When You're Gone
Disclaimer : Mashima Hiro
Natsu Dragneel x Lucy Heartfilia
Rated T sedikit M
Genre : Drama, Romance, Hurt/Comfort
Warning : Cerita selalu gaje, dan ada sedikit lemon. Hati-hati jika kalian menemui typo atau cerita tidak sinkron. Thanks..
Gak suka ceritanya, jangan scrool down!
.
.
Summary : Adakah maaf yang masih tersisa untuk seseorang yang selalu membohongimu? Masih adakah cinta yang tersisa untuk pengkhianat seperti diriku? "Luce, aku berjanji akan mencintaimu sekarang dan selamanya. Demi dirimu akanku lakukan segalanya, demi keluarga kecil kita..." –Natsu.
.
.
.
.
.
.
Lucy dan Natsu bertemu 1 tahun yang lalu. Mereka bertemu dengan tidak sengaja. Natsu yang sedang mencari salamander malah bertemu salamander palsu. Namun ada hikmahnya ia bertemu salamander palsu, karena ia akhirnya bertemu Lucy.
Singkat cerita, Natsu dan Lucy sudah dekat semenjak mereka bertemu, ah iya Happy juga. Semua anggota di guild mengetahui bahwa Lucy menyukai Natsu, tapi sayangnya Natsu sangat dan super bodoh serta tak peka.
Tapi ada suatu keajaiban dimana Natsu menyatakan perasaan pada seorang putri Heartfilia itu, ternyata Natsu pun menyukai Lucy. Omedetou Lucy, akhirnya cintamu tak bertepuk sebelah tangan juga. Dan akhirnya mereka pun berkencan dan berpacaran.
Natsu, Lucy dan Happy tengah bersantai karena mereka memutuskan untuk libur sehari setelah menjalankan misi rank-S.
.
.
Di Apartemen Lucy
"Nee ne Natsu..." panggil Happy dan Natsu pun menoleh.
"Ada apa Happy?" tanya Natsu.
"Kita seperti keluarga ya..." ucapnya sambil tersenyum. (Bayangkan betapa lucunya suara neko-chan biru itu!)
"Bicara apa kau Happy?" sekarang Lucy yang menyahut. "Kita kan memang keluarga..." tambahnya.
"Ya Luce benar, Happy. Kita memang keluarga kan..."
"Haha iya yah... Natsu seperti Papa dan Lucy seperti Mama..." Happy pun menyempil diantara Natsu dan Lucy.
"Haha benarkah?" tanya Natsu blushing. Sedangkan Lucy tersenyum dengan pipi memerah.
Happy memutuskan untuk kembali ke guild, karena ia ingin bertemu Carla.
"Natsu, Lucy aku ingin ke guild ya, aku ingin memberikan ikan hasil tangkapanku tadi pada Carla..." Natsu dan Lucy pun mengangguk.
Happy pun terbang dengan cepat meninggalkan mereka berdua. Dan kini hanya ada Natsu dan Lucy.
Lucy berpindah tempat dari kursi ke kasurnya, ia pun duduk disana.
Melihat Lucy berpindah tempat, Natsu pun beringkah aneh. Ia mendekati Lucy dan merebahkan badannya dikasur itu dengan kepala berada dipaha mulus kekasihnya, Lucy.
Mengerti apa yang diinginkan Natsu, Lucy pun megelus rambut landaknya yang sedikit panjang.
"Ada apa Natsu?" tanya Lucy lembut.
"Ah aku tidak apa-apa Luce. Hanya saja, tak terasa kita sudah dekat sejak pertama bertemu." Ucap Natsu yang mengadah memandang Lucy.
"Uhm, kau benar. Kau sangat baik sekali, meskipun kadang menyebalkan hehe..." Lucy tertawa kecil ketika mengingatnya.
"Apa? Aku tak semenyebalkan itu, kalau baik si aku memang baik pada semua orang..." dengan nada percaya diri.
"Kau menyebalkan Natsu, kau sangat sering masuk kekamarku tanpa izin, kau sering memakai tempat tidurku dan mandi dikamar mandiku.." Ucapnya sedikit kesal.
"Haha aku ingat itu, dan aku selalu melihatmu telanjang Luce. Huahahaha." Tawa Natsu yang disambut jitakan keras Lucy.
"Aduh sakit Lucee..." Natsu meringis sambil mengusap kepalanya. Kepalanya masih stay dipaha Lucy.
"Entah kenapa hanya kau yang selalu melihat tubuh telanjangku Natsu..." Kesal Lucy sambil menggembungkan pipinya.
"Ya aku tak tahu Luce, jangan salahkan aku." Natsu pun membela diri.
"Ah dan aku sering sekali menindih tubuhmu Natsu." Tambah Lucy dengan pipi memerah.
