukan sepatu yang kelihatan mahal itu menyusuri lorong. Para gadis berpandangan pada shota yang kelihatan seperti mangsa empuk itu. Entah mangsa sebagai lelaki untuk pacar... Atau malah mangsa untuk dijadikan mainan? Siapa tahu.
Sang mata biru terlapisi kacamata bening berbingkai hitam. Rambut biru gelap kelabu itu tertiup permainan angin perlahan. Ukuran tubuhnya yang pendek membuatnya dikira anak SD. Sayangnya, pakaian kelihatan mahal miliknya sedikit mengaburkan pandangan itu.
Dan itu pakaian casual. Bukan seragam, saudara-saudara! Jadi pasti dia bukan murid di 'St. Angel Mary' jenjang manapun. Ingat itu!
Bocah―pemuda― itu menuju ruang paling ujung di koridor 'Demonics Hall' dari sekolah itu. Sekolah yang khusus SMU-nya memiliki dua hall. Yang pertama bernama 'Angelics Hall' dan yang kedua sedang dijajaki pemuda mungil ini. Mungil untuk usianya.
Tergesa. Ia mempercepat larinya. Menuju papan 'terindah' di ujung koridor hall. Papan satu-satunya dari kayu yang lapuk. Menggantung tak tentu dibawa angin. Dan pemuda ini tak peduli. Semua orang sudah memberitahunya. Dan ia dijanjikan gaji besar di tempat ia akan mengajar nanti.
Yah, semoga saja ia tak akan bernasib sama dengan pengajar yang juga dijanjikan gaji besar―namun gagal dengan tidak elitnya―di tempatnya nanti.
.
Dan tibalah ia di tempat itu. Nafas masih memburunya. Membuatnya terbatuk sedikit. Namun, menguatkan hati. Sadar bahwa kelas di depannya mungkin tidak bersahabat.
Dan dalan hitungan mundur, ia membuka pintu.
"Tiga... Dua... Satu..."
KRIEEEK...
PLASH! BYUUUR!
Voila! Here he is!
Bashtot alias basah total oleh cat hitam. Lumpur baru saja diterjangkan untuk sepatu mahal miliknya. Err, harus kita akui, he's out of outfit now.
Murid-murid―kalau mereka masih layak disebut murid― mengatupkan mulutnya. Untuk kemudian meledakkan tawa melihat sesosok pendek hitam―karena cat― mengangakan mulutnya.
"Halo, Mr. Phantomhive!" ujar seorang anak berambut harajuku style hitam dengan mata warna darah. Memikat pandangan wanita―jika wanita di kelas itu belum terlatih― akan pesonanya. Menyangga wajahnya dengan tangan kanannya sambil serius membaca. Buku apa? Kau tak perlu tahu. Ia menatap malas pada sosok guru barunya itu. Atau mungkin malah akan menjadi mantan?
"Dia ketua kelas. Sebastian Michaelis. Akan menjadi menyenangkan bisa mengenalnya, bukan? Hei, guru baru!" lanjut seorang anak berambut pirang yang tengah bermain catur di atas lemari kelas. Lemari yang berbeda dengan kelas lain. Pintunya saja sudah beda jauh! Apalagi perabotnya?
"Dan sebaiknya tak usah meminta bantuan Sebas-chan~ yang adalah ketua kelas. Nanti kau malah akan semakin merana, bocah," ujar seorang dengan pakaian serba merah. Well, rambut merah panjang. Seragam tetap, kok. Hanya ia memakai coat merah.
"Hihihi... Kalau kau tak banyak melawak, tak ada jaminan ketahanan hidup di sini, loh~!" ujar seorang dengan rambut perak menutup mata. Orang yang sedang berpose seperti mayat dengan posisi baring di atas hamparan meja.
"Dan kelas 9D punya satu ucapan untukmu. Ciel Phantomhive...," ujar sang ketua kelas. Ketua kelas serba hitam yang tidak mencerminkan kepribadian ketua kelas tentu. Dia berdiri dari aktivitasnya tadi. Sungguh elegan sebenarnya...
"So..."
"Welcome to JEMPANG ala 9D!" ucap satu kelas itu. Yang hanya beranggotakan beberapa anak. Tak mencapai dua puluh rasanya. Setengah dari jumlah kelas minimal mungkin.
.
.
Beberapa saat kemudian...
.
.
Ciel Phantomhive mengangakan mulutnya di depan kelas yang baru saja ia masuki. 9D. Semua serasa terjadi begitu cepat. Begitu cepatnya hingga ia lupa fakta penyambutan spektakuler di kelas yang harusnya ia ajar dari tiga puluh menit lalu.
Kelas ini... memang rusuh. Dia mengakui. Tapi...
KETUA KELASNYA GAK HARUS SAMPAI IKUTAN 'KAN?
.
Dengan demikian, jatuhlah sesosok pemuda tak setinggi usianya yang harusnya tujuh belas tahun. Semua berlalu begitu cepat. Dan reaksi pingsan yang ia tunjukkan sungguh membuat semua rencana kelas barunya berjalan SEMPURNA!
Satu kelas mengerubungi mayat―wanna be― dari sang guru. Kalau menurut pandangan mereka, sih, mantan. Lalu sang ketua kelas hitam itu berjalan mendekati sang guru. Memeriksa denyut nadi di tangan sang guru berambut kelabu itu.
"Ciel Phantomhive, guru baru kita pada 25 Juli 2015 pukul 07:35 telah pingsan. Dan ia... Resmi divonis STRESS!" ucap Sebastian―sang ketua kelas― pada seantero kelas. Yang awalnya senyap dan kemudian berubah menjadi riuh iblis yang mengucapkan sekalimat serentak...
"Ih, JEMPANG aja dah!"
.
.
.
Pelajaran hari ini: Kelas 9D itu mematikan! Ingat itu, Ciel Phantomhive~
~suite~
.
OMAKE:
Sebenarnya Ciel sudah membawa seperangkat payung bening, dengan berpasang-pasang sepatu. Tapi sayangnya tas yang isinya persiapan itu malah tertinggal di rumahnya. Yang isinya hanya seorang butler tua tukang minum teh. Yang sukanya ngomong "Hohoho..." itu, loh...
A/N: First fict here! Semoga suka dan maaf pendek! Prolog sodara-sodara! Hehehe... Salam kenal dan mohon bantuannya!
.
Dipersembahkan khusus untuk anak-anak 6D angkatan 32. Soal ide, ini beneren nyata! Ampe kubikin jadi cerita di buku kenangan dan kuadaptasi ke sini. Hehe. Dan soal pintu plus lemari bobrok, 6D asli dapet kelas itu... Kelas dengan kipas angin yang ampir jatoh―tapi kagak jadi jatoh―. Plus pintu kayu tanpa ukiran yang beda sendiri dari kelas lain yang berukir. Kelasku itu polos bener pintunya T.T...
.
Sekian, deh. Kalau tertarik, silahkan nanti chapter berikutnya! Dan disaster akan lebih parah! Yeah! Ciel lama-lama kebiasa ga yah? KEKEKE!
.
Akhir kata, REVIEW!