"Ah itu benar..." Natsu bangkit dari posisi tidurannya dan ia pun langsung menerjang tubuh Lucy sampai ia terlentang dikasurnya. "Sekarang aku yang akan menindihmu Luce.." Ucap dengan suara baritone Natsu yang membuat Lucy semakin panas mendengarnya.
"Natsu, ini sangat memalukan..." tolak Lucy sedangkan Natsu terkekeh geli.
"Tak usah khawatir. Hanya ada kita berdua disini." Natsu mendekatkan wajahnya ke wajah Lucy. "Bagaimana kalau kita memberikan adik untuk Happy?" usul Natsu yang langsung mendapatkan bogem cinta dari Lucy.
"Dasar kau Natsu HENTAIII!"
.
.
Setelah lelah bertarung dengan Lucy, Natsu memutuskan untuk pulang. Dengan berat hati, Lucy pun mempersilahkan Natsu pulang.
"Hey Luce, kau kenapa?" Natsu membelai wajah cantik kekasihnya itu.
"...Tidak Natsu, aku tidak apa-apa..." jawabnya pelan.
"Apa kau bersedih? Tenang Luce kita besok pasti bertemu.."
"Ya aku tahu." Lucy pun tersenyum kerah Natsu. "Yasudah gih kau pulang, jangan lupa jemput Happy di guild yaaa..."
"Iya sayang aku mengerti..." wajah Natsu mendekat kearah Lucy.
Cuppppp...
Natsu pun mencium kening Lucy lembut. Lucy pun tersenyum.
Lucy memandangi punggung Natsu yang beranjak pergi. Entah kenapa dia selalu masuk dan keluar melalui jendela. Ah Lucy tak tahu apa yang ada di kepala Pink itu.
.
.
.
.
.
Suatu Hari
Natsu, Lucy, Gray, Erza dan Happy menjalankan misi. Misi mereka yaitu menangkap beberapa monster yang menyerang suatu perdesaan.
Monster-monster itu sedikit merepotkan karena mereka bukan monster yang lemah seperti yang ditemui mereka selama ini.
"Hoy Gray, lakukan dengan benar!" Natsu pun mengatakannya dengan nada menyebalkan menurut Gray.
"Kau sendiri yang benar, serang monster sialan itu dengan cepat!" balas Gray.
"Bagaimana aku bisa menyaerang kalau es yang kau gunakan untuk menghentikannya itu cepat hancur manusia mesum!"
"Apa kau bilang Flame Brain?" Natsu dan Gray pun malah berkelahi dan dihentikan oleh Erza.
Sedangkan Lucy menjadi umpan karena monster monster itu berotak mesum.
"Huhuhu akhirnya Lucy berhasil memancing mereka dengan keseksian tubuhnya, padahal sering sekali gagal huhu..." Happy malah menangis terharu.
"Happy jangan begitu, mo.." Ucap Lucy kesal.
Erza yang tak tahan lagi pun mulai menyerang monster-monster itu diikuti oleh Natsu dan Gray.
Gray bertugas menghentikan pergerakan mereka sekaligus.
"Ice Make, floor!"
Erza bertugas untuk membuat tubuhnya tergores pleh pedangnya karena monter tersebut memiliki tubuh yang keras
"Kansoh.." Erza pun berubah dengan secepat kilat.
Dan tugas Natsu adalah menghanguskan mereka sekaligus.
"Karyuu no Houko.." Natsu pun menyemburkan api dari mulutnya.
Lucy yang merasakan bahaya karena serangan bertubi tubi yang hampir mengenainya, ia pun langsung memanggil roh suci.
"Terbukalah gerbang keperawanan, Virgo..." lalu Virgo dengan memakai pakaian maid pun muncul dan langsung membuat lubang untuk Lucy bersembunyi.
"Hime, apa kau baik-baik saja?"
"Ya Virgo, arigatou."
Lalu Happy pun mengangkat tubuh Lucy yang berada dilubang persembunyian untuk keluar.
"Aduh Lucy kau berat.." keluh Happy.
"Apa yang kau bicarakan Happy, aku tidak gendut. Dan apakah itu pantas dikatakan kepada Mama mu ini Happy?" Lucy pun menunjukan death glare nya.
Happy yang membawa Lucy terbang pun menciut seketika "Aye Mom..."
Lucy pun tersenyum ketika Happy memanggilnya Mama.
.
.
Setelah mengalahkan monster sialan itu, mereka beristirahat dibawah pohon rindang. Namun kata-kata Lucy membuat mereka terkejut.
"Apakah mereka sudah tertangkap semua? Kenapa aku tak melihat 1 monster yang ukurannya lebih kecil, dan ia memiliki tubuh yang berbeda dari mereka semua."
Sontak semuanya terkejut.
"Apa?" Erza, Natsu dan Gray bersamaan.
"Iya, ketika aku memancing mereka aku melihatnya. Sepertinya ia bos dari monster mesum ini."
"Ah sialan. Dia kabur rupanya.." Natsu jengkel karena kecerobohannya.
"Sudah sudah, lebih baik kita harus waspada.." Ujar Erza.
"Ya kita harus menangkapnya secepat mungkin.." Ajak Gray.
Lalu tiba-tiba sesosok pria bertubuh besar muncul dihadapan mereka. Pria itu dengan cepat membawa Lucy pergi.
Sialannya reaksi Natsu dan yang lain kalah cepat dengan pria itu.
"LUCEEEE..." Teriak Natsu yang tengah mengejar pria yang menculik Lucy.
Happy menerbangkan Natsu, dan menyusulnya. Gray dan Erza ikut mengikuti jejak pria itu.
"NATSUU..." teriak Lucy sebelum ia dibuat pingsan oleh pria itu.
Happy pun cemas, dan amarah Natsu memuncak.
"Natsu..." panggil Happy dengan nada sedih.
"Tenang Happy, kita akan menyelamatkan Luce, kita akan menyelamatkan Mama..." Ucap Natsu yang membuat Happy bersemangat.
"Bertahanlah Luce..." Ucap Natsu.
.
.
Sampailah Natsu dan Happy disebuah bangunan besar, berterimakasihlah pada hidung Natsu yang sangat tajam sehingga ia bisa mengikuti aroma tubuh Lucy yang sangat ia sukai itu.
Natsu pun melangkahkan kakinya untuk memasuki bangunan besar itu sedangkan Happy terbang membuntuti Natsu.
"Aku memiliki firasat butuk tentang ini Happy." Happy yang mendengarnya pun tercengang.
"Natsu jangan berkata begitu..." ucap Happy ketakutan.
"Bangunan ini memiliki bau yang sama seperti monster yang kita hadapi tadi..."
"Hah, Jadi kemungkinan yang menculik Lucy adalah bos mereka yang Lucy bilang tadi."
"Ya kurasa begitu."
"Apa tujuan mereka menculik Lucy?"
"Entahlah, aku tak tahu. Aku sangat bodoh karena menjadikan Lucy umpan." Umpat Natsu.
Natsu pun memukul tembok sampai retak "Chikuso!"
.
.
.
.
Lucy terbaring disebuah ruangan. Ia tertidur dilantai, bukan tertidur juga si, karena tadi ia pingsan.
Pria yang membawa Lucy pun tengah mengawasi Lucy.
"Kau sudah bangun calon istriku?" tanyanya yang membuat Lucy heran dan terkejut.
"Heee?"
"Apa maksudmu? Siapa yang calon istri?" kesal Lucy.
"Kau nona, kaulah calon istriku..." lalu pria itu mendekati Lucy.
"Jangan sembarangan kau!"
Lalu pria itu pun berubah menjadi sesosok monster yang ia lihat.
"Kau akan menjadi ratu disini. Kau harus menikah denganku penyihir roh suci!"
"Hahh? Kenapa aku harus menurutimu monster jelek?"
Monster jelek itu pun berubah lagi menjadi sesosok yang mereka kenal. Natsu.
"Hey apa-apan kau? Kenapa kau berubah menjadi manusia dan itu adalah Nat-."
Sebelum menyelesaikan perkataannya, Lucy pun terkejut lagi. Monster itu berubah menjadi Gray.
"Oh aku mengerti. Kau tadi kabur dengan menyamarkan dirimu kan?" tanya Lucy.
"Ya kau benar nona. Wah kau sangat pintar sekali. Kau memang cocok, selain menjadi penyihir roh suci kau juga cantik dan pintar. Ah aku ingin menikahimu segera-." Sebelum menyelesaikan perkataannya ia pun berubah lagi menjadi Natsu. "-Luce.."
Betapa terkejutnya Lucy saat ini, ternyata monster ini dapat merubah wujudnya seuka hati, penampilan dan suaranya sama persis seperti Natsu.
"Ayo Luce kita akan menikah hari ini. Kau memang perawan yang sangat cantik..." dengan tingkah laku yang menjijikan menurut Lucy.
Ketika Lucy ingin melarikan diri atau pun menyerang, ia tak bisa karena ia kehilangan kuncinya. Ia pun merogoh saku yang betengger di roknya dan-
"Kau mencari ini Luce?" sambil menggoyangkan beberapa kunci ditangannya.
"Terkutuk kau monster jelek. Jangan melakukan hal itu dengan tubuh dan wajah Natsu!"
Lucy yang hendak menyerang dengan alat yang diberikan Virgo pun langsung ditahan oleh Monster itu. Tangan Lucy diikat agar ia tak berontak lalu menyiksa tubuh Lucy sampai menimbulkan memar dan luka.
"Ada hubungan apa kau dengan pemilik tubuh ini?" tanyanya. Namun Lucy tak menjawab. Ia kelelahan karena tali pengikat itu menyedot kekuatan sihir Lucy sehingga tubuhnya lemas dan kesakitan karena lukanya.
"Tenang saja sayang, kita akan menikah dan aku akan melakukannya dengan tubuh pria ini."
Aura kemarahan Lucy pun tak bisa keluar karena keadaannya.
BRAKKKKKKK...
Tiba-tiba pintu ruangan itu didobarak oleh seseorang. –yaitu Natsu,.
Betapa terkejutnya Natsu dan Happy melihat Lucy dalam keadaan menyedihkan. Tubuhnya penuh dengan luka dan memar. Namun ada hal yang lebih mengejutkan mereka lagi, yaitu pria yang sama dengan Natsu.
"Natsu ada dua?" Happy pun terkejut.
"Hah kenapa bisa?" tanya Natsu heran. "Happy kau bawa Lucy kemari.." perintah Natsu.
"Aye sir.." Happy pun melesat terbang menuju Lucy, namun dihadang oleh Natsu palsu.
"Hoy lawanmu ada disini." Natsu pun meninju Natsu gadungan sampai membentur tembok dengan keras.
Happy berhasil menyelamatkan Lucy.
Tali yang mengikat Lucy pun dilepas oleh Happy. Dengan tenaga yang tersisa Lucy pun memperingati Natsu.
"Natsu, hati-hati dengan dia. Dia bisa meniru siapapun yang dilihatnya serta mengcopy kemampuan yang ditirunya."
"APAA?" teriak Natsu dan Happy bersamaan.
"Jangan khawatir Luce, aku takkan kalah dari monster gadungan sepertinya." Natsu pun mengelus kepala Lucy lembut.
"Berhati-hatilah Natsu..." Lucy pun tersenyum kearah Natsu dan Natsu pun membalasnya.
Pandangan Natsu beralih kearah Natsu gadungan.
"Hoy kau apakan Luce?" tanya Natsu dengan penuh amarah.
"Aku menyiksanya karena ia sangat nakal. Ia tak mau menikah denganku."
"Hah? Memangnya siapa juga yang mau menikah denganmu? Tidak akan pernah ada, apalagi denganmu monster jelek yang bisanya meniru saja.." Ucap Natsu jengkel.
"Aku harus mendapatkannya, mendapatkan sesosok penyihir roh suci yang masih perawan untuk menjadi istriku. Dengan begitu kekuatanku akan bangkit sepenuhnya!" ujar monster itu panjang lebar.
Natsu pun menyeringai "Kau tahu? Luce tidak lagi perawan." Ucap Natsu yang membuat yang ada disana membatu serta Happy yang tercengang. Erza dan Gray yang baru memasuki ruangan itu pun terkejut mendengarnya.
Natsu gadungan pun marah mendengarnya. "Kau jangan becanda? Ia harus perawan dan dia harus menikah denganku!"
"Tak bisa tak bisa. Luce bukan perawan lagi, karena aku yang memerawaninya.." mendengar Natsu berkata seperti itu, Lucy, Happy, Erza dan Gray pun semakin tercengang sedangkan Lucy sangat malu, namun ia tak marah.
"Sialan kau! Bagaimana bisa?" tanya Monster itu tak percaya.
"Karena Luce adalah istriku.." ucap Natsu enteng dan langsung memukul Natsu gadungan. "Karyuu no Tekken." Sungguh kasihan Natsu gadungan itu terbentur tembok sangat keras karena pukulan Natsu.
Natsu gadungan itu pun semakin marah mendengar ucapan Natsu.
Lalu terjadilah pertarungan Natsu vs Natsu, oh maksudnya Natsu vs Natsu gadungan.
Namun, Natsu gadungan tak bisa dianggap remeh. Bagaimana pun juga Natsu tengah melawan dirinya sendiri dengan kekuatan yang sama.
Erza dan Gray pun menyambut tamu yang tak lain adalah bawahan monster jelek itu. Mereka pun bertarung salu lawan satu.
Happy yang mengerti situasi sekarang ini langsung membawa Lucy terbang menjauh dari tempat itu.
Tak lama pertarungan itu berakhir. Natsu memiliki beberapa luka yang cukup parah mengingat ia bertarung dengan pengguna kekuatan yang sama dengannya. Namun Natsu gadungan tetap kalah. Jangan bandingkan yang original dengan yang fake.
Erza dan Gray pun memenangkan pertarungan itu dengan sedikit luka.
Lucy menghampiri Natsu yang tengah kelelahan dan kesakitan. Lucy langsung merobek lenganan baju birunya dan melilitkan ketangan Natsu yang berdarah.
Mereka pun pergi dari tempat itu dan pulang kedesa yang menyewa jasa mereka.
.
.
Di Desa Karogeon (Nama tempat fiksi ga ada di cerita Fairy Tail)
Natsu dan yang lain pun telah diobati oleh penduduk setempat.
Erza, Gray dan Happy pun menatap tajam kearah Natsu.
"Ada apa?" tanya Natsu yang sadar tengah ditatap tajam oleh mereka.
"Jadi apa yang terjadi? Apa benar Lucy sudah tak perawan?" tanya Gray penasaran.
Lucy yang mendengarnya pun tersedak oleh ludahnya sendiri.
"Apa itu benar Natsu?" tanya Erza sambil menggoda sahabatnya itu.
"Ah itu tidak benar. Kami tidak pernah melakukan itu. Iya kan Luce?" dan langsung disambut oleh anggukan Lucy.
"Ah apa itu benar Natsu? Kau bahkan menyebut Lucy adalah istrimu? Whehehe" Happy pun menggoda Natsu.
"Em, Y-yaa kau tahu sendiri kan? Monster itu sangat mesum terhadapku dan Na-Natsu hanya ingin melindungiku." Sahut Lucy yang membantu Natsu agar tidak digoda terus dengan terbata bata.
"Haha ya itu adalah hal yang wajar sih. Mengingat kalian adalah sepasang kekasih." Ujar Erza dan Gray hanya mengangguk menyetujui perkataan Erza.
"Nee nee, apa kalian tahu? Natsu sudah melamar Lucy loh..." dengan nada gemas khas aoi neko-chan itu.
"Hey itu tidak benar..." ucap Natsu dan Lucy bersamaan.
"Sudah tak apa Lucy, tak usah malu..." goda Erza.
"Aku dan Natsu masih sangat muda, jadi-." Sebelum perkataan Lucy selesai Natsu pun memotongnya.
"Kami belum akan menikah..." Jawab Natsu santai.
"Wohoooo..." Ucap Erza, Gray dan Happy bersamaan.
.
.
Matahari sudah tenggelam, menandakan bahwa hari ini sudah petang. Kini, giliran bulan dan bintang yang menggantikan tugas matahari untuk menyinari malam ini.
Lucy tengah duduk dihamparan rumput hijau yang tak terlalu jauh dari pemukiman. Natsu pun menyusul Lucy dan merebahkan badannya yang masih terdapat memar disekujur tubuhnya.
"Ne Natsu..." panggil Lucy yang masih menghadap kelangit yang dihiasi bulan dan bintang.
"Hm, ada apa Lucy?" tanya Natsu penasaran.
"Terimakasih sudah menyelamatkanku." Kini Lucy memandang kekasihnya dengan senyuman. "Aku mencintaimu Natsu..."
Natsu bangun dari posisinya dan memeluk Lucy. "Aku mencintaimu juga Luce, dan tentu saja aku akan menyelamatkanmu karena kau adalah kekasihku tercinta." Dengan pelan, Natsu mendaratkan ciumannya dibibir Lucy dan dibalas lembut oleh Lucy.
Mereka masih menikmati ciuman itu. Bibir mereka masih bertautan. Bayangkan saja Natsu dan Lucy bermesraan dengan background langit malam yang dihiasi bintang bintang serta bulan yang menyinari mereka berdua.
Dengan berat hati mereka harus melepaskan ciuman mereka karena kehabisan nafas. Lucy memeluk Natsu erat dan Natsu pun tersenyum.
"Lihat Lucee, bintangnya indah..."
"Ya kau benar Natsu..."
"Bintang-bintang itu seperti dirimu, indah dan menakjubkan." Whaa sejak kapan Natsu bisa romantis?
"Haha sejak kapan kau bisa menggombal Natsu? Biasanya kau sangat tidak peka." Tawa kecil Lucy.
"Ini bukan gombal sayang. Aku serius..." ujar Natsu yang masih menatap Lucy intens.
"Ada apa Natsu?" tanya Lucy yang melihat Natsunya menjadi aneh.
"Kau mau kan menikah denganku Lucy? Ya meskipun tidak dalam waktu yang dekat." Tanya Natsu memastikan. Lucy menatap Natsu dalam, lalu selang sesaat Lucy pun memberikan jawaban.
"Tentu saja aku mau, Natsu..." Lucy tersenyum kearah kekasih tercintanya, Natsu.
.
.
.
.
Beberapa Bulan kemudian
Kejadian yang melibatkan Earthland dan Edolas pun terjadi begitu saja tanpa suatu peringatan apapun. Mereka tak menyangka bahwa mereka memiliki seseorang yang sangat mirip di Edolas. Dan tak disangka bahwa Lisanna yang dikira telah menginggal, ternyata masih hidup dan ia baik-baik saja. Lisanna pun pulang ke Earthland dan disambut oleh semua anggota guild terutama kakak-kakaknya dan Natsu. Lucy juga merasa senang ketika mengetahui Lisanna masih hidup, namun ia merasakan perasaan yang tidak enak. Sebenarnya ada apa ini?
.
.
Seperti biasa, anggota Fairy Tail selalu merayakan berbagai hal, apalagi Lisanna yang sudah kembali membuat mereka senang sekali.
Anggota Fairy Tail pun memutuskan untuk mengadakan kontes minum, dan tentu saja Cana yang menang.
Biasanya Natsu tidak pernah ikut-ikutan minum, namun entah kenapa kali ini ia ikut minum bersama anggota yang lain.
Tak lama kemudian, Natsu menghabiskan 4 botol bir yang membuatnya mabuk. Lucy yang melihatnya langsung menghentikan Natsu yang ingin menambah minum lagi. Sedangkan Happy tengah tidur dan Lucy memutuskan untuk mengantar Natsu pulang kerumahnya.
Lucy tak bisa membawa Happy pulang karena membopong Natsu saja sangat kesulitan sehingga ia membiarkan Happy tidur diguild bersama yang lain.
.
Sesampainya mereka di rumah Natsu, Lucy membaringkan Natsu dikasurnya. Perlu diingat, rumah Natsu yang berantakan selalu dibersihkan oleh Lucy semenjak mereka jadian.
Pinggang gadis pirang itu terasa pegal karena menahan tubuh Natsu yang lebih berat darinya. Ketika Lucy hendak keluar dari kamar, Natsu pun menggenggam tangan Lucy.
"Kau mau kemana?" tanya Natsu yang sedang mabuk.
"Aku ingin pulang Natsu. Ini sudah malam.." jawab Lucy.
Bukannya melepaskan pergelangan tangan Lucy, Natsu malah menariknya sehingga Lucy terjatuh diatas tubuh Natsu yang kini terlentang.
"Natsu, kamu mau apa?" tanya Lucy yang sedikit horor dengan tingkah Natsu.
Natsu tidak menjawab. Tiba-tiba tangan Natsu melepaskan baju putih Lucy yang membuat Lucy tak nyaman.
"Natsu jangan lakukan ini..." Lucy pun berusaha untuk bangun dari posisinya, namun kini posisi Lucy sangat tidak menguntungkan, pasalnya sekarang Natsu berada diatasnya dan menindih tubuh seksi Lucy. Dan sialnya Lucy kini tak memakai baju.
Bibir Natsu menerjang bibir ranum Lucy dengan ganas sehingga membuat Lucy kaget dengan perilaku Natsu yang tengah mabuk itu. Dengan terpaksa Lucy menerima ciuman ganas Natsu. Mereka melakukan ciuman itu dengan sangat brutal, salahkan Natsu yang sedang tidak sadar
Natsu memaksa bibir Lucy untuk membuka bibirnya agar bibir Natsu bisa leluasa didalam mulut Lucy.
Bau alkohol kini memenuhi indera penciuman Lucy, dan mulut Natsu berasa alkohol yang membuat Lucy sedikit pusing. Ah sial ia sangat pusing.
Saliva mereka pun menetes karena ciuman panas itu.
Ciuman itu berakhir dan Natsu langsung menuju kearah leher jenjang seorang Lucy yang aromanya sangat wangi.
Natsu menciptakan banyak kissmark disana dan ia menurunkan ciumannya kearah dada Lucy yang telanjang.
Dada Lucy dihisap Natsu, yang membuat Lucy mendesah tertahan. "Nghhhhh Nat-suhhh..."
Mendengar desahannya, Natsu beralih keperut rata gadis itu. Diciumnya perlahan dan menciptakan kissmark. Perut rata itu kini dihiasi oleh bercak-bercak merah.
Sebenarnya Lucy ingin Natsu berhenti, namun ketika melihat Natsu, dan ia pun tersenyum serta tak tega menghentikannya.
'Sepertinya Natsu sangat menikmati kegiatan ini.' Pikirnya.
Natsu kini berada diselangkangan Lucy, dan ia tengah bersiap untuk melepaskan rok pendek Lucy. Sebelum melepaskan rok Lucy, terlebih dahulu ia melepaskan pakaiannya sendiri serta celana ¾ nya.
Lucy yang melihat kejantanan Natsu menegang, langsung menutupi wajahnya. Ia sangat malu.
Lalu rok Lucy dibuka paksa oleh Natsu dan ia melemparkan rok itu kesembarang arah.
Terlihatlah tubuh polos Lucy tanpa benang sehelaipun. Sejujurnya Natsu sering melihat Lucy telanjang begini, Namun Lucy masih sangat malu.
Lucy memantapkan hatinya untuk berhubungan dengan Natsu. Ia yakin kalau Natsu akan bertanggung jawab mengingat Natsu yang telah melamarnya. Dan ia bersedia melakukannya bersama orang yang sangat dicintainya- Natsu.
Tanpa basa-basi Natsu memasukan kejantanannya kelubang kewanitaan Lucy yang membuat Lucy meringis kesakitan. Lucy tak melawan sedikitpun.
Mereka berhubungan intim dengan waktu yang cukup lama sampai akhirnya "Nghhhh uhh Nat-suhhh... ahhhh..." desah Lucy.
"Ahhh hahhhhh ahhhhh" Natsu pun tak jauh berbeda dengan Lucy, ia mendesah nikmat sampai mereka pun mencapai klimaks dengan benih- sperma Natsu yang keluar didalam Lucy.
Natsu yang kelelahan dan dengan keadaan mabuk, langsung tertidur ketika kegiatan mereka berakhir. Lucy menatap sayang kekasih pink nya itu dan membelai rambutnya sayang.
Dalam lubuk hati Lucy yang paling dalam, Lucy merasa sedikit kecewa karena mereka melakukannya tanpa ada ikatan pernikahan. Meski Natsu sudah melamarnya, namun ia merasa ada yang kurang.
"Kamu akan bertanggung jawab kan Natsu?" ucapnya pelan dipelukan Natsu.
Tentu saja pria yang tengah tidur ini tak mendengar ucapan Lucy. Namun ada hal yang ganjil menurut Lucy. Ketika mereka melakukannya, Natsu bahkan tak menyebut namanya sekalipun. Lucy menepis pikiran negatif itu dan melanjutkan tidurnya bersama kekasih tercinta- Natsu.
.
.
.
.
Pagi hari yang cerah telah datang. Sinar matahari menerobos masuk melewati jendela kamar yang berantakan. Yup ranjang yang berantakan.
Lucy membuka mata karamelnya dan menoleh kesamping untuk menatap kekasih nya yang tengah tertidur disampingnya.
Tanpa aba-aba ia pun langsung bangun dan memungut pakaiannya tanpa membangunkan Natsu-nya yang tertidur pulas. Lalu Lucy pun teringat bahwa ia harus pergi kesuatu tempat dan ia pun segera memakai pakaiannya.
Setelah berpakaian lengkap, Lucy pun meninggalkan Natsu dan sebuah surat diatas meja yang terdapat disebelah ranjang.
Tiba-tiba angin berhembus dengan kencang yang menyebabkan jendela kamar Natsu dan menerbangkan surat dari Lucy. Surat itu kini berada dibawah ranjang Natsu.
.
.
.
.
1 Bulan Kemudian
Setelah beberapa lama Lisanna kembali ke guild, Lucy merasa aneh terhadap Natsu.
Sekarang Natsu-nya lebih sering menghabiskan waktu diguild bersama- Lisanna. Mungkin ia sedikit lupa kalau ia kini memiliki kekasih, Lucy.
Sedangkan Lucy menjadi sedikit pemurung, ya siapa yang takkan kepikiran kalau kekasihnya jarang kerumahnya lagi, padahal dulu Natsu sering dan bahkan setiap hari kerumahnya jika tidak menjalankan misi. Namun, hanya Happy yang selalu menemani Lucy.
Happy jadi sedikit sedih melihat Lucy murung, padahal Lisanna telah kembali.
Gadis ah bukan wanita itu sangat sedih mengingat bahwa dirinya dan Natsu telah berhubungan intim, namun Natsu malah sedikit menjauh dari hari kehari.
Lucy khawatir karena Natsu berubah, dan mereka tak dekat seperti dulu. Natsu bahkan tak pernah menyinggung kejadian malam itu. Dan Lucy memilih untuk diam, Mungkin Natsu malu mengingat kejadian malam itu. Wajar saja, ini pertama kalinya untuk mereka berdua. Tapi tetap saja Natsu yang seperti ini membuat Lucy bersedih, dan sejak kapan Lucy menjadi seorang yang pendiam dan tidak banyak bicara.
.
.
Di Guild Fairy Tail
"Lucy..." panggil Happy pelan.
"Um ada apa Happy?" balas Lucy yang menyembunyikan kesedihannya.
"Kau tak apa-apa?" Tanya Happy memastikan.
"Em aku baik-baik saja Happy..." Lucy mengerti bahwa Happy sedikit khawatir, sehingga ia memutuskan untuk bekerja.
"Happy, bagaimana kalau kita bekerja?" Ajak Lucy riang.
"Aye, ayo Lucy..." Lalu mereka berdua berjalan menuju Request Board untuk memilih pekerjaan.
Sesudah memilih, mereka berdua pun bersiap-siap berangkat.
Natsu melihat Lucy dan Happy yang tengah sibuk mengemas barang mereka menghampiri mereka berdua "Yoo Luce, Happy.. kalian mau pergi kemana?"
"Ah Natsu.. Kami mau pergi bekerja..." Jawab Lucy yang entah mengapa menjadi canggung dengan Natsu.
"Ayo kau juga ikut Natsu..." ajak Happy riang.
Namun Natsu menolaknya "Ah wari Happy, aku sudah berjanji pada Lisanna kalau aku akan membantunya bekerja."
Mendengar alasan Natsu, Lucy pun merasakan sesak didadanya. "Ah baiklah..." Jawab Lucy dingin, namun Natsu tak peka kalau Lucy marah.
"Tapi Natsu, kita adalah tim kan?... Harusnya kau mengutamakan tim mu, bukannya bekerja dengan orang lain.." Happy kesal pada Natsu.
"Happy, Lisanna bukanlah orang lain.. Dia adalah teman kita, bahkan dia adalah teman dekat kita. Kau sudah lupa Happy? Dulu dialah yang selalu ada bersama kita!" Ucap Natsu sedikit emosi.
Lucy pun melerai mereka berdua. "Sudah Happy.." Lucy pun terhenti dan tersenyum dengan terpaksa "Ayo kita pergi, nanti kita bisa terlambat..."
Happy melihat kearah Lucy, lalu terbang kearah Lucy dan hinggap dipelukannya.
Natsu melihat Lucy aneh. Biasanya gadis itu akan marah kalau Natsu tidak menuruti kemauannya atau apapun. Biasanya Lucy tak bisa diam, namun sekarang hanya diam dan tersenyum. Natsu menghiraukan pikirannya, dan ia pun bergegas pergi menemui Lisanna..
.
.
Disebuah taman dekat dengan sungai, terilihat sesosok gadis cantik. Pria berambut sakura itu pun menghampiri gadis bersurai pendek dan berwarna silver itu.
"Yoo Lisanna..." Natsu pun memanggilnya, yang merasa terpanggil pun menoleh kearah sumber suara.
"Natsu..." Lisanna pun tersenyum melihat Natsu.
"Ayo kita berangkat bekerja.." Ajak Natsu semangat.
"Ayo..." Tangan Lisanna pun meraih tangan Natsu dan memeluknya.
Natsu merasakan tanggannya menyentuh dada Lisanna, dan ia tetap berada diposisinya. Dengan kata lain Natsu fine-fine saja dengan kelakuan Lisanna tanpa menjaga perasaan gadis yang berstatus kekasihnya, Lucy.
.
.
Disisi Lain Lucy dan Happy tengah berjalan kearah pinggiran kota Magnolia. Mereka menuju sebuah pegunungan yang terdapat banyak sekali tumbuhan dan tanaman obat-obatan.
"Oh jadi misi kita mengumpulkan tanaman obat ya Lucy?" tanya Happy sembari membaca kertas misi.
"Iya Happy, kita hanya perlu mengumpulkan tanaman obat saja. Mudah kan?" senyum Lucy.
Namun Happy tahu bahwa Lucy tersenyum terpaksa. Hatinya sedang terluka saat ini.
Happy bertanya lagi. "Lucy, kenapa bayarannya besar sekali yaa, padahal kita hanya mengumpulkan tanaman obat, tapi bayarannya sebanyak 400.000 jewel?"
"Happy, kita mencari tanaman obat yang sedikit sulit ditemukan, karena ia berada ditempat yang terpencar pencar..." jawab Lucy.
"Hanya itu saja?" tanya Happy penasaran.
Lucy pun terhenti dan menyentuh dagunya tanda ia sedang berfikir. "Kurasa hanya itu, tadi Mira-san hanya berkata seperti itu..."
"Oh begitu. Kalau begitu ayo kita selesaikan dengan cepat pekerjaan ini agar bisa langsung pulang..." ajak Happy riang.
Melihat Happy yang berusaha menghiburnya dengan tidak menanyakan keadaaanya membuat Lucy sedikit lega. Ia tersenyum kearah Happy.
"Ayo..."
.
.
.
.
.
Hari sudah gelap. Jam menunjukan pukul 06.35. Natsu dan Lisanna telah kembali ke guild.
"Mira.." panggil Natsu.
"Ya, ada apa Natsu?" tanyanya.
"Apa Luce dan Happy belum kembali?"
"Setahuku mereka belum kembali-..." lalu Mira pun terhenti "Harusnya mereka sudah kembali karena misi mereka hanya mengumpulkan tanaman obat disekitar pegunungan Magnolia." Mira pun menunjukan raut kekhawatirannya.
Natsu yang mendengar hal itu pun langsung pergi mencari Lucy dan Happy...
Terkutuk dengan misi sialan itu, ia lengah dan membiarkan mereka hanya berdua menjalankan misi. Ia menyesal karena menolak ajakan Happy karena menjalankan misi bersama Lisanna.
"Sialan..." umpatnya...
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued
.
.
Tidak ada kata-kata special si untuk ff yang ini karena author buat secara tidak sengaja hehe.
Semoga kalian senang dan tertarik untuk membaca ff abal author yang kesekian. Seperti biasa author ga bisa buat ff lemon yang bagus karena imagine nya kurang. Haha biasa masih polos #hoekkkkpolosapaan
Sekian curhatan dari author semoga kalian meikmati ff ini. Tak lupa author ingatkan untukk... Review onegaishimasu:))
